Anda di halaman 1dari 4

hidup sukses

Jumat, 06 April 2012

R.E.A.C.H : Lima Hukum Komunikasi


Efektif
Pada artikel sebelumnya yang berjudul Komunikasi Efektif kita sudah membahas “Integritas: Fondasi
Utama Komunikasi Efektif”. Setelah kita memiliki integritas sebagai fondasi utama dalam
membangun komunikasi efektif, berikutnya kita perlu memperhatikan Lima Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5
Inevitable Laws ofEffective Communication). Dalam buku Make Yourself A Leader yang ditulis oleh Aribowo
Prijosaksono dan Ping Hartono Lima hukum ini dikembangkan dan dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan
esensi dari komunikasi, yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Pada dasarnya komunikasi adalah
upaya kita untuk meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari
orang lain.

Hukum #1: Respect

Rasa hormat dan saling menghargai (respect) merupakan hukum pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang
lain. Kita harus ingat bahwa manusia selalu ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita harus mengkritik atau
memarahi seseorang, kita bisa melakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang.
Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, kita dapat
membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik secara
individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Menurut Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan
salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan
tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa prinsip paling dalam pada
sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Sifat ini merupakan rasa lapar manusia yang harus dipenuhi
(bukan harapan atau keinginan yang bisa ditunda). Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang
dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.

Hukum #2: Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Salah satu prasarat utama dalam memiliki sifat empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti
terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

Secara khusus Covey menempatkan kemampuan mendengarkan sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan manusia
yang sangat efektif. Covey mnyebutnya sebagai komunkasi empatik, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu,
baru dimengerti. Kita perlu memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu untuk dapat membangun
keterbukaan dan kepercayaan dalam membangun sinergi dengfan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk menyampaikan pesan (message). Cara dan sikap empati juga akan
memudahkan penerima pesan (receiver) menerima pesan yang kita sampaikan.
Dalam komunikasi untuk membangun kerjasama tim, rasa empati sangat memegang peranan. Dengan empati kita
bisa memahami perilaku anggota tim kita, seperti kebutuhan, keinginan, minat, harapan, dan kesenangan mereka.
Rasa empati akan menimbulkan respek. Rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama
dalam membangun teamwork.

Dalam membangun komunikasi dengan empati, kita harus mempunyai kemampuan untuk mendengar dan siap
menerima masukan apa pun dengan sikap positif. Banyak di antara kita yang tidak mau mendengarkan saran,
apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak
akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.

Hukum #3: Audible

Pesan yang kita sampaikan harus audible, artinya pesan dapat diterima dan dimengerti oleh penerima pesan dengan
baik. Untuk itu, pesan bisa disampaikan melalui berbagai media, seperti alat bantu audio visual.

Dari sisi media untuk penyampaian pesan, penggunaan teknologi bisa membantu melipatgandakan pancaran sinyal
pesan yang kita sampaikan sehingga pesan bisa diterima oleh jauh lebih banyak orang. Sebagai contoh dengan
menggunakan media internet, kita bisa berkomunikasi dengan mudah dan murah kepada banyak orang.

Hukum #4: Clarity

Hukum keempat dalam membangun komunikasi yang efektif adalah pesan yang kita sampaikan harus jelas sehingga
tidak menimbulkan penafsiran yang berlainan. Pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan
menimbulkan dampak yang tidak sederhana.

Clarity dapat pula berarti keterbukaan. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap transparan sehingga
dapat menimbulkan rasa percaya dari penerima pesan atau anggota tim kita. Keterbukaan akan mencegah timbulnya
sikap saling curiga yang akan menurunkan semangat dan antusisme tim kita.

Hukum #5: Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang
terkait dengan hukum pertama, yaitu respect. Untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh
sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati adalah sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong, tidak memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan,
rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Jika kita membangun komunikasi berdasarkan pada lima hukum pokokkomunikasi yang efektif ini, kita dapat menjadi
seorang komunikator yang handal yang dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain dengan penuh
penghargaan (respect), karena hal inilah yang dapat membangunhubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan.

Diposting oleh wawan adi di 15.44


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:
1.
Unknown8 Mei 2016 20.09

kalau boleh tau, ini sumbernya dari mana??

Balas

2.

Anhie Hasriani30 Januari 2017 16.04

kalau boleh tahu ini rujukannya dari mana yah? thanks

Balas
Tambahkan komentarMuat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
Pengikut

Arsip Blog
 ▼ 2012 (143)
o ► September (1)
o ► Juli (1)
o ► Juni (16)
Mengenai o ► Mei (5)
Saya o ▼ April (32)
 Life is a Gift
 Memaksa Sabar
 Belajar dari Al-Faruq
 Manfaat Sujud
 The Best Medicine Ever
 The Condition for Being Successful
wawan adi  What Napoleon Hill said about Success?
 Keutamaan Air Zamzam (2)
pembelajar  Home / Pernik / Keutamaan Air Zamzam (1)
sejati Keutamaan...
Lihat profil lengkapku  Ampunan dan Afiat
 Tujuh 'Dosa Besar' dalam Berinvestasi
 investasi yang menjanjikan
 Inilah Virus Perusak Amal
 7 Anjuran Warren Buffett dalam Berinvestasi
(Bagia...
 7 Anjuran Warren Buffett dalam Berinvestasi
(Bagia...
 Memulai Bisnis Dengan 5P
What Should You Count In Your Life
The Truth from Anthony Robbins
Mengapa Orang Cina Lebih Senang Tinggal di
Ruko?
 Mengenal Produk Finansial: Deposito
 Memahami Investasi Yuk…
 Belajar Menjadi Investor Kecil-Kecilan Yuk…
 Hidup Adalah Pilihan
 Manajemen Organisasi dalam Al Quran
 START Sekarang Suksespun Segera Datang
 COMMITMENT
 Hardwork is the Price We Must Pay for Success
 Success is A Long Journey
 Memikat Pendengar Anda : Public Speaking
 Tips Menjadi Pembicara Yang Hebat
 R.E.A.C.H : Lima Hukum Komunikasi Efektif
 Empat Penghambat Keharmonisan Komunikasi
o ► Maret (22)
o ► Februari (64)
o ► Januari (2)

 ► 2011 (34)
o ► Desember (29)
o ► November (5)

Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai