Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA

TATALAKSANA TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI DOTS

ANTARA
PUSKESMAS X DENGAN dr. A / Klinik A

Pada hari ini, H, tanggal 00-00-2018, yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
NIP :
Pangkat / Gol :
Jabatan : Kepala Puskesmas X
Alamat :

bertindak atas nama Puskesmas X, yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : dr. A
Jabatan : Dokter Praktek Mandiri / Pimpinan Klinik A
Alamat :

bertindak atas nama pribadi sebagai dokter praktek mandiri / Klinik A yang beralamat di
wilayah kerja Puskesmas X, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Selanjutnya kedua belah pihak sepakat saling mengikatkan diri dalam suatu perjanjian
kerja sama, yang di dasarkan atas pengertian, saling menghormati dan kebutuhan
bersama, untuk menerapkan TATALAKSANA TUBERKULOSIS DENGAN STRATEGI
DOTS, di wilayah kerja Puskesmas X, dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Maksud dan Tujuan

1. Meningkatkan akses layanan tuberkulosis di fasilitas kesehatan tingkat pertama


dalam wilayah kerja Puskesmas
2. Meningkatkan kualitas tatalaksana tuberkulosis, dengan strategi DOTS ; sesuai
ISTC ; PPK di fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam wilayah kerja Puekesmas
3. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas

1
Pasal 2
Dasar Hukum

1. UU RI nomor : 36 / 2009 tentang Kesehatan


2. UU RI nomor : 29 / 20014 tentang Praktik Kedokteran
3. PP RI nomor : 2 / 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
4. KMK RI nomor : 364 / 2009 tentang Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis
5. KMK RI nomor : 305 / 2014 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tata Laksana Tuberkulosis
6. PMK RI nomor : 5 / 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
7. PMK RI nomor : 9 / 2014 tentang Klinik
8. PMK RI nomor : 75 / 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
9. PMK RI nomor : 67 / 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
10. SE Menteri Dalam Negeri RI nomor : 443 / 1334 / SJ, tanggal 09-06-2005, perihal
: Program-Program Kesehatan Dasar dan Penyakit Menular, bahwa pemberantasan
penyakit tuberkulosis dilaksanakan dengan strategi DOTS sesuai rekomendasi WHO
11. SE Menteri Kesehatan RI nomor : 884 / Menkes / VII / 2007, tanggal 13-07-2007,
perihal : Ekspansi Strategi DOTS, yang dilakukan dengan mempercepat dan mem
-perluas penerapan strategi DOTS untuk layanan TB di seluruh fasilitas kesehatan.
12. Keputusan PB IDI nomor : 1072 / PB / A.4 / 04 / 2014 tentang Sertifikasi Dokter
Praktik Mandiri dalam Penatalaksanaan Pasien Tuberkulosis

Pasal 3
Ketentuan Umum

Dalam surat perjanjian kerjasama ini, yang dimaksud dengan :

1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah penyakit menular disebab kan oleh
Mycobacterium tuberculosis, menyerang paru dan organ lainnya
2. Penanggulangan Tuberkulosis adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif, yang
ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, menurunkan angka kesakitan
kecacatan atau kematian, memutuskan penularan, mencegah resistensi obat serta
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis

2
3. Strategi DOTS ( Direct Observed Treatment Short Course ) adalah strategi untuk
penanggulangan TB rekomendasi WHO, terdiri atas 5 komponen, yaitu : komitmen
politis ; pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya ; pengobatan jangka
pendek sesuai standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat,
termasuk pengawasan langsung pengobatan ; jaminan ketersediaan obat anti
tuberkulosis yang bermutu ; adanya sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara
keseluruhan.
4. Standar pelayanan adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi
dalam menyelenggarakan praktik kedokteran
5. Dinas Kesehatan Kota adalah satuan kerja pemerintahan daerah yang bertanggung
jawab menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kesehatan
6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggara
-kan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif,
yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta dan / atau
masyarakat, terdiri atas : fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama ( puskesmas,
praktek dokter, prktek dokter gigi, klinik pratama atau yang setara ) dan fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan ( klinik utama atau yang setara, rumah
sakit umum dan rumah sakit khusus, baik milik pemerintah maupun swasta )

Pasal 4
Ruang Lingkup Perjanjian

Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini adalah tatalaksana pasien tuberkulosis dengan
strategi DOTS, memenuhi International Standards for Tuberculosis Care ( ISTC ), sesuai
dengan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran ( PNPK ) dan PPK tuberkulosis, di
seluruh fasilitas pelayanan kesehatan

3
Pasal 5
Tanggung Jawab

Pihak Pertama bertanggung jawab untuk :

1. Memberikan dukungan untuk proses penegakan diagnosis terduga TB, pengobatan


dan pemantauan pengobatan pasien TB, yang di temukan PIHAK KEDUA, sesuai alur
dan prosedur yang telah ditetapkan
2. Menyediakan obat anti tuberkulosis ( OAT ) sesuai kebutuhan PIHAK KEDUA
3. Memberikan pembinaan tehnis kepada PIHAK KEDUA
4. Melakukan monitoring evaluasi dan memberikan umpan balik kepada PIHAK KEDUA

Pihak Kedua bertanggung jawab untuk :

1. Melakukan proses diagnosis terduga TB, pengobatan dan pemantauan pengobatan


pasien TB nya, dengan strategi DOTS, sesuai standar pelayanan ( ISTC, PNPK dan
PPK TB ) yang berlaku, sebagaimana alur dan prosedur yang telah ditetapkan
2. Mengelola obat anti tuberkulosis ( OAT ) yang diberikan PIHAK PERTAMA dengan
baik dan benar, melalui apotek rekanan PIHAK KEDUA
3. Menyampaikan laporan tentang penemuan terduga TB dan pengobatan pasien TB
nya kepada PIHAK PERTAMA, dengan mempergunakan aplikasi WIFI TB

Pasal 6
Jangka Waktu Perjanjian Kerjasama

Perjanjian kerjama ini berlaku untuk jangka waktu yang disepakati bersama, dalam
rangka eliminasi tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas

Pasal 7
Penutup

1. Surat perjanjian kerjasama ini diketahui dan di saksikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kota Semarang / Kota Surakarta, Ketua IDI Cabang Kota Semarang / Kota Surakarta
hapus yang tidak diperlukan
atau Ketua Asosiasi Klinik Kota Semarang / Kota Surakarta *
2. Hal-hal yang belum di atur dalam perjanjian kerjasama ini akan di atur kemudian, dan
apabila perlu dapat diterbitkan addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari perjanjian kerjasama ini, dengan sepengetahuan tersebut di nomor 1 pasal 7

4
3. Apabila terjadi perselisihan di antara pihak-pihak, maka akan di selesaikan secara
musyawarah kekeluargaan

Semarang / Surakarta,
00-00-2018
Pihak Pertama Pihak Kedua
Kepala Puskesmas X dr. A / Pimpinan Klinik A

NIP : 0000000000000000

Mengetahui

Kepala Ketua IDI Cabang Ketua Asosiasi Klinik


Dinas Kesehatan Kota Kota Semarang / Kota Semarang /
Semarang / Surakarta Surakarta Surakarta

NIP : 000000000000000

Anda mungkin juga menyukai