CABANG OLAHRAGA
RENANG
SPECIAL OLYMPICS
BUKU PANDUAN CABANG OLAHRAGA
RENANG
SPECIAL OLYMPICS
2009
BUKU PANDUAN CABANG OLAHRAGA RENANG SPECIAL OLYMPICS, 2009
ISBN 978-979-16318-6-0
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmatNya sehingga Buku Panduan Cabang Olahraga Renang dapat diselesaikan
sesuai rencana.
Penyusunan Buku Panduan ini dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembinaan para atlet SOIna, di cabang olahraga Renang
sebagai salah satu langkah strategis untuk mempersiapkan atlet-atlet SOIna
menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PORNAS) SOIna VI tahun 2010 dan
Special Olympics World Summer Games (SOWSG) XIII tahun 2011 di Athena,
Yunani.
Buku Panduan yang secara garis besar memuat aspek-aspek teknis,
aturan-aturan, prinsip dasar, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan pelatihan dan kompetisi di cabang olahraga Renang
yang mengacu pada aturan-aturan olahraga khusus Tunagrahita dari Special
Olympics Internasional (SOI), dimaksudkan dapat dipergunakan sebagai
Pedoman/Acuan bagi para Pelatih, Atlet, maupun pihak-pihak lain yang
mempunyai minat dalam pembinaan olahraga bagi penyandang Tunagrahita,
agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih terencana, terarah
dan terstandard sesuai dengan aturan-aturan Special Olympics International
(SOI).
Keberhasilan pembinaan cabang olahraga Renang bagi penyandang
Tunagrahita, tentu tidak terlepas dari tersedianya sarana/prasarana yang
memadai, dana yang cukup, serta SDM yang mempunyai komitmen dan
kemampuan teknis di cabang olahraga tersebut di samping pengetahuan
tentang aspek psikologis atlet Tunagrahita. Untuk itu peran dan dukungan
berbagai pihak, baik Pemerintah maupun masyarakat, sangat diperlukan.
Penghargaan dan terimakasih kami sampaikan kepada para penyusun,
narasumber, editor serta berbagai pihak yang telah bekerja keras dan
membantu menyelesaikan buku ini.
i
Kami menyadari Buku Panduan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kritik dan saran perbaikan dalam rangka penyempurnaan buku ini sangat
kami harapkan.
Akhirnya kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dalam
meningkatkan upaya pembinaan olahraga khusus bagi penyandang Tunagrahita
di Indonesia.
Pengurus Pusat
Special Olympics Indonesia
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. PETUNJUK UMUM PELATIHAN RENANG 1
B. LINGKUNGAN SEKITAR KOLAM RENANG 1
iii
E. GAYA GANTI PERSEORANGAN 46
F. NOMOR KOMPETISI 48
DAFTAR PUSTAKA 50
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Hal lain yang juga harus dilakukan sebelum pelatihan renang dimulai adalah:
1. Meninjau ulang rencana darurat, dan menentukan tanda- tanda
yang spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai fasilitas darurat.
2. Memastikan ada petugas penyelamat kolam ( tersertifikasi ).
3. Akses bagi perenang yang memakai kursi roda.
4. Jika pelatihan dilaksanakan di kolam renang umum, pastikan bahwa
pelatihan tetap berjalan dengan baik.
5. Cek lokasi yang aman di sekitar kolam untuk keadaan darurat.
6. Perduli pada pengunjung yang lain.
A. Kestrum
Selama melakukan pelatihan di kolam renang, ada berbagai peralatan yang
mengandung listrik di sekitar kolam renang, karena itu pelatih harus
mengingatkan atletnya untuk sedapat mungkin menghindari kontak dengan
peralatan tersebut. Sekiranya terjadi peristiwa kestrum, tindakan yang harus
dilakukan adalah dengan memanggil personil gawat darurat, dan mengikuti
rencana tindakan cedera olahraga.
Matikan segera sumber listrik dan sesegera mungkin lakukan
pemeriksaan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi pernafasan perenang.
Gunakan peralatan yang tidak menghantarkan listrik untuk memindahkan
perenang dari sumber listrik jika sumber listrik itu tidak bisa dipadamkan.
B. Tenggelam
Dalam situasi ini, perenang tidak mampu untuk memanggil pertolongan
dengan melambaikan lengannya. Situasi tenggelam seperti ini dapat terjadi
secara aktif atau pasif;
1. Pasif
Pada situasi tenggelam pasif, perenang ada dalam keadaan tak sadar
atau sadar. Perenang mungkin tiba-tiba tergelincir pada dasar kolam,
dan mungkin terjatuh dalam posisi tengkurap. Situasi tenggelam
seperti ini dapat diakibatkan oleh:
1. Suatu serangan jantung atau stroke.
2. Aktif
Situasi ini berlawanan dengan situasi tenggelam pasif, perenang
dalam situasi tenggelam aktif biasanya dalam keadaan sadar. Gerakan
si perenang mungkin lemah atau perlahan, tergantung pada sisa
tenaga yang dimiliki perenang. Perenang yang tenggelam secara aktif
masih dapat menggunakan daya apung tubuhnya secara netral dan
negatif. Lengan perenang dibuka melebar, mendorong naik- turun di
dalam air, dan tidak berusaha maju ke depan. Sebagai upaya lain,
perenang itu akan secara berurutan menaikkan dan menurunkan
tubuhnya di dalam air.
Daya apung perenang mungkin bisa hilang setiap kali atlit mencoba
masuk ke air. Perenang semakin kekurangan udara dan harus bekerja lebih
keras untuk terus tinggal di permukaan air. Kepanikan mulai melanda si
perenang pada proses ini, dan atlit akan tidak mampu untuk memanggil
bantuan oleh karena konsentrasi dan usahanya untuk terus bernafas dan ada
di permukaan. Para perenang harus diberi arahan sehingga mereka dapat
terus bernafas ( menghirup udara dengan bebas ) selama tindakan
penyelamatan dilakukan. Pada situasi tenggelam seperti ini pelatih harus
menggunakan peralatan yang aman dan pertolongan yang efektif.
Ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk menolong atlet ketika
kondisi tenggelam, yaitu menjangkau, menggunakan alat bantu dan
menyeberangkan. Metode menjangkau, menggunakan alat bantu dan
menyeberangkan yang dipaparkan pada bagian ini sangat menolong pelatih
dalam melakukan tindakan penyelamatan terkendali. Berenang sambil
menarik ke luar (untuk menolong) menyelamatkan perenang memerlukan
latihan khusus. Jika pelatih tidak mempunyai keahlian melakukan tindakan
penyelamatan perenang, pelatih tersebut sedang mempertaruhkan dua
nyawa. Melompat ke dalam air itu untuk membantu seseorang kelihatannya
berani, tetapi memilih salah satu dari metode-metode yang berikut seperti;
menjangkau, melemparkan alat bantu (cincin pelampung, alat bantu
mengapung) dan menyeberangkan akan jauh lebih berhasil dalam membantu.
1. Menjangkau
Menjangkau dengan suatu alat bantu : seperti papan luncur atau benda lain.
Tindakan yang harus dilakukan adalah Pelatih bertumpu pada dasar kolam
dan jangkaulah perenang keluar dari air dengan benda yang akan
memperpanjang jangkauan, seperti tongkat, papan luncur, tabung
pertolongan, kemeja, sabuk atau handuk. Ketika perenang mencoba meraih
benda tersebut, pelan-pelan dan secara hati-hati tarik perenang tersebut ke
tempat yang aman.
Menjangkau dengan lengan atau tungkai : Ketika di dalam air, gunakan
sebelah lengan untuk menjangkau tangga kolam, benda apung atau benda
lain yang lebih aman; kemudian lengan yang lain meraih perenang ke luar
dari air.
Membantu Menyeberangkan
Jika aktivitas dilakukan di kolam dangkal (tidak melebihi pinggang), pelatih
dapat menyeberangkan perenang dengan satu alat bantu darurat. Pada kasus
ini dapat digunakan; tabung pertolongan, cincin/ ban pelampung, papan
luncur atau pelampung tarik.
Ingat !
Siapkan selalu alat bantu ketika beraktivitas karena anda dapat berada
dalam situasi berbahaya pula ketika perenang merangkul anda.
Persiapkan Kolam
Sebelum berenang, adalah penting untuk memastikan daerah sekitar kolam
aman dan bersih dari benda – benda yang tidak diperlukan dan benda – benda
yang berpotensi menimbulkan cedera. Alat P3K di kolam renang dan semua
peralatan lain harus selalu tersedia dan diletakkan di suatu tempat yang
mudah dijangkau. Tak ada satupun perlengkapan yang dibiarkan tergeletak
di sekitar lantai kolam renang.
Banyak atlet Special Olympics berlatih di kolam umum, sehingga
penting bagi perenang- perenang tersebut untuk memperhatikan desain
tempat latihan.
Meski kebanyakan atlet – atlet Special Olympics tidak memerlukan
fasilitas – fasilitas khusus untuk berenang, beberapa modifikasi dan adaptasi-
adaptasi mungkin diperlukan untuk pertimbangan keselamatan.
Ingat !
Lakukan adaptasi dan modifikasi latihan
Kondisi dan
Analisa Metode Tanggal
Kriteria
Ketrampilan Instruksional Pencatatan
Ketrampilan
1. Baju Renang
Mengingat bahwa aktivitas pelatihan renang memerlukan waktu yang relatif
panjang. Adalah penting baju yang digunakan mampu memberikan
kenyamanan dan dukungan. Baju renang dengan desain dan bahan yang tepat
saat digunakan oleh perenang akan memberikan banyak keuntungan.
2. Topi Renang
Penggunaan topi renang yang tepat dan sesuai ukuran sangat
direkomendasikan. Topi renang dapat mencegah rambut menutupi mata atau
bagian wajah yang lain. Di samping menjaga rambut perenang tetap kering
topi renang juga mengurangi drag (hambatan) dan gangguan.
3. Kacamata Renang
Penggunaan kaca mata renang sangat direkomendasikan. Penggunaan
kacamata renang akan memberikan kenyamanan bagi perenang khususnya
saat melihat di dalam air. Ada beberapa tipe dan model kacamata renang
yang disesuaikan dengan bentuk wajah perenang.
4. Penjepit Hidung
Penjepit hidung menolong perenang yang memiliki kesulitan dalam mengontrol
pernafasan selama di air atau perenang yang memiliki masalah dengan
sinusitis. Penggunaan penjepit hidung hanya jika diperlukan.
Papan luncur
Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
Digunakan selama latihan berlangsung.
17
18 Buku Panduan Cabang Olahraga Renang
BAB VI
MODIFIKASI DAN ADAPTASI
Salah satu contoh modifikasi dan adaptasi yang dilakukan pada atlet
dengan gangguan Orthopedic adalah :
1. Diperlukan tangga/jalan miring untuk membantu atlet.
2. Atlet dipastikan menggunakan sabuk pelampung saat di air.
3. Berenang di kolam dangkal.
4. Ada asisten pelatih.
5. Durasi waktu pelatihan yang lebih singkat.
6. Lakukan pemanasan sebelum berlatih.
7. Kerjasama dengan fisioterapis.
A. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang dikembangkan bagi atlet penyandang tunagrahita
adalah :
1. Mudah – sulit
2. Lambat – cepat
3. Yang dikenal – tidak dikenal
4. Umum – spesifik
5. Awal – akhir
Hal lain yang juga menjadi pertimbangan selama proses pelatihan adalah:
1. Sedapat mungkin, atlet berlatih tidak menghadap matahari
langsung ataupun pantulan cahaya dari jendela.
2. Setiap atlet harus mampu melihat dan mendengar perintah selama
demonstrasi dan praktek.
3. Setiap atlet harus mempunyai peluang untuk :
a. Menyesuaikan keadaan fisik dan mental dengan situasi pelatihan.
b. Menemukan posisi yang tepat selama pelatihan.
Mencatat Kegiatan
kemajuan Atlet dan pelatih Tujuan
mengetahuinya bersama
Pemberian umpan balik Penekanan dan pujian bagi atlet
Menjaga perhatian atlet Atlet perlu menjadi pendengar aktif
Variasi latihan
Pemberian tujuan singkat Menghilangkan
Atlet kebosanan
tahu apa yang berlatih
diharapkan pelatih
Latihan yang menyenangkan
Pemberian instruksi yang Demonstrasi – instruksi yang tepat
Menciptakan kemajuan Pelatihan memberikan informasi
jelas dan singkat
kemajuan atlet dari :
Tidak tahu – tahu menemukan
sesuatu yang baru
Sederhana – komplek bahwa
atlet mampu melakukan
Umum – khusus mengapa atlet
perlu berlatih
1. Jika seorang perenang baru terlihat cemas, ajak duduk dengan tenang
di samping kolam dan upayakan untuk mengalihkan perhatiannya,
bicarakan tentang hal-hal lain.
2. Buat lingkungan kolam terlihat menarik, tambahkan obyek yang
mengapung dan tenggelam.
3. Gunakan suatu bidang yang kecil dari bagian yang luas pada ruang
kolam terbuka.
4. Aktivitas awalnya termasuk merasakan air, berjalan atau merayap
pada bidang miring di kolam, pindah ke air dangkal, masuk air dan
melangkah maju.
G. Program Pelatihan
I. Posisi Tubuh
Posisi tubuh pada gaya bebas adalah telungkup. Kayuhan lengan dan kaki
yang konstan membuat gerakan menjadi efisien dan efektif.
Posisi tubuh pada gaya bebas:
1. Posisi tubuh datar, sedikit menyerong dari bagian pinggang ke
bawah.
Kesalahan Perbaikan
Kayuhan tidak kembali Perenang menepuk kedua tangan bersamaan,
ke posisi awal untuk ketika posisi lengan lurus
memulai
Stroke kaki terlalu Gunakan daya apung, jika masih terjadi
dalam kemungkinan lutut yang terlalu rendah
posisinya
Lutut berada di bawah Perenang harus menjaga posisi lutut tetap di
perut bawah air
Kayuhan lengan tidak Kayuhan lengan diarahkan ke bawah perut.
sampai ke bawah tubuh
Perenang tidak Gunakan tanda di pahanya ( lakban ).
mendorong sampai Upayakan untuk menyentuhnya
melewati pinggang
Kayuhan tidak Lakukan stroke 2 – 3 kali setiap siklusnya
dilakukan secara
terpola
II. Tendangan
Tendangan kaki membantu posisi tubuh tetap horisontal dan menjaga
keseimbangan kayuhan lengan. Ini akan memperkecil ayunan tungkai ke sisi
lainnya. Gerakan ini juga memungkinkan memberikan dorongan.
1. Pinggang menjadi sumbu pergerakan tungkai secara teratur.
2. Tungkai saling berdekatan.
3. Posisi tungkai hampir lurus dan lutut di bawah permukaan air.
4. Pergelangan kaki santai namun terkunci.
5. Upayakan tidak membuat banyak gelombang saat menendang.
Kemajuan Ketrampilan
Hasil
Atlet dapat melakukan Tidak Kadang-
Sering
Pernah kadang
Berenang ke depan dengan gaya dada
Berenang gaya dada disertai teknik
pengambilan nafas sejauh panjang
kolam
Melakukan renang gaya dada 1 – 2 kali
panjang kolam disertai pembalikan
TOTAL