Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEGIATAN PEMBINAAN


PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
TAHUN ANGGARAN 2020

A. Dasar Hukum
1. Undang- Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063 );
2. PP Nomor. 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional
3. Peraturan Mentri Kesehatan No 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan;
4. Peraturan Mentri Kesehatan No 6 Tahun 2016 tentang Formularium Obat Herbal Asli
Indonesia;
5. Peraturan Mentri Kesehatan No 8 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan SPA;
6. Peraturan Mentri Kesehatan No 9 Tahun 2016 tentang Upaya Pengembangan Upaya
Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan Taman Obat Keluarga
dan Ketrampilan;
7. Peraturan Mentri Kesehatan No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris.

B. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, hal ini dipertegas dalam
pasal 4 Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat Kesehatan yang
Optimal. Upaya Masyarakat dalm mencapai kebutuhannya yaitu kesehatan dirinya
adalah dengan upaya pencegahan dan pengobatan. Masyarakat Indonesia yang tingkat
kemajemukan tinggi dengan beragam kultur budaya, membawa pengaruh terhadap
beragam metode pengobatan disamping metode dalam dunia Kedokteran yakni
Pengobatan Tradisional. Menurut Peraturan Mentri Kesehatan No 61 Tahun 2016
Penyehat Tradisional adalah setiap orang yang melakukan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris yang pengetahuan dan keterampilannya diperoleh melalui
pengalaman turun temurun atau pendidikan non formal.
Pengaturan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris bertujuan untuk
mewujudkan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris yang aman
dan bermanfaat. Penyehat Tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan
cara, obat dan Penyehatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun
temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Berdasarkan Pasal 70 PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional, pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional, pemberdayaan
masyarakat tersebut diarahkan agar masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan
secara mandiri (Asuhan mandiri) dan benar. Asuhan mandiri tersebut dapat
dilaksanakan dengan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA) dan keterampilan
(akupresur). TOGA adalah sekumpulan tanaman berkhasiat obat untuk kesehatan
keluarga yang ditata menjadi sebuah taman dan memiliki nilai keindahan. Sedangkan,
akupresur adalah salah satu jenis/cara perawatan kesehatan tradisional keterampilan
yang dilakukan melalui teknik penekanan di permukaan tubuh pada titik-titik
akupunktur dengan menggunakan jari, bagian tubuh lain, atau alat bantu yang
berujung tumpul, untuk perawatan kesehatan. Asuhan mandiri pemanfaatan TOGA
dan Akupresur merupakan salah satu wujud perubahan paradigma sakit menjadi
paradigma sehat, yang bermanfaat untuk efektivitas dan efisiensi bagi keluarga dalam
menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, sehingga dapat terwujud keluarga sehat
secara mandiri.
Pembinaan terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dilakukan
secara berjenjang oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kementrian Kesehatan dengan melibatkan lintas sektor yang terkait sesuai dengan
tugas Pokok dan Fungsinya masing-masing. Puskesmas mempunyai tugas dan
Tanggung Jawab dalam melaksanakan pembinaan meliputi menginventarisasi dan
mengidentifikasi pelayanan kesehatan Tradisional serta melakukan pembinaan kepada
Penyehat Tradisional di wilayah kerjanya seperti Hyegiene Sanitasi, cara
perlindungan diri, pencatatan dan pelaporan serta cara merujuk pasien ke Puskesmas
atau Rumah Sakit.
Keterlibatan pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan penyehat tradisional
sangat diharapakan, masyrakat harus ikut dalam mengawasi pelayanan yang diberikan
oleh penyehat tradisional di tengah-tengah masyarakat.
II. TUJUAN

1. Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh


dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pelayanan Kesehatan Tradisional.
2. Khusus

a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan Kesehatan Tradisional


yang aman dan bermanfaat bagi Kesehatan
b. Meningkatkan Pengetahuan masyarakat tentang konsep Asuhan Mandiri dengan
pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan Akupresur
c. Terpantaunya sarana pelayanan kesehatan Tradisional di Kota Padang
d. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan kepada Penyehat Tradisional di Kota
Padang.
III. SASARAN
1. Petugas pengelola Program Yankestrad Puskesmas se Kota Padang
2. Lintas sektor terkait
3. Masyarakat dengan kelompok Asuhan Mandiri dan Akupresur
4. Penyehat Tradisional di Kota Padang

IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan ini pada Tahun
Anggaran Tahun 2020. Tempat pelaksanaan dilaksanakan di 23 Puskesmas se-Kota
Padang, Sarana pelayanan Kesehatan Tradisional dan Aula Dinas Kesehatan kota
Padang
V. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB

a. Pelaksana Kegiatan
Kasie dan staf di Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional Dinas Kesehatan Kota
Padang
b. Penanggung jawab Kegiatan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang

VI. KEGIATAN
N Uraian Kegiatan Dana (Rp) Bulan Tempat
o
1 Honororium Paniata Pelaksana Kegiatan 3.025.000,- Oktober 2020
(PPTK)
2 ATK Program 1.645.000,- Februari 2020
3 WorkShop Penilaian TOGA dan 22.438.000,- Juli 2020 Hotel
Akupresur
4 Penilaian Pemanfaatan TOGA dan 27.650.000,- Maret 2020 DKK,
Akupresur Masy
5 Rapat 5.400.000,- Mar, Apr, Okt 2020 Aula DKK
6 Perjalanan Dinas 8.800.000,- Feb – Nov 2020 Pusk, Hatra
7 Foto Copy 1.042.000,- Mar,Apr,Juli 2020
Total 70.000.000,-
VII. SUMBER DANA

Kegiatan ini didanai oleh APBD Kota Padang Tahun Anggaran 2020 sejumlah
Rp.70.000.000,- (Tujuh Puluh Juta Rupiah)

VII. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Padang, 28 Juni 2019


Mengetahui
Plt.Kabid. Pelayanan Kesehatan Kasi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional

dr. Melinda Wilma, MPPM dr.Hj. Dewi Arusi Tane, MM


NIP. 19660530 199509 2 001 NIP. 19631103 199903 2 001
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYEHATAN TRADISIONAL (HATTRA)
PERTEMUAN SOSIALISASI PENILAIAN PEMANFAATAN
TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) DAN AKUPRESUR
DINAS KESEHATAN KOTA PADANG
TAHUN ANGGARAN 2018

C. Dasar Hukum
8. Undang- Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063 );
9. PP Nomor. 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Keshatan Tradisional
10. Peraturan Mentri Kesehatan No 65 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan dan
Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan;
11. Peraturan Mentri Kesehatan No 61 Tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris
12. Peraturan Mentri Kesehatan No 9 Tahun 2016 tentang Upaya Pengembangan Upaya
Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan Taman Obat Keluarga
dan Ketrampilan

D. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, hal ini dipertegas dalam
pasal 4 Undang-undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat Kesehatan yang
Optimal. Upaya Masyarakat dalm mencapai kebutuhannya yaitu kesehatan dirinya
adalah dengan upaya pencegahan dan pengobatan. Masyarakat Indonesia yang tingkat
kemajemukan tinggi dengan beragam kultur budaya, membawa pengaruh terhadap
beragam metode pengobatan disamping metode dalam dunia Kedokteran yakni
Pengobatan Tradisional.
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan No 61 Tahun 2016 Penyehat
Tradisional adalah setiap orang yang melakukan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Empiris yang pengetahuan dan keterampilannya diperoleh melalui pengalaman turun
temurun atau pendidikan non formal. Pengaturan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Empiris bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Tradisional Empiris yang aman dan bermanfaat. Penyehat Tradisional adalah
pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan Penyehatnya yang mengacu
kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Berdasarkan Pasal 70 PP No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional, pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran
aktif masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional, pemberdayaan
masyarakat tersebut diarahkan agar masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan
secara mandiri (asuhan mandiri) dan benar. Asuhan mandiri tersebut dapat
dilaksanakan dengan pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA) dan keterampilan
(akupresur). TOGA adalah sekumpulan tanaman berkhasiat obat untuk kesehatan
keluarga yang ditata menjadi sebuah taman dan memiliki nilai keindahan. Sedangkan,
akupresur adalah salah satu jenis/cara perawatan kesehatan tradisional keterampilan
yang dilakukan melalui teknik penekanan di permukaan tubuh pada titik-titik
akupunktur dengan menggunakan jari, bagian tubuh lain, atau alat bantu yang
berujung tumpul, untuk perawatan kesehatan. Asuhan mandiri pemanfaatan TOGA
dan Akupresur merupakan salah satu wujud perubahan paradigma sakit menjadi
paradigma sehat, yang bermanfaat untuk efektivitas dan efisiensi bagi keluarga dalam
menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga, sehingga dapat terwujud keluarga sehat
secara mandiri.
Pembinaan terhadap Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dilakukan
secara berjenjang oleh Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, Dinas Kesehatan Provinsi
dan Kementrian Kesehatan dengan melibatkan lintas sektor yang terkait sesuai dengan
tugas Pokok dan Fungsinya masing-masing. Puskesmas mempunyai tugas dan
Tanggung Jawab dalam melaksanakan pembinaan meliputi menginventarisasi dan
mengidentifikasi pelayanan kesehatan Tradisional serta melakukan pembinaan kepada
Penyehat Tradisional di wilayah kerjanya seperti Hyegiene Sanitasi, cara
perlindungan diri, pencatatan dan pelaporan serta cara merujuk pasien ke Puskesmas
atau Rumah Sakit. Keterlibatan pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan
penyehat tradisional sangat diharapakan, masyrakat harus ikut dalam mengawasi
pelayanan yang diberikan oleh penyehat tradisional di tengah-tengah masyarakat.
II. TUJUAN

3. Umum

Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh


dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri melalui upaya kesehatan Tradisional dengan adanya kelompok
Asuhan Mandiri.
4. Khusus

e. Meningkatkan Pengetahuan peserta pertemuan tentang konsep Asuhan Mandiri


dengan pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan Akupresur
f. Meningkatkan pemahaman Petugas dalam memberikan Asuhan Mandiri dengan
Pemanfaatan Toga dan Akupresur
g. Terlaksananya penilaian Pemanfaatan Toga dan Akupresur tingkat Kota Padang

III. SASARAN
5. Petugas Puskesmas se Kota Padang, masyarakat dengan kelompok Asuhan Mandiri
6. Lintas sektor terkait
7. Masyarakat dengan kelompok Asuhan Mandiri dan Akupresur

IV. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan ini pada Tahun
Anggaran Tahun 2018. Tempat pelaksanaan dilaksanakan di 23 Puskesmas se-Kota
Padang dan Aula Dinas Kesehatan kota Padang

V. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB

c. Pelaksana Kegiatan
Kasie dan staf di Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional Dinas Kesehatan Kota
Padang
d. Penanggung jawab Kegiatan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang
VI. KEGIATAN
N Uraian Kegiatan Dana (Rp) Bulan Tempat
o
1 Sosialisai Pemanfaatan Toga dan Akupresur 8.490.000,- Maret 2018 Aula DKK
2 Sosialisasi Permenkes No.61 Tahun 2016 7.500.000,- April 2018 Aula DKK
3 Pertemuan Peningkatan Kapasitas Penanggung 3.650.000,- Juli 2018 Aula DKK
Jawab Hattra Puskesmas
4 Penilaian Pemanfaatan TOGA dan Akupresur 12.550.000,- April 2018 DKK, Masy
5 Monev Program Hattra 9.480.000,- Feb s/d Okt 2018 Aula DKK
6 ATK Program 2.182.500,- Feb dan Juli 2018
7 Foto Copy 1.749.250,- Mar,Apr,Sept 2018
8 Spanduk 750.000,- April 2018
9 ATK Peserta 1.976.000,- Feb,Juli 2018
10 PM 49.750,- Desember 2017
Total 48.377.500,-
VII. SUMBER DANA

Kegiatan ini didanai oleh APBD Kota Padang Tahun Anggaran 2018 sejumlah
Rp.48.377.500,- (Empat puluh delapan juta tiga ratus tujuh puluh tujuh ribu lima ratus
rupiah)

VII. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Padang, 5 Januari 2018


Mengetahui
Kabid. Pelayanan Kesehatan Kasi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Tradisional

dr. Melinda Wilma, MPPM dr.Hj. Dewi Arusi Tane, MM


NIP. 19660530 199509 2 001 NIP. 19631103 199903 2 001

Anda mungkin juga menyukai