Anda di halaman 1dari 1

Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) dan Surat Ijin Pengobat

Tradisional (SIPT)
Posted on May 21, 2008 by Tyas

Dengan makin sadarnya masyarakat akan pentingnya pengobatan yang alamiah


maka pengobatan tradisional pun makin hari makin tumbuh subur, baik yang ditawarkan secara
perorangan (door to door), yang ditawarkan di klinik kecil-kecilan, di salon-salon kecantikan dan spa,
maupun yang telah diintegrasikan di sarana layanan kesehatan umumnya.
Untuk memastikan bahwa pengobatan tradisional yang tumbuh berkembang di tengah-tengah
masyarakat adalah pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan
keamanannya, maka sesuai dengan Pasal 4 Keputusan Menkes No. 1076/Menkes/SK/VII/2003 tanggal
24 Juli 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, semua pengobat tradisional wajib
mendaftarkan diri kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk memperoleh Surat
Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT).
Dengan adanya STPT ini, maka praktek pengobatan tradisional dapat terus dipantau oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat sehingga diharapkan pada akhirnya dapat memberikan jaminan
keamanan bagi masyarakat penggunanya.
Lebih jauh dalam Pasal 9 dinyatakan pula bahwa pengobat tradisional yang metodenya telah memenuhi
persyaratan penapisan, pengkajian, penelitian dan pengujian serta terbukti aman dan bermanfaat bagi
kesehatan dapat diberikan Surat Ijin Pengobat Tradisional (SIPT) oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat.
Sampai dengan saat ini, akupunktur adalah satu-satunya pengobatan tradisional yang dapat
diberikan SIPT. Dalam hal ini, untuk mendapatkan SIPT maka seorang akupunkturis harus terlebih dulu
mengikuti uji kompetensi akupunktur yang diselenggarakan oleh asosiasi/organisasi profesi.
Namun demikian, pada saat ini belum semua daerah menerapkan Keputusan Menkes ini secara
seragam. Ada Kabupaten/Kota yang bisa mengeluarkan STPT maupun SIPT, namun ada juga yang
tidak. Seperti di wilayah Kota Bandung misalnya, meskipun seorang akupunkturis telah lulus uji
kompetensi, maka tetap saja tidak bisa mendapatkan SIPT karena adanya keterbatasan pada Perda
saat ini. Paling banter, yang bisa didapatkan hanyalah STPT saja.
Berdasarkan Kepmenkes pasal 9 ini pula dinyatakan bahwa akupunkturis yang telah memiliki SIPT
dapat diikutsertakan di sarana pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, dengan adanya SIPT ini maka
Dinas Kesehatan telah memberikan pengakuan sepenuhnya terhadap kompetensi seorang akupunkturis
sehingga dapat diikutsertakan dalam layanan kesehatan yang saat ini masih didominasi oleh
pengobatan Barat.
Advertisements

Anda mungkin juga menyukai