Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Industri cat adalah salah satu industri tertua didunia. Sekitar 20.000 tahun lalu,
manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi,
dan proteksi. Mereka menggunakan material-material yang tersedia dialam seperti arang
(karbon), darah, susu dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna menarik.
Hal yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang
ditunjukan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang
Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang
ditemukan (Suryana, 2013).
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka
menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman
tersebut. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Siring
dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk
mengganti darah dan susu sebagai perekat cat (Suryana, 2013).
Suatu penemuan penting adalah ketika plastik sintetis untuk pertama kalinya bisa
digunakan sebagai material cat, adalah Leo Bakeland yang menemukan resin phenolic
dan masih digunakan sampai saat ini. Pada 1923 Roy Kienle menemukan resin alkyd, hal
ini diikuti dengan penemuan-penemuan penting seperti campuran urea-formaldehyde dan
melamine formaldehyde dicampur dengan alkyd untuk catcat otomotif, peralatan dan
industri.
Cat merupakan suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi bahan tersebut (Susyanto,
2009). Kompoen penyusun cat adalah pigmen, binder, pelarut, dan zat aditif. Cat biasanya
menggunakan perekat polimer. Cat dapat dibedakan menjadi beberapa macam
berdasarkan jenis substratnya yaitu cat besi, cay kayu, cat tembok dll. Cat adalah istilah
umum yang digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau
permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan pada
hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk
membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan),
atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air) (Anonim, 2001).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan bahan pengikat dan bahan pengikat apa yang
digunakan pada pembuatan cat ?
2. Apa yang dimaksud dengan bahan pengisi dan bahan pengisi apa yang digunakan
pada pembuatan cat ?
3. Apa yang dimaksud dengan bahan pewarna dan bahan pewarna apa yang
digunakan pada pembuatan cat ?
4. Apa yang dimaksud dengan bahan pengencer dan bahan pengencer apa yang
digunakan pada pembuatan cat ?

1
5. Apa yang dimaksud dengan bahan tambahan dan bahan tambahan apa yang
digunakan pada pembuatan cat ?
6. Gambarkan diagram alir pada pembuatan cat ?
7. Sebutkan bahan bahan pigmen dalam pembuatan cat ?
8. Gambarkan diagram alir Pernis ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui maksud dari bahan pengikat yang digunakan pada pembuatan cat
2. Untuk mengetahui maksud dari bahan pengisi yang digunakan pada pembuatan cat
3. Untuk mengetahui maksud dari bahan pewarna yang digunakan pada pembuatan cat
4. Untuk mengetahui maksud dari bahan pengencer yang digunakan pada pembuatan cat
5. Untuk mengetahui maksud dari bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan cat
6. Dapat memahami diagram alir dari pembuatan cat
7. Untuk mengetahui maksud dari bahan-bahan pigmen dalam pembuatan cat
8. Dapat memahami diagram alir pernis

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 BAHAN PENGIKAT


1. Zat pengikat (pembentuk film)
Zat pengikat atau binder atau resin adalah bahan yang dipergunakan untuk
menempelkan pigmen di permukaan suatu media ataupun pengisi (extender). Binder ini
berupa resin dan resin adalah senyawa polimer. Banyak sekali jenis binder yang dapat
dikreasikan pada cat sesuai dengan perkembangan penemuan berbagai polimer. Jenis binder
ini sangat beragam dengan sederet keunggulan dan keterbatasannya. Berikut ini adalah jenis-
jenis binder yang biasa dipergunakan, yaitu:
A. Acrylic
B. Alkyd
C. Vinyl
D. Epoxy
E. Polyurethane
F. Bitumen
G. Drying oil ( terbuat dari minyak kacang )
H. Chlorinated rubber
I. Silicon resin

Terkadang binder-binder ini dikombinasikan untuk mengurangi kekurangan masing-


masing sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pengkombinasian binder ini dapat secara fisika seperti Alkyd yang dikombinasikan
melamin atau nitro selulosa. Kombinasi binder juga bisa secara kimia dengan istilah chemical
modified misalnya Alkyd Urethane. Akhir-akhir ini berkembang binder-binder yang
merupakan hybrida misalnya cat epoxy yang mengandalkan reaksi antara senyawa epoxida
dengan senyawa amina maupun amina dihybrid dengan menambahkan gugus hydroxyl pada
rantai carbonnya,sehingga bisa juga disenyawakan dengan gugus isosianat menjadi senyawa
siloksan. Pengkreasian senyawa-senyawa hybrida ini banyak dikembangkan sehingga
ditemukan bahan-bahan untuk special coating,seperti untuk metal repair, under water coating,
coating yang tahan kimia,dan lain-lain.

Contoh jenis cat berdasarkan bahan pengikat atau resin yang digunakan, yaitu :

1. Kind TopKyd

Hasil dari reaksi antara senyawa alkohol (seperti Etilene Glikol, Gliserol, atau
Pentaeritritol) dengan asam (seperti asam ftalat) dan drying oil.

Ketahan yang khas Kekurangan Kelebihan Kegunaan


Uap kimia ringan Warna dan kilap Persiapan permukaan Pada cuaca normal
rendah yang sederhana

3
Cuaca yang umum Ketebalan lapisan Mudah dikerjakan Bagian luar tangki
rendah Pemeliharaan yang
mudah.

Pada lingkungan
ringan
Peralatan kilang
minyak

2. BituCoat
Bahan ini didapat sebagai barang tambang sejenis aspal.

Ketahanan yang khas Kekurangan Kelebihan Penggunaan

Isolator yang baik Warnanya hanya satu Cat satu komponen 1. Cat anti korosi
karena terbuat dari yaitu hitam
Hidrokarbon
Tahan terhadap air
laut

3. Vinyl
Secara kimia dibentuk oleh monomer dari senyawa golongan vinil

Ketahanan yang khas Kekurangan Kelebihan Penggunaan

Tahan terhadap asam Kadar padatan Tahan asam dan air Area tumpahan/uap
dan basa lemah, rendah asam
asam kuat (terbatas), Tangki penyimpanan
air garam, air
lingkungan (uap Kontruksi baja,
kimia dan asam mesin
sulfida) Atmosfer laut, cat
anti fouling
Titik nyala rendah Kemampuan untuk Tangki penyimpanan
dicat ulang air

Ketahanan terhadap Warna tahan lama Kontruksi baja,


panas dan pelarut mesin
kurang

Aplikasi hanya Kelenturannya bagus Atmosfer laut, cat


dengan cara anti fouling
disemprot

4
4. TopCryl
Hasil pembentukan dari monomer turunan asam Akrilat (H₂C=CH-COOH) seperti
ethylacrylate dan metacrilate.

Ketahanan yang khas Kekurangan Kelebihan Penggunaan

Ketahanan terhadap Kilap lebih rendah Mempunyai Cat automotive


cuaca sangat baik daripada Topkyd kekeringan yang
lebih baik daripada
Alkyd

Memiliki kekerasan Cat dekoratif (water


yang tinggi base)
Dapat diaplikasikan
selain pada besi

Dapat diaplikasikan
selain pada besi

5. DuraChlor ( Chlorinated rubber)


Hasil pembuatan dari bahan karet yang diklorinasi dimana sifatnya menjadi sangat
berbeda dengan karet aslinya.

Ketahanan yang khas Kekurangan Kelebihan Penggunaan

Tahan uap asam Ketahanan terhadap Tahan terhadap Areal asam


(Flouride dan pelarut dan panas bahan kimia dan
sulfida) dan larutan kurang. dicelup di dalam air
garam

Warna cepat pudar Mudah untuk dicat Tangki penyimpanan


ulang air

Cat satu komponen Kontruksi baja

Kondisi atmosfer laut

6. DuraPox
Suatu bahan yang dibentuk oleh epchlorhydrin dengan diphenilol propana (bisphenol A)
yang kemudian dengan penambahan poly amida / poly amina membentuk senyawa
sambung silang yang cukup keras dan padat.

5
Ketahanan yang khas Kekurangan Kelebihan Penggunaan

Tahan terhadap asam Merupakan cat dua Tahan perendaman 1. Cat lantai
kuat konsentrasi komponen dan gesekan
rendah, pelarut dan
bahan bakar, gemuk,
minyak, kabut basa.
Memiliki umur yang Dapat membentuk Cat dalam dan luar
terbatas lapisan tebal untuk tangki dan pipa

Stabilitas warna dan Bisa 100% padat Mesin, beton


kelenturannya rendah

Recotability rendah Struktur di daerah


pantai, anti korosi

Industri kimia

7. DuraThane
Suatu senyawa antara alkohol dengan isosianat pada cat yang biasanya di bentuk dari
acrylic poliol dan alifatic poli isosiana

Ketahanan yang khas Kekurangan Kelebihan Penggunaan

Tahan cuaca (UV), Merupakan cat dua Tahan terhadap : Automotive,


kabut garam dan komponen abrasi, air, pelarut. Permesinan
alkali, gemuk dan memiliki umur yang
minyak serta uap terbatas
soda api

Tahan asam dengan Memiliki umur yang Warna lebih stabil, Tangki luar
konsentrasi rendah, terbatas kilap lebih lama, dan Peralatan transportasi
uap air dan lebih lentur
lingkungan kimia
ringan

Industri minyak dan


kimia

Areal dengan
penampilan tinggi

6
Resin
Binder / Resin adalah bahan baku yang berfungsi membentuk film pada cat tembok. Kualitas
binder yang digunakan akan sangat mempengaruhi cat tembok yang dihasilkan. Adapun
binder yang paling umum dipakai untuk cat tembok adalah binder yang disebut sebagai
"LATEX". Ini bukanlah latex yang disebut sebagai latex karet alam seperti yang dipakai pada
kasur latex, tetapi ini adalah sejenis resin yang flexible. Belajar mengenai latex, berarti
belajar mengenai polimerisasi juga. Pada dasarnya polimerisasi resin adalah pembentukan
resin/binder dari polymer building block seperti monomers. Memang istilah ini sangat teknis
sekali, tetapi pada dasarnya polymer building block inilah yang menentukan kualitas dan
harga jual latex yang dihasilkan. Prosesnya secara umum dinamakan Emulsion
Polymerization,dan di Indonesia sendiri ada beberapa perusahaan yang membuat Latex
sebagai bahan baku cat tembok.

Pada umumnya Latex yang dipakai pada cat tembok adalah Acrylic Technology,dimana untuk
semua latex yang dibuat diberi embel-embel "acrylic". Sebagai contoh adalah:

1. Latex FULL ACRYLIC (atau 100% Acrylic)


Ini berarti bahan baku didalamnya adalah full acrylic building block, dimana
membawa sifat non-yellowing, high performance, dan fleksibilitas tinggi, sehingga
sangat cocok dipakai untuk aplikasi EXTERIOR. Latex jenis ini bisa digunakan juga
untuk aplikasi interior, tapi akan sangat over-engineered sekali jika dipakai untuk
aplikasi interior (karena harga latex ini paling mahal). Pemakaian latex jenis ini juga
mensyaratkan pemakaian additif yang khusus dan dalam jumlah lebih besar daripada
latex jenis lainnya.

2. Latex Styrene Acrylic


Ini adalah jenis latex yang sekarang bisa dibilang paling populer. Gugus polymer
acrylic dipadukan (dimasak) bersama dengan Styrene Monomers yang berharga
ekonomis, menghasilkan latex jenis ini. Latex ini populer karena hanya sedikit
yellowing (tergantung formulasi latexnya), tetapi menunjukan performance film yang
relatif baik. Beberapa produsen mampu memodifikasi menjadi latex yang hanya
slightly yellowing (sedikit menguning saja). Gugus Styrene Monomers sebenarnya
adalah bersifat yellowing, tapi dengan formulasi pembentukan latex yang tepat, maka
sifat yellowingnya bisa ditekan. Latex yang dihasilkan oleh produsen ini kemudian
diberi embel-embel 2 ini 1, untuk aplikasi interior & exterior. Banyak produsen cat
tembok yang telah meluncurkan cat 2 in 1 jenis ini, bisa dipastikan adalah
menggunakan latex jenis stryene acrylic.

7
3. Latex Vinyl Acrylic
Adalah jenis latex yang dibilang paling ekonomis. Gugus Vinyl Monomers bersifat
yellowing tetapi berharga murah dicampur dengan Acrylic building block. Untuk cat
tembok murah dengan high pvc biasanya menggunakan jenis latex ini.
Jenis latex yang populer diatas banyak dipakai oleh produsen cat tembok di Indonesia.
Pada tutorial ini kami tidak akan pernah menyebutkan merk cat dari produsen tertentu
ataupun merk bahan baku dari supplier tertentu karena menyangkut kode etik bisnis.
Konsultasi lebih lanjut dimungkinkan untuk mengetahui beberapa hal yang lebih
mendalam secara teknis maupun secara komersial.
Selain ketiga jenis latex diatas, adapula bahan baku latex lain yang mulai menanjak
popularitasnya. Yaitu antara lain :

1. Veova
Ini adalah modifikasi latex yang terbuat dari building block acrylic, vinyl acetate,
dan Veova monomers yang diklaim memiliki keunggulan dalam pemakaian
interior dan exterior. Dalam beberapa test, produsen latex jenis ini menekankan
bahwa untuk aplikasi exterior ekonomis, latex jenis VEOVA mampu
mengungguli daya tahan exterior latex jenis Styrene Acrylic. Sehingga latex
VEOVA banyak digunakan juga untuk aplikasi 2 in.

2. VAE
Ini adalah teknologi baru yang diperkenalkan sebagai binder pada aplikasi cat
tembok. Seperti diketahui, cat tembok adalah cat berjenis Water-Borne, dimana
dalam formulasinya tidak murni 100% berbahan dasar air, tapi tetap perlu
ditambahkan solvent tertentu untuk membantu mempermudah cat tersebut
mencapai hasil aplikasi yang diinginkan. Adapun karena berkembangnya
kesadaran masyarakat akan pengurangan pencemaran lingkungan, maka sekarang
diinginkan adanya produk dengan label "Green Product", yang berarti tidak
mencemari lingkungan atau sangat minim sekali mencemari lingkungan.
Penggunaan solvent dalam formulasi cat tembok akan menyebabkan cat tersebut
memiliki kandungan VOC (Volatile Organic Compound, atau bahan yang mudah
menguap) yang dituding sebagai biang kerok perusak lingkungan. Adapun dengan
pemakaian latex berjenis VAE, maka penggunaan solvent sebagai additif cat
tembok bisa dihilangkan karena sifat VAE ini adalah low additif demand untuk
mencapai performance cat yang diinginkan. Adapun kekurangannya adalah secara
kualitas dan juga harga menjadi kurang menarik dibanding latex jenis lain
(mengurangi pemakaian solvent tapi harga latex VAE lebih mahal dan
performance kualitas cat yang dihasilkan masih dibawah latex jenis lain).

Tabel 2.1 pembagian resin berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya


(pembentukan film)

PENGUAPAN Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena penguapan


SOLVENT solvent yang ada. Bahan yang padat akan tertinggal dan
menempel merata pada seluruh permukaan bahan yang dicat.
Selama solventnya masih ada maka resin ini belum mengeras.

8
Untuk mempercepat proses menguapnya solvent, biasanya
(Lacquer dan Duco) dibantu dengan pemanasan.

Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup besar


sehingga film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi reaksi kimia
sudah cukup kuat dan padat.

Kecepatan mongering, kualitas rata dan kilap dari permukaan


film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi
solventnya. Contoh resin jenis ini adalah Nitro Cellulosa (NC),
Cellolose Acetate Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, Acrylic
Co-polymer, dll

REAKSI DENGAN Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara
UDARA komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut
membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan saling
(Varnish dan berikatan satu sama lain.
Syntetic Enamel)
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya)
mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur
molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif terhadap
oksigen, namun pada temperatur ruang raktifitasnya masih
kurang, perlu ditingkatkan reaktifitasnya dengan penambahan
katalis (dryer) jika akan dipakai.

Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture


cure” antara gugus fungsional yang reaktif dengan air
(kelembaban) di udara.

Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan
mudah mengeras pada permukaannya (atau mengulit), bila kena
udara (terbuka kalengnya cukup lama).

REAKSI Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi reaksi


POLYMERISASI kimia antara dua resin yang ada dalam campuran cat, reaksi ini
sering disebut reaksi polymerisasi.

Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi) dapat


berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis (non katalis),
panas atau radiasi UV.

Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang

9
mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai
ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh lebih kuat dibanding
reaksi yang dijelaskan sebelumnya.

Tanpa katalis Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini
sudah cukup reaktif untuk memulai reaksi,
(2 Pack Enamel) maka pasangan resin jenis ini harus
dipisahkan satu sama lain sebelum dipakai,
dicampur satu dengan lainnya jika hanya akan
digunakan.

Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy


dengan Polyamide dan Polyol dengan
Polyisocyanate. Resin kedua dalam pasangan
tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa
disebut sebagai “hardener”, karena setelah
resin ini dicampurkan dengan pasangannya
akan terjadi reaksi polymerisasi dimana
hasilnya ditandai dengan mengerasnya
campuran tersebut.

Dengan Katalis Karena pasangan dua resin ini tidak cukup


reactive, maka perlu ditambahkan katalis
untuk memulai reaksinya. Resin jenis ini bisa
dicampur dan disimpan dalam satu wadah satu
dengan lainnya.

Selama katalis belum dicampurkan maka


tidak akan terjadi pengerasan pada bahan-
bahan tersebut. Contoh resin ini adalah resin
amino (melamine) dan alkyd polyol yang akan
bereaksi atau mengeras bila ditambahkan
katalis yaitu berupa asam organik atau
anorganik.

Panas (Stoving Disamping katalis seperti sudah disebutkan di


atas, panas juga biasa digunakan sebagai alat
Enamel) untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya
adalah resin amino dan alkyd polyol yang
dipakai pada cat jenis stoving (pangggang)
pada cat-cat mobil.
Radiasi UV Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester
tidak jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang
lain bila diradiasi dengan sinar UV.

10
Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah
campuran resin dikenai sinar UV.

2.2 BAHAN PENGISI


Filler merupakan zat tidak aktif yang digunakan untuk mencampur dan mengikat
bahan-bahan aktif dalam produk Farmasi dan membantu menangani produk akhir,
khususnya dalam bentuk tablet. Kami memasok Corn Starch dan Maltodextrine untuk
digunakan sebagai bahan pengisi eksipien untuk produk-produk yang dihasilkan mitra
kami.
Pigmen dan bahan pengisi memiliki fungsi yang berbeda. Pigmen digunakan untuk
memberi warna pada cat sementara bahan pengisi digunakan untuk memberi kualitas
khusus pada cat, selain untuk menekan biaya. Pigmen dan bahan pengisi terdispersi dan
terbawa di dalam suspensi. Dengan kata lain, pigmen dan bahan pengisi tidak terlarut
dalam larutan.
 Titanium Dioxide (TiO2)

TiO2 memberikan warna keputihan dan daya tutup.


Kami memiliki TiO2 dari Tiongkok dan Chemours. Tersedia dalam kemasan karung
ukuran 25 kg. Digunakan untuk:
Cat
Tinta
Perekat

 Karbon Hitam

Karbon Hitam memberikan warna hitam. Karbon


hitam kami merupakan rubber grade dari OCl. Tersedia dalam kemasan karung
ukuran 25 kg. Digunakan untuk:
Cat, Tinta,Karet

11
 Talc

Talc kami khusus didesain untuk digunakan pada kayu dan dapat memberikan
kualitas khusus pada cat. Pemasok produk kami adalah Imerys dari Amerika Serikat.
Tersedia dalam kemasan karung ukuran 22,68 kg. Digunakan untuk:
Cat
Bahan Perekat

2.3 BAHAN PEWARNA


Pigmen atau zat pewarna adalah zat yang mengubah warna cahaya tampak sebagai
akibat proses absorpsi selektif terhadap panjang gelombang pada kisaran tertentu. Pigmen
tidak menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat zat pendar (luminescence).
Cat didefinisikan sebagai tebaran koloid dari pigmen dalam sarana (resin dan pelarut).
Dengan demikian, properti cat sangat bergantung pada ukuran partikel dan permukaan
pigmen. Molekul pigmen menyerap energy pada panjang gelombang tertentu sehingga
memantulkan panjang gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan
cahaya karena reaksi kimia tertentu.
Color Pigments Manufacturers Association of America (CPMA) mendefinisikan
pigmen sebagai partikel padatan organik atau anorganik berwarna, hitam, putih atau
fluorescent, yang tidak dapat larut, dan pada dasarnya secara fisik dan kimia tidak
terpengaruh oleh cairan atau substrat. Pigment tidak dapat melekat pada obyek lain, akan
tetapi pigment dapat melekat pada obyek lain apabila telah tercampur dengan resin dan
komponen lain dalam bentuk cat. Pigmen berperan sebagai zat pemberi warna utama pada
cat. Pigmen dapat dibagi menjadi 2 yaitu organik dan non organik. Pigmen non organik
dibuat dari beberapa logam (oksida logam) sedangkan pigmen organik dibuat dari bahan
minyak bumi (carbon based). Pigmen lebih jauh lagi dapat dibagi menjadi pigmen utama
dan pigmen extender. Pigmen utama memberikan cat dengan daya tutup dan warna.
Sedangkan pigmen extender membantu memperkuat pigmen utama.
SIFAT – SIFAT PIGMEN

- Mass Color/Mass Tone, menunjukkan warna dari pigmen yang digunakan


dalam kekuatan penuh (full strength).
- Tinting Strength, yaitu kemampuan (relatif) suatu pigmen memberikan warna
pada suatu basis putih.
- Oil Absorption, adalah nilai yang mengindikasikan jumlah Linseed Oil yang
diperlukan untuk membasahi suatu pigmen.

12
- Hiding Power / Daya tutup, kemampuan suatu pigmen untuk menutupi
subtrate yang mempunyai warna kontras (biasanya Hitam dan Putih / Black &
White). Karena hiding power menentukan jumlah pigmen yang diperlukan,
maka akan berpengaruh terhadap RM Cost, konsistensi, gloss dan sifat-sifat
lain.
- Lightfastness, sifat ini berhubungan dengan cat eksterior, karena energi radiasi
dari sinar matahari merupakan sumber penyebab perubahan warna. Sinar Ultra
violet dari sinar matahari lebih merusak terhadap perubahan warna dan kekuatan
lapisan cat disbanding radiasi spectrum warna. Pigmen warna yang mempunyai
daya tahan cuaca biasanya harganya mahal mempunyai tinting strength yang
rendah sehingga jumlah pemakaian yang relatif lebih banyak.
- Exterior durability, ketahanan terhadap cuaca (Exterior durability) dari resin
pengikat dalam sistim pelapisan / coating sering kali menentukan tingkat
colorfastness dari pigmen, karena kerusakan resin pengikat menyebabkan
pengapuran pigmen yang menghasilkan tampak pudar yang tidak bergantung
dengan ketahanan dari pigmen. Di lain pihak, pigmen berpengaruh terhadap
ketahanan cuaca dari sistim pengecatan karena berbeda pigmen berbeda
kapasitasnya dalam memantulkan dan menyerap energi radiasi sehingga
melindungi resin pengikat dari perusakan.
- Bleeding, timbul bila suatu cat warna muda biasanya putih, diapplikasikan
terhadap suatu sistim (cat dasar) warna tua yang mengadung pigmen organik
yang dapat larut biasanya merah atau maroon. Hal ini disebabkan pigmen dalam
cat dasar larut oleh solvent / pelarut dari cat akhirnya. Cara mengatasinya adalah
dengan menggunakan cat dasar yang menggunakan pigmen yang tidak larut
dalam solvent / pelarut cat akhirnya
- Daya tahan alkali dan keasaman kuat, sifat ini biasanya berpengaruhnya pada
saat cat telah diapplikasikan, misalnya adanya serangan alkali dari tembok
basah, atau adanya sifat asam dari lingkungan. Pemakaian Alkali Resisting
Primer Sealer kadang dapat mengurangi kerusakan cat akibat serangan alkali
dari tembok yang belum kering sempurna.

13
JENIS – JENIS PIGMEN
 Titanium Dioxide (TiO2)
Pigment yang paling dominan pada pembuatan cat tembok Tipe yang dipakai
adalah tipe polished, dimana mineral Titanium Rutile dimurnikan, kemudian
dipoles dengan bahan kimia tertentu sehingga menghasilkan pigment yang tahan
terhadap sinar ultra violet atau UV (non yellowing).
 Inorganic Pigment
Kebanyakan inorganic pigment adalah berasal dari metal based,
sehingga memiliki ketahanan terhadap sinar UV. Selain itu, ketahanan
terhadap panas juga tinggi, tetapi untuk aplikasi cat tembok, ketahanan
panas tidak terlalu penting.
 Organic Pigment
Organic pigment memiliki unsur karbon yang dominan. Jenis warna
yang dihasilkan dari organic pigment umumnya cerah dan memungkinkan
adanya variasi warna yang menarik. Untuk pemakaian pigment jenis ini di
dalam cat tembok, harus diperhatikan baik-baik jenis aplikasinya (interior-
exterior), dan juga light-fastness organic pigment yang dipilih harus sesuai,
agar dapat dihasilkan cat tembok dengan kualitas yang diharapkan.

FUNGSI PIGMEN
Ketika diaplikasikan dalam sebuah formulasi cat, pigment dapat berfungsi sebagai :
- Fungsi Optis
Yaitu untuk memberikan karakter yang khas pada penampakan cat.
Seperti pada warna, derajat kilap ( gloss ) maupun daya tutupnya.
- Fungsi Protective
Yaitu untuk memberi nilai tambah pada karakter kekuatan cat. Seperti
kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, dan sebagainya
- Fungsi Reinforcing
Yaitu untuk meningkatkan sifat dan karakteristik tertentu dari cat,
seperti untuk meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap
abrasi, dan sebagainya.

14
Sangat penting untuk memastikan bahwa pigmen tidak terlarut dan tidak dipengaruhi oleh
sistem seperti adanya solvent atau Binder, untuk menghindari adanya rekristasisasi pigmen
saat proses pengeringan cat dan perubahan warna akibat bereaksi dengan bahan yang ada
dalam cat. Untuk memunculkan warna yang diinginkan pada cat biasanya pewarnaan tidak
hanya menggunakan satu jenis pigmen, tetapi bisa berupa campuran beberapa pigmen yang
kemudian disesuaikan dengan teliti pada proses colour matching.

2.4 BAHAN PENGENCER


Zat pengencer ( thinner ) merupakan larutan yang berasal dari komposisi beberapa
tipe solvent. Solvent sendiri merupakan tipe bahan yang digunakan dalam proses
pengecetan, penggunaan solvent akan mempengaruhi kekilapan, kekentalan, dan
pengeringan. Zat pewarna atau pigmen adalah bahan kimia yang terbentuk baik secara
alami ataupun melalui proses sintesa. Kualitasnya menentukan daya tutup (strength)
pigmen tersebut terhadap media dasarnya. Semakin baik kualitasnya, semakin baik daya
tutupnya. Pigmen untuk pembuatan cat secara umum dibedakan menjadi dua yaitu
pigmen eksterior dan interior. Untuk eksterior kualitasnya selain ditentukan oleh daya
tutup (strength) juga ditentukan oleh kecepatan memudar (light fastness) karena sinar
matahari. Untuk interior kecepatan memudar ini tidak terlalu penting karena intensitas
sinar mataharinya sangat minimal dibandingkan pada eksterior. Menilik dari faktor
kesehatan dan lingkungan, pigmen yang mengandung logam berat seperti timbal (Pb) dan
krom (Cr) sudah tidak boleh dipergunakan di sebagian besar negara maju.

FUNGSI THINNER :
Zat pengencer atau thinner dipergunakan sebagai media untuk memudahkan aplikasi .
Zat ini tidak mempengaruhi kualitas cat, tetapi pemakaian thinner yang salah akan
menyebabkan kerusakan dari cat. Thinner biasanya digunakan untuk mengencerkan cat
besi,cat kayu, plitur dan juga bahan finishing lainnya. Bahan finishing berasal dari bahan
padat yang memiliki sifat kental sehingga akan sulit untuk diaduk jika tidak diencerkan
terlebih dahulu. Thinner memiliki bentuk fisik cair dan aroma yang menyengat. Bahan
jenis ini kebanyakan digunakan oleh perusahaan manufaktur. Bisa dibilang, thinner
merupakan salah satu komponen yang menunjang dalam proses pengecetan.
Fungsi dari penggunaan thinner adalah untuk menurunkan kekentalan (viskositas) dari
bahan yang akan diaplikasikan dengan kompresor atau dengan kuas. Perlu diketahui jika
alat penyemprot (kompresor) dan kuas hanya dapat berfungsi dengan baik dalam batas
kekentalan tertentu. Hal inilah yang menyebabkan bahan finishing harus diencerkan agar
mencapai kekentalan yang sesuai dan dapat diaplikasikan dengan baik. Selain digunakan
untuk menurunkan tingkat kekentalan bahan finishing, thinner juga digunakan untuk
mengatur sifat dari bahan finishing agar bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Dengan menggunakan thinner, bahan finishing yang digunakan dapat diatur waktu
pengeringannya dan ketebalan finishingnya sesuai dengan kebutuhan.

15
Secara umum thinner ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu minyak dan air. Cat
tembok yang berbasis acrylic biasanya menggunakan media air sebagai pengencer,
sedangkan untuk cat yang berbasis alkyd, vinyl, epoxy, dan polyurethane menggunakan
minyak. Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini , sudah ada beberapa produk
yang tadinya menggunakan minyak sebagai pengencer beralih ke air sungai dengan
tuntutan kesehatan lingkungan.

JENIS-JENIS THINNER :
Sebenarnya thinner terbuat dari bahan yang berfungsi menambah volume. Thinner
juga digunakan sebagai penguap cat agar cat yang diaplikasikan lebih cepat kering.
Thinner digolongkan dalam 2 jenis, yaitu thinner duco dan thinner PU :
a. Thinner duco memiliki karakter normal yang tidak terlalu lama kering. Thinner duco
sendiri dibagi menjadi beberapa jenis yaitu thinner A, thinner B dan thinner super.
Thinner jenis ini digunakan untuk material dengan jenis Nitro Cellulose (NC) seperti
pernis NC dan cat NC. Thinner duco juga digunakan pada cat dasar yang berbahan
NC.
b. Thinner PU memiliki karakteristik slow dan ekstra slow. Jenis thinner ini terbagi ke
dalam 2 jenis yaitu thinner PU dan thinner PU slow. Thinner PU hanya membutuhkan
waktu sekitar 6 jam untuk proses pengeringan, sedangkan thinner PU slow
membutuhkan waktu sekitar 12 jam untuk proses pengeringannya. Untuk harga,
thinner PU memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan thinner PU slow.
Namun untuk hasilnya, kebanyakan orang lebih menyukai hasil dari penggunaan
thinner PU slow.

2.5 BAHAN TAMBAHAN


Penambahan additive cat dilakukan melalui sebuah proses yang sangat panjang, dari
beberapa percobaan atau riset. Sebuah cat, mulai dari proses pembuatan, penyimpanan
sampai pada pemakaian dilakukan penilaian kualitasnya secara menyeluruh. Dari situ
biasanya bisa disimpulkan adanya kekurangan, kelemahan dan masalah yang timbul.Dan
hal ini kemudian dicoba untuk diatasi dengan melakukan penambahan berbagai variasi
jenis dan komposisi additive, hingga akhirnya didapatkan jenis dan takaran additive
tertentu, yang paling pas dan sesuai untuk formulasi dan komposisi cat tersebut.
Selain itu, Additive yang ditambahkan ke dalam sebuah komposisi cat juga harus
disesuaikan dengan bahan baku lainnya, terutama bahan aktif resin ( resin jenis apa yang
digunakan ) dan solventnya ( solvent atau water base), termasuk juga dalam hal
mekanisme pengeringannya.

FUNGSI BAHAN TAMBAHAN :


1. Untuk mempercepat dan mempermudah proses produksi cat, Additive jenis ini
diantaranya adalah :
 Addtive jenis ini diantaranya adalah Wetting agent.
Fungsi utamanya untuk mempermudah atau mempercepat proses
penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment.
 Sedangkan additive Disperisng agent berfungsi untuk mempermudah
distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin.

16
2. Untuk meminimasi akibat yang tidak diinginkan selama masa penyimpanan. Yang
termasuk additive jenis ini antara lain :
 Anti skinning agent berfungsi untuk mencegah proses pengulitan pada
permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan
 Thickening agent berfungsi untuk mempertahankan kekentalan cat atau
melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
 Anti Setling Agent berfungsi untuk mempertahankan pigment selalu berada
pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak
mengendap
3. Untuk meminimasi akibat yang tidak diinginkan pada saat digunakan. Additive dalam
kategori ini antara lain :
 Anti sagging berfungsi untuk mencegah turunnya atau melelehnya cat jika
dipakai pada permukaan tegak
 Levelling agent berfungsi untuk meningkatkan kualitas permukaan cat,
sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
 Anti fooding and floating berfungsi untuk mencegah pemisahan pigment
baik secara vertikal maupun horizontal - Anti foaming berfungsi untuk
mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat.
4. Untuk memperbaiki dan merubah sifat film atau lapisan cat. Diantaranya :
 Anti static agent berfungsi untuk mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik
static selama pemakaian
 Drier berfungsi untuk mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak
jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
 Katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi cross linking antara resin amino dan
alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik
maupun anorganik
 Plastisizer berfungsi untuk meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang
mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.
 Anti Fouling agent berfungsi untuk mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan
air laut pada dasar dinding kapal
 Matting agent berfungsi untuk menurunkan derajat kilap lapisan cat (dari gloss ke
semi gloss atau dari semi ke dof/matt)
 Anti Fungi berfungsi untuk mencegah timbulnya jamur

2.6 DIAGRAM ALIR PEMBUATAN CAT


Proses Pembuatan Cat Secara Umum
Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding, let-down,
filtering, color matching, dan packaging. Pre-mixing yaitu proses pencampuran awal
dimana bagian padat dari cat seperti pigmen dan extender/filler didispersikan ke
pelarutnya dengan tambahan aditif yang sesuai seperti dispersing agent dan wetting agent.

Gambar : Diagram alir pembuatan cat

17
Pada proses grinding partikel-partikel pigmen dihaluskan dengan mesin giling/grinder agar
ukuran partikel menjadi lebih kecil dan diperoleh kehalusan dan warna yang diinginkan.
Kemudian selanjutnya adalah proses finishing yang meliputi let-down, filtering, color
matching sampai packaging. Pada proses ini cat diatur kekentalannya, ditambahkan zat aditif,
disaring dari kotoran saat pengadukan, disesuaikan dan dipilah-pilah warnanya, dan pada
akhirnya di kemas.

Proses Pembuatan Cat Secara Industri


Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih teknologi yang
dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih tinggi teknologi yang
dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan catnya.
a. Persiapan
Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai dengan
formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari gudang yang sudah
teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau rusak baik fisik maupun
kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau, warna, bentuk, atau kekentalan
pada bahan tersebut).
Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara ditimbang beratnya
atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang digunakan dalam formula
atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan merupakan faktor penting
terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada penimbangan additive atau pigment.
Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan dengan
tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan cair).

b. Produksi
Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

18
1. Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler
Pembuatannya hanya melibatkan proses penuangan, mixing dan stiring saja,
yaitu menuang bahan-bahan dengan urutan dan cara sesuai dengan jenis cat yang
akan dibuat ke dalam sebuah tangki dengan ukuran pas. Kemudian mencampur
bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh suatu campuran
yang benar-benar merata di semua titik. Waktu stiring dan kecepatan mixer
disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran. Perlakuan seperti ini juga
dipakai untuk membuat tinner, hardener, wood stain (solvent + dyestuff) atau
campuran bahan lain yang tidak mengandung pigment atau extender asli (padatan).
Namun jika pigment atau extender-nya sudah diproses menjadi bahan setengah jadi
(pasta) terlebih dulu, maka bahan atau campuran ini bisa diproses seperti tersebut di
atas.

Gambar 1. Macam-macam Pigment cat

2. Cat Dengan Pigment dan/atau Extender


Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa halus
padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika diinginkan
padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50 mikro), maka
proses yang dibutuhkan adalah cukup dengan proses dispersi saja; namun jika
dikehendaki padatan terdispersi secara halus (5 – 20 mikro) maka diperlukan proses
penggilingan partikel padat dalam mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup
dengan proses dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat primer, undercoat,
intermediate atau tembok dimana kehalusan partikel bukan merupakan sifat yang
harus dicapai.

19
Gambar 2. Mixing cat

3. Proses Dispersi
Tahapan dispersi meliputi :
a) Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender oleh
bahan-bahan cair (millbase).
b) Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel
pigment dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau
partikel-partikel primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.
c) Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau
partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.

Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip dispersinya


terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah:
kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram, diameter cakram terhadap tangki,
tinggi cakram dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki dan perbandingan
padatan dan cairan campuran (kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat
additive wetting dan dispersingnya. Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk
sebuah aliran yang menyerupai donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini
diperoleh proses dispersi yang optimal.

20
Gambar 3. Triple Roll Mill

4. Penggilingan
Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih
rendah dari 20 mikro, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment dan/atau
extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik partikel-
partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel yang lebih
kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.
Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigment, extender,
sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan
setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk
dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses
pembuatan cat tanpa pigment di atas.
Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:
a) Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang berhimpitan
satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder ini bisa diatur
sesuai dengan derajat kehalusan yang diinginkan. Contoh dari alat ini adalah
Triple roll Mill.
b) Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling yang
terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam silinder giling,
glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh agitator pada kecepatan
tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara mekanis akan terpecah karena
tertumbuk oleh glass bead secara terus menerus. Millbase melalui saringan akan
keluar, sedangkan glass bead akan tetap tertahan di dalam silinder giling.
Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras dan kuat, pada akhirnya juga
akan terpecah, ini akan menyebabkan proses penggilingan akan menurun
performance-nya dan glass bead harus diganti dengan yang baru. kecepatan
putar agitator, kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam
mesin adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses

21
penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan belum mencapai hasil yang
diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin, dilakukan bisa
berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang diinginkan.

Gambar 4. Sand Mill

c. Penyelesaian
Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat dibagi
menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan
dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir dari kedua proses ini
juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau penggilingan pigment,
maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-partikelnya adalah tahap yang penting
guna mengakhiri proses tersebut.
Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk melihat
seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi yang
ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut. Namun bila
campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka menyamakan warna (colour
matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan, agar campuran tidak terlalu jauh
berbeda dengan warna standardnya.
Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan antara
sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses pembuatan cat,
yaitu tahap pengujian kualitas cat.

22
2.7 BAHAN BAHAN PIGMEN
Pigmen atau zat warna adalah zat yang mengubah warna cahayatampak sebagai akibat
proses absorpsi selektif terhadappanjanggelombang pada kisaran tertentu. Pigmen tidak
menghasilkan warna tertentu sehingga berbeda dari zat-zat pendar (luminescence).
Cat didefinisikan sebagai tebaran koloid dari pigmen dalam sarana (resin dan pelarut).
Dengan demikian properti cat sangat tergantung pada ukuran partikel dan permukaan
pigmen.
Tebaran pigmen adalah proses untuk membasahi dan melepas partikel utama pigmen
dan menebarkannya ke dalam sarana secara merata. Untuk menghindari koagulasi dan
menjaga agar kondisi tetap stabil, yang sangat penting adalah kontrol yang didasarkan
atas kimia koloid dan kimia antar permukaan. Berbagai properti cat, seperti fluiditas,
kehalusan, kilap, kekuatan menyembunyikan dan stabilitas penyimpanan sangat
dipengaruhi oleh penebaran pigmen ini.
Molekul pigmen menyerap energi pada panjang gelombang tertentu sehingga
memantulkan pajang gelombang tampak lainnya, sedangkan zat pendar memancarkan
cahaya karena reaksi kimia tertentu.
Pigmen mempunyai beberapa sifat yang khas, yaitu :
 Mass Color/Mass Tone : menunjukkan warna dari pigmen yang digunakan
dalam kekuatan penuh (fullstrength)
 Tinting Strength : yaitu kemampuan (relatif) suatu pigmen memberikan warna
pada suatu basis putih.
 Oil Absorption :adalah nilai yang mengindikasikan jumlah Linseed Oil
yangdiperlukan untuk membasahi suatu pigmen.
 Hiding Power / Daya tutup : kemampuan suatu pigmen untuk menutupi
subtrate yang mempunyai warna kontras (biasanya Hitam dan Putih / Black &
White).
 Lightfastness : sifat ini berhubungan dengan cat eksterior, karena energi radiasi
dari sinar matahari merupakan sumber penyebab perubahan warna. Sinar Ultra
violet dari sinar matahari lebih merusak terhadap perubahan warna dan kekuatan
lapisan cat disbanding radiasi spectrum warna.
 Exterior durability : ketahanan terhadap cuaca (Exterior durability) dari resin
pengikat dalam sistim pelapisan /coating sering kali menentukan
tingkatcolorfastness dari pigmen, karena kerusakan resin pengikat menyebabkan
pengapuran pigmen yang menghasilkan tampak pudar yang tidak bergantung
dengan ketahanan dari pigmen.
 Bleeding : timbul bila suatu cat warna muda biasanya putih, diapplikasikan
terhadap suatu sistem (cat dasar) warna tua yang mengandung pigmen organik
yang dapat larut biasanya merah atau maroon.
 Daya tahan alkali dan keasaman kuat : sifat ini biasanya berpengaruhnya
pada saat cat telah diaplikasikan.

Pigment sendiri secara umum dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu :

23
1. Pigment Organic : Yaitu Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic
(karbon). Pigment organic umumya memiliki kelebihan dalam hal kecerahan
dan tinting strength.
2. Pigment an organic : Yaitu pigment yang terbentuk dari mineral-mineral atau
garam-garam logam, baik secara alami ( dari bahan tambang ataugalian)
maupun yang sengaja dibuat berasal dari hasil reaksi kimia tertentu. Pigmen an
organic memiliki kelebihan dalam hal daya tahan terhadap solvent, bahan kimia,
daya tutup, kemudahan dalam terdispersi, serta stabilitas yang lebih tinggi
terhadap panas, cahaya dan cuaca

Pada kategori yang kedua ini nantinya dikenal ada 2 juga :


1. True pigment, yang memang sebagai pigment saja
2. Extender atau filler, selain sebagai pigment juga sebagai extender atau filler

Contoh pigmen anorganik yaitu senyawa TiO2 untuk menghasilkan warna putih.Sedangkan
pigmen organik dapat diperoleh secara alami atau sintetis. Misalnya, pewarna alizarin yang
dihasilkan secara sintetis dari reaksi senyawa alizarina dengan Al2O3 dan memberi warna
merah pada cat. Alizarin mempunyai nama kimia 1,2-dihidroksi antraquinon (C14H8O4).
Pewarna Carmine (C9H6F2O2) dihasilkan dari serangga Coccus Cacti yang hidup di
tanaman kaktus. Pewarna ini digunakan untuk cat air dan memberi warnah merah. besi oksida
untuk warna jingga, merah, atau kuning, dan karbon untuk warna hitam. Sering juga sebuah
cat menggunakan campuran beberapa pigmen warna untuk membuat warna yang semakin
bervariasi.

24
2.8 DIAGRAM ALIR PERNIS

Resin
Fenolik
Pheno/ic
resins

Pemanasan/Heating
260oC; 0,5 jam/hours

Pemanasan/Heating 220°C; 0,5 jam/hours

Minyak pengering Pendinginan


Drying oi/ (Linseed oi/) Coo/ing
Co-naftenat : 0,1 %
Pencampuran
Co-napthenate
• Pb-naftenat : 1%
Toluen+mineral spirit Mixing
Pb-napthenate
(1:1) • Antiskinning agent :
To/uene+ mineral 1,5%
spirits Pengenceran/Thinning
(viskositas/Viscosity
40 mPa.s)

25
A. Karakterisasi bahan baku
1. Resin fenolik
Resin fenolik dari destilat CNSL yang digunakan dibuat dari nisbah mol
formaldehida dengan destilat CNSL 0,9:1 (resin novolak) (Hidayat et a/., 2008).
Analisis resin fenolik meliputi : 1) karakteristik resin :kadar bahan padatan
(ASTM D-2832, 1993), viskositas menggunakan viskometer Brookfield dan 2)
sifat lapisan film resin : waktu kering (ASTM D-1640, 1993), kekerasan (ASTM
D-3363-74, 1993), daya lentur (ASTM D-522, 1993), dan daya lekat (ASTM D-
3359, 1993).
2. Minyak pengering
Analisis minyak pengering (/inseed oil) meliputi : bobot jenis, indeks bias,
bilangan asam, bilangan penyabunan dan bilangan iod (AOAC, 1995) serta
viskositas menggunakan viskometer Brookfield.
B. Formulasi vernis
Tahap awal formulasi adalah melakukan modifikasi minyak pengering
(/inseed oil) yang bertujuan meningkatkan viskositas dan bobot molekulnya untuk
memperbaiki sifat pengeringan dari minyak pengering. Modifikasi minyak pengering
dilakukan dengan pemanasan pada suhu 260°C selama ±0,5 jam sehingga diperoleh
/inseed stands oi/ (viskositas 400-600 mPa.s).
Setelah viskositas minyak pengering yang diinginkan tercapai kemudian
dicampur dengan resin fenolik melalui pemanasan pada suhu 220°C selama 0,5 jam
(Swaraj 1985). Campuran resin dan minyak pengering kemudian didinginkan dan
ditambah bahan pengering (Co- naftenat 0,1% dan Pb-naftenat 1,0%) serta
antiskinning agent 1,5%. Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan menggunakan
pelarut toluen dan mineral spirit dengan perbandingan 1:1 sampai viskositas mencapai
40 mPa.s (Gambar 1).
Perlakuan yang diuji dalam formulasi vernis yaitu perbandingan resin fenolik
dengan minyak pengering (b/v): 1:0; 1:0,5; 1:1 dan 1:1,5. Percobaan menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Analisis vernis yang
dihasilkan meliputi : 1) karakteristik vernis yaitu meliputi bobot jenis (AOAC, 1995)
dan kadar bahan menguap (ASTM D-2832,1993) dan 2) sifat lapisan film vernis yaitu
waktu kering (ASTM D-1640, 1993), kekerasan (ASTM D-3363-74, 1993), daya
kilap (ASTM D-523, 1993), daya lentur (ASTM D-522, 1993), daya lekat (ASTM D-
3359, 1993) dan ketahanan terhadap air (ASTM D-1308, 1993).

26
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan
bervariasi,tetapi intinya cat terdiri dari Resin Atau Binder, Pigment Dan Extender
(Filler), Solvent,dan Solvent.
2. Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding, let-
down,filtering, color matching, dan packaging.
3. Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan, dilakukan berbagai
pengujianterhadap resin, pigment, extender, solvent dan additive

Kualitas Cat

Untuk mendapatkan kualitas cat seperti yang diharapkan oleh pelanggan,


berbagai usaha harusdiarahkan untuk mendapatkan kualitas hasil akhir dari setiap
proses seoptimal mungkin.

Setiap proses dimulai dari pembelian bahan baku, penyimpanan bahan baku,
Pemrosesan bahan bakumenjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi,
penyimpanan bahan jadi dan pengiriman bahan jadi ke pelanggan harus dikontrol
dengan jadwal, pengujian dan pelayanan yang memadai.Beberapa pengujian harus
dilakukan untuk meyakinkan bahwa resin, pigment, extender, solventdan additive
yang dibeli dan kemudian disimpan di dalam gudang sesuai spesifikasi, tidak
terjadisalah barang, penyimpangan dan perubahan kualitasnya.

Proses pembuatan pasta menghasilkan pasta yang stabil, tidak gampang


mengulit, mengeras dandengan dengan derajat kehalusan sesuai kebutuhan.Proses
pembuatan cat menghasilkan cat dan film dengan kualitas seperti yang diharapkan.

3.2 SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal pada komponen pembentukan
cat perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lanjutan yaitu:
1. Memahami betul mengenai bahan bahan yang ingin diajukan dan digunakan pada
proses pembuatan cat ini.
2. Memahami bagaimana prosesnya dan step by step agar cat yang dihasilkan bagus
dan tidak mudah rusak

27
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007c.Sejarah Cat . http://cattembok.web.id

Anonim, 2009.Cat . http://id.wikipedia.org

Susyanto, Heri. 2009a. Additive. http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009b. Apakah Cat . http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009c.Jenis Cat . http://www.geocities.com

Susyanto, Heri. 2009d.Kontrol Kualitas Cat . http://www.geocities.com

28

Anda mungkin juga menyukai