Anda di halaman 1dari 2

HIP FRACTURE

Selama saya menjalani program pertukaran pelajar di Departemen Traumatologi UKC


Maribor, Slovenia saya sering sekali menemukan pasien dengan hip fracture atau fraktur
femur. Fraktur femur adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang femur. Hal ini
dapat disebabkan oleh karena benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung.
Fraktur femur dapat diklasifikan lagi berdasaran letak garis fraktur yang ada :

a. Fraktur Intertrokhanter Femur

Fraktur ini sifatnya ekstrakapsuer dari femur, sering pada lansia dengan kondisi
osteoporosis. Resiko dari fraktur ini adalah nekrotik avaskuler yang rendah sehingga
prognosanya baik. Penatalaksanaannya adalah dengan reduksi terbuka dan pemasangan
fiksasi internal.

b. Fraktur Subtrokhanter Femur

Garis fraktur berada 5cm distal dari trokhanter minor, klasifikasinya ada 3 tipe. Tipe 1 bila
garis fraktur selevel dengan trokhanter minor; Tipe 2 bila garis patah berada 1-2 inci
dibawah dari batas atas trokhanter minor; Tipe 3 adalah 2-3 inci dari batas atas trokhanter
minor. Penatalaksanaan dari fraktur ini adalah dengan reduksi terbuka dengan fiksasi
internal dan tertutup dengan pemasangan traksi tulang selama 6-7 minggu kemudian
dilanjutkan dengan hip gips selama tujuh minggu yang merupakan alternatif pada pasien
dengan usia muda

c. Fraktur Batang Femur

Fraktur batang femur biasanya disebabkan oleh trauma langsung dan secara klinis dibagi
menjadi 1) fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak dan berisiko
infeksi, 2) fraktur tertutup dengan penatalaksanaan konservatif berupa pemasangan skin
traksi serta operatif dengan pemasangan plate-screw.

d. Fraktur Suprakondiler Femur

Fraktur ini disebabkan oleh trauma langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadi gaya
aksial dan stress valgus atau varus dan disertai gaya rotasi\
e. Fraktur Kondiler Femur

Mekanisme trauma fraktur ini biasanya merupakan kombinasi dari gaya hiperabduksi dan
adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur ke atas. Penatalaksanaannya berupa
pemasangan traksi tulang selama 4-6 minggu dan kemudian dilanjutkan dengan
penggunaan gips minispika sampai unio sedangkan reduksi terbuk sebagai alternatif
apabila konservatif gagal.

Pasien dengan fraktur femur rata-rata berusia 70 tahun keatas, mereka datang ke pusat
emergensi dengan keluhan kaki tidak bisa di gerakkan, terasa nyeri sekali dan mereka baru saja
terjatuh. Dokter juga selalu menanyakan apakah pasien sudah pernah di operasi sebelumnya
dibagian femur. Namun, beberapa pasien khususnya mereka yang mengalami demensia akibat
usia tidak dapat mengingat riwayat operasi terdahulu, sehingga dokter perlu mengecek kembali
dan atau menanyakan kepada keluarga pasien. Pasien dengan hip fracture yang akan
menjalankan operasi perlu dipersiapkan sebaik-baiknya, dan jika mereka sedang dalam terapi
antikoagulan maka perlu penatalaksanaan per-operatif yang berbeda.

Selain kasus fraktur femur, saya juga sering menemukan jenis fraktur yang lain seperti
fraktura klavikula, radius dan ekstremitas inferior. Penanganan yang diberikan juga cukup
general, jika fraktur maka akan di x-ray dan ahli radiologi akan memberikan hasil analisis
mereka. Apabila pasien perlu operasi, maka akan dioperasi oleh ahli bedah dan apabila terapi
konservatif maka akan dilakukan saat itu juga oleh dokter yang menangani serta diberikan anti
nyeri berupa methamizol atau ibuprofen. Namun dokter akan lebih dahulu menanyakan kepada
pasien anti nyeri apa yang biasanya digunakan oleh mereka.

Anda mungkin juga menyukai