Anda di halaman 1dari 57

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JENDERAN SOEDIRMAN

PRAKTIKUM AUDIT
Software AUSI-Audit Working Paper System

Data yang ada dalam Modul PT Bestari Jaya merupakan fiktif belaka jika ada kesamaan nama
dan angka itu hanya kebetulan saja yang tidak disengaja.
Table of Contents
MODUL 1 : PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2
A. Pengertian Audit ............................................................................................................................... 2
B. Tujuan dan Tanggung Jawab Audit .................................................................................................. 3
C. Bukti Audit (Audit Evidence)............................................................................................................ 4
D. Tahap-tahap Audit dan Kertas Kerja Audit (working paper) ........................................................... 4
E. Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Paper) ........................................................................... 5
MODUL 2 : SETUP MASTER DATA ........................................................................................................ 7
1. SubHead Account.......................................................................................................................... 13
2. Group Account .............................................................................................................................. 14
3. Upload Data Neraca Saldo /Balancesheet ................................................................................... 15
4. Kategori Konfirmasi ..................................................................................................................... 20
MODUL 3 : PEMAHAMAN BISNIS KLIEN ........................................................................................... 22
1. Client Knowledge .......................................................................................................................... 22
2. Permanent Document ................................................................................................................... 23
3. Supporting Document ................................................................................................................... 25
MODUL 4 : PROSEDUR AUDIT............................................................................................................. 29
A. Test Of Control ............................................................................................................................. 29
1. TOC atas akun Pendapatan ......................................................................................................... 29
2. TOC Transaksi Penerimaan Kas................................................................................................. 34
B. Pengujian Substantif ..................................................................................................................... 37
1. Substative Test Kas dan Setara kas............................................................................................. 38
2. Substative Test Piutang Usaha..................................................................................................... 40
C. Prosedur Konfirmasi ....................................................................................................................... 42
MODUL 5 : SAMPLING ........................................................................................................................... 44
Sampling dalam Pengujian Pengendalian ............................................................................................... 44
MODUL 6 : PROPOSE AUDIT JOURNAL ENTRY (PAJE) ................................................................... 51
MODUL 7 : AUDIT MEMO DAN LAPORAN ........................................................................................ 53
A. Report.............................................................................................................................................. 54
B. Back Up Data ..................................................................................................................................... 55

1
MODUL 1 : PENDAHULUAN

A. Pengertian Audit
Menurut Arens (2012) audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Banyak pemakai laporan keuangan dan masyarakat umum yang keliru karena kurang dapat
memahami perbedaan antara audit dan akuntansi. Kekeliruan ini timbul karena sebagian besar
audit biasanya berkenaan dengan informasi akuntansi, padahal sebenarnya masih ada jenis-jenis
audit lainnya seperti audit operasional (operational audit) dan audit ketaatan (compliance audit).
Siklus akuntansi secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Weygandt et al. (2010) menyatakan bahwa Akuntansi adalah proses pencatatan,


pengklasifikasian, dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang logis yang
bertujuan menyediakan informasi keuangan untuk mengambil keputusan. Untuk menyediakan
informasi yang relevan, para akuntan harus memiliki pemahaman yang mendalam atas prinsip-
prinsip dan aturan-aturan yang menjadi dasar penyiapan informasi akuntansi. Selain itu, akuntan
juga harus mengembangkan suatu sistem untuk memastikan bahwa peristiwa-peristiwa ekonomi
dari entitas yang bersangkutan dicatat secara tepat waktu dengan biaya yang wajar.

Ketika mengaudit data akuntansi, auditor berfokus pada penentuan apakah informasi yang dicatat
itu mencerminkan dengan tepat peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode
akuntansi. Oleh karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum menyediakan kriteria untuk
mengevaluasi apakah informasi akuntansi telah dicatat sebagaimana mestinya, maka auditor
harus benar-benar memahami prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Selain memahami akuntansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan
menginterpretasikan bukti audit. Keahlian inilah yang membedakan auditor dengan akuntan.

2
Menentukan prosedur audit yang tepat, memutuskan jumlah dan jenis unsur yang harus diuji,
serta mengevaluasi hasilnya adalah tugas yang hanya dilakukan oleh auditor.

B. Tujuan dan Tanggung Jawab Audit

Standar audit menyatakan bahwa tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor
independen merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut telah disajikan
secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Tanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai, menjaga kecukupan
pengendalian internal dan menyajikan laporan keuangan yang wajar terletak pada manajemen,
bukan auditor.

Auditor menjalankan pengauditan atas laporan keuangan dengan mengunakan pendekatan siklus
dalam melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang mempengaruhi saldo akhir suatu
akun serta melakukan pengujian audit atas saldo akun dan pengungkapan terkait. Untuk setiap
kelompok transaksi yang telah ditentukan, beberapa tujuan audit harus terpenuhi sebelum auditor
dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat. Hal ini dinamakan
tujuan audit terkait transaksi, sebagai contoh terdapat tujuan audit terkait transaksi penjualan
yang spesifik dan tujuan audit terkait transaksi retur penjualan dan pengurangan harga yang
spesifik.

Serupa dengan hal tersebut, beberapa tujuan audit harus terpenuhi oleh masing-masing saldo
akun. Hal ini dinamakan tujuan audit terkait saldo. Misalnya terdapat tujuan audit spesifik terkait
saldo akun piutang dan tujuan audit spesifik terkait saldo akun utang dagang. Tujuan audit terkait
transaksi dan tujuan audit terkait slado merupakan dua hal yang berbeda namun sangat terkait
erat satu sama lain.

Kategori ketiga dari tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan informasi laporan
keuangan. Hal ini dinamakan dengan tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan.

Tujuan Audit Terkait Tujuan Audit Terkait Tujuan Audit Terkait


Transaksi Saldo Penyajian dan
Pengungkapan
Occurrence Existence Occurrence
Rights and obligations
Completeness Completeness Completeness
Accuracy Accuracy Accuracy and valuation
Posting and Classification Classification and
Summarization undestandability
Classification Cut off
Timing Detail tie in
Realizable value
Rights and obligations

3
C. Bukti Audit (Audit Evidence)
Bukti audit adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang sedang di audit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut Arens, (2012) keputusan utama yang harus dihadapi oleh setiap auditor adalah untuk
menentukan ketepatan jenis dan jumlah bahan bukti yang dikumpulkan untuk memenuhi
ketentuan bahwa komponen laporan keuangan klien dan laporan keuangan secara keseluruhan
telah disajikan secara wajar, dan bahwa klien menjalankan pengendalian internal yang efektif
terhadap laporan keuangan. Terdapat empat jenis keputusan mengenai bahan bukti apakah yang
harus diperoleh dan berapa banyak yang harus dikumpulkan:
Prosedur pengauditan yang mana yang akan digunakan

1. Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu


2. Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi
3. Kapan menjalankan prosedur tersebut
Standar ketiga pekerjaan lapangan mengharuskan auditor untuk mengumpulkan bukti yang tepat
dan memadai untuk mendukung dikeluarkannya opini audit. Dua penentu keandalan bahan bukti
adalah ketepatan dan kecukupan.
Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilih dari
delapan kategori umum bukti audit, yang disebut dengan jenis-jenis bukti. Setiap prosedur audit
membutuhkan satu atau lebih jenis bukti berikut:

1. Pemeriksaan fisik
2. Konfirmasi
3. Dokumentasi
4. Prosedur analitis
5. Tanya jawab dengan klien
6. Penghitungan ulang
7. Pengerjaan ulang
8. Pengamatan

D. Tahap-tahap Audit dan Kertas Kerja Audit (working paper)


Menurut Arens (2012), tahapan-tahapan audit antara lain:

1. Merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit


2. Melakukan pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif transkasi
3. Melakukan prosedur analitis dan pengujian terperinci atas saldo
4. Menyelesaikan audit dan menerbitikan laporan keuangan

Merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit:

1. Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal


2. Memahami bisnis dan industri klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melakukan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko bawaan

4
6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
7. Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
8. Mengembangkan rencana dan program audit secara keseluruhan

Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan keuangan:

1. Melakukan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan


2. Mengumpulkan bukti akhir
3. Mengevaluasi hasil
4. Menerbitkan laporan audit
5. Komunikasi dengan komite audit dan manajemen

E. Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Paper)


Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit
yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya dan kesimpulan
yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya (Mulyadi dan Puradiredja, 1998).

Tujuan pembuatan kertas kerja adalah untuk(Mulyadi dan Puradiredja, 1998):

1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan yang diaudit


2. Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor dan kompetensi auditnya
3. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit
4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya

Kertas kerja harus berisi dokumentasi yang akan memperlihatkan (Mulyadi dan Puradiredja,
1998):

1. Telah dilaksanakannya standar perkerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan telah


direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2. Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman memadai
atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3. Telah dilaksanakan standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah diperoleh,
prosedur audit telah diterapkan dan pengujian telah dilaksanakan, yang memberikan bukti
kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan auditan.

Faktor-faktor dalam membuat kertas kerja audit yang baik, yaitu:

1. Lengkap à berisi semua informasi yang pokok dan tidak memerlukan tambahan
penjelasan secara lisan.
2. Teliti à bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan
3. Ringkas
4. Jelas à tidak menimbulkan arti ganda dan disajikan secara sistematis
5. Rapi

5
Tipe dan susunan kertas kerja:

1. Program audit (audit program)


2. Kertas kerja neraca saldo (working trial balance)
3. Ringkasan jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
4. Lead schedule atau top schedule
5. Supporting schedule

6
MODUL 2 : SETUP MASTER DATA

AUSI-AWPS merupaka software kertas kerja bukan software pengujian sehingga jika ada
pengujian data maka dapat dilakukan dengan menggunakan tools lain dan hasil dari pengujian
tersebut dapat di dokumentasikan dalam software ini.
Pada Tahun 2018 ini KAP Bambang Sutopo CPA mendapat penugasan mengaudit PT Bestari
Jaya

Pertama-tama dalam melakukan setup database klien yang di audit tahun buku 2017 dengan detai
info sebagai berikut :

PT Bestari Jaya memiliki nomor NPWP : 15.330.843.2-101.000

7
Untuk keterangan bisnis klien maka ada beberap info penting di bawah ini

TABEL KETERANGAN PT BESTARI JAYA


Jenis Rincian Informasi
Informasi
Pendirian PT Bestari Jaya berdiri berdasarkan Akta Notaris Buchari Hanafi SH No.3
Entitas tanggal 10 Agustus 2004 tentang pendirian PT PT Bestari Jaya . Akta Notaris
Buchari Hanafi SH No.3 tanggal 21 Oktober 2004 tentang pernyataan
keputusan sirkuler para pemegang saham PT Bestari Jaya. Akta Notaris
Buchari Hanafi SH. No. 32 tanggal 19 Mei 2009 tentang pernyataan
keputusan sirkuler para pemegang saham PT Bestari Jaya . Aktar Notaris
Buchari Hanafi SH No. 58 tanggal 24 April 2013 tentang pernyataan sirkuler
para pemegang saham PT Bestari Jaya .SK Menteri Hukum dan HAM
Nomor AHU-26673.AH.01.02 tahun 2009 tentang persetujuan akta perubahan
Anggaran dasar Perseroan. o Pengesahan ijin usaha dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor. KEP-454/KM.5/2004 tanggal 5 november 2004.
Maksud dan Sesuai dengan akta pendiriannya, maksud dan tujuan didirikannya entitas
tujuan adalah berusaha dalam bidang Asuransi dan memberikan jasa konsultasi.
Dewan Direksi Berdasarkan Akta Notaris Buchari Hanafi SH No. 92 tanggal 30 September
dan komisaris 2016 tentang pernyataan keputusan sirkuler para pemegang saham PT Bestari
Jaya, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi adalah sebagai berikut:

Direktur : Tuan Jaya


Komisaris : Tuan Sejaya
Penerapan Berdasarkan pernyataan dan kriteria dalam Standar Akuntansi keuangan
Standar Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), Entitas memenuhi kriteria
Akuntansi sebagai entitas tanpa akuntabilitas publik. Oleh karena itu manajemen entitas
Keuangan memutuskan untuk menerapkan SAK ETAP sebagai basis dalam penyusunan
Entitas Tanpa dan penyajian laporan keuangan Entitas efektif tahun buku 1 Januari 2013.
Akuntabilitas Entitas memilih untuk menetapkan SAK ETAP, dengan pertimbangan bahwa
Publik informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP
mampu mencerminkan substansi ekonomi dan kegiatan operasi dan bisnis
entitas. Pertimbangan lainnya adalah biaya dan manfaat dalam penyusunan
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP lebih efisien bagi Entitas.
Meskipun persyaratan dalam SAK ETAP lebih sederhana dibandingkan
dengan SAK yang diterapkan sebelumnya maupun perkembangan terkini
SAK tersebut, namun entitas tetap mengedepankan penyajian wajar dan
pengungkapan secara penuh atas informasi keuangan yang relevan dan andal
bagi pemakai sebagaimana disyaratkan oleh standar tersebut. Oleh karena itu
tujuan penyajian laporan keuangan bagi sebagian besar pemakai tetap
terpenuhi.
Pernyataan Manajemen PT Bestari Jaya menyatakan bahwa laporan keuangan per 31
Kepatuhan Desember 2017 dengan angka komparatif per 31 Desember 2016 telah

8
Jenis Rincian Informasi
Informasi
Terhadap SAK disajikan sesuai dengan SAK ETAP dan telah memenuhi semua
ETAP persyaratannya.
Dasar Laporan keuangan PT Bestari Jaya terdiri atas Neraca, Laporan Laba Rugi,
Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
Laporan Keuangan. Laporan keuangan disusun berdasarkan basis kesinambungan
Keuangan usaha dan biaya historis. Laporan keuangan juga disusun berdasarkan basis
akrual, kecuali laporan arus kas yang disusun berdasarkan basis kas. Entitas
melaporkan arus kas dengan menggunakan metode langsung.
Mata Uang Mata uang pelaporan yang digunakan oleh Entitas adalah mata uang Rupiah.
Pelaporan, Mata uang Rupiah digunakan karena memenuhi indikator sebagai mata uang
Transaksi dan fungsional, yaitu indikator arus kas, indikator harga jual dan indikator biaya.
saldo dalam Pembukuan Entitas diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Sedangkan
Mata Uang transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs
Asing tunai (Spot Rate) pada saat terjadinya transaksi. Tanggal transaksi adalah
tanggal dimana transaksi pertama kali memenuhi syarat pengakuan sesuai
dengan SAK ETAP. Pada tanggal pelaporan, saldo aset dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau
kerugian selisih kurs yang timbul dibebankan atau dikreditkan pada laporan
laba (rugi) tahun berjalan.
Kas dan setara Kas dan Setara Kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu dapat
Kas dicairkan dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu
tempo tiga bulan atau kurang.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya disajikan sebagai
“Aset yang dibatasi penggunaannya” yang dikategorikan sebagai dimiliki
hingga jatuh tempo yaitu pada saat selesai pembatasan penggunaannya.
Transaksi- Entitas melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu sebagai transaksi
transaksi hubungan istimewa sebagaimana diatur SAK ETAP Bab 28 “Pengungkapan
dengan Pihak- pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa”. Transaksi dan saldo
pihak yang entitas terhadap pihak hubungan entitas diungkapkan yang meliputi jumlah-
mempunyai jumlah transaksi, saldo termasuk syarat dan kondisi serta sifat pembayaran
hubungan dan rincian jaminan yang diberikan atau diterima, penyisihan kerugian
istimewa piutang tidak tertagih terkait jumlah saldo piutang dan beban yang diakui
dalam periode yang berkaitan dengan piutang ragu-ragu yang jatuh tempo dari
pihak hubungan istimewa. Hubungan istimewa anak dan induk diungkapkan
baik ada atau tidak ada transaksi antar pihak hubungan istimewa. Kompensasi
personil manajemen kunci diungkapkan secara total

Suatu pihak mempunyai hubungan istimewa dengan entitas jika:


Biaya dibayar dimuka dibebankan pada beban produksi dan beban usaha
sesuai dengan masa manfaat dan sifat masing-masing biaya.

I. Entitas langsung, atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara,
pihak tersebut:

9
Jenis Rincian Informasi
Informasi
• Mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian
bersama dengan entitas (termasuk entitas induk, entitas anak dan follow
subsidiaries);
• Memiliki kepemilikan di entitas yang memberikan pengaruh signifikan atas
entitas; atau
• Memiliki pengendalian bersama atas entitas;
II. Pihak tersebut adalah entitas asosiasi dari entitas;
III. Pihak tersebut adalah Joint ventures dimana entitas tersebut merupakan
Venture;
IV. Pihak tersebut adalah personil manajemen kunci entitas atau induk entitas;
V. Pihak tersebut adalah keluarga dekat dari setiap orang yang diuraikan
dalam (i) atau (iv);
VI. Pihak tersebut adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama
atau dipengaruhi secara signifikan oleh, atau memiliki hak suara secara
signifikan, secara langsung atau tidak langsung, setiap orang yang diuraikan
dalam (iv) dan (v);
VII. Pihak tersebut adalah program imbalan pascakerja untuk imbalan pekerja
entitas, atau setiap entitas yang memiliki hubungan istimewa dengan entitas
tersebut.

PT Bestari Jaya menetapkan bahwa personil manajemen kunci meliputi


Direksi dan Dewan Komisaris, sedangkan anggota keluarga dekat meliputi
suami, istri, anak atau tanggungannya.
Piutang Usaha Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto setelah dikurangi dengan
penurunan nilai yang dibentuk sebesar estimasi penyisihan piutang tak
tertagih.penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain
pengalaman, prospek usaha dan industri, kondisi keuangan dengan penekanan
pada arus kas, kemampuan membayar debitur dan agunan yang dikuasai.
Piutang usaha diklasifikasikan menurut piutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dan piutang pihak ketiga.
Aset Tetap Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi
penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi harga beli aset
tetap termasuk biaya-biaya yang dapat distribusikan langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi siap digunakan serta estimasi awal biaya
pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi relokasi.
Pajak-pajak yang dapat dikreditkan dan semua diskon dikurangkan dalam
menentukan biaya perolehan. Revaluasi aset tetap tidak diperkenankan,
kecuali dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah. Penyusutan dimulai
pada saat aset tetap bersedia untuk digunakan. Penyusutan diakui sebagai
beban dalam laporan laba rugi. Kecuali memenuhi syarat untuk dikapitalisasi
sebagai perolehan suatu saat berdasarkan SAK ETAP.

Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus


(Straight line method) berdasarkan masa manfaat ekonomis dengan rincian

10
Jenis Rincian Informasi
Informasi
sebagai berikut:

Pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba


rugi pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat
atau member manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kerja
dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual,
dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi
yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pasca Imbalan Perusahaan mengakui liabilitas imbalan pasca kerja sebagaimana diatur dalam
Kerja SAK ETAP bab 23 “Imbalan Kerja”. Pengakuan liabilitas tersebut didasarkan
pada ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Dalan
ketentuan tersebut perusahaan diwajibkan untuk membayar imbalan kerja
kepada karyawannya pada saat mereka berhenti bekerja dalam hal
mengundurkan diri, pensiun normal, meninggal dunia dan cacat tetap.
Besarnya imbalan pasca kerja tersebut terutama berdasarkan lamanya masa
kerja dan kompensasi karyawan pada saat penyelesaian hubungan kerja. Pada
dasarnya imbalan kerja berdasarkan UU Ketenagakerjaan No.13/2003 adalah
program imbalan pasti.
Pendapatan Pendapatan jasa diakui sebagai pendapatan, pada jasa tersebut telah selesai
dan Beban dikerjakan atau difaktur atas biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan
pendapatan dicatat sebagai beban langsung sejalan dengan periode diakuinya
pendapatan, sedangkan beban lainnya dicatat dan diakui sesuai masa
manfaatnya.
Perpajakan Entitas mengakui kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan
dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar
untuk periode berjalan dan periode sebelumnya melebihi jumlah yang terutang
untuk periode tersebut. Entitas harus mengakui kelebihan tersebut sebagai
aset. Entitas tidak mengakui pajak tangguhan.

Adapun secara akuntansi daftar akun PT Bestari jaya dieklompokan sebagai beriku
Head Account Subhead Account Group Account
Asset Aset Lancar Kas dan setara Kas
Piutang Usaha
Piutang Karyawan
Sewa dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Persediaan
Aset Tetap Perolehan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Asset
tetap
Aset lain-lain Bangunan dalam

11
Head Account Subhead Account Group Account
Pembangunan
Software-Net
Liabilitas Utang Lancar Utang Usaha
Utang karyawan
Utang Pajak
Pendapatan Diterima dimuka
Utang Jangka Panjang Utang Bank
Kewajiban Pasca Kerja
Equity Modal Modal
Revenue Pendapatan Pendapatan
COGS/Direct Cost Beban Langsung Beban Langsung
Operating Expenses Beban Gaji dan Upah Beban gaji dan Upah
Beban Utilitas Beban Utilitas
Beban Penyusutan Beban Penyusutan
Beban Bahan Habis Pakai Beban Bahan Habis Pakai
Beban Konsultan Beban Konsultan
Beban Umum Lainnya Beban Umum lainnya
Other Expense Beban lain-Lain Beban lain-Lain
Other Revenue Pendapatan Lain-lain Pendapatan Lain-lain
Tax Beban Pajak Badan Beban Pajak Badan

12
Membuat data base awal , Setelah semua diisi lengkap, Klik

1. SubHead Account

Cara Setup Subhead account dengan mengklik

13
Apabaila telah selesai di input akan munvcul tampilan begini

2. Group Account

Cara Setup Group Account dengan mengklik akan muncul form

14
Jika sudah selesai maka akan muncul seperti ini

3. Upload Data Neraca Saldo /Balancesheet

Cara Upload Neraca Saldo/Trial balance dari klien , klik maka akan muncul seperti
ini

Download templete klik HERE, dan simpan templete di folder yg telah anda siapkan

15
16
Kemudian buka file templete yang telah di download

Buka new file, kemudia copy kolom judul dari templete . kemudia renae file baru dengan “coa”
dan sheetnya juga dengan nama “coa” semua ditulis dengan huruf kecil

17
Kemudian pindahkan data Neraca saldo (Trial balance) ke format upload dengan menyesuaikan
jenis

Setelah itu save dan Upload dengan memilih file yang tadi setah disesuaikan

18
Jika berhasil maka akan tampil seperti ini, kemudian SAVE

Setelah di SAVE maka akan muncul seperti ini

19
Untuk memastikan apakah nilai telah masuk maka anda pada melihat di menu LEAD
SCHEDULE dan akan terlihat seperti tampilan dibawah ini.

Kolom AJP masih kosong karena belum ada jurnal penyesuaian yang di buat, jika sudah ada
maka ia akan mucul.
4. Kategori Konfirmasi

Membuat kategori konfirmasi dengan cara klik

Dalam kasus ini kita membuat hanya 3 kategori konfirmasi : Konfirmasi Bank, Konfirmasi
Utang dan Konfirmasi piutang .
Tampilan kategori yang telah di buat.

20
21
MODUL 3 : PEMAHAMAN BISNIS KLIEN

Client Knowledge, Permanet Document dan Supporting Document


1. Client Knowledge
Step 1 : Input segala informasi terkait bisnis klien di ambil dari data profile klien sebagi
informasi yang di simpan oleh auditor yang digunakan sebagi rujukan dalam menganalisa dan
mencocokan kondisi klien. Klik menu Client Knowledge trus klik tombol [New], nomor urut di
sisi sesuai dengan urutan informasi yang ada pada TABEL KETERANGAN PT BESTARI
JAYA pada Modul 2.

Hasil inputan yang dilakukan akan tampil seperti di bawah ini, Menu sebagai informasi bagi
auditor terkait hal hal detail sehubungan dengan perusahaan klien. Jika informasi yang memiliki
dokomen pendukung maka dapat di upload pada kolom upload dokumen dalam format PDF.

22
2. Permanent Document
Dalam kasus ini PT Bestari Jaya memiliki 2 permanen dokumen yaitu
Nama file Keterangan
Akte pendirian Perusahaan Akta Notaris Buchari Hanafi SH No.3 tanggal
21 Oktober 2004 tentang pernyataan keputusan
sirkuler para pemegang saham PT Bestari Jaya.
Akta Notaris Buchari Hanafi SH. No. 32
tanggal 19 Mei 2009 tentang pernyataan
keputusan sirkuler para pemegang saham PT
Bestari Jaya .
Akte Perubahaan Akte Notaris Buchari Hanafi SH No. 58
tanggal 24 April 2013 tentang pernyataan
sirkuler para pemegang saham PT Bestari Jaya
.SK Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-
26673.AH.01.02 tahun 2009 tentang
persetujuan akta perubahan Anggaran dasar
Perseroan. o Pengesahan ijin usaha dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor.
KEP-454/KM.5/2004 tanggal 5 november
2004.

23
Maka file ini di imput pada menu PERMANET DOC pilih tombol NEW sebelah kanan dan pilih
file yang ingin di input pada folder Permanet Doc.

Setelah lengkap lalu disimpan

24
Masukan semua permanet file yang ada pada folder satu persatu
3. Supporting Document
Dalam kasus ini PT Bestari Jaya memiliki supporting Document berupa laporan keuangan dan
komponenya.

Berita acara Pemeriksaan kas

25
Konfirmasi Bank

Konfirmasi piutang

26
Konfirmasi Utang

Daftar Supporting Document yang telah di input

27
Jika ingin melihat kembali dapat mengklik dokumen pdf yang berwarna kuning

28
MODUL 4 : PROSEDUR AUDIT

Test of Control, Subtantive Test, Confirmation


A. Test Of Control
Test of control atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai uji pengendalian adalah prosedur
audit yang umum dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian yang dilakukan oleh
organisasi sudah berjalan efektif. Pengujian pengendalian atau test of control dilakukan untuk
memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan operasi kebijakan atau prosedur
struktur pengendalian internal. Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian dengan cara
memasukan data uji yang mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati apa yang
terjadi dengan data uji tersebut. Pengujian pengendalian juga meliputi permintaan keterangan
kepada para pekerja mengenai apa yang mereka ketahui tentang efektivitas dari pengendalian
tersebut da memeriksa laporan pengecualian yang telah dihasilkan oleh pengendalian internal
klien. Kinerja pengujian pengendalian tidak diharuskan dalam audit laporan keuangan. Namun,
hal itu dilaksanakan dalam banyak audit dengan populasi yang besar karena efektivitas biaya.
1. TOC atas akun Pendapatan
Tujuan Audit Asersi
E K HK PA PP
1. Penjualan yang dicatat adalah sah dan hak X X
perusahaan
2. Semua penjualan yang menjadi hak perusahaan telah
dicatat dengan lengkap dan benar. X X
3. Semua penjualan telah disajikan dan diungkapkan
dengan benar dalam laporan keuangan. X

(E=Eksistensi, K=Kelengkapan, HK=Hak dan Kewajiban, P=Penilaian dan Alokasi,


PP=Penyajian dan Pengungkapan)
Asersi Prosedur Pengujian Pengendalain
E, K, HK
1. Pastikan adanya pemisahan fungsi antara pihak yang mempunyai otorisasi
penjualan, pencatatan penjualan, penerimaan penjualan dan persediaan barang.
Untuk perusahaan skala kecil mungkin tidak ada pemisahan fungsi tersebut,
auditor harus melihat adanya kompensasi pengendaliannya.
E, K, HK
2. Pastikan adanya kebijakan tertulis tentang pelanggan baru, pemberian kredit,
potongan harga, pengembalian barang, penghapusan piutang dll. Jika ada
perubahan, pastikan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
E, K, HK
3. Pastikan adanya pengendalian terhadap akses atas informasi penting seperti data
pelanggan, master-file harga, rincian piutang, skema diskon, order penjualan
dll.
E, K 4. Pastikan adanya sistim penomoran atas dokumen penjualan, pengiriman barang,
order penjualan dll.

29
Asersi Prosedur Pengujian Pengendalain
E, K, PA
5. Review laporan penyimpangan dari kebijakan penjualan yang standar
(misalnya, kelonggaran plafon kredit, potongan harga, kelonggaran pembayaran
dll). Pastilkan penyimpangannya telah diotorisasi oleh pejabat berwenang.
E, K, PA
6. Periksa akurasi harga di master-file dengan membandingkannya dengan daftar
harga yang diterbitkan dan telah diotorisasi.
E 7. Periksa otorisasi pelanggan baru dengan membandingkan daftar pelanggan di
master-file dengan daftar pelanggan.
E 8. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan dokumen pengiriman
barang hanya bisa diterbitkan apabila ada order penjualan yang telah diotorisasi.
PA 9. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa barang
(spesifikasi, kuantitas, nama pelanggan) sudah diperiksa dan dicocokkan
dengan dokumen pengiriman barang sebelum dikirim ke pelanggan.
E 1. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa barang hanya bisa
dikirim apabila ada dokumen pengiriman barang yang telah diotorisasi.
E 2. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa faktur penjualan
hanya bisa diterbitkan apabila ada referensi order penjualan yang telah
diotorisasi dan dokumen pengiriman barang.
K 3. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa faktur penjualan
diterbitkan untuk setiap pengiriman barang ke pelanggan.
PA 4. Melalui observasi, inspeksi dan tanya jawab, pastikan data faktur penjualan
(nama pelanggan, kuantitas, harga) telah dicocokan dengan order penjualan,
dokumen pengiriman yang sudah disetujui oleh pelanggan.
PA 5. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa potongan harga,
rabat dan sejenisnya telah direview dan diotorisasi.
E, K, PA
6. Review laporan penyimpangan dari pembandingan data penjualan dan
pengiriman barang setiap setiap bulan. Pastikan ada bukti bahwa laporan telah
direview, ditindaklanjiti dan diotorisasi.
PA 7. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan dokumen faktur
penjualan, dokumen pengiriman barang telah dibukukan dalam sistim tepat
waktu. Pastikan review dan otorisasi telah dilakukan atas jurnal sebelum
dibukukan.
PA 8. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan dilakukan review dan
pencocokan secara rutin atas buku besar penjualan dan buku pendukung
penjualan.
PA 9. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan buku besar piutang
dagang dicocokan dengan rincian piutang dagang secara rutin (bulanan,
mingguan atau harian).
PA 10. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa review dan tindak
lanjut telah dilakukan atas akun piutang yang tidak biasa (bersaldo negatif, tidak
ada perubahan).

E, K, PA
11. Periksa dan investigasi sistem pengakuan pendapatan yang tidak normal seperti:

30
Asersi Prosedur Pengujian Pengendalain
barang bisa dikembalikan, bill on hold, pengiriman parsial, syarat penjualan
tidak jelas, set-off arrangement dll
E, K, PA
12. Periksa jawaban atas pengiriman laporan status piutang (statement of account)
bulanan yang dikirim ke pelanggan (jika ada). Pastikan perbedaannya telah
ditindaklanjuti.
K 1. Pilih secara sample transaksi pengiriman barang sepanjang tahun.
 Cocokkan informasi di bukti pengiriman barang ke faktur penjualan;
 Telusuri informasi di faktur penjualan ke:
 jurnal penjualan;
 buku penjualan;
 buku pendukung (sub-ledger) piutang dagang; dan
 buku besar;
 Periksa akurasi matematis faktur penjualan, bukti pengiriman, jurnal penjualan,
dan buku penjualan.
E 2. Pilih secara sample transaksi penjualan dari buku penjualan sepanjang tahun.
 Cocokkan informasi di faktur penjualan ke:
 bukti pengiriman barang yang sudah ditandatangani oleh pelanggan
 order penjualan yang disetujui
 Telusuri informasi di faktur penjualan ke:
 jurnal penjualan;
 buku penjualan;
 buku pendukung (sub-ledger) piutang dagang; dan
 buku besar.
 Periksa akurasi matematis faktur penjualan, bukti pengiriman, jurnal penjualan,
dan buku penjualan.
E 3. Pastikan bahwa semua dokumen yang berhubungan dengan transaksi penjualan
telah diproses lengkap dan tepat waktu dengan memeriksa:
 Prosedur untuk memastikan kelengkapan proses dokumen, tindak lanjut untuk
dokumen yang outstanding maupun yang ditolak atau batal,
 Kelengkapan nomor dokumen-dokumen penjualan
 Kelengkapan nomor faktur penjualan dan bukti pengiriman barang.
E 4. Periksa ringkasan jurnal penjualan dalam hal:
 akurasi matematis;
 pencatatan/posting ringkasan jurnal penjualan ke buku besar (penjualan, piutang
dagang dll).
5. Periksa penjualan lain-lain dan pastikan telah diakui dan dicatat dengan benar.
6. Periksa pengakuan dan pencatatan klaim atas refund, rabat, barang promosi dll.
1. Pilih nota kredit sepanjang tahun
 Bandingkan dengan:
 bukti penerimaan barang;
 faktur penjualan asli;
 Periksa akurasi matematisnya;
 Persetujuan atas nota kredit dari pejabat yang berwenang;
 Telusuri ke buku pendukung (sub-ledger) piutang dagang;

31
Asersi Prosedur Pengujian Pengendalain
 Telusuri ke catatan persediaan
2. Periksa transaksi kredit selain penerimaan kas pada buku besar piutang dagang
dan pastikan sudah didukung oleh dokumen dan diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang.

Input Prosesdur pada menu TEST OF CONTROL dengan cara mengklik

Kemudian lanjut mengopy prisedur sesuai dengan urutannya dan mengklik asersi yang sesuai
kmedian setelah di isi di SAVE.

32
Semua yang disimpan akan muncul di daftar prosedur seperti di bawah ini

Lanjutkan pengisian hingga ke prosedur terakhir, setelah itu lakukan FOLLOW UP dari masing
masing prosedur dengan mengklik tomobol MANAGE.

33
Notes :
Untuk pengisian Follow Up dari masing masing prosedur diserhkan kepada kretivitas
dosen dalam membuat narasi dengan memperhatikan bunyi prosedur dan asersi yang di
tuju.

2. TOC Transaksi Penerimaan Kas


Tujuan Audit Asersi
E K HK PA PP
1. Semua pembelian dicatat dengan lengkap dan benar. X X
2. Pembelian yang dicatat merupakan kewajiban
perusahaan. X X
3. Semua pembelian telah disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan. X

(E=Eksistensi, K=Kelengkapan, HK=Hak dan Kewajiban, P=Penilaian dan Alokasi,


PP=Penyajian dan Pengungkapan)
Asersi Prosedur Pengujian Pengendalain
E, K, HK 1. Pastikan adanya pemisahaan fungsi yang melakukan penerimaan kas,
pencatatan penerimaan kas dan petugas pencatat piutang dagang.
E, K, PA 2. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan terdapat proses
verifikasi keberadaan uang kas (kas opname).
E, K, PA 3. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan bahwa daftar

34
Asersi Prosedur Pengujian Pengendalain
penerimaan kas dibuat dan dibandingkan dengan bukti setoran/deposit slips
E, K, HK, 4. Periksa rekonsiliasi bank dan pastikan dilakukan oleh karyawan yang
PA independen dari proses penjualan dan penerimaan kas. Rekonsiliasi bank
direview dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
K 5. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan penerimaan kas
disetorkan ke bank tepat waktu.
E, K 6. Melalui observasi, inspeksi dan tanya-jawab, pastikan jurnal penerimaan kas
direview, diotorisasi dan dibukukan tepat waktu.
E, K, PA 7. Periksa penerimaan kas selain dari penjualan untuk memastikan telah diakui
dengan benar dan lakukan investigasi atas transaksi yang tidak lazim pada
rekening koran bank.
E 8. Pilih secara sample transaksi penerimaan kas dari laporan penerimaan kas
sepanjang tahun.
 Cocokkan informasi mengenai pelanggan, tanggal, item, jumlah ke:
 nota pengiriman uang,
 slip setoran bank,
 Telusuri jurnal penerimaan kas ke buku besar.
 Periksa akurasi matematis slip setoran dan jurnal penerimaan kas.

Input Prosesdur pada menu TEST OF CONTROL dengan cara mengklik

35
Kemudian lanjut mengopy prisedur sesuai dengan urutannya dan mengklik asersi yang sesuai
kmedian setelah di isi di SAVE.

Semua yang disimpan akan muncul di daftar prosedur seperti di bawah ini

Lanjutkan pengisian hingga ke prosedur terakhir, setelah itu lakukan FOLLOW UP dari masing
masing prosedur dengan mengklik tombol MANAGE.

36
Notes :
Untuk pengisian Follow Up dari masing masing prosedur diserhkan kepada kretivitas dosen
dalam membuat narasi dengan memperhatikan bunyi prosedur dan asersi yang di tuju.

B. Pengujian Substantif
Pengujian substantif terdiri dari:
1. Prosedur analitis
2. Pengujian terinci atas transaksi
3. Pengujian terinci atas saldo
Pengujian substantif memberikan bukti tentang kelayakan asersi laporan keuangan klien.
Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran, misalnya
membandingkan saldo suatu akun dengan data nonkeuangan yang terkait dengan saldo akun
tersebut. Pengujian terinci atas transaksi meliputi pemeriksaan dokumen pendukung dari setiap
satuan transaksi yang dibukukan pada sebuah akun tertentu, misalnya melakukan pemeriksaan
dokumen pendukung [vouching] untuk sisi debet akun piutang usaha terdapat ayat jurnal pada
jurnal penjualan serta faktur pendukung penjualan. Selain itu dilakukan juga penelusuran rinci
dari dokumen asli atau dokumen sumber terhadap buku jurnal serta buku besar yang terkait
dengan transaksi tersebut yang dapat digolongkan juga sebagai pengujian terenci atas transaksi.
Sedangkan pengujian terinci atas saldo meliputi pemeriksaan dokumen pendukung untuk saldo
akhir secara langsung, misalnya melakukan konfirmasi langsung kepada salah seorang pelanggan
tentang saldo piutang uasaha. Ketiga jenis pengujian substantif tersebut merupakan hal yang
komplementer. Pengujian mana yang akan digunakan untuk suatu akun tertentu dapat bervariasi
berdasarkan faktor-faktor seperti efektivitas relatif untuk akun dan biaya.
Test Of Transaction

37
Test of transactions atau dalam bahasa indonesia disebut test atas transaksi merupakan bagian
dari prosedur audit yang bertujuan untuk menguji pengendalian internal sebuah organisasi.
Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses
yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan material pada
laporan keuangan. Perbedaan test ini dengan test sebelumnya (test of control) adalah dalam test
sebelumnya pengujian yang dilakukan tanpa memandang nilai moneter, namun dalam test of
transactions nilai moneter menjadi salah satu objek yang akan di uji.
Tes ini dilaksanakan dengan menelusuri jurnal transaksi dari sumber dokumen, memeriksa file,
dan mengecek keakuratan. Hal ini perlu dilakukan karna sangat berpengaruh pada opini auditor
yang akan diberikan mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Umumnya Auditor akan
mengambil sampel transaksi yang akan di uji dan melihat seberapa besar tingkat kesalahan yang
dihasilkan, berdasarkan tingkat kesalahan tersebut auditor dapat menentukan apakah mereka
dapat mengandalkan informasi yang tersedia baik di buku besar maupun jurnal pencatatan
transaksi. Berdasarkan hasil tersebut pula maka auditor dapat menentukan ruang lingkup
pekerjaan audit.
1. Substative Test Kas dan Setara kas
Tujuan Audit Asersi
E K HK PA PP
1. Kas dan setara kas adalah milik perusahaan. X
2. Kas dan setara kas merupakan hak perusahaan dan
tidak ada pembatasan pemakainnya. X
3. Kas dan setara kas telah dicatat dengan benar. X
4. Kas dan setara kas telah dinilai sesuai jumlah yang
bisa diperoleh kembali (realizable value). X
5. Kas dan setara kas telah disajikan dan diungkapkan
dengan benar dalam laporan keuangan. X

(E=Eksistensi, K=Kelengkapan, HK=Hak dan Kewajiban, P=Penilaian dan Alokasi,


PP=Penyajian dan Pengungkapan)
Asersi Prosedur Pengujian Substantif
E, K, PP
1. Dapatkan daftar kas dan setara kas.
 Cocokkan saldonya dengan buku besar.
 Cocokkan saldo awal dengan angka yang sudah diaudit,
 Periksa akun yang tidak lazim (misalnya bersaldo kredit, tidak ada mutasi, bank
yang sudah tidak beroperasi) dan perubahan yang signifikan dengan tahun
sebelumnya.
E 2. Pertimbangkan untuk melakukan kas opname (cash count) atau observasi kas
opname yang dilakukan klien jika saldo kas material.
 Pastikan lokasi, pemegang kas dan jumlah kas yang akan dilakukan kas opname
(termasuk cek mundur, bon sementara dll yang termasuk akun kas).
 Lakukan atau observasi perhitungan semua saldo kas di hadapan pemegang kas.
 Selama observasi, pastikan prosedur kas opname telah diikuti.

38
Asersi Prosedur Pengujian Substantif
 Pastikan voucher kas kecil (petty cash vouchers), bon sementara, cek mundur
yang termasuk dalam saldo kas pada tanggal perhitungan telah direalisasikan
pada periode berikutnya.
 Apabila auditor tidak melakukan kas opname atau observasi kas opname,
periksa hasil kas opname pada akhir tanggal tutup buku. Pastikan perbedaan
yang material, jika ada, telah dibukukan pada periode yang benar.
E 1. Konfirmasi saldo kas dan setara kas:
 Minta daftar semua rekening koran semua bank (termasuk yang ditutup di tahun
berjalan).
 Kirim surat konfirmasi atas semua saldo kas dan setara kas.
 Cocokkan hasil konfirmasi dengan saldo di buku besar.
 Minta manajemen untuk melakukan rekonsiliasi jika ada perbedaan dengan
jawaban konfirmasi.
 Kirim konfirmasi kedua untuk yang belum terjawab
 Minta manajemen untuk menindaklanjuti konfirmasi yang belum diterima.
 Periksa jawaban konfirmasi atas informasi yang belum dicatat atau perlu
diungkapkan dalam laporan keuangan.
HK, PP2. Berdasarkan jawaban konfirmasi, review perjanjian pinjaman, review
korespondensi dengan bank, dan periksa apakah ada kas dan setara kas yang
dijaminkan, dibatasi penggunaannya atau dibekukan.
E, K 3. Periksa bank rekonsiliasi:
 Cocokkan saldonya ke buku besar dan rekening bank (bank statement).
 Uji akurasi matematis bank rekonsiliasi.
 Periksa deposit in-transit ke buku kas dan rekening bank pada periode
berikutnya.
 Periksa outstanding cheques ke buku kas dan rekening bank periode berikutnya.
Untuk cek-cek yang masih beredar (outstanding) sampai tanggal review,
pastikan kebenaran penyajiannya. Pastikan tidak ada cek dengan nomor lebih
kecil daripada nomor terakhir pada rekonsiliasi bank yang tercantum pada
rekening koran periode berikutnya.
 Investigasi keabsahan cek yang beredar (outstanding) terlalu lama (misalnya
lebih dari 6 bulan).
 Periksa dan investigasi kalau ada unsur-unsur rekonsiliasi bank yang tidak
lazim.
E, K 4. Periksa penerimaan dan pengeluaran kas, transfer antar rekening, transfer antar
perusahaan afiliasi, transfer yang tidak lazim [5 hari] sebelum dan [5 hari]
sesudah tanggal tutup buku.
5. Periksa transfer antar rekening, antar perusahaan dalam grup untuk memastikan
dibukukan pada periode yang benar.
PP 6. Uji akurasi perhitungan pendapatan bunga (bila material).
PP 7. Periksa kecukupan penyajian dan pengungkapan kas dan setara kas di laporan
keuangan.

39
Tahap pengisian aplikasi

2. Substative Test Piutang Usaha


Tujuan Audit Asersi
E K HK PA PP
1. Semua piutang usaha adalah sah dan hak perusahaan X X
2. Semua piutang usaha telah dicatat dengan benar. X
3. Semua piutang usaha telah dinilai sesuai jumlah
yang bisa diperoleh kembali (realizable value). X
4. Semua piutang usaha telah disajikan dan
diungkapkan dengan benar dalam laporan keuangan. X

(E=Eksistensi, K=Kelengkapan, H/K=Hak dan Kewajiban, P=Penilaian dan Alokasi,


P/P=Penyajian dan Pengungkapan)
Asersi Prosedur Pengujian Substantif
E, K, PP
1.Dapatkan daftar piutang
 Cocokkan saldonya dengan buku besar piutang.
 Cocokkan saldo awal dengan angka yang sudah diaudit,
 Periksa akun yang tidak biasa (misalnya bersaldo kredit, tidak ada mutasi, dan
dengan pihak terkait).
E, K 2. Bandingkan saldo piutang usaha, penyisihan piutang ragu-ragu, penghapusan
piutang, rasio turn-over (% terhadap penjualan), retur, diskon tahun berjalan
dengan tahun sebelumnya. Dapatkan penjelasan dari manajemen atas
perbandingan yang signifikan.
PA 3. Dapatkan daftar umur piutang. Uji akurasi daftar umur piutang dengan
membandingkan penggolongan umur piutang pada daftar umur piutang dengan
tanggal jatuh temponya.
E 4. Konfirmasi saldo piutang:
 Dapatkan rincian piutang yang menunjukkan nama pelanggan, alamat dan
jumlah piutang.
 Periksa akurasi matematis rincian piutang.
 Cocokkan rincian piutang tersebut dengan buku pendukung piutang (sub-
ledger).
 Pilih sample pelanggan yang dikirim surat konfirmasi.
 Kirim surat konfirmasi yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Pada saat konfirmasi diterima
 Minta manajemen untuk membuat rekonsiliasi apabila ada perbedaan dengan
jawaban konfirmasi.
 Periksa alasan-alasan perbedaan dari jawaban konfirmasi. Uji perbedaan yang
material untuk memastikan alasannya benar.
Kirim konfirmasi kedua untuk konfirmasi yang belum dijawab.

40
Asersi Prosedur Pengujian Substantif
Lakukan prosedur alternatif untuk konfirmasi yang tidak dijawab, misalnya
memeriksa penerimaan sesudah tanggal neraca, memeriksa bukti penerimaan
barang dll.
Buat ringkasan hasil konfirmasi.
E 1. Prosedur apabila konfirmasi dilakukan sebelum tanggal neraca:
 Lakukan prosedur konfirmasi seperti di atas
 Lakukan investigasi terhadap transaksi tidak lazim/normal sampai tanggal
neraca.
 Lakukan investigasi terhadap transaksi penghapusan piutang dan pastikan
sudah diotorisasi.
 Periksa rekonsiliasi antara rincian saldo piutang dan buku pembantu (sub-
ledger) piutang usaha;
 Periksa analisa umur piutang dan pastikan akun-akun yang jatuh tempo pada
saat konfirmasi sudah dicatat dengan benar.
 Pertimbangkan untuk melakukan konfirmasi kembali atas piutang yang sudah
jatuh tempo pada tanggal neraca.
 Lakukan investigasi terhadap piutang bersaldo kredit pada tanggal neraca.
PA 2. Evaluasi kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu
 Evaluasi kebijakan dan proses penentuan penyisihan piutang ragu-ragu.
 Berdasarkan daftar umur piutang (yang sudah diuji), periksa akun yang
melebihi batas periode pembayaran. Minta penjelasan manajemen (manajer
kredit, bagian penagihan dll) alasannya.
 Periksa penerimaan setelah tanggal neraca atas akun tersebut.
 Uji kecukupan penyisihan piutang ragu-ragu.
Periksa penghapusan piutang pada tahun berjalan dan pastikan kebenaran
alasannya dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
PA, PP3. Apabila piutang mengandung unsur pendapatan yang ditangguhkan (unearned
income) pastikan kebenaran perlakuannya.
E, K 1. Uji pisah batas (cut-off):
 Uji bukti pengiriman barang [5-10] hari sebelum dan sesudah tanggal neraca
(penutupan buku).
 Pastikan barang yang dikirim sebelum tanggal neraca sudah dicatat sebagai
piutang usaha dan penjualan.
 Sebaliknya, pastikan pengiriman barang sesudah tanggal neraca tidak
dibukukan sebagai piutang usaha dan penjualan.
E 2. Periksa pengiriman barang yang tidak lazim (jumlahnya, pelanggan baru, pihak
terkait dll) di bulan terakhir penutupan buku. Minta penjelasan manajemen dan
lakukan investigasi untuk memastikan keabsahaannya.
E 3. Periksa debit memo, reversing jurnal, dan retur yang terjadi sesudah tanggal
neraca untuk memastikan validitasnya.
PP 4. Melalui review atas perjanjian kredit, hasil kofirmasi pinjaman, dan tanya-
jawab dengan manajemen, periksa apakah ada piutang usaha yang dijaminkan
atau dijual (factoring). Kalau ada harus diungkapkan dengan benar.

41
Asersi Prosedur Pengujian Substantif
K 5. Periksa wesel tagih (notes receivable).
 Cocokkan saldonya ke buku besar,
 Pastikan syarat-syaratnya sesuai dengan dokumen pendukungnya,
 Lakukan review terhadap akun yang jatuh tempo untuk memastikan
realisasinya.
 Pastikan akrual bunga sudah dihitung dengan benar.
PP 6. Periksa pelanggan utama apakah ada konsentrasi resiko kredit yang harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
PP 7. Periksa kecukupan penyajian dan pengungkapan piutang usaha dalam laporan
keuangan.

C. Prosedur Konfirmasi

Setelah kita membuat kategori konfirmasi dan mengirim konfirmasi maka kita akan membuat
daftar konfirmasi pada menu konfirmasi.

42
Semua konfirmasi dan nilai jawabnnya akan tercatat pada daftar konfirmasi.

43
MODUL 5 : SAMPLING

Standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan bahwa bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Kecukupan sebuah
bukti tidak mengharuskan auditor untuk menguji 100% unsur yang membentuk saldo akun atau
kelompok transaksi. Pengujian kurang dari 100% memerlukan keputusan tentang jumlah dan
pemilihan unsur yang harus diuji. SA Seksi 350: Sampling Audit memberikan panduan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel.

Sampling dalam Pengujian Pengendalian


Penentuan ukuran sampel dan pemilihan item yang akan dimasukkan sebagai sampel dalam
pengujian pengendalian dilakukan dengan cara nonstatistik.

Jumlah sampel yang akan diuji terutama tergantung pada sifat pengendalian (prevent/detect
control) dan frekuensi pelaksanaan pengendalian. Frekuensi pelaksanaan pengendalian bisa
bervariasi. Beberapa pengendalian bisa dilakukan secara harian, mingguan, bulanan dan
seterusnya. Dengan demikian jumlah sampel yang akan diuji lebih tergantung pada pertimbangan
auditor. Berikut ini pedoman penentuan jumlah sampel untuk setiap asersi.

Frekuensi Pengendalian Jumlah Sampel


Bulanan 1 sampel setiap bulan
Mingguan 2 sampel setiap bulan
Setiap transaksi atau harian 10% dari jumlah item tetapi tidak lebih dari 25
sampel dan tidak kurang dari 10 sampel

Pemilihan item yang akan dimasukkan sebagai sampel ditentukan sebagai berikut:
a. Frekuensi pengendalian bulanan. Pada dasarnya tidak perlu dilakukan pemilihan karena
seluruh item harus dipilih (populasi).
b. Frekuensi pengendalian mingguan. Pemilihan dilakukan secara sembarang (haphazard),
yaitu dengan memilih dua item dari 4 atau 5 kemungkinan item.
c. Frekuensi pengendalian harian atau setiap saat. Mengingat jumlah sampel yang dipilih
berkisar di antara 10 hingga 25 sampel, maka dari transaksi-transaksi dalam satu bulan
dipilih secara sembarang 1 atau 2 item.

1. Pengujian pengendalian biasanya dilakukan pada periode interim. Jika ada perubahan
pengendalian intern yang mungkin mempunyai dampak terhadap penyajian laporan
keuangan pada tanggal neraca, auditor harus melakukan pengujian tambahan dari periode
interim sampai dengan tanggal neraca. Pedoman penentuan jumlah sampel bisa dipakai
sebagai acuan untuk menentukan luasnya pengujian pengendalian.

44
2. Berikut ini pedoman apabila auditor menemukan penyimpangan dalam pengujian
pengendalian:

 Mengevaluasi apakah ada pengendalian kompensasi (compensation control) yang


diterapkan oleh klien. Jika ada pengendalian kompensasi dan berdasarkan pengujian
pengendalian tersebut berjalan efektif maka auditor dapat menerima hasil pengujian.
 Mengevaluasi jenis penyimpangan:
 Apabila penyimpangan disebabkan oleh kelemahan struktur pengendalian intern dan
klien tidak bersedia memperbaikinya dalam periode audit, maka auditor harus
mempertimbangkan kembali penilaian risiko pengendalian untuk asersi dan golongan
transaksi bersangkutan menjadi tinggi (maksimum).
 Apabila penyimpangan karena kesalahan yang tidak disengaja, maka auditor bisa
memperluas pengujian sampai 25%.
 Apabila penyimpangan karena kesalahan yang disengaja, maka auditor harus
mempertimbangan penilaian risiko kecurangan (risk of fraud). Partner menentukan
apakah akan meneruskan perikatan atau tidak.

Sampling Transaksi Kas


Bukan file Buku Besar kemudian ambil buku besar kas dan copy ke sheet baru di excel setelah
itu lakukan define data dengan menggunkan ACL Add in centang Create New Worksheet supaya
terbentuk data sheet baru, lalu klik OK. Jangan lupa raw saldo awal dibuang terlebih dahulu
sehingga menjadi tampilan berikut :

Yang di ambil data transaksi saja yang terdi dari Kode,Tanggal,keterangan angka transaksi.
Kemudian di block

45
Setelah itu lakukan define data dengan menggunkan ACL Addin

Data yang akan di ambil samping sudah siap

46
Kemudian tarok kursor sembarang dekat data kemudian klik sample dari 51 misal di ambil
sample 5 data kemudia klik OK

Maka data yang di sample akan terpisah secara sendiri

47
Kemudian data ini yang di pindahkan ketemplete uplod sample yang telah kita download

Setelah itu di simpan dan di upload

48
Lima data yang kita sampling sudah sesuai dengan format upload dan klik SAVE

Sampling sudah masuk ke dalam daftarnya

Kemudian data sampling dilakukan perfikasi kepada bukti transaksi sesuai dengan asersi yang di
tuju, caranya dengan mengklik MANAGE lalu FOLLOW UP. Semua sample dilakukan
pengecekan kepada bukti bukti transaksinya.

49
Notes:
Untuk tindakan Follow up diserahkan kalimat keterangan pada kreatifitas pengajar dalam
mengisinya mengingat di lab tidak ada bunti transaksi lengkapnya sehingga harus sedikit
di imajinasikan kepada mahasiswa.

Pengajar juga dapat melakukan sampling kepada akun-akun lain yang di inginkan yang
ada pada file buku besar.

50
MODUL 6 : PROPOSE AUDIT JOURNAL ENTRY (PAJE)

PAJE merupakan koreksi audit yang disarankan oleh auditor kepada klien. Dalam kasus ini
terdapat banyak jurnal yang belum masuk kedalam buku besar , anda diminta menemukan jurnal-
jurnal tersebut dengan membandingkannya antara daftar jurnal dengan buku besar dan neraca
saldo. Jika telah menemukan maka jurnal jurnal tersebut dapat di input pada menu PAJE.

 No Voucher di isi sesuai dengan nomor Voucher jurnal yang belum tercatat atau dapat di
ganting dengan memberikan no sendiri seperti AJP01 dan seterusanya secara berurutan.
 Date di isi dengan tanggal terakhir dari tahun buku yang diperiksa dalam kasu ini tgl 31
Desember 2017
 Notes Keterangan transaksi yang di koreksi.
 Add Rows untuk menambah kolom akun dalam jurnal sesuai dengan banyaknya akun
yang terlibat
 Apa bila total debit dan total kredit tidak sama maka tidak akan dapat disimpan.

51
Kemudian juga muncul pada list adjustment

Jurnal-jurnal ini akan juga masuk ke Lead schedule.

Untuk menemukan jurnal-jurnal yang belum termasuk pengajar bisa mengarahan mahasiswa
dengan menggunakan mengkanisme perhitungan, filtering, comparating dengan menggunkan
excel dan semua hasil perhitungan dapat di save pdf kemudian disimpan menjadi bagian dari
supporting document sesuai dengan akunyang diperiksa.

52
MODUL 7 : AUDIT MEMO DAN LAPORAN

Audit memo merupkan segala sesuatu yang ingin disimpan oleh auditor untuk sebagai penginga
bagi auditor dari setiap tahap pemeriksaan baik dari level akun maupun level lainnya

Memo-memo yang di catat terkai secara detail terhadap akun-akun yang diperiksan. Dan semua
catatan tersebut dapat dilihat pada daftar memo.

53
MODULL 8 : REPORT DAN BACK UP DATA
A. Report
Semua yang kita lakukan pengimputan dan pendokumentasian pada aplikasi ini hasilnya kita
dapat lihat pada menu report atau laporan dengan format laporan berupa excel dan pdf. Hal ini
memudahkan jika sewaktu waktu kantor akuntan public ingin mencetaknya.

Tampilan pdf juga dapat menjadi sebuah view atas laporan jika tidak ingin di cetak hanya ingin
dilihat saja.

54
B. Back Up Data
Setiap selesai mengerjakan sebelum kelur dari aplikasi disarankan untuk memback up databased,
dan data ini bisa dibuka di computer lain dengan aplikasi yang sama.

55
56

Anda mungkin juga menyukai