Anda di halaman 1dari 1

Tugas Membedah Struktur Tulisan A.

Teeuw
- Achmad Nur Syaifudin (1210618024)
- Joana Aurelia (1210618036)
- Ramadhisa Ayesha Budiman (1210618039)
Jadi menurut kelompok kami, dalam tulisan A. Teeuw ini tentang Chairil Anwar adalah tidak
ada kebebasa mutlak seniman dalam menghasilkan karya seninya. Karena adanya konvensi
yang mutlak dan tidak boleh di langgar oleh seniman tersebut.
Jadi mau tidak mau seniman harus mengikuti konvensi tersebut, A. Teeuw menggunakan
teori objektif untuk menganalisis puisi Chairil Anwar. Dalam masa Pujangga Baru, konvensi
puisi dari masa sebelumnya strukturnya di pertahankan secara nyata.
Pada halaman 13 paragraf 3 dijelaskan juga bahwa latar belakang terjadinya revolusi Chairil
Anwar Tersebut. Chairil Anwar sendiri merasa tidak tertarik atau terikat oleh konvensi
Pujangga Baru, dia mulai mengenal dan mencernakan konvensi-konvensi lain, seperti
konvensi internasional,terutama yang didapatinya dalam puisi penyair belanda seperti
Marsman.
Pembuktian:
Teeuw beranggapan bahwa Chairil sudah tidak berada di era yang sama dengan Pujangga
Baru, konvensi pada era sebelumnya juga digambarkan dengan indah dan perumpamaan
tradisional didahulukan dari pada metafora sedangkan yang digunakan Chairil adalah
sebaliknya.
Teeuw juga menegaskan masalah versi mana yang lebih menarik dari segi mutu sastra harus
dibedakan dari masalah lain tersebut. Masalah itu harus ditangani oleh seorang filolog atau
peneliti sejarah sastra masing masing, tetapi pengeritik sastra harus memahami, menafsirkan
dan menjelaskan, sebaik mungkin menurut kemampuannya sebagai pembaca

Anda mungkin juga menyukai