Anda di halaman 1dari 10

Tugas Akhir Modul 2

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan siswa?

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?

PENYELESAIAN

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun


2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, adapun macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
1) Kompetensi Pedagogik, Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap
subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;

a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami


peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan;
menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar;
serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki
indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
nonakademik.

2) Kompetensi Kepribadian, Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:

a. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan
norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
b. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
c. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
e. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

3) Kompetensi Sosial, Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi


dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan
indikator esensial sebagai berikut:

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki
indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional, Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi


pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator
esensial sebagai berikut:

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator
esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur,
konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai
langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi
bidang studi.

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja guru. Oleh
karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta didik secara
mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun bahan
ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara
berkelanjutan. Guru yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan
siswa?

Keterampilan belajar yang harus Guru miliki:


1. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, dengan indikator
diantaranya adalah sebagai berikut :

 Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif.
 Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata (real world) dan memecahkan
permasalahan otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital.
 Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan
mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual dan proses kreatif siswa.
 Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan
siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui
lingkungan virtual.

2. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital, dengan
indikator sebagai berikut :

 Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang mengintegrasikan tools
dan sumebr digital untuk mendorong belajar dan kreatifitas siswa.
 Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang memungkinkan semua
siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan aktif dalam menyusun tujuan belajarnya,
mengelola belajarnya sendiri dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri.
 Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat memenuhi strategi
kerja gaya belajar dan kemampuan menggunakan tools dan sumber-sumber digital yang
beragam.
 Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar
teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi proses belajar
siswa maupun pembelajaran secara umum.

3. Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, dengan indikator sebagai berikut :

 Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi


dan situasi yang baru.
 Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-tool dan sumber
digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa.
 Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif kepada siswa, orang tua, dan sejawat
menggunakan aneka ragam format media digital.
 Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada tool-tool digital terkini
untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk
mendukung penelitian dan belajar.
4. Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, dengan indikator
diantaranya sebagai berikut :

 Mendorong, mencontohkan, dan mengajar secara sehat, legal dan etis dalam menggunakan
teknologi informasi digital, termasuk menghagrai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan
dokumentasi sumber belajar.
 Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang berpusat pada siswa dengan memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital
dan sumber belajar digital lainnya.
 Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi sosial terkait dengan
penggunaan teknologi informasi.
 Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan kesadaran global melalui
keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan siswa dari budaya lain menggunakan tool
komunikasi dan kolaborasi digital.
5. Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional, dengan indikator sebagai
berikut :

 Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali penerapan teknologi kreatif
untuk meningkatkan pembelajaran.
 Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi teknologi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan mengembangkan
keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain.
 Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek profesional terkini terkait
dengan penggunaan efektif daripada tool-tool dan sumber digital untuk mendorong
keberhasilan pembelajaran.
 Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan profesi
guru baik di sekolah maupun dalam komunitas.

Keterampilan belajar yang harus dimiliki siswa

Keterampilan Berkomunikasi dan Berpikir Kritis. Peserta didik harus dapat menganalisis dan
memproses sejumlah informasi yang jumlahnya sangat melimpah dalam kehidupan atau
pekerjaan sehari-hari. Peserta didik harus mampu menilai sumber-sumber informasi yang
kredibel dan bagaimana sumber-sumber informasi ini dapat digunakan secara efektif, serta
mampu berpikir kritis dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Keterampilan Kolaborasi. Umumnya, kolaborasi telah diterima sebagai keterampilan yang


penting untuk mencapai hasil-hasil belajar maupun pekerjaan yang efektif dan bermakna. Pada
dekade sekarang ini, kolaborasi tidak hanya penting, tetapi juga diperlukan oleh semua orang.
Peserta didik harus mampu berkolaborasi satu sama lain dalam masyarakat global.

Keterampilan Kreativitas. Dunia sekarang ini dan ke depan akan diisi oleh orang-orang yang
berpikir kreatif. Oleh karena itu, kita harus dapat menjadi seorang kreator, yaitu seorang yang
empati, pengenal pola, dan embuat makna. Setelah tamat dari institusi pendidikan, jika lulusan
tidak mampu mencipta dan berinovasi secara kontinyu, maka mereka tidak akan siap
menghadapi tantangan di dunia kerja dan masyarakat global. Dalam dunia kompetisi global dan
automatisi tugastugas sekarang ini, kreativitas dan inovasi menjadi kebutuhan penting bagi
keberhasilan personal dan professional. Dengan demikian, lulusan harus memiliki kreativitas dan
inovasi dengan baik.
Tugas M2 KB2 Strategi Peningkatan Profesionalisme Berkelanjutan

Salah satu bentuk strategi peningkatan profesionalisme berkelanjutan adalah guru melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK). Coba Ibu/Bapak identifikasi permasalahan yang ada di
sekolah untuk selanjutnya disusun menjadi kerangka proposal PTK.

Permasalahan di Sekolah: “Pengaruh Belajar Mandiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
SMK Negeri 1 Sosa”

JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas menggambarkan
masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Formulasi
judul dibuat agar menampilkan wujud penelitian tindakan kelas PTK bukan penelitian pada
umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk
menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu penelitian.
Berikut contoh judul penelitian tindakan kelas PTK pada SMK Negeri 1 Sosa.

JUDUL: “Pengaruh Belajar Mandiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada SMK Negeri 1
Sosa”

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan utama penelitian tindakan kelas PTK adalah untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang masalah yang harus dipaparkan hal-hal
berikut.
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah.
Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan guru atau tenaga
kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak untuk
dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya, dan daya
dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut.
3. Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari
masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana
dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

B. Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah


Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah, cara pemecahan
masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
1. Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan masalah
dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian tindakan
kelas PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan
mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi
dengan cara mengajukan indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran serta cara
mengevaluasinya.
2. Pemecahan Masalah; merupakan uraian altematif tindakan yang akan dilakukan untuk
memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah
yang diteliti disesuaikan dengan kaidah penelitian tindakan kelas PTK. Cara pemecahan
masalah ditentukan atas dasar akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang
jelas dan terarah. Alternatif pemecahan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang
mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu, harus terbayangkan
manfaat hasil pemecahan masalah dalam pembenahan dan/atau peningkatan
implementasi program pembelajaran. Juga dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda
dari kemanfaatan penelitian formal.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan penelitian tindakan kelas PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan
sasaran akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat
permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya.

BAB II KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang digunakan peneliti dalam
menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan
kajian baik pengalaman peneliti PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku-pelaku penelitian
tindakan kelas PTK lain di samping terhadap teori-teori yang lazim hasil kajian kepustakaan.
Pada bagian ini diuraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan
rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini
digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan
indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/ diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan
penelitian tindakan kelas PTK yang menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai jenis
tindakannya. Pada kajian pustaka harus jelas dapat dikemukakan:
1. Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh dibelakangnya,
bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut, persyaratannya, dll.
2. Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut pada
pembelajaran, strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaannya, dll.
3. Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan perubahan yang
diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat
dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.
4. Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model di
atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan dipecahkan.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Pada bagian ini diuraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Kemukakan
obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya
dirinci dan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang bersifat daur
ulang atau siklus. Sistematika penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini disebutkan di
mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari
kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi
yang mungkin relevan dengan permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya.
2. Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang
dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut
dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber
belajar, prosedurevaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel
proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru,
gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas,
dan sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan
siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap
pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
3. Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan
pembelajaran, seperti :
 Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan
kelas PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostik
untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat
dalam rangka implementasi penelitian tindakan kelas PTK, dan lain-lain yang terkait
dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga diuraikan
alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah
 Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan. Skenario kerja
tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
 Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran
data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang
dirancang.
 Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan
dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan
digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan
berikutnya.
4. Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas jenis data
yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan
perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data
dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
5. Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan
ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindakan perbaikan
melalui penelitian tindakan kelas PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep
siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan yang diduga sebagai dampak dari
implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud.
6. Tim peneliti dan tugasnya, pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama-nama
anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja
yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.
7. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan
kegiatan dari awal sampai akhir.
8. Rencana anggaran, meliputi kebutuhan dukungan financial untuk tahap persiapan
pelaksanan penelitian, dan pelaporan.

BAB IV LAPORAN TINDAKAN KELAS

BAB V KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai