Anda di halaman 1dari 17

“KONSEP DASAR PERILAKU DAN DINAMIKANYA”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum


Kamis, 1 May 2019

Dosen Pengampu :
SITI MARISA, M.A.,M.Psi.

Disusun Oleh:
Kelompok 6

1. Anggi Syariah Hasibuan (0304183215)


2. Azizi Syafila Harahap (0304172111)
3. Bella Anggraini (0304172086)
4. Melinia Safitri (0304172071)

Kelas :
PBI 4 (Semester IV)

Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah Swt, atas seluruh anugerah dan nikmat yang
diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah kuliah Psikologi
Umum yang mengkaji tentang “Dinamika Perilaku Manusi”.
Shalawat dan salam juga penulis sampaikan kepada junjungan kita semua, nabi
Muhammad Saw, dengan memperbanyak bershalawat semoga kita mendapatkan syafaatnya
di yaumul akhir kelak, amin.
Tulisan yang dituangkan dalam makalah ini berasal dari beberapa referensi yang sengaja
penulis kutip melalui buku cetak maupun media elektronik sehingga dapat bersama-sama kita
lihat dan pelajari.
Penulis telah berusaha sekuat dan semampu mungkin dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Untuk menghasilkan makalah yang baik dan benar sesuai dengan keinginan penulis
dan juga sesuai dengan keinginan Dosen guna mendapatkan nilai terbaik sebagai tugas
terstruktur pada mata kuliah Psikologi Umum.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan Ibu Siti Marisa, M.A., M.Psi. sebagai Dosen
pengampu yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan saran dalam
penyelesaian makalah ini. Juga kepada rekan-rekan yang telah berkontribusi dan membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Namun apabila masih ditemukan kekeliruan, kekurangan dan kesalaham, penulis sangat
berharap pembaca dapat memberikan kritikan yang membangun guna memperbaiki
kekurangan makalah ini.
Akhir kata, penulis sangat berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku
penulis dan juga pembaca. Sehingga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita
semua.

Medan, 24 April 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................... ii

BAB I
a. Latar Belakang .................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
d. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2

BAB II
a. Konsep Dasar Perilaku ........................................................................ 3
b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ................................................... 7
c. Dinamika Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi ...................... 10

BAB III
a. Kesimpulan ......................................................................................... 15
b. Saran ................................................................................................... 15

Daftar Pustaka ............................................................................................ 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan ( menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sedangkan psikologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perilaku yang dimaksud adalah,
perilaku motorik yaitu perilaku dalam bentuk gerakan. Perilaku kognitif ialah perilaku
dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam disekitarnya. Perilaku konatif ialah
perilaku yang berupa dorongan dari dalam individu. Perilaku afektif ialah perilaku dalam
bentuk perasaan atau emosi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar perilaku ?
2. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi perilaku ?
3. Bagaimanakah dinamika Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar perilaku.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku.
3. Untuk mengetahui dinamika Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi.

D. Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan seputar dinamika perilaku manusia bagi pembaca.
2. Menjadi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Psikologi Pendidikan.
3. Menjadi bahan ajar untuk dapat di praktekkan di kemudian hari.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Perilaku


1.Perilaku
Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu (Sunaryo, 2004). Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya,
tetapi sebagai akibat adanya rangsangan (stimulus) baik dari dalam dirinya sendiri
(internal) maupun dari luar individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu
mencakup perilaku yang tampak (overt behaviour) dan perilaku yang tidak tampak
(inert behavior atau covert behavior). Perilaku yang tampak adalah perilaku yang
dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat sedangkan bantu, sedangkan
perilaku yang tidak tampak adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan
menggunakan alat atau metode tertentu, misalnya berpikir, sedih, berkhayal,
bermimpi, takut (Purwanto, 1999).
Perilaku manusia itu didorong oleh mtif tertentu sehingga manusia itu
berprilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori, diantara teori-teori tersebur dapat
dikemukakan:
1. Teori Instirng
Teori ini dikemukakan oleh McDougall ebagai pelopor dari psikologi
social, yang menerbitkan buku psikologi social yang pertama kali dan mulai
saat itu psikologi sosia menjadi pembicaraan yang cukup menarik(Iih. Baron
dan Byrne, 1984; Crider, 1983). Menurut McDougall perilaku itu
deisebabkan karena instirng dan McDougall mengajukan suatu daftar insting.
Insting merupakan perilaku yang innate, perilau yang bawaan, dan isnting
akan mengalami perubahan karena pengalama, pendapat McDougall ini
mendapat tanggapan yang cukuo tajam dari F. Allport yang menertbitkan
buku Psikologi Sosial pada tahun 1924, yang berpendapat bahwa perilaku
manusia itu disebabakan karena banyak factor, termasuk orang-orang yang
ada disekitarnya dengan perilakunya (Iih. Baron dan Byrne, 1984).
2. Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu
mempunyai dorongan-dorongan atau drieve tertentu dorongan-dorongan ini
berkaitan dengan kebutuhan-kebututuhan organisme yang mendorong
organism berprilaku. Bila organisme ini mempunyai kebutuhan, dan
organism ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam
diri organisme itu. Bila organism berprilaku dan dapat memenuhi
kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-
dorongan tersebut.. karena teori ini menurut Hull (Iih. Crider, 1983;
Hergenhahn, 1976) juga disebut teori drive reduction.
3. Teori insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organize itu
disebabkan karena adanya intensif. Dengan intensif mendorong organism
berbuat atau berprilaku. Insentif atau juga disebut juga sebagai reinforcement
ada yang positif ada yang negative. Reinforcement yang positif adalah yang
berkaitan dengan hadiah., sedang reinforcement yang negative berkaitan
dengan hukuman. Reinforcement yang positif akan mendororng organism
dalam berbuat, sedang reinforcement yang negative akan dapat menghambat
organism dala berprilaku. Ini berarti bahwa perilaku timbul darena adanya
insentif atau reinforcement. Perilaki semacam ini dikupas secara tajam dala
psikologo belajar.
4. Teori atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang.
Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (misal motif, sikap,
dsb.) ataukah oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukakan oleh Fritz
Heider (Iih. Baron dan Byrne, 1984) dan teori ini manusia itu dapat atribusi
internak, tetapi juga dapat atribusi eksternal. Mengenai hal ini lebih lanjut
akan dibicarakan dalam psikologi social.
5. Teori kognitif
Apabila seseorang harus mememilih perilaku mana yang mesti
dilakukan, maka pada uunya yang bersangkutan. Ini yang disebut sebagai
moel subjective expected utiity (SEU) (Iih. Fishbein dan Ajzen, 1975. Dengan
kemampuan memilih ini berarti fakor berpikir berperan dalam menentukan
pilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa
yang terjadi sebgai bahan pertimbangannya disamping melihat apa yang
dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat elihat ke depan apa yang akan
terjadi dalam seseorang bertindak. Dalam model SEU kepentingan pribadi
yang menonjol. Tetapi dalam seseorang berprilaku kadang-kadang
kepentingan pribadi dapat disingkirkan.

2.1 Ciri-Ciri Perilaku Manusia yang Membedakan Dari Mahluk Lain


Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa manusia yang satu
berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di
muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri, sifat,
watak, tabiat, kepribadian, dan motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia
lainnya. Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-
citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang
berbeda-beda pula (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999).
Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Maslow,
manusia memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhanfisiologis/biologis, kebutuhan
rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga diri, dan kebutuhan
aktualisasi diri (Sunaryo, 2004).
Menurut Sarkito Wirawan Sarwino (1983) dalam bukunya pengantar umum
psikologi ,ciri-ciri prilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah
kepekaan sosial,kelangsungan prilaku,orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan,tiap
individu adalah unik. Secara singkat dapat di uraikan sebagai berikut.
1. Kepekaan sosial
Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan prilakunya
sesuai pandangan da harapan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang
dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain. Prilaku
manusia adalah situsional, artinya prilaku manusia akan berbeda pada situasi
yang berbeda.
Contoh: prilaku manusia pada saat membesuk orang yang sedang
sakit di rumah sakit,berbeda dengan prilaku pada saat menghadiri resepsi.
2. Kelangsungan prilaku
Artinya antara prilaku yang satu ada kaitanya dengan prilaku yang
lain, prilaku sekarang adalah kelanjutan prilaku yang baru lalu ,dan
seterusnya. Dalam kata lain bahwa prilaku manusia terjadi secara
berkesinambungan bakan secra serta merta.
Contoh.seorang mahasiswa D IV keperawatan yang setiap hari
mengikuti kuliah,akhirnya lulus dan memiliki kepandaian serta keterampilan
di bidang keperawatn , kemudian mendapat pekerjaan,memperoleh
penghasilan,berumah tangga,memiliki keturunan, mendapatkan cucu,dan
seterusnya.
3. Orientasi pada tugas
Artinya bahwa setiap prilaku manusia selalu memiliki orientasi pada
suatu tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu,
orientasinya adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu.
Demikian juga individu yang bekerja,berorientasi untuk menghasilkan
sesuatu.
Contoh :seorang mahasiswa yanga sedang giat-giatnya belajar untuk
menghadapi ujian semester,pada malam hari perlu tidur agar besok paginya
badan terasa segar dan mampu mengerjakan soal dengan baik
4. Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia tekah di pilih dan di tentukan
sendiri,serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin di
perjuangkan. Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin di
perjuangkan ,sedangkan hewan hanya berjuang untuk mendapatkan sesuatu
yang sudah tersedia di alam.
5. Tiap-tiap individu manusia adalah unik
Unik disni mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan
manusia yang lain dan tidak ada duanya manusia yang sama persis dimuka
bumi ini ,walaupun ia di lahirkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri ,
watak ,tabiat ,kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari
manusia lain. Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam
dan cita-citanya kelak di kemudian hari, menentukan prilaku individu di masa
kini yang berbeda-beda pula.

2.2 Proses Pembentukan Dan Faktor yang Mempengaruhi Perilaku


A. Proses Pembentukan
Seperti telah dipaparkan didepan bahwa prilaku manusia sebagaian besar
ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilaku yang dipelajari berkaitan dengan hal
tersebut maka salah satu persoalan ialah bagaimana cara membentuk perilaku itu
sesuai engan yang diharapkan
1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan
kondisionig atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berprilaku
seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Misal
anak dibiasakan bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur,
mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan
untuk tidak datang terlambat disekolah dan sebagainya. Cara ini didasarkan
atas teori belajar kondisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun
Thorndike dan Skinner (lih. Hergenhahn, 1976). Walaupun anatara Pavlov,
Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama,
namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh berbeda
satu edngan yang lain. Kondisioning Thorndike dan Skinner dikenal sebagai
kondisioning klasik, sedangkan kondisioning Pavlov dikenal dengan
kondisioning operan. Walau demikian ada yang menyebut kondisioning
Thorndike sebagai kondisioning instrumental, dan kondisioning Skinner
sebagai kondisioning operan. Seperti telah dipaparkan didepan atas dasar
pandangan ini untuk pembentukan perilaku dilaksanakan dengan kondisioning
atau kebiasaan.
2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)
Di samping pembentukan perilaku dengan kondisioning ata kebiasaan,
pembentukan dapat ditepuh dengan pengertian atau insight. Misal datang
kuliah jangan sampai terlambat, karena hal tersebut dapat menganggu teman-
teman yang lain. Bila naik motor harus pake helm, karena hem tersebut ntuk
keamanan diri, dan masih banyak contoh untuk mengambarkan hal tersebut.
Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai
adanya pengertian. Bila dala eksperimen Thorndike dalam belajar yang
dipentingkan adalah soal latihan, maka eksperimen Kohler dala belajar yang
penting adalah pengertian atau insight. Kohler adalah salah seorang tokoh
dala psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif (Iih. Hergenhahn,
1976).
3. Pembentukan prilaku dengan menggunakan model.
Di samping cara-cara pembentukan prilaku seperti tersebut diatas,
pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model
atau contoh. Kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai cntoh anak-
anaknya, pemimpin sebagai panutan dipimpinannya, hak tersebut
menunjukan pembentukan prilaku dengan menggunkan model atau contoh
olrh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan atas teori belajar social (social
learning theory) atau learning theory yang dikemkakan oleh Bandura (1977).

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


Menurut Green (2000), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utamayaitu: faktor
predisposisi ( predisposing factor), faktor pemungkin (enablingfactor), dan faktor
penguat (reinforcing factor) (Notoatmodjo, 2003;Green, 2000).
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) terwujud dalam:
a Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui prosessensori
khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu.Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbetuknyaperilaku terbuka
(overt behavior). Perilaku yang didasari pengetahuanumumnya bersifat
langgeng (Sunaryo, 2004; Notoatmodjo, 2003).
b Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulusatau
obyek baik yang bersifat intern maupun ekstern sehinggamanifestasinya
tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapatditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikapsecara realitas menunjukkan
adanya kesesuaian respon terhadapstimulus tertentu ( Sunaryo, 2004;
Purwanto, 1999 ).Tingkatan respon adalah menerima (receiving),
merespon(responding), enghargai (valuing), dan bertanggung jawab
(responsible)(Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 ).
c Nilai-nilai
Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilakuyang
sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang
(Green, 2000).
d Kepercayaan
Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaantertentu
akan mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatupenyakit yang
akan berpengaruh terhadap kesehatannya( Green, 2000 ).
e Persepsi
Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri individuterhadap
stimulus yang diterimanya. Persepsi merupakan prosespengorganisasian,
penginterpretasian terhadap rangsang yang diterimaoleh organisme atau
individu sehingga merupakan sesuatu yang berartidan merupakan respon
yang menyeluruh dalam diri individu. Olehkarena itu dalam penginderaan
orang akan mengaitkan dengan stimulus,sedangkan dalam persepsi orang
akan mengaitkan dengan obyek.Persepsi pada individu akan menyadari
tentang keadaan sekitarnya danjuga keadaan dirinya. Orang yang
mempunyai persepsi yang baiktentang sesuatu cenderung akan berperilaku
sesuai dengan persepsiyang dimilikinya (Sunaryo, 2004; Notoatmodjo,
2003 ).

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factor)


Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor ini bias
sekaligus menjadi penghambat atau mempermudah niat suatu
perubahanperilaku dan perubahan lingkungan yang baik (Green, 2000).Faktor
pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaansarana dan prasarana atau
fasilitas. Sarana dan fasilitas ini padahakekatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya suatu perilaku,sehingga disebut sebagai faktor
pendukung atau faktor pemungkin.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)


Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) merupakan
penguatterhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu
atauberperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik
akanmemotivasi, sebaliknya hukuman dan pandangan negatif seseorang
akanmenjadi hambatan proses terbentuknya perilaku. Hal yang
palingberpengaruh terhadap perubahan perilaku perawat adalah motivasi.

2.3 Macam-Macam Perilaku Manusia


Perilaku pada manusia dapat dibedakan antara perilaku reflektif dan perilaku non
reflektif. Perilaku yang reflektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara
spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya reaksi kedip
mata bila kena sinar , gerak lutut bila kena sentuhan palu, menarik jari bila terkena hp
dan sebagiannya. Reaksi atau perilaku reflektif adalah perilaku yang terjadi dengan
sendirinya.
Lain halnnya dengan perilaku yang non refleksi. Perilaku ini dikendalikan atau
diatur oleh pusat kesadaran atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh
reseptor kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran., baru
kemudian terjadi respon. Proses inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku atau
aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut perilaku psikologis.
Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan,merupakan
perilaku yang banyak pada diri manusia, di samping adanya perilaku reflektif. Di
samping perilaku manusia dapat dikendalikan atau terkendali, perilaku manusia juga
merupakan perilaku yang terintergrasi,yang berarti bahwa keseluruhan keadaan
individu itu terlihat dalam perilaku yang bersangkutan, bukan bagian demi bagian.
Karena begitu kompleksnya perilaku manusia itu maka psikologi ingin memahami
perilaku tersebut.
Brance (dalam Walgito 2004:12) “Perilaku manusia dapat dibedakan antara
perilaku yang refleksif dan perilaku yang non refleksif”. Perilaku yang refleksif
merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang
mengenai organisme tersebut. Misalnya reaksi kedip mata bila kena sinar, menarik
jari bila jari kena api dan sebagainya. Reaksi atau perilaku reflektif adalah perilaku
yang terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat
kesadaran, sebagai pusat pengendali dari perilaku manusia. Lain dengan halnya
perilaku non-reflektif. Perilaku ini di kendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran
otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh reseptor kemudian diteruskan ke
otak sebagai pusat syaraf, baru kemudian terjadi respons melalui afektor. Proses yang
terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses psikologi. Perilaku atau
aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atau
perilaku psikologis.
Skinner seorang ahli psikologi (dalam Notoatmodjo, 2010:20) merumuskan
bahwa “perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar)”. Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses
stimulus, organisme, respons sehingga teori Skinner ini disebut dengan teori “ S-O-R”
(Stimulus, Organisme, Respons ).
Notoatmodjo (2010:21) berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku
manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Perilaku tertutup (covert behavior) .
Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas
dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap
stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert
behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable
behavior”.
Notoatmodjo (2010:25) mengemukakan bahwa perilaku dapat dibatasi sebagai
jiwa (berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya). Untuk memberikan respon
terhadap situasi di luar objek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa
tindakan). Bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu :
a. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan
rangsangan.
b. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri si subyek, sehingga alam itu sendiri akan mencetak
perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam
tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang bersifat
non fisik, tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan perilaku
manusia. Lingkungan ini adalah merupakan keadaan masyarakat dan segala
budi daya masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.
c. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan terhadap
situasi dan suatu rangsangan dari luar.

C. Dinamika Perilaku Manusia dalam Perspektif Psikologi


Dinamika perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan
genetika.
Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa
penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani,
kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan.
Psikologi memberikan sumbangan terhadap pendidikan, karena subjek dan objek
pendidikan adalah manusia (individu). Psikologi memberikan wawasan bagaimana
memahami perilaku individu, proses pendidikan serta bagaimana membantu individu
agar dapat berkembang optimal.
1. Perspektif Biologi
Perspektif biologi yaitu sebuah pendekatan psikologi yang menekankan pada
berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan
dan pikiran seseorang. Perspektif Biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu
bidang psikologi yang nenekankan pada mekanisme evolusi yang membantu
menjelaskan kesamaan di antara manusia dalam kognisi, perkembangan, emosi
praktek-praktek sosial, dan area-area lain dari perilaku.
2. Perspektif Behaviorisme
Yaitu pendekatan psikologi yang menelaah cara lingkungan dan pengalaman
mempengaruhi tindakan seseorang. Penganut behaviorisme (behaviorist) menaruh
perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam
mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu.
3. Perspektif Kognitif
Proses perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses
yang didasarkan proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme
biologis perkembangan sistem atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada
kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan
menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut.
4. Perspektif Humanistik
Menurut pandangan humanistik, manusia adalah makhluk yang aktif dalam
merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya. Perilaku manusia berpusat
pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang identitas dirinya yang bersifat
fleksibel dan berubah-ubah. Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada
kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan, meningkatkan serta
mengaktualisasikan dirinya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar mereka.
Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama
guru disekolah-sekolah dasar dan menengah serta dosen diperguruan tinggi.
Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk
menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku
seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan
tingkah laku kita sendiri.
Dalam Dinamika perilaku manusia kita dapat mengetahui berbagai ragam sikap
dan perilaku manusia yang tentu saja dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita
terutama untuk dapat memahami orang lain.

B. Saran
Untuk dapat membantu pembaca dalam memahami dinamika perilaku manusia,
maka diharapkan pembaca bisa menambah daftar referensi dengan berbagai sumber
yang ada. Selain itu, diharapkan juga pembaca dapat mempraktekkan hasil yang
didapatkan dengan menerapkan pada diri sendiri terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Walgito, bimo.2010.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta.CV.Andi Offset.


Widayatun, Tri Rusmi.1999.Ilmu Perilaku.Jakarta.CV.Sagung Seto.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-afipkhoiru-5471-3-babii.pdf
http://usahamudamasakini.blogspot.com/2016/10/a-dinamika-perilaku-manusia-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai