Anda di halaman 1dari 53

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hukum merupakan suatu aturan-aturan yang dibuat untuk


dipatuhi atau dilaksanakan salah satu fungsinya adalah demi
terciptanya suatu ketertiban dalam sebuah kelompok atau
dalam sebuah industri, hukum dibuat berlaku dalam skala
besar, misal negara. Negara ini lah yang kemudian akan
membuat hukum-hukum baru atau memperbaiki hukum yang sudah
ada karena dirasa tidak sesuai dengan kondisi lingkungan dan
lain hal.
Hukum industri dibuat agar mencakup suatu industri yang
kecil, sedang ataupun besar. Hukum merupakan sistem yang
penting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari berbagai penyalahgunaan kekuasaan atau
kebijakan dalam suatu perushaan. Maka dari itu hukum sangat
penting untuk berbagai bentuk kelembagaan termasuk dalam
sebuah perindustrian.

Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang bersifat


produktif dengan pengolahan barang mentah dan atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai lebih
tinggi atau nilai tambah. Industri tidak hanya meliputi
barang tapi juga berupa jasa.
Jadi, hukum industri adalah ilmu yang mengatur masalah
perindustrian yang berada di suatu wilayah. Mengatur
bagaimana cara perusahaan mengatur perusahaannya dan sanksi-
sanksi apa saja yang akan diterima jika perusahaan tersebut
melanggar sanksi tersebut. Hukum industri juga menyangkut
permasalahan desain produksi dan hukum konstruksi serta
standardisasi. Selain itu juga mengenai masalah

1
tanggungjawab dalam sistem hukum industri, dan analisis
tentang masalah tanggungjawab dalam sistem hukum industri.

Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang atas kekuatannya


sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila. Garis-Garis Besar Haluan Negara menegaskan bahwa
di bidang ekonomi, sasaran pokok yang hendak dicapai dalam
pembangunan jangka panjang adalah tercapainya keseimbangan
antara pertanian dan industri serta perubahan-perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi Indonesia sehingga
produksi nasional yang berasal dari luar pertanian merupakan
bagian yang semakin besar dan industri menjadi tulang
punggung ekonomi dan harus menjamin pembagian pendapatan
yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan rasa
keadilan,.

Hingga saat ini peraturan peraturan yang digunakan bagi


pengaturan, pembinaan, dan pengembangan industri selama ini
dirasakan kurang mencukupi kebutuhan karena hanya mengatur
beberapa segi tertentu saja dalam tatanan dan kegiatan
industri, dan itupun seringkali tidak berkaitan satu dengan
yang lain. Apabila Undang-Undang ini dimaksudkan untuk
memberikan landasan hokum yang kokoh dalam upaya pengaturan,
pembinaan, dan pengembangan dalam arti yang seluas-luasnya.

Undang-undang ini akan memberikan kemungkinan terhadap


penguasaan yang bersifat mutlak atas setiap cabang industri
oleh Negara. Undang-Undang Dasar 1945 dan Garis-Garis Besar
Haluan Negara telah secara jelas dan tegas menunjukkan bahwa
dalam kegiatan ekonomi, termasuk industri, harus dihindarkan
timbulnya “etatisme” dan sistem “free fight liberalism”.

2
Dengan dibuatnya landasan ini, upaya pengaturan, pembinaan,
dan pengembangan yang dilakukan Pemerintah diarahkan untuk
menciptakan iklim usaha industri secara sehat dan mantap.

2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai


salah satu tugas mata kuliah Hukum Industri, Fakultas Teknik
dan Perencanaan Jurusan Teknik Industri Universitas
Ekasakti dan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam proses
belajar.

3
BAB II PEMBAHASAN

1. Hukum Industri

1.1 Definisi dan Istilah Hukum Industri

Hukum industri adalah cabang dari Undang-Undang yang


berhubungan dengan tiga setentitas berbeda namun saling
berkaitan dengan aspek hukum. Antara lain;
Industri,Tenaga Kerja, dan Badan Pemerintahan. Dengan
kata lain, ketiga entitas industri tersebut seyogyanya
dapat diatur melalui kententuan-ketentuan hukum.
Perindustrian di Indonesia diatur dan dijelaskan oleh
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014.

Dalam Undang-Undang tersebut, yang dimaksud dengan


perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan yang
bertalian dengan kegiatan industri, sedangkan definisi
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau
barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih
tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.

Sampai sekarang, di Indonesia belum ada perubahan


tentang Undang-Undang perindustrian ini.Selain Undang-
Undang tentang perindustrian, di Indonesia juga
memiliki Undang-Undang tentang ketenagakerjaan.
Ketenagakerjaan di Indonesia diatur dan dijelaskan oleh
Undang-Undang nomor 13 tahun 2003.

Dalam Undang-Undang tersebut, yang dimaksud dengan


ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan

4
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja, sedangkan tenaga kerjaadalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat.

Adapun tujuan-tujuan dari dibuatnya hukum industri


adalah sebagai berikut:

 Hukum sebagai sarana pembaharuan/ pembangunan di


bidang industri dalam perspektif ilmu-ilmu yang
lain.
 Hukum industri dalam sistem kawasan berdasarkan
hukum tata ruang.
 Hukum industri dalam sistem perizinan yang bersifat
lintas lembaga dan yurisdiksi hukum industri dalam
perspektif global dan lokal.
 Hukum alih teknologi, desain produksi dan hukum
konstruksi serta standardisasi.
 Masalah tanggung jawab dalam sistem hukum industri.
 Pergeseran budaya hukum dari ‘command and control’
ke ‘self-regulatory system’ untuk mengurangi ongkos
birokrasi.

Macam-macam Hukum Industri :

Pasal I UU. No 3 Tahun 2014 menjelaskan mengenai


peristilahan perindustrian dan industri serta yang
berkaitan dengan kedua pengertian pokok tersebut. Dalam
UU No. 3 Tahun 2014 yang dimaksud dengan:

5
 Perindustrian adalah segala kegiatan yang berkaitan
dengan kegiatan industri.
 Industri dimana merupakan suatu proses ekonomi yang
mengolah bahan metah, bahan baku, dan bahan setengah
jadi menjadi barang jadi yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi.
 Kelompok industri sebagai bagian utama dari
perindustrian yang terbagi dalam tiga kelompok yakni
industri kecil, industri media, dan industri besar.
Dan menjelaskan beberapa peristilahan lain yang
berkenaan dengan perindustrian.

2. Hukum Kekayaan Intelektual

2.1 Hukum Kekayaan Intelektual

Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual


(HKI) atau Hak Milik Intelektual adalah padanan kata
yang biasa digunakan untuk Intellectual Property
Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa
Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya pada
tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793
mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada
bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan
buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian
isinya. Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu
Hak, Kekayaan, dan Intelektual. Kekayaan merupakan

6
abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli,
maupun dijual.

Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang


diberikan suatu hukum atau peraturan kepada seseorang
atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Menurut UU
yang telah disahkan oleh DPR-RI pada tanggal 21 Maret
1997, HaKI adalah hak-hak secara hukum yang berhubungan
dengan permasalahan hasil penemuan dan kreativitas
seseorang atau beberapa orang yang berhubungan dengan
perlindungan permasalahan reputasi dalam bidang
komersial (commercial reputation) dan tindakan / jasa
dalam bidang komersial (goodwill).

Dengan begitu obyek utama dari HaKI adalah karya,


ciptaan, hasil buah pikiran, atau intelektualita
manusia. Kata “intelektual” tercermin bahwa obyek
kekayaan intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya
pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations of
the Human Mind) (WIPO, 1988:3). Setiap manusia memiliki
memiliki hak untuk melindungi atas karya hasil cipta,
rasa dan karsa setiap individu maupun kelompok.

Macam-macam Hukum Kekayaan Intelektual :

Secara umum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


terbagi dalam dua kategori, yaitu :

 Hak Cipta

Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk


mengumumkan ciptaannya atau memperbanyak ciptaannya.
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau

7
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan
tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri adalah hak yang mengatur


segala sesuatu milik perindustrian, terutama yang
mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri
sangat penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-
perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk
melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal
yang sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme.
Dengan di legalkan suatu industri dengan produk yang
dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa
semudahnya untuk membuat produk yang sejenis/ benar-
benar mirip dengan mudah. Dalam hak kekayaan
industri salah satunya meliputi hak paten dan hak
merek.

2.2 Hukum Kekayaan Industri

Hukum hak kekayaan industri adalah hukum yang mengenai


industri, tetapi hukum hak kekayaan industri tersebut
memiliki keterkaitan dengan hukum hak kekayaan
intelektual, karena pengaturannya sama.

Berikut ini adalah hal-hal yang mengenai hukum hak


kekayaan industry, yaitu terdiri dari :

 Hak Paten

8
Hak paten adalah hak khusus yang diberikan Negara
kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang
teknologi, untuk lama waktu tertentu melaksanakan
sendiri penemuannya tersebut atau memberikan
persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya (Pasal 1 ayat 1 UU tentang Paten).
Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau
beberapa orang yang secara bersama-sama
melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan
yang menghasilkan invensi (temuan). Pemegang
patenadalah inventor sebagai pemilik paten atau
pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten
atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak
tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.

 Hak Merek (Trademark)

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,


huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang dan jasa. Mendaftarkan Merek
sebagai berikut :

– Perorangan
– Beberapa Orang (pemilikan bersama)
– Badan Hukum

Berikut ini adalah beberapa fungsi Fungsi Merek :

– Menunjukan barang/jasa yang dihasilkan


– Sebagai jaminan atas mutu barangnya

9
– Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi
yang dihasilkan seseorang atau badan hukum dari
produk orang lain.

 Rahasia Dagang (Trade Secrets)

Rahasia dagang adalah informasi di bidang teknologi


atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha dan dijaga kerahasiaannya oleh
pemiliknya. Berikut ini adalah hal-hal yang
mengenai unsur – unsur Rahasia Dagang, yaitu :

– Adanya informasi bisnis dan teknologi yang


dirahasiakan
– Mempunyai nilai ekonomi
– Adanya upaya untuk menjaga kerahasiaan

 Desain Industri

Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,


konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau
garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga atau dua dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas
industri atau kerajinan tangan.

Hak desain industri adalah hak eksklusif yang


diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada
pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan

10
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan
hak tersebut. Pendesain adalah seseorang atau
beberapa orang yang menghasilkan desain industri.

 Desain Tata Letak Circuit Terpadu (Circuit Layout)\

Desain tata letak adalah kreasi berupa rancangan


peletakan tiga dimensi dariberbagai elemen,
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif serta sebagian atau semua inter koneksi
dalam suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga
dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan sirkuit terpadu.

 Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety)

Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah hak


yang diberikan kepada pemulia dan/atau pemegang hak
PVT untuk menggunakan sendiri varietas hasil
pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang
atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama
waktu tertentu (Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor
29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman), dengan demikian perlindungan diberikan
terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh
pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

PVT ini merupakan jawaban dari alternatif


perlindungan terhadap tanaman yang diberikan oleh
TRIPs. PVT diberikan kepada varietas dari jenis atau
spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil,
dan diberi nama. Suatu varietas dianggap baru
apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT,

11
bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas
tersebut belum pernah diperdagangkan di Indonesia
atau sudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari
setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri
tidak lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim
dan enam tahun untuk tanaman tahunan.

Sedangkan kriteria varietas dianggap unik apabila


varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas
dengan varietas lain yang keberadaannya sudah
diketahui secara umum pada saat penerimaan
permohonan hak PVT.

3. Hak Cipta

3.1 Penggunaan Hak Cipta

Ciptaan yang dilindungi, yaitu :

 Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay


out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil
karya tulis lain;
 Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang
sejenis dengan itu;
 Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan
dan ilmu pengetahuan;
 Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
 Drama atau drama musikal, tari, koreografi,
pewayangan, dan pantomim;
 Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis,
gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni
patung, kolase, dan seni terapan;

12
 Arsitektur;
 Peta;
 Seni batik;
 Fotografi;
 Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, dan karya
lain dari hasil pengalihwujudan.

Cara mengajukan Permohonan Pendaftaran Ciptaan, yaitu :

1. Mengisi formulir pendaftaran ciptaan yang telah


disediakan dalam bahasa Indonesia dan diketik
rangkap tiga. Lembar pertama dari formulir tersebut
ditandatangani di atas meterai Rp.000,00;
2. Surat permohonan pendaftaran ciptaan mencantumkan:
a. nama, kewarganegaraan dan alamat pencipta;
b. nama, kewarganegaraan dan alamat pemegang Hak
Cipta; nama kewarganegaraan dan alamat kuasa;
jenis dan judul ciptaan;
c. tanggal dan tempat ciptaan diumumkan untuk
pertama kali;
d. uraian ciptaan (rangkap 3);
3. Surat permohonan pendaftaran ciptaan hanya dapat
diajukan untuk satu ciptaan;
4. Melampirkan bukti kewarganegaraan pencipta dan
pemegang Hak Cipta berupa fotokopi KTP atau paspor;
5. Apabila permohonan badan hukum, maka pada surat
permohonanya harus dilampirkan turunan resmi akta
pendirian badan hukum tersebut;
6. Melampirkan surat kuasa, bilamana permohonan
tersebut diajukan oleh seorang kuasa, beserta bukti
kewarganegaraan kuasa tersebut;

13
7. Apabila pemohon tidak bertempat tinggal di dalam
wiliayah RI, maka untuk keperluan permohonan
pendaftaran ciptaan ia harus memiliki tempat tinggal
dan menunjuk seorang kuasa di dalam wilayah RI;
8. Apabila permohonan pendaftaran ciptaan diajukan atas
nama lebih dari seorang dan atau suatu badan hukum,
maka nama-nama pemohon harus ditulis semuanya,
dengan menetapkan satu alamat pemohon;
9. Apabila ciptaan tersebut telah dipindahkan, agar
melampirkan bukti pemindahan hak;
10. Melampirkan contoh ciptaan yang dimohonkan
pendaftarannya atau penggantinya.

3.2 Undang - Undang Hak Cipta

Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-


undang Hak Cipta, yaitu, yang berlaku saat ini, Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2014. Dalam undang-undang
tersebut, pengertian hak cipta adalah "hak eksklusif
bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku" (pasal 1
butir 1).

Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep "hak


ekonomi" dan "hak moral". Hak ekonomi adalah hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, sedangkan hak
moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau
pelaku (seni, rekaman, siaran) yang tidak dapat
dihilangkan dengan alasan apa pun, walaupun hak cipta
atau hak terkait telah dialihkan[2]. Contoh pelaksanaan
hak moral adalah pencantuman nama pencipta pada
14
ciptaan, walaupun misalnya hak cipta atas ciptaan
tersebut sudah dijual untuk dimanfaatkan pihak lain.
Hak moral diatur dalam pasal 24–26 Undang-undang Hak
Cipta.

Orang sering beranggapan bahwa hak cipta dilindungi


dengan jangka waktu yang sama yakni selama hidup
pencipta ditambah dengan 70 tahun setelah pencipta
meninggal dunia. Dalam UU Hak Cipta (UU Nomor 28 Tahun
2014) tidak demikian halnya. Masa berlaku
perlindungannya bervariasi ada yang selama hidup
pencipta ditambah dengan 70 tahun setelah pencipta
meninggal dunia, ada yang 50 tahun dan ada yang 25
tahun. Hal ini bergantung pada jenis ciptaan yang ada,
dan dalam konteks tertentu juga pada siapa yang menjadi
pemilik hak cipta tersebut.

Perlindungan hak cipta dibagi menjadi dua, yaitu


perlindungan terhadap hak moral dan perlindungan
terhadap hak ekonomi.

Perlindungan terhadap hak moral pencipta untuk:


(1)tetap mencantumkan atau tidak mencatumkan namanya
pada salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya
untuk umum; (2) menggunakan nama aliasnya atau
samarannya; (3) mempertahankan haknya dalam hal terjadi
distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan,
atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau
reputasinya. Masa perlindungannya diberikan tanpa batas
waktu sesuai dengan Pasal 57 ayat (1) UU 28 Tahun 2014.

Sementara itu, ada perlindungan hak moral diberikan


untuk:

15
 mengubah ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam
masyarakat
 mengubah judul dan anak judul ciptaan.

Masa perlindungannya menurut Pasal 57 ayat (2),


diberikan selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta
atas ciptaan yang bersangkutan..

Untuk hak ekonomi, perlindungannya diberikan selama


hidup pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun
setelah pencipta meninggal dunia, terhitung mulai
tanggal 1 Januari tahun berikutnya (Pasal 58 ayat (1)
UU 28 Tahun 2014). Apabila hak cipta tersebut dimiliki
oleh suatu badan hukum, maka masa perlindungannya
berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.

Jenis ciptaan yang perlindungannya diberikan selama


hidup pencipta ditambah 70 tahun setelah pencipta
meninggal dunia seperti yang diatur dalam Pasal 58
tersebut hanya berlaku untuk ciptaan:

 buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;


 ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain;
 alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan
dan ilmu pengetahuan;
 lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
 drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan,
dan pantomim;
 karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan,
gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau
kolase;

16
 karya arsitektur;
 peta; dan
 karya seni batik atau seni motif lain.

Sementara itu, untuk jenis ciptaan yang berupa:

 karya fotografi;
 potret;
 karya sinematografi;
 permainan video;
 program komputer;
 perwajahan karya tulis;
 terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis
data, adaptasi, aransemen, modifikasi, dan karya
lain dari hasil transformasi;
 terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau
modifikasi ekspresi budaya tradisional;
 kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang
dapat dibaca dengan program komputer atau media
lainnya; dan
 kompilasi ekspresi budaya tradisional selama
kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;

sesuai dengan Pasal 59 ayat (1), perlindungannya


diberikan selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.

Sementara untuk ciptaan yang berupa karya seni terapan,


menurut Pasal 59 ayat (2) perlindungannya diberikan
selama 25 tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.

17
Dalam UU No 28 Tahun 2014 ini juga melindungi pencipta
yang melakukan jual putus (sold flat), seperti yang
dapat dibaca di bawah ini:

 Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis


lainnya, lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks
yang dialihkan dalam perjanjian jual putus dan/atau
pengalihan tanpa batas waktu, hak ciptanya beralih
kembali kepada pencipta pada saat perjanjian
tersebut mencapai jangka waktu 25 tahun (Pasal 18).
 Hal tersebut juga berlaku bagi karya pelaku
pertunjukan berupa lagu dan/atau musik yang
dialihkan dan/atau dijual hak ekonominya, hak
ekonomi tersebut beralih kembali kepada pelaku
pertunjukan setelah jangka waktu 25 tahun (Pasal
30).

4. Hak Paten

4.1 Penggunaan Hak Paten

Lama paten berlaku, yaitu :

1. Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun


sejak tanggal penerimaan permohonan Paten.
2. Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10
tahun sejak tanggal penerimaan permohonan Paten
sederhana.

Cara mengajukan permohonan Paten, yaitu ;

1. Mengajukan permohonan ke kantor Direktorat Jenderal


Kekayaan Intelektual (DJKI) secara tertulis dalam

18
Bahasa Indonesia dengan mengisi formulir permohonan
yang disediakan dan diketik rangkap 2.

2. Pemohon wajib melampirkan:

a. surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan


melalui konsultan KI terdaftar selaku kuasa;
b. surat pengalihan hak, apabila permohonan
diajukan oleh pihak lain yang bukan inventor;
c. deskripsi permohonan Paten dibuat rangkap 2 dan
mencakup:

– judul invensi, dibuat dalam huruf kapital


dan tidak digaris bawah;
– bidang teknik invensi, memuat secara umum
dimana invensi ini termasuk di dalam bidang
teknik tersebut dengan mengemukakan
kekhususannya;
– latar belakang invensi, harus dikemukakan
teknologi yang telah ada sebelumnya dan
relevan dengan invensi tersebut;
– ringkasan invensi, memuat ciri teknis dari
pokok invensi yang diungkapkan dalam klaim;
– uraian singkat gambar (bila disertakan
gambar), memuat keterangan gambar secara
singkat;
– uraian lengkap invensi, merupakan suatu
pengungkapan invensi yang selengkap-
lengkapnya, tidak boleh ada yang tertinggal
atau tidak diungkapkan;
– klaim (dibuat pada halaman terpisah), memuat
pokok invensi dan tidak boleh berisikan

19
gambar atau grafik tetapi dapat memuat tabel
rumus matematika atau reaksi kimia;
– abstrak (dibuat pada halaman terpisah),
berisi ringkasan dari uraian lengkap invensi
dan tidak lebih dari 200 kata.

3. Penulisan deskripsi, klaim, abstrak dan gambar


sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf c dan d
ditentukan sebagai berikut:
4. Setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya yang
boleh dipergunakan untuk penulisan dan gambar;
5. Deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam kertas
HVS atau yang sejenis dan terpisah, ukuran A4, berat
minimum 80 gram dengan batas sebagai berikut:

– batas atas: 2 cm
– batas bawah: 2 cm
– batas kiri: 2,5 cm
– batas kanan: 2 cm

6. Kertas A4 tersebut harus berwarna putih, rata tidak


mengkilap dan pemakaiannya dilakukan dengan
menempatkan sisinya yang pendek di bagian atas dan
bawah (kecuali dipergunakan untuk gambar);
7. Setiap lembar deskripsi, klaim dan gambar diberi
nomor urut angka Arab pada bagian tengah atas dan
tidak pada batas sebagaimana yang dimaksud pada
butir 3 huruf b (1);
8. Pada setiap lima baris pengetikan baris uraian dan
klaim, harus diberi nomor baris dan setiap halaman
baru merupakan permulaan (awal) nomor dan
ditempatkan di sebelah kiri uraian atau klaim serta

20
tidak pada batas sebagaimana yang dimaksud pada
butir 3 huruf b (3);
9. Pengetikan harus dilakukan dengan menggunakan tinta
(toner) warna hitam, dengan ukuran spasi 1,5 dan
huruf tegak berukuran tinggi huruf minimum 0,21 cm;
10. Tanda-tanda dengan garis, rumus kimia, dan tanda-
tanda tertentu dapat ditulis dengan tangan;
11. Gambar harus menggunakan tinta cina hitam pada
kertas gambar putih ukuran A4 dengan berat minimum
100 gram yang tidak mengkilap dengan batas sebagai
berikut:

– batas atas: 2,5 cm


– batas bawah: 1 cm
– batas kiri: 2,5 cm
– batas kanan: 1,5 cm

12. Seluruh dokumen Paten yang diajukan harus dalam


lembar-lembar kertas utuh, tidak boleh dalam keadaan
tersobek, terlipat, rusak atau gambar yang
ditempelkan;
13. Setiap istilah yang dipergunakan dalam deskripsi,
klaim, abstrak dan gambar harus konsisten satu sama
lain.

4.2 Undang - Undang Hak Paten

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara


kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk

21
melaksanakannya. (UU RI no. 14 tahun 2001, ps. 1, ay.
1)

Sementara itu, arti Invensi dan Inventor (yang terdapat


dalam pengertian di atas, juga menurut undang-undang
tersebut, adalah):

 Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam


suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di
bidang teknologi dapat berupa produk atau proses,
atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau
proses. (UU RI no. 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 2)
 Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau
beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan
ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang
menghasilkan Invensi. (UU RI no. 14 tahun 2001, ps.
1, ay. 3)

Kata paten, berasal dari bahasa inggris patent, yang


awalnya berasal dari kata patere yang berarti membuka
diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari
istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang
dikeluarkan kerajaan yang memberikan hak eksklusif
kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari
definisi kata paten itu sendiri, konsep paten mendorong
inventor untuk membuka pengetahuan demi kemajuan
masyarakat dan sebagai gantinya, inventor mendapat hak
eksklusif selama periode tertentu.

Pendekatan revisi Undang-Undang Paten:


 Optimalisasi kehadiran negara dalam pelayanan
terbaik pemerintah di bidang kekayaan intelektual;

22
 Keberpihakan pada kepentingan Indonesia tanpa
melanggar prinsip-prinsip internasional;
 Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik dengan
mendorong Invensi nasional di bidang teknologi untuk
mewujudkan penguatan teknologi;
 Membangun landasan Paten nasional melalui pendekatan
sistemik realisme hukum pragmatis (pragmatic Legal
Realism).

Urgensi perubahan Undang-Undang Paten antara lain:


 Penyesuaian dengan sistem otomatisasi administrasi
kekayaan intelektual karena terkait dengan mekanisme
pendaftaran Paten dapat diajukan secara elektronik.
 Penyempurnaan ketentuan pemanfaatan Paten oleh
Pemerintah.
 Pengecualian atas tuntutan pidana dan perdata untuk
impor paralel (parallel import) dan provisi bolar
(bolar provision).
 Invensi berupa penggunaan kedua dan selanjutnya
(second use dan second medical use) atas Paten yang
sudah habis masa pelindungan (public domain) tidak
diperbolehkan.
 Imbalan bagi peneliti Aparatur Sipil Negara sebagai
inventor dalam hubungan dinas dari hasil
komersialisasi Patennya.
 Penyempurnaan ketentuan terkait invensi baru dan
langkah inventif untuk publikasi di lembaga
pendidikan atau lembaga penelitian.
 Paten dapat dijadikan objek jaminan fidusia.

23
 Menambah kewenangan Komisi Banding Paten untuk
memeriksa permohonan koreksi atas deskripsi, klaim,
atau gambar setelah Permohonan diberi paten dan
penghapusan Paten yang sudah diberi.
 Paten dapat dialihkan dengan cara wakaf.
 Ketentuan tentang pengangkatan dan pemberhentian
ahli oleh Menteri sebagai Pemeriksa.
 Pengaturan mengenai force majeur dalam pemeriksaan
administratif dan substantif Permohonan.
 Pengaturan ekspor dan impor terkait Lisensi-wajib.
 Terdapat mekanisme mediasi sebelum dilakukannya
tuntutan pidana.
 Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada industri
nasional untuk memanfaatkan Paten yang telah
berakhir masa pelindungannya secara optimal dan
lepas dari tuntutan hukum dan kewajiban membayar
royalti.
 Pemberian Lisensi-wajib atas permintaan negara
berkembang (developing country) atau negara belum
berkembang (least developed country) yang
membutuhkan produk farmasi yang diberi Paten di
Indonesia untuk keperluan pengobatan penyakit yang
sifatnya endemi, dan produk farmasi tersebut
dimungkinkan diproduksi di Indonesia, untuk diekspor
ke negara tersebut.

Latar Belakang perubahan UU Hak Paten No 14 Th 2001 ke


UU No 13 Th 2016, yaitu :

Menstimulasi peningkatan permohonan paten


nasional/domestic :

24
 Jumlah permohonan paten domestik masih relatih
rendah
 Belum ada kemudahan pengajuan permohonan/
pendaftaran paten
 Proses penyelesaian permohonan paten dinilai lama
dan berbelit - belit
 Biaya paten mahal, khususnya biaya pemeliharaan
 Reward penghargaan kepada para Inventor yang
menghasilkan Paten masih rendah

Meningkatkan peran Negara untuk melindungi


kesejahteraan dan keselamatan rakyatnya melalui
pemanfaatan paten (Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah
dan Lisensi Wajib), khususnya yang berkaitan dengan
kebutuhan yang sangat mendesak dan pertahanan keamanan
(Memanfaatkan fleksibiltas dalam TRIPs)

Melindungi Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan


Tradisional dari pemanfaatan pihak asing tanpa
memberikan kontribusi apa pun kepada NKRI (Nagoya
Protokol)

5. Hak Merek

5.1 Penggunaan Hak Merek

Pemakaian Merek berfungsi sebagai:

 Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang


dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang
lain atau badan hukum lainnya;

25
 Alat promosi, sehingga mempromosikan hasil
produksinya cukup dengan menyebut Mereknya;
 Jaminan atas mutu barangnya;
 Penunjuk asal barang/jasa dihasilkan.

Pendaftaran Merek berfungsi sebagai:

 Alat bukti bagi pemilik yang berhak atas Merek yang


didaftarkan;
 Dasar penolakan terhadap Merek yang sama keseluruhan
atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran
oleh orang lain untuk barang/jasa sejenisnya;
 Dasar untuk mencegah orang lain memakai Merek yang
sama keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam
peredaran untuk barang/jasa sejenisnya.

Merek bagaimanakah yang tidak dapat didaftarkan?

 bertentangan dengan ideologi negara, peraturan


perundang-undangan, moralitas, agama, kesusilaan,
atau ketertiban umum;
 sama dengan, berkaitan dengan, atau hanya menyebut
barang dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya;
 memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat
tentang asal, kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan
penggunaan barang dan/atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya atau merupakan nama varietas tanaman
yang dilindungi untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis;
 memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas,
manfaat, atau khasiat dari barang dan/atau jasa yang
diproduksi;

26
 tidak memiliki daya pembeda; dan/atau
 merupakan nama umum dan/atau lambang milik umum.

Yang menyebabkan permohonan pendaftaran Merek ditolak :

 mempunyai persamaan pada pokoknya atau


keseluruhannya dengan Merek milik pihak lain yang
sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau
jasa yang sejenis;
 mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
 mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan Merek yang sudah terkenal
milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak
sejenis sepanjang memenuhi persyaratan tertentu yang
ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan pemerintah;
 mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya dengan indikasi-geografis yang sudah
dikenal;
 merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto,
atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain,
kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
 merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan
nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem
negara atau lembaga nasional maupun internasional,
kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang
berwenang;
 merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau
stempel resmi yang digunakan oleh Negara atau

27
lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang.

Lama perlindungan hukum Merek terdaftar, yaitu :

Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk


jangka waktu 10 tahun sejak tanggal penerimaan
permohonan pendaftaran Merek yang bersangkutan dan
jangka waktu perlindungan itu dapat diperpanjang.

Cara mengajukan permohonan pendaftaran Merek, yaitu :

 Mengajukan permohonan pendaftaran dalam rangkap 2


yang diketik dalam bahasa Indonesia dengan
menggunakan formulir permohonan yang telah
disediakan yang memuat:

 tanggal, bulan dan tahun permohonan;


 nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat
pemohon;
 nama lengkap dan alamat kuasa, apabila pemohon
diajukan melalui kuasa;
 warna-warna apabila Merek yang dimohonkan
pendaftarannya menggunakan unsur-unsur warna;
 nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran
Merek yang pertama kali dalam hal permohonan
diajukan dengan hak prioritas.

 Surat permohonan pendaftaran Merek dilampiri dengan:

28
 fotokopi KTP, sedangkan bagi pemohon yang berasal
dari luar negeri sesuai dengan ketentuan undang-
undang harus memilih tempat kedudukan di
Indonesia, biasanya dipilih pada alamat kuasa
hukumnya;
 fotokopi akte pendirian badan hukum yang telah
disahkan oleh notaris apabila permohonan diajukan
atas nama badan hukum;
 fotokopi peraturan pemilikan bersama apabila
permohonan diajukan atas nama lebih dari satu
orang (Merek kolektif);
 surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran
dikuasakan;
 tanda pembayaran biaya permohonan;
 10 helai etiket Merek (ukuran maksimal 9x9 cm,
minimal 2x2 cm);
 surat pernyataan bahwa Merek yang dimintakan
pendaftaran adalah miliknya.

5.2 Undang - undang Hak Merek

Dalam UU No. 20 Tahun 2016, Merek adalah tanda yang


dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2
(dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara,
hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa.

Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh


negara kepada pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka
29
waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya

Pemerintah sudah sejak lama memberikan perhatian


terhadap isu pelanggaran Merek di Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Merek yang sudah
lama berlaku di Indonesia. Bahkan di tahun 2016,
pemerintah kembali merilis Undang-Undang No. 2o tahun
2016 tentang Merek (UU Merek 2016) menggantikan Undang-
Undang No. 15 tahun 2001 (UU Merek 2001). Kehadiran UU
Merek 2016 adalah untuk menyempurnakan perlindungan
kepada pemilik Merek dan juga memberikan penyesuaian
terhadap perkembangan kekayaan intelektual di
Indonesia.

Ada beberapa perbedaan yang cukup mendasar antara UU


Merek 2016 dengan UU Merek 2001. Perbedaan pertama
terdapat pada penamaan dari Undang-Undang tersebut.
Apabila pada UU Merek 2001 hanya disebutkan dengan
Undang-Undang tentang Merek, pada UU Merek 2016
disebutkan Undang-Undang tentang Merek dan Indikasi
Geografis.

Penyebutan Indikasi Geografis pada penamaan UU Merek


2016 bukanlah tanpa sebab. Apabila di dalam UU Merek
2001 Indikasi Geografis hanya dibahas sedikit sekali
dan cenderung lebih banyak dituangkan di dalam
Peraturan Pemerintah, dalam UU Merek 2016 Indikasi
Geografis diuraikan lebih jelas dan tertuang di dalam
empat BAB (Pasal 53 sampai dengan 71). Keempat BAB
tersebut mengurai hal-hal terkait dengan pihak yang
dapat memohon Indikasi Geografis (Lembaga yang mewakili
30
masyarakat di kawasan tertentu dan Pemerintah Daerah
Provinsi atau Kabupaten Kota) dan Produk yang dapat
dimohonkan (Sumber daya alam, Barang kerajinan tangan
dan hasil industri dari masyarakat ataupun lembaga di
kawasan geografis tertentu).

Selain terkait tentang Indikasi Geografis, perlindungan


UU Merek 2016 juga mencakup bentuk Merek. Jika
sebelumnya dalam UU Merek 2001, Merek yang dilindungi
hanyalah Merek Konvensional berupa tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda yang identik dengan logo dua
dimensi. UU Merek 2016 memperluas bentuk Merek yang
dapat didaftarkan, di antaranya adalah Merek 3 dimensi,
Merek suara dan Merek Hologram.

Upaya pembaruan lainnya yang dibawa di dalam UU Merek


2016 adalah proses pendaftaran Merek yang menjadi lebih
singkat. Percepatan tersebut terjadi pada masa
pemeriksaan Substantif yang dipersingkat menjadi 150
hari, sebelumnya 9 bulan dan masa pengumuman Merek yang
menjadi 2 bulan, sebelumnya 3 bulan. Selain itu, pada
UU Merek 2001 proses pendaftaran lebih lama karena
pengumuman dilakukan setelah pemeriksaan substantif
Merek dilakukan, sedangkan pada UU Merek 2016,
pengumuman dilakukan sebelum pemeriksaan Substantif
dilakukan. Sehingga apabila terdapat pihak yang
keberatan terhadap Merek yang akan didaftarkan tersebut
maka dapat terdeteksi lebih awal sebelum Merek memasuki
proses yang lebih lama lagi.

31
Dalam UU Merek 2016, Menteri memiliki hak untuk
menghapus Merek terdaftar dengan alasan Merek tersebut
merupakan Indikasi Geografis. Wewenang tersebut
diberikan kepada menteri untuk memfasilitasi masyarakat
banyak apabila terjadi pelanggaran Indikasi Geografis.
Meskipun demikian, pemilik Merek yang haknya dihapuskan
oleh menteri tetap memiliki upaya untuk mempertahankan
Hak atas Merek miliknya melalui gugatan ke PTUN.

Poin lain yang difasilitasi oleh UU Merek 2016 adalah


terkait gugatan yang dapat dilakukan oleh Merek
terkenal. Meskipun di dalam UU tersebut klasifikasi
Merek terkenal masih di dalam garis abu-abu, suatu
Merek dapat dinyatakan terkenal atau tidak melalui
putusan Pengadilan. Sehingga setelah diakui sebagai
Merek terkenal, pemilik Merek tersebut dapat mengajukan
gugatan terhadap pihak yang tanpa hak menggunakan Merek
yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis.

Pemberatan sanksi pidana merupakan hal yang baru di


dalam UU Merek 2016. Pemberatan tersebut berlaku untuk
Merek yang produknya dapat mengancam lingkungan hidup,
keselamatan dan kesehatan jiwa manusia. Maka undang-
undang mengatur bahwa jika Merek tersebut dipergunakan
secara tanpa Hak dan tidak bertanggung jawab. Maka
pihak yang mempergunakan secara tanpa hak mendapatkan
pemberatan sanksi pidana.

Keseriusan pemerintah dalam melindungi kekayaan


intelektual di Indonesia sudah dibuktikan dengan
menyempurnakan peraturan hukum yang berlaku,
memperbaiki birokrasi dan juga melindungi para pemangku
32
kepentingan yaitu pemilik Kekayaan Intelektual.
Kekayaan Intelektual yang sangat dekat dan tidak dapat
lepas dari semua industri di Indonesia, terutama
industri kreatif yang sedang berkembang di era
teknologi seperti saat ini, seharusnya dapat semakin
bertumbuh dan berkembang. Sehingga nantinya kekayaan
bangsa ini dapat didominasi oleh kekayaan intelektual
dan tidak lagi bergantung kepada kekayaan alam.

Oleh sebab itu, UU Merek 2016 merupakan salah satu


jawaban untuk dapat memajukan Kekayaan Intelektual di
Indonesia. Lahirnya UU tersebut seyogyanya dimanfaatkan
dengan baik oleh para pengusaha ataupun pemilik produk
untuk memiliki kepercayaan diri dalam mengembangkan
produk yang dimilikinya. Sehingga dengan adanya
kepastian hukum terhadap perlindungan dan percepatan di
dalam pendaftaran dan kepemilikan Kekayaan Intelektual.
Masyarakat dapat terus mengeksplorasi Kekayaan
Intelektual miliknya sehingga memiliki nilai ekonomi
yang dapat mendorong pembangunan perekonomian
nasional. (AB)

6. Undang - Undang Perindustrian

6.1 Latar Belakang

Di indonesia Hukum Industri telah diatur dalam undang-


undang perindustrian dan telah diterapkan dan menjadi
sebuah persyaratan atau legalisasi pada setiap usaha
perindustrian baik industri rumah tangga ataupun
perusahaan.

33
Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 yang dimaksud
dengan perindustrian adalah segala kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan industri. Industri adalah
proses ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
dan bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Manfaat Hukum Industri :


 Hukum sebagai sarana pembangunan di bidang industri
yang perspektif dengan ilmu-ilmu yang lain.
 Hukum industri dalam sistem kawasan berdasarkan
hukum tata ruang.
 Hukum industri dalam sistem perizinan yang bersifat
lintas lembaga dan yurispundensi hukum industri
dalam perspektif global dan lokal.
 Hukum alih teknologi, desain produksi dan hukum
konstruksi serta standarisasi.
 Masalah tanggung jawab dalam sistem hukum industri.

Mengenai tujuan dari pembangunan industri setidaknya


ada sekitar 8 tujuan dari pembangunan industri yakni :
 Meningkatkan kemakmuran rakyat.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga adanya
keseimbangan dalam masyarakat yakni dalam hal
ekonomi.
 Dengan miningkatnmya pertumbuhan ekonomi diharapkan
dapat pula menciptakan kemampuan dan penguasaan
terhadap tehnologi yang tepat guna.

34
 Dengan meningkatnya kemampuan dari lapisan
masyarakat sehingga peran aktif tehadap pembangunan
industri juga semakin meningkat.
 Denngan semakin meningkatnya pembnagunan industri
diharapkan dapat memperluas lapangan kerja.
 Selain meningkatnya lapangan kerja dengan adanya
pembangunan industri dapat pula meningkatkan
penerimaan devisa.
 Selain itu pembangunan dan pengembangan industri
merupakan sebagai penunjang pembangunan daerah.
 Dengan semakin meningkatnya pembanguna daerah pada
setiap propinsi di harapkan stabilitas nasional akan
terwujud.

6.2 UU No. 3 Tahun 2014

Undang-undang perindustrian merupakan undang-undang


yang memuat tentang aturan yang mengatur tentang
masalah perindustrian yang berda di Indonesia maupun
di dunia. Undang-undang mengenai perindutrian di atur
dalam UU No. 5 tahun 1984, yang mulai berlaku pada
tanggal 29 Juni 1984 dan kemudian diperbaharui dengan
UU. Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. Disahkan
pada tanggal 15 Januari 2014 di Jakarta oleh Presiden
Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang


perindustrian, ini menjelaskan tentang industri adalah
bagian penting bagi masyarakat karena dapat memajukan
dan membentuk seluruh kegiatan ekonomi rakyat,
industri juga bisa dikategorikan dari bebagai macam
seperti industri hijau, industri perumahan, industri

35
srategis dan lain sebagainya. Masyarakat Indonesia
sangat membutuhkan perindustrian, karena dengan
perindustrian ekonomi Indonesia bisa tertolong dan
dapat berkembang dengan baik, kali ini saya akan
membahas tentang UU No 3 tahun 2014 tentang
perindustraian dan saya akan memberikan berbagai
contoh dari pasal 1 ayat 1 sampai dengan 21. Dalam
Undang-Undang No 3 2014 Pasal 1, berikut ini pasal 1
hinggal 21 yaitu :

1. Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan


yang bertalian dengan kegiatan industri.

Contohnya: seperti perindustrian Krakatau steel,


dimana perindustrian Krakatau steel menampung banyak
kegiatan-kegiatan industry, seperti industry
llistrik, industry material besi, industry bagian
mesin dan lain sebagainnya, ini bisa dibilang bahwa
perindustrian dari kerakatau steel menjadi inti atau
induk dari berbagai kegiatan industry di PT.krakatau
steel

2. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang


mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber
daya industri sehingga menghasilkan barang yang
mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi,
termasuk jasa industri.

Contohnya: seperti perindustrian batubara,


perindustrian ini menggunakan material mentah
batubara untuk diubah menjadi bahan bakar kreta atau
aspal yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk
kegiatan trakportasi, dan dapat menaikan kegiatan
ekonomi

36
3. Industri Hijau adalah Industri yang dalam proses
produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat.

Contohnya: industry hijau ini seperti industry yang


menggunakan mesin atau material yang ramah
lingkungan, contohnya seperti industry otomotif,
mereka menciptakan mobil yang eco system agar ramah
lingkungan dan mengurangi polusi yang menipiskan
ozon

4. Industri Strategis adalah Industri yang penting bagi


negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak,
meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber
daya alam strategis, atau mempunyai kaitan dengan
kepentingan pertahanan serta keamanan negara dalam
rangka pemenuhan tugas pemerintah negara.

Contohnya: ini maksudnya industry yang memiliki


peran khusus bagi masyarakat dan negara, contohnya
seperti pt astra yang berperan penting untuk
meningkatkan ekonomi Indonesia dan juga perusahaan
industry yang besar diindonesia, pt asra ini juga
dapat digolongkan sebagai indutri strategis

5. Bahan Baku adalah bahan mentah, barang setengah


jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai
nilai ekonomi yang lebih tinggi.

37
Contohnya: seperti pt Krakatau steel yang
memproduksi baja berkualitas tinggi, bahan bakunya
adalah biji besi yang sangat bernilai harganya dan
dapat diolah menjadi baja yang bermanfaat bagi
masyarakat untuk membangun rumah, gedung kantor atau
lainnya, dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi

6. Jasa Industri adalah usaha jasa yang terkait dengan


kegiatan Industri.

Contohnya: seperti asuransi untuk perindustrian,


agar tehnisi atau masyarakat yang bekerja
diperindustrian mendapat keringanan ketika terjadi
kecelakaan kerja

7. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau


korporasi.

Contohnya: maksudnya adalah masyarakat yang terkaik


dengan perindustrian adalah masyarakat yang
terhubung satu dengan yang lainnya diruang lingkup
organisasi

8. Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan


yang terorganisasi, baik merupakan badan hukum
maupun bukan badan hukum.

Contohnya: seperti organisasi diperindustrian yang


meliputi direktur, manager, karyawan dan lainnya
yang saling terkain untuk membangun industry

9. Perusahaan Industri adalah Setiap Orang yang


melakukan kegiatan di bidang usaha Industri yang
berkedudukan di Indonesia.

38
Contohnya: seperti pertamina, pertamina menjual
bahan bakar tranportasi ini termasuk perusahaan
industry dimana permamina menadpat keuntungan dan
masayarakat juga dapat merasakan produk dari
pertamina ini

10. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan


yang mengusahakan pengembangan dan pengelolaan
kawasan Industri.

Contohnya: seperti kawasan industry dicilegon,


kawasan industry ini biasanya mengendalikan berbagai
perusahaan industry guna meningkatkan produktifitas
pabrik

11. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan


kegiatan Industri yang dilengkapi dengan sarana dan
prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri.

Contohnya: kawasan industry Krakatau steel yang


dimana kawasan industry ini mengendalikan cabang
industry lainnya agar perindustriannya memiliki
produktifitas yang lebih baik, lalu melakukan review
seluruh mesin agar tidak terjadinya kerusakan yang
dapat merugikan perindustrian dan mempunyai
tunjangan untuk pekerja industry yang sudah lansia
atau tidak diumur produktifitas

12. Teknologi Industri adalah hasil pengembangan,


perbaikan, invensi, dan/atau inovasi dalam bentuk

teknologi proses dan teknologi produk termasuk


rancang bangun dan perekayasaan, metode, dan/atau
sistem yang diterapkan dalam kegiatan Industri.

39
Contohnya: seperti perusahaan Samsung yang selalu
mengembangkan handphone yang canggih dan selalu
mengikuti perkembangan teknologi guna meningkatkan
produktifitas.

13. Data Industri adalah fakta yang dicatat atau


direkam dalam bentuk angka, huruf, gambar, peta,
dan/atau sejenisnya yang menunjukkan keadaan
sebenarnya untuk waktu tertentu, bersifat bebas
nilai, dan belum diolah terkait dengan kegiatan
Perusahaan Industri.

Contohnya: seperti perusahaan Toshiba yang


membutuhkan berbagai data produknya yang telah
dijual guna untuk mengetahui seberapa besar
keuntungannya dan membutuhkan data dari bagian
quality control agar mengetahui berapa produk yang
sukses diproduksi dan berapa produk yang gagal
diproduksi guna meningkatkan produktifitas pabrik

14. Data Kawasan Industri adalah fakta yang dicatat


atau direkam dalam bentuk angka, huruf, gambar,
peta, dan/atau sejenisnya yang menunjukkan keadaan
sebenarnya untuk waktu tertentu, bersifat bebas
nilai, dan belum diolah terkait dengan kegiatan
Perusahaan Kawasan Industri.

Contohnya: seperti bebagai kumpulan data dari


cabang-cabang kawasan industry seperti keuntungan,
kualitas prodksi, kualitas sumber daya manusianya
dan data mesinnya untuk mengembangan kawasan
industry dan mereview apa saja kekurangan yang ada
dan dapat mengembangan kegiatan perindustriannya

40
15. Informasi Industri adalah hasil pengolahan Data
Industri dan Data Kawasan Industri ke dalam bentuk
tabel, grafik, kesimpulan, atau narasi analisis yang
memiliki arti atau makna tertentu yang bermanfaat
bagi penggunanya.

Contohnya: seperti data-data yang telah didapatkan


dari survey lapangan tentang kerusakan mesin atau
kualitas produksi yang telah diolah, dianalisin dan
mendapatkan kesimpulan guna mengembangkan
produktifitas dan kulitas

16. Sistem Informasi Industri Nasional adalah tatanan


prosedur dan mekanisme kerja yang terintegrasi
meliputi unsur institusi, sumber daya manusia, basis
data, perangkat keras dan lunak, serta jaringan
komunikasi data yang terkait satu sama lain dengan
tujuan untuk penyampaian, pengelolaan, penyajian,
pelayanan serta penyebarluasan data dan/atau
Informasi Industri.

Contohnya: seperti peraturan nasional untuk


perindustrian yang telah dibuat oleh pemerintah
negara, contohnya umur untuk bekerja minimal 20
tahun hingga 40 tahun, jam bekerja standarnya 8 jam
dan menentukan standarisasi gaji karyawan

17. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya


disingkat SNI adalah standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang menyelenggarakan pengembangan dan
pembinaan di bidang standardisasi.

Contohnya: seperti helm yang memiliki standar SNI


yang harus digunakan berkendara dan berbagai barang

41
yang memiliki sertifikat SNI dimana barang atau
produk tersebut sudah aman jika digunakan

18. Standardisasi adalah proses merumuskan,


menetapkan, menerapkan, memelihara, memberlakukan,
dan mengawasi standar bidang Industri yang
dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan
semua pemangku kepentingan.

Contohnya: seperti menetapkan jam kerja karyawan


yang sudah ditetapkan pemerinta Indonesia stadarnya
8 jam

19. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut


Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Contohnya: seperti presiden Jokowi yang mengatur


segala kegiatan perindustrian seperti eksport import
bahan baku dan pembangunan perindustrian baru dan
mengembangkan perindustrian yang ada, lalu yang
memberikan berbagai peraturan.

20. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau


walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.

Contohnya: seperti walikota bandung yang


mengorganisir kota bandung hingga akhirnya menjadi
kota yang bersih dan ramah lingkungan dan seperti
walikota cilegon yang mengembangkan perindustrian
hingga akhirnya cilegon menjadi kota kawasan
industri

42
21. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Perindustrian.

Contohnya: seperti mentri perindustrian yang


mengadakan berbagai acara yang mengenalkan
perindustrian kepada masyarakan, agar masayarakat
lebih paham appa itu industry

7. Konvensi – Konvensi Internasional

7.1 Konvensi Internasional tentang Hak Cipta

Konvensi internasional yaitu dimana konvensi termasuk


juga salah satu istilah yang sudah umum digunakan dalam
bahasa Indonesia untuk menyebut nama suatu perjanjian
internasional multilateral, baik yang diprakarsai oleh
Negara-negara maupun oleh lembaga atau organisai
internasional. Pada umumnya konvensi ini digunakan
untuk perjanjian-perjanjian internasional multilateral
yang mengatur tentang masalah yang besar dan penting
dan dimaksudkan untuk berlaku sebagai kaidah hukum
internasioanal yang dapat berlaku secara luas, baik
dalam ruang lingkup regional maupun umum. Konvensi
internasional terbagi menjadi beberapa macam yaitu
konvensi internasional seperti Berner Convention atau
Konvensi Berner, UCC (Universal Copyright Convention)
dan beberapa contoh konvensi-konvensi lainnya tentang
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

Konvensi-konvensi tentang haki terdapat pengaturan haki


secara Internasional, pengaturan haki ini bertujuan

43
untuk memperkuat ahki itu sendiri. Berikut pengaturan
haki secara internasional:

 TRIP’S (Trade Related Aspecs of Intelectual Property


Rights) (UU No. 7 Tahun 1994)

Konvensi-konvensi tentang HAKI secara internasional


diatur dalam TRIP’S (Trade Related Aspecs of
Intelectual Property Rights) pada UU No.7 Tahun 1994
yang membahas mengenai aspek-aspek dagang terkait
dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),
termasuk perdagangan barang palsu) dengan tujuan
untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak atas
kekayaan intelektual dari produk-produk yang
diperdagangkan. Tujuan lainnya adalah menjamin
prosedur pelaksanaan hak atas kekayaan intelektual
yang tidak menghambat kegiatan perdagangan,
merumuskan aturan serta disiplin mengenai
pelaksanaan perlindungan hak atas kekayaan
intelektual, serta mengembangkan prinsip, aturan dan
mekanisme kerjasama internasional untuk menangani
perdagangan barang-barang hasil pemalsuan atau
pembajakan hak atas kekayaan intelektual.

 Paris Convention for Protection of Industrial


Property (KEPPRES No. 15 TAHUN 1997)
Konvensi tentang HAKI berikutnya terdapat pada Paris
Convention for Protection of Industrial
Property yang juga terdapat pada peraturan KEPPRES
No.15 Tahun 1997. Hal tersebut membahas mengenai
perlindungan terhadap properti industrial yang

44
didalam perjanjian internasional besar pertama yang
dirancang untuk membantu rakyat satu negara
mendapatkan perlindungan di negara-negara lain untuk
kreasi intelektual mereka dalam bentuk hak kekayaan
industri, yang kemudian dikenal sebagai penemuan
(paten), merek dagang dan desain industri.

 PCT (Patent Cooperation Treaty) and Regulation Under


the PCT (KEPPRES No. 16 TAHUN 1997)

PCT (Patent Coorporation Treaty) and Regulation


Under the PCT yang juga terdapat pada peraturan
KEPPRES No.16 Tahun 1997, merupakan konvensi tentang
HAKI yang membahas mengenai para negara pihak
menginginkan untuk memberikan kontribusi terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menginginkan untuk menyempurnakan perlindungan hukum
terhadap penemuan, menginginkan untuk
menyederhanakan dan membuat lebih ekonomis dalam
memperoleh perlindungan penemuan dimana perlindungan
dicari di beberapa negara. Konvensi ini juga
membahas para negara pihak menginginkan untuk
mempermudah dan mempercepat akses oleh masyarakat
dengan informasi teknis yang terkandung dalam
dokumen yang menjelaskan penemuan baru, serta
menginginkan untuk mendorong dan mempercepat
pembangunan ekonomi negara-negara berkembang melalui
adopsi dari langkah-langkah yang dirancang untuk
meningkatkan efisiensi hukum mereka baik dari segi
nasional maupun regional.

45
 Trademark Law Treaty (KEPPRES No. 16 TAHUN 1997)

Trademark Law Treaty termasuk konvensi tentang HAKI


yang juga terdapat pada peraturan KEPPRES No.16
Tahun 1997, membahas mengenai perjanjian dari
praktek merek dagang yang perjanjiannya berusaha
untuk menyelaraskan mencakup antara jangka waktu
pendaftaran awal dan hal pembaharuan pendaftaran
merek dagang akan sepuluh tahun, layanan tanda
diberi perlindungan yang sama sebagai merek dagang
dibawah Konvensi Paris. Salah satu penguasa dapat
diserahkan untuk setiap negara pemohon dan anggota
tidak mungkin meminta tanda tangan pada kekuasaan
akan disahkan maupun dilegalisasi. Konvensi ini juga
membahas masalah prosedur dokumensi yang rumit,
seperti pengajuan kekuasaan beberapa pengacara,
sertifikat pendirian atau status perusahaan, kamar
dagang sertifikat, sertifikat berdiri baik,
persyaratan saksi, otentikasi, sertifikasi dan
persyaratan legalisasi akan diringankan.

 WIPO Copyrigths Treaty (KEPPRES No. 19 TAHUN 1997)

WIPO Copyrights Treaty yang merupakan salah satu


kovensi tentang HAKI juga terdapat pada peraturan
KEPPRES No.19 Tahun 1997. Konvensi tersebut
merupakan perjanjian khusus dibawah konvensi Bern
yang dimana setiap pihak (bahkan jika tidak terikat
dengan Konvensi Bern) harus mematuhi ketentuan-
ketentuan substantif dari Paris (1997) Undang-Undang
Konvensi Bern tentang perlindungan Karya Sastra dan

46
Seni (1886). Perjanjian tersebut menyebutkan dua
materi untuk dilindungi hak cipta program komputer,
apapun mode dan ekspresi mereka, serta kompilasi
data atau materi lain (database) dalam bentuk apapun
yang dengan alasan pemilihan atau pengaturan dari
isinya merupakan ciptaan intelektual. Adapun hak
penulis kesepakatan perjanjian dengan hak distribusi
(merupakan hak untuk mengotorisasi pembuatan
tersedia untuk umum yang asli dan salinan dari suatu
karya melalui penjualan atau pengalihan pemilikan
lainnya), hak sewa (merupakan hak mengotorisasi sewa
komersial kepada publik yang asli dan salinan dari
tiga jenis karya seperti program komputer,
sinematografi dan rekaman musik) dan hak komunikasi
kepada publik (merupakan hak untuk mengotorisasi
komunikasi kepada publik melalui kabel atau
nirkabel).
7.2 Berner Convention

Konvensi bern yang mengatur tentang perlindungan karya-


karya literer (karya tulis) dan artistic,
ditandatangani di Bern pada tanggal 9 Septemver 1986,
dan telah beberapa kali mengalami revisi serta
pentempurnaan-pentempurnaan. Revisi pertama dilakukan
di Paris pada tanggal 4 Mei 1896, revisi berikutnya di
Berlin pada tanggal 13 November 1908. Kemudian
disempurnakan lagi di Bern pada tanggal 24 Maret 1914.
Selanjutnya secara bebturut-turut direvisi di Roma
tanggal 2 juni 1928 dan di Brussels pada tanggal 26
Juni 1948, di Stockholm pada tanggal 14 Juni 1967 dan
yang paling baru di Paris pada tanggal 24 Juni 1971.
Anggota konvensi ini berjumlah 45 Negara. Rumusan hak

47
cipta menutut konvensi Bern adalah sama seperti apa
yang dirimuskan oleh Auteurswet 1912. Objek
perlindungan hak cipta dalam konvensi ini adalah:
karya-karya sastra dan seni yang meliputi segala hasil
bidang sastra, ilmiah dan kesenian dalam cara atau
bentuk pengutaraan apapun. Suatu hal yang terpenting
dalam konvensi bern adalah mengenai perlindungan hak
cipta yang diberikan terhadap para pencipta atau
pemegang hak.

Perlindungan diberikan pencipta dengan tidak


menghiraukan apakah ada atau tidaknya perlindungan yang
diberikan. Perlindungan yang diberikan adalah bahwa
sipencipta yang tergabung dalam negara-negara yang
terikat dalam konvensi ini memperoleh hak dalam luas
dan berkerjanya disamakan dengan apa yang diberikan
oleh pembuat undang-undang dari negara peserta sendiri
jika digunakan secara langsung perundang-undanganya
terhadap warga negaranya sendiri. Pengecualian
diberikan kepada negara berkembang (reserve). Reserve
ini hanya berlaku terhadap negara-negara yang melakukan
ratifikasi dari protocol yang bersangkutan. Negara yang
hendak melakukan pengecualian yang semacam ini dapat
melakukannya demi kepentingan ekonomi, social, atau
cultural.

7.3 Universal Copyright Convention (UCC)

Universal Copyright Convention mulai berlaku pada


tanggal 16 September 1955. Konvensi ini mengenai karya
dari orang-orang yang tanpa kewarganegaraan dan orang-
orang pelarian. Ini dapat dimengerti bahwa secara

48
internasional hak cipta terhadap orang-orang yang tidak
mempunyai kewarganegaraan atau orang-orang pelarian,
perlu dilindungi. Dengan demikian salah satu dari
tujuan perlindungan hak cipta tercapai. Dalam hal ini
kepentingan negara-negara berkembang di perhatikan
dengan memberikan batasan-batasan tertentu terhadap hak
pencipta asli untuk menterjemahkan dan diupayakan untuk
kepentingan pendidikan, penelitian dan ilmu
pengetahuan.

Konvensi bern menganut dasar falsafah eropa yang


mengaggap hak cipta sebagai hak alamiah dari pada si
pencipta pribadi, sehingga menonjolkan sifat
individualis yang memberikan hak monopoli.
Sedangkan Universal Copyright Convention mencoba untuk
mempertemukan antara falsafah eropa dan amerika. Yang
memandang hak monopoli yang diberikan kepada si
pencipta diupayakan pula untuk memperhatikan
kepentingan umum. Universal Copyright Convention
mengganggap hak cipta ditimbulkan oleh karena adanya
ketentuan yang memberikan hak seperti itu kepada
pencipta. Sehingga ruang lingkup dan pengertian hak
mengenai hak cipta itu dapat ditentukan oleh peraturan
yang melahirkan hak tersebut.

49
BAB II PENUTUP

1. Kesimpulan

Pemerintah dalam mengupayakan peyempurnaan rancangan undang-


undang perindustrian dinlai sangat baik. Penyempurnaan
Undang-Undang Perindustrian bertujuan untuk membuat
perangkat peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan
tuntutan zaman, yang diharapkan akan lebih mampu
mendinamisasikan tumbuh-majunya industri nasional di era
globalisasi ekonomi tanpa mengorbankan kepentingan nasional
serta ciri budaya dan harga-diri bangsa.

Hukum-hukum industri memiliki tujuan-tujuan yang mampu


membuat perindustrian menjadi semakin baik dan berkembang,
Memahami dan mengerti akan hukum yang berlaku atas kekayaan
intelektual dan hukum perburuhan, Sebagai suatu pengembangan
dalam mengembangkan suatu industri menjadi lebih maju dengan
adanya hukum industri,dan para pelaku industri pun harus
mampu menegakan hukum tersebut dalam industry karena itu
suatu tanggung jawab industri tersebut.

Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hukum


industri di indonesia sangat luas dalam implementasinya
terhadap industri-industri yang terdapat di indonesia, namun
begitu hukum industri yang sudah berjalan sudah cukup baik.
Berikut beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari
pembahasan hukum industri di Indonesia.

2. Saran

Segala saran dan kritik diharapkan dari semua pihak karena


penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata

50
sempurna. Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat
menjadi perbaikan untuk makalah agar dapat menjadi lebih
baik lagi. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

51
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Hendri. 2016. Hukum Industri.


https://hendrisaputra107.wordpress.com/2016/ 03/28/hukum-
industri/.

Razilu. 2016. Era baru system perlindungan paten di Indonesia.


https://lppm.unand.ac.id/ images/berita/2016/HAKI/DOC-
20161121-WA001.pdf

Binus, University. 2016. Memahami Variasi Perlindungan Hak Cipta Dalam


UU No. 28 Tahun 2014. http://business-
law.binus.ac.id/2016/02/29/memahami-variasi-perlindungan-hak-
cipta-dalam-uu-no-28-tahun-2014/

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum. & HAM R.I.


2014. Pengenalan Hak Cipta. http://www.dgip.go.id/pengenalan-
hak-cipta.

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum. & HAM R.I.


2014. Pengenalan Merek. http://www.dgip.go.id/pengenalan-
merek.

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual-Kementerian Hukum. & HAM R.I.


2014. Pengenalan Paten. http://www.dgip.go.id/pengenalan-
paten.

Rifai, Ahmad. 2015. Makalah Hukum Industri di Indonesia.


http://hukum-industri-
diindonesia.blogspot.com/2015/03/makalah-hukum-industri-di-
indonesia_18.html

52
Alifabdul. 2016. Undang – undang No. 3 Tahun 2014.
http://alifabdul102023.blogspot.com/ 2016/03/undang-undang-
no3-tahun-2014.html

53

Anda mungkin juga menyukai