Anda di halaman 1dari 37

KUMPULAN TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PJMK : Ns. Retno Purwandari, S.Kep.,M.Kep.

Oleh

Apprilya Dwi Wahyu Andari

NIM : 162310101062

KEMENTERIAN RISET,TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
IDENTIFIKASI LATAR BELAKANG PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN
METODE MASALAH-SKALA-KRONOLOGI-SOLUSI (MSKS)
DENGAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA: Ns. Ahmad Rifa’i.S.Kep,M.S

Tugas Keperawatan Metode Penelitian

Oleh:
Apprilya Dwi Wahyu Andari
NIM 162310101062

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
IDENTIFIKASI LATAR BELAKANG DENGAN METODE MASALAH-SKALA-
KRONOLOGI-SOLUSI (MSKS)

Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Efikasi Diri Pencegahan Perilaku
Berisiko HIV/AIDS Pada Remaja DI SMK DARUS SHOLIHIN Puger Kab.
Jember
Penyusun : Lisnawati (NIM 142310101033)
Tahun : 2018

A. Masalah
1. Hubungan Pola Asuh orang tua dengan perilaku Anak Remaja
B. Skala
1. Data Kematian ( Centers for Disease Control and Prevention) CDC 2013
2. Data Penyakit Terinfeksi ( World Health Organization ) WHO & United Natons
Programme on HIV/AIDS
3. Data pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Kementrian Kesehatan RI
berdasarkan Prevalensi data jumlah infeksi HIV paling tinggi di wilayah DKI jakarta,
Jawa Timur, Papua
4. Kronologi
1. Pengaruh pada era modern dan teknologi perkembangan yang pesat
2. Pergaulan di kalangan Remaja yang Bebas dengan kurangnya Pola Asuh Orang Tua
3. Penjabaran Pentingnya peran Pola Asuh orang tua dalam membentuk pola perilaku
Remaja
4. Penjabaran efikasi diri
5. Masalah yang dapat timbul akibat Perilaku Remaja yang beresiko terkena HIV/AIDS
6. Penjabaran Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
1. Solusi
Setelah dikumpulkan data-data terkait jumlah kasus penderita HIV/AIDS pada Remaja
yang akan dilakukan penelitian adalah dengan pembentukan dan peningkatan efikasi diri
yang kuat dalam pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS pada seorang Remaja
didapatkan dari pertumbuhan efikasi diri dari Peran Orang Tua.
Judul : Hubungan Harga Diri Dengan Mekanisme Koping Perawat Dalam Merawat
Pasien Dengan HIV/AIDS DI RSD Balug Jember
Penyusun : Eka Putri Widyaningtyas (NIM 142310101047)
Tahun : 2018

A. Masalah
1. Resiko Terinfeksi penyakit pasien
2. Faktor lingkungan yang kurang aman dan kecelakaan kerja yang terjadi pada tenaga
kesehatan khususnya perawat yang memicu tingkat stres pada perawat
3. Mekanisme koping adaptif perawat dan harga diri
B. Skala
1. Data prevalensi Badan Kesehatan Dunia kejadian HIV/AIDS yang terus meningkat
2. Data petugas VCT RSUD Balung
C. Kronologi
1. Ketakutan akan Terinfeksi penyakit pasien dengan HIV/AIDS
2. Dengan faktor Lingkungan yang kurang aman,beban kerja yang berlebihan dan
kemungkinan terjadi kecelakaan kerja saat melakukan asuhan keperawatan
3. Menjadikan koping perawat maladaptif perawat tidak mampu dalam menguasai
lingkungan kerjanya, menurunya otonom diri perawat dan mengurangi integritas diri
perawat.
4. Melakukan penguatan koping adaptif individu
D. Solusi
Dibutuhkan mekanisme koping yang adaptif pada perawat untuk meningkatkan kinerja
srhingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien.penelitian
menyatakan bahwa ada hubungan mekanisme koping dari perawat yang baik dengan
pemberian pelayanan terhadap pasien HIV/AIDS. mekanisme koping adaptif individu
merupakan hasil dari adaptasi diri yang baik dalam menyelesaikan masalah sehingga dapat
menyelsaikan permasalhan yang dialami oleh individu
Judul : Pemanfaatan Brainstorming Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Tentang HIV/AIDS
Penyusun : Vidya Fajrin ningtyas (NIM 142310101038)
Tahun : 2018

A. Masalah
1. Sikap remaja dengan rasa keingintahuan yang tinggi dalam mencoba hal-hal baru
2. Sikap Remaja yang menentukan pergaulan yang baik dan salah
B. Skala
1. Data Center for Disease Control (CDC) kematian akibat penyakit menular
2. Prevalensi Penderita HIV di Dunia
3. Prevalensi Penderita HIV di Indonesia
C. Kronologi
1. Pengaruh pada era modern dan teknologi perkembangan yang pesat
2. Meneliti sikap remaja pada masa transisi
3. Meneliti sikap Remaja yang menentukan pergaulan
4. Melakukan metode Brainstorming
5. Penjabaran Brainstorming
D. Solusi
Menerapkan pendidikan kesehatan dengan metode brainstoming untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja tenatng HIV/AIDS pada kelompok Remaja maupun pada
masyarakat luas.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN
“SADARI” SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMA 1
PRAJEKAN

METODELOGI PENELITIAN KEPERAWATAN

oleh:
Apprilya Dwi Wahyu Andari
162310101062

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................3
1.3 Tujuan ......................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................3
1.4 Manfat Penelitian. ...................................................................................................3
1.4.1 Manfaat Bagi SMA 1 Prajekan.............................................................3
1.4.2 Manfaat bagi instusi pendidikan............................................................4
1.4.3 Manfaat bagi peniliti lain.......................................................................4
1.4.4 Manfaat bagi pelayanan kesehatan. .......................................................4
1.4.5 Manfaat bagi peneliti. ............................................................................4
1.5 Keaslian Penelitian ..................................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN TEORI....................................................................................................5
2.1 Pendidikan Kesehatan ............................................................................................5
2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan .........................................................5
2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan ...............................................................5
2.1.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan ..............................................................5
2.1.4 Tahap-tahap kegiatan Pendidikan Kesehatan ........................................5
2.2 Perilaku Kesehatan .................................................................................................6
2.2.1 Pengertian Perilaku Kesehatan ..............................................................6
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan ........................6
2.3 Sikap .........................................................................................................................7
2.3.1 Tingkatan Sikap .....................................................................................7
2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi sikap yaitu :...................................8
2.3.4 Faktor-faktor perubah Sikap..................................................................8

ii
2.4 Remaja......................................................................................................................9
2.4.1 Pengertian Remaja .................................................................................9
2.4.2 Perubahan Fisik Pada Remaja .............................................................10
2.5 Konsep Teori Penyakit..........................................................................................11
2.5.1 Anatomi Payudara ...............................................................................11
2.5.2 Definisi Kanker Payudara....................................................................12
2.5.3 Klasifikasi Ca Mamae .........................................................................12
2.5.4 Patofisiologi Kanker payudara ............................................................14
2.5.5 Penyebab Kanker Payudara .................................................................15
2.5.6 Jenis-jenis kanker payudara.................................................................15
2.5.7 Pemicu Kanker Payudara.....................................................................16
2.5.8 Gejala Umum Kanker Payudara ..........................................................17
2.5.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara ......................................................17
2.6 Kerangka Teori......................................................................................................24

iii
iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara (KPD) disebut juga carsinoma mamae
merupakan kanker keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel duktus maupun lobulusnya. kanker payuda salah satu jenis
kanker terbanyak di indonesia (Kemenkes RI, 2015)
Kanker payudara merupakan penyakit paling sering di derita oleh
wanita dampaknya lebih dari 1,5 juta wanita setiap tahunnya dan juga
mengakibatkan jumlah kematian terbesar pada wanita yang disebabkan
oleh kanker. pada tahun 2015, ada 570.000 wanita meninggal akibat dari
kanker payudara. yang berarti sekitar 15% dari seluruh kematian akibat
kanker pada wanita disebabkan oleh kanker payudara (WHO 2018). Data
menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka
kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6
perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga
menyatakan 1 dari laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meinggal karena
kanker. angka kejadian penyakit kanker di indonesia (136.2/100.000
penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia
urutan 23. berdasarkan Riskesdas, prevelensi kanker di indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1000 penduduk di tahun
2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. pravelensi kanker
tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86per 1000 penduduk, diikuti
Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000
penduduk. (Kementerian Kesehatan, 2019)
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini yaitu dengan cara
pemeriksaan SADARI ( Periksa Payudara Sendiri). pemeriksa SADARI
merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin
adanya benjolah pada payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pemeriksaan payudara dan sangat mudah dilakukan oleh

1
setiap wanita. Deteksi dini dapat menekan angka kematian 25-30%,
pemeriksaan SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat
khususnya wanita karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan
oleh penderita sendiri. Trategi penvegahan kanker payudara terutama pada
anak remaja SMA berpotensi mengalami kanker payudara. program BSE
ini bisa menjadi program yang hemat biaya dan terjangkau cuam dengan
tatap muka dengan tenaga kesehatan dan mempromosikan (Ifediora &
Azuike, 2019).
pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah untuk dilakukan akan
tetapi pada kenyataannya tidak sedikit wanita yang bersikap acuh tak acuh
dengan kondisi kesehatannya. meningkatkan pengetahuan tentang
SADARI, maka akan mempengaruhi sikap para wanita khususnya remaja
putri untuk menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan SADARI untuk
mencegah resiko kanker payudaa, hal tersebut dapat meningkatkan
kesadaran khususnya remaja putri untuk memotivasi diri sendiri
mempraktekkan secara langsung pemeriksaan SADARI sehingga dapat
mengetahui langsung kondisi payudaranya.
Dengan banyaknya siswi yang belum tau tentang kesehatan
reproduksi, khususnya pengetahuan tentang kanker payudara dan praktik
SADARI, jadi sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan
reproduksi pada siswi di SMA 1 Prajekan. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan dalam melakukan pendidikan kesehatan antara lain
metode ceramah, diskusi kelompok, bermain peran, demonstrasi, dan
seminar.
Penelitian ini menggunakan metode seminar presentasi
menggunakan PPT dan video serta dibantu penggunaan Hand-out cetak
Metode ini sangat efektif dalam upaya penyampaian informasi secara
cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar. Metode yang dapat
dipergunakan pada pendidikan kesehatan tentang praktik SADARI adalah
metode menonton video dan langsung demonstrasi terkait bagaimana cara
prosedur pemeriksaan. (Ifediora & Azuike, 2019)

2
1.2 Rumusan Masalah

Pencegahan kanker payudara dapat menurunkan angka kematian pada


wanita, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap
pencegahan kanker payudara, pengetahuan dan sikap ini dapat diperoleh melalui
pendiidkan kesehatan. salah satunya dengan pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI sebegai deteksi dini payudara kepada siswi remaja, maka
penulis merumuskan masalah penilitian ini adalalah : ‘’ Bagaimana Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan ‘’SADARI’’ terhadap pengetahuan
dan sikap Remaja Putri di SMA 1 Prajekan’’

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan”SADARI” sebagai dekteksi dini kanker payudra terhadap
pengetahuan dan sikap remaja putri di SMA 1 Prajekan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.1 Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI.
1.2 Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
SADARI terhadap penegtahuan.
1.3 Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tenatang Pemeriksaan
SADARI terhadap sikap.

1.4 Manfat Penelitian.

1.4.1 Manfaat Bagi SMA 1 Prajekan.


1. Penilitan ini dapat diharapkan dapat menambah wawasan remaja putri
tentang pemeriksaan Dini SADARI dan dapat meningkatkan
pengetahuan dengan cara diberikan pendidikan kesadaran tentang
pemeriksaan SADARI.

3
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja putri
untuk melakukan pemeriksaan SADARI.

1.4.2 Manfaat bagi instusi pendidikan.


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan memperkaya
pengetahuan dengan memperbayank membaca referensi tentang kanker payudara
dan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk melakukan penelitian
penelitian selanjutnya.

1.4.3 Manfaat bagi peniliti lain


Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan
pendidikan kesehatan dengan metode lain tentang pemeriksaan SADARI terhadap
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri.

1.4.4 Manfaat bagi pelayanan kesehatan.


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pelayanan
kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang pemeriksaan SADARI.

1.4.5 Manfaat bagi peneliti.


1. Dapat mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan remaja putri
tentang SADARI.
2. Memberikan pengalaman peneliti dalam mengembangkan kemampuan
ilmiah.

1.5 Keaslian Penelitian

Peniltian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah penelitian


sebelumnya yang dilakukan ole Tri viviati tahun 2014 dengan Judul “ Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang Pemeriksaan SADARI sebagai pengetahuan dan
sikap Remaja Putri di SMKN 1 KARANGANYAR” Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Pemeriksaan “SADARI” Sebagai Deteksi Dini Kanker
Payudara Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Di SMKN 1
KARANGANYAR. populasi ini mengambil sebanyak 19 Responden (15,8%)
sedangkan kategori tingkat pegetahuan baik sebnyak 14 responden (11,7%).

4
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pendidikan Kesehatan

2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah salah satu proses pendidkan kesehatan yang
mampu memberikan pengalaman belajar yang mempengaruhi pengetahuan, sikap
dan perilaku yang ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan atau
kelompok ( A joint Commite Terminologi in Healtph Education of United States).

Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa yang telah


diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perorangan
ataupun masyarakat melalui proses pendidikan.

2.1.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan


1. Tujuan kaitanyya dengan batasan bebas
2. Mengubah kebiasaan perilaku sehat kaitannya dengan budaya dan
sikap dan perilaku.
2.1.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan
1. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan.
2. Masyarakat dalam kelompok, tertentu.
3. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu.
2.1.4 Tahap-tahap kegiatan Pendidikan Kesehatan
1. Tahap Sensitisasi
Tahap ini dilakukan guna memberikan informasi kesadaran pada
masyarakat terhadap adanya hal-hal penting berkaitan dengan keehatan.
Misal kesadaran akan kesehatan, pelayanan kesehatan, wabah penyakit dll.
2. Tahap Publisitas
Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi, yaitu proses
relase dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan untuk menjelaskan lebih
lanjut jenis atau macam pelayanan kesehatan.

5
3. Tahap Edukasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari thap sensitisasi. Tujuannya untuk
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan perilaku
yang diinginkan oleh kegiatan tersebut.
4. Tahap Motivasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari thap edukasi. perorangan atau
masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan, benar-benar kan
mengubah perilaku sehari-hari (Anwar dikutip dalam susilo 2011).

2.2 Perilaku Kesehatan

2.2.1 Pengertian Perilaku Kesehatan


Pengertian Perilaku Kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah
penyakit, kebersihan pererongan, memilih makanan, sanitasi dan sebagainya.
(Siyoto, 2016)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Kesehatan


a. Faktor predisposisi (predisposing factors)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Natoatmodjo 2003)
Tingkat Pengetahuan ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai meningat memori yang telah ada
sebelumnya.
2) Memahami (comprehention)
Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginsterprestasiakn
secara benar.

6
3) Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengguankan
materi yang telah di pelajari pada situasi ataupun pada kondisi ril (nyata).
4) Analisi (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
menyatakan suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih
dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan
lainnya.
5) Sintesis (synthesis)
Sinteis adalah suatu kemampuan untuk melakanakan atau
menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.
6) Evaluai (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. (Siyoto, 2016)

2.3 Sikap

Sikap adalah determinan perilaku yang berkaitan dengan persepsi,


kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan sikap
mental yang dipelajari menurut pengalaman. dan yang menyebabkan
timbulnya pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang
sekitar. objek-objek dan situasi dengan siapa ia berhubungan (Winardi
2004)

Menurut Zimbardo dan Ebbesen sikap adalah suatu predisposisi


(keadaan mudah terpengaruhi) terhadap seseorang ide atau obyek yang
berisi komponen-komponen cognitive,affective, dan behavior.(Ahmadi
1999).

2.3.1 Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

7
1. Menerima (receiving) menerima diartikan bahwa subjek dapat
memperhatikan stimulasi yang diberikan.
2. Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap.
3. Mengahrgai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab ( responsible) bertanggung jawab atas segala suatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko sikap yang memiliki
tingkatan paling tinggi. (B. A. B. Ii & Teori, 2004)

2.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi sikap yaitu :

Menurut Azwar ( 2013:17 ) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap


terhadap objek sikap antara lain :

1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting\
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
6. Faktor emosional (Teoritis & Sikap, 2012)
2.3.3 Cara pengukur Sikap

Metode pengungkapan sikap, yaitu :

1. Pengamatan perilaku, wawancara langsung, pengungkapan langsung,


dan skala sikap. Pengamatan perilaku secara langsung dilakukan
terhadap tingkah laku individu mengenai objek psikologis tertentu.
2. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyatan-pernyataan
hipotesis kemudian dinyatakan pendapat responden melalui kuesioner.
(Teoritis & Sikap, 2012).
2.3.4 Faktor-faktor perubah Sikap

8
Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1) Sumber dari Pesan
Sumber dari pesan dapat berasal dari seseorang, kelompok, dan
institusi.
Dua ciri penting dari sumber pesan yaitu
a) Kredibilitas
Aspek penting dalam kredebilitas yaitu, keahlian-keahlian dan
kepercayaan saling keterkaitan dan kepercayaan.
b) Daya Tarik
Efektifitas daya tarik dipengaruhi oleh daya fikisi,
menyenangkan, dan kemiripan.
2) Pesan (Isi Pesan)
Umumnya berupa kata-kata dan simbol-simbol lain yang
menyampaikan informasi.
Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan, yaitu :
a) Usulan
Pesan dirancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk
sikap, dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat
faktanya. Contohnya : Iklan di TV
b) Menakuti
Cara lain untuk membujuk adalah dengan menakut-nakuti. Akan
tetapi jika terlalu berlebihan maka orang akan menjadi takut,
sehingga informasi itu akan dijauhi.
c) Pesan Satu sis dan Dua sis
Pesan satu sis paling efektif jika orang dalam keadaan netral atau
sudah menyukai suatu pesan. Pesan dua sisi lebih disukai untuk
mengubah pandangan yang bertentangan.
2.4 Remaja
2.4.1 Pengertian Remaja

9
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin yang artinya “ tumbuh untuk mencapai kematangan”. Masa remaja
adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa
remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (B. A. B. Ii,
2006)

2.4.2 Perubahan Fisik Pada Remaja


Masa Remaja, terjadi perubahan fisik yang cepat disertai banyak
perubahan, termasuk di dalam perubahn organ-organ reproduksi (organ seksual)
sehigga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan
fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti
munculnya tanda-tanda berikut :
1. Tanda-tanda seks Primer
Semua organ wanita tumbuh selama masa puber. Berat uterus pada
usia 11 atau12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata 43
gram.
2. Tanda seks sekunder
a) Rambut
Rambut kelmaluan pada wanita juga akan tumbuh seperti halnya
laki-laki.Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul
dan payudara. mulai berkembang, bulu ketiak dan bulu pada kulit
wajah mulai tampak setelah menstruasi.
b) Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesa dan meguat.
c) Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar, lebih tebal,
pori-pori akan membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki
kulit pada wanita tetap lebih lembut.
d) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

10
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. sumbatan
lemak dapat menyebabkan jerawat.
e) Otot
Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
f) Suara
Suara berubah menjadi merdu. Suara serak jantung terjadi pada
wanita.
g) Payudara
Pertumbuhan buah dada (payudara) pada saat pubertas, buah dada
berkembang.
2.5 Konsep Teori Penyakit
2.5.1 Anatomi Payudara

Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar
fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara dari oto-otot
dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior. Pada wanita dewasa muda
payudara terletas di costa II-IV. Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola
dan puting. korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus
(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang kecoklatan
atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel-tuberkel Montgomery adalah kelenjar
pada areola (price, 2012).

Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan


berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting mempunyai
perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus
laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammaria internal, yang
merupakan cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui
vena dalam dan vena supervisial yang menuju ven kava superior sedangkan aliran
limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit puting, dan aerola adalah
melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir
melalui nodus limfe aksilar (Sloane dalam Riduan, 2016).

11
2.5.2 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara


yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulnya. Kanker payudara
merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia.(Kemenkes RI, 2015).

Kanker payudara bermula ketika sel-sel pada payudara mulai tumbuh


dapat tidak terkendali. Sel-sel ini biasanya membentuk tumor yang seringkali
dapat terlihat pada pemeriksaan x-ray atau dirasakan sebagai sebuah benjolan.
Tumor tersebut adalah malingan (kanker) apabila sel-sel tersebut tumbuh
(menginvasi) pada jaringan-jaringan disekitar atau menyebar ( bermetastase) pada
daerah yang jauh pada tubuh. Kanker payudara terjadi hampir seluruhnya pada
wanita, namun pria juga dapat mengalaminya. sel-sel pada hampir bagian tubuh
mana saja dapat menjadi kanker dan menyebar ke daerah lain di tubuh. Kanker
payudara dapat bermula dari bagian yang berbeda pada payudara. sebagaian besar
kanker payudara bermula dari saluran yang membawa susu menuju puting susu
(ductal cancer). Beberapa bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu
(lobural cancer). Terdapat juga jenis-jenis lain kanker payudara yang lebih jarang
terjadi (American Cancer Society, 2016).

2.5.3 Klasifikasi Ca Mamae

Kanker payudara dapat diklasifiksikan berdasarkan Sistem Klasifikasi


TNM menurut (American Joint Committee on cancer (AJCC), 2010) dalam
Kemenkes RI (2017), untuk Kanker Payudara, yaitu:

Stadium Tumor Metastase Metastase Jauh


Limfonodi
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium IA T1 N0 M0
Stadium IB T0 N1mic M0
T1 N1mic M0
Stadium IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0

12
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1-N2 M0
Stadium IIIB T4 N1-N2 M0
Stadium IIIC Semua T N3 M0
Stadium 4 Semua T Semua N M1

Kategori T (Tumor)
TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
T0 Tumor primer tidak terbukti
Tis Karsinoma in situ
Tis (DCIS) = ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) = lobular carcinoma in situ
Tis (Paget’s) = Paget’s disease pada puting payudara tanpa tumor
T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar
T1mic Mikroinvasi 0.1 cm atau kurang pada dimensi terbesar
Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm pada dimensi
T1a
terbesar
T1b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi terbesar
T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesar
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T3 Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada / kulit
T4a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot pectoralis
Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara atau satellite
T4b
skin nodules pada payudara yang sama
T4c Gabungan T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma

Kelenjar Getah Bening (KGB) regional (N)


Nx KGB regional tak dapat dinilai (mis.: sudah diangkat)
N0 Tak ada metastasis KGB regional
Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat
N1
digerakkan
pN1mi Mikrometastasis >0,2 mm < 2 mm
pN1a 1-3 KGB aksila
KGB mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node
pN1b
biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis
T1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna dengan metastasis mikro
pN1c
melalui sentinel node biopsy tetapi tidakterlihat secara klinis
Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir atau matted, atau
N2
KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis dan jika tidak terdapat

13
metastasis KGB aksila secara klinis.
Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain
N2a
(matted) atau terfiksir pada struktur lain
pN2a 4-9 KGB aksila
Metastasis hanya pada KGB mamaria interna yang terdekteksi secara
N2b
klinis dan jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.
pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksila
Metastatis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang
N3 terdekteksi secara klinis dan jika terdapat metastasis KGB aksila secara
klinis; atau metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau
tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna.
N3a Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral
pN3a >10 KGB aksila atau infraklavikula
N3b Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila
KGB mamaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB aksila atau >3
pN3b KGB aksila dan mamaria interna dengan metastasis mikro melalui
sentinel node biopsy namun tidak terlihat secara klinis
N3c Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral
pN3c KGB supraklavikula

Metastasis Jauh (M)


Mx Metastasis jauh tak dapat dinilai
M0 Tak ada metastasis jauh
M1 Terdapat Metastasis jauh

2.5.4 Patofisiologi Kanker payudara

Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi


antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan
mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel
payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara. kanker payudara berasal dari
jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi
hiperplesia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.Kanker membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup
besar untuk dapat diraba ( kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira-kira
seperempat dari kanker payudara telah bermetafase. Kebanyakan dari kanker
ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang

14
paling sering terjadi adalah cairan keluar dari muara duktus satu payudara, dan
mungkin berdarah. jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya
benjolan-benjolan pada kulit ulserasi. Karsinoma payudara bermetafase dengan
penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah. Beda dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap
tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. rasa nyeri sering menyertai upaya
tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra
operatif, dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh memicu
respon neuron endokrine respon terdiri dari system simpati yang bertugas
melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat
atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme. Kompensasi dari tubuh terlalu
banyak beban dan syock akan terjadi. ansietas tertentu yang akan menimbulkan
syock. (Price 2012)

2.5.5 Penyebab Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko
yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok,
konnsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan
pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota
keluarga yang menderita penyakit ini. Hormon tampaknya juga memegang
perananan penting dalam terjadinya kanker payudara. Estradiol dan progesteron
dalam daur normal menstruasi mengingkatkan resiko kanker payudara.
(Greenwald, 2002)

2.5.6 Jenis-jenis kanker payudara


a) Tumor Jinak (Fibroadenoma Mamae)
Tumor jinak berkembang di jaringan dan kelenjar susu.
b) LCIS (Lobular Carcinoma In Situ)
hanya terjebak pada kelenja susu.
c) DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)

15
Perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-sel pada saluran
susu.
d) ILC (Infiltrating Carcinoma)
Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara di bawah kulit. di dalam
kelenjar susu dan menyebar ke jaringan lemak serta jaringan
penyangga payudara.
e) IDC (Infiltrating Ductal Carcinoma)
Jenis kanker ini yang paling banyak menyerang IDC berawal dari
saluran susu dan mnyebar melalui aliran darah serta jaringan limfa ke
bagian tubuh lainnya (Nurcahyo 2010).
2.5.7 Pemicu Kanker Payudara

Faktor pemicu risiko tumbuhnya sel kanker payudara antara lain :

a) Keturuanan
b) Usia Reproduksi
c) Penggunaa Hormon Buatan
d) Konsumsi lemak berlebih
e) Radiasi
f) Periode Usia Subur
g) Faktor Usia
h) Kepadatan Payudara
i) Masa Menyusui
j) Pemakaian obat DES (Diethilstilbestrol)
k) Konsumsi alkohol
l) Kebiasaan Merokok
m) Makanan

Faktor Risiko Timbulnya kanker payudara pada wanita adalah :

a) Mendapat haid pertama saat berumur kurang dari 20 Tahun


b) Menopause setelah umur 50 Tahun

16
c) Wanita yang mneikah tetapi tidak punya anak
d) Tidak pernah menyusui anak
e) Mengalami trauma berlebih pada payudara
f) Diantar keluarga ada yang menderita kanker
g) Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil
KB,HRT) (Saryono & parmitasari 2008)
2.5.8 Gejala Umum Kanker Payudara

Kanker Payudara biasanya tidak menghasilkan gejala awal ketika


ukurannya masih kecil dan dapat diobati. Oleh Karena itu, sangat penting bagi
wanita mengikuti pedomana yang direkomendasikan untuk menemukan kanker
payudara dini, sebelum berkembang gejala-gejalanya. Ketika kanker payudara
telah tumbuh ke ukuran yang lebih besar dan dapat dirasakan, Tanda-tanda
lainnya seperti nyeri payudara, penebalan, bengkak, iritasi kulit atau distorsi, dan
kelainan pada puting payudara. Gejala yang paling umum dari kanker payudara
adalah bejolan atau massa baru yang muncul. sebuah massa yang tidak
menyakitkan, keras dan memiliki tepi yang tidak teratur. Tanda-tanda lin dari
kanker payudara adalah pembengkakan dari semua atau sebagian pada payudara,
iritasi kulit, nyeri padaputing, retraksi puting berbalik ke dalam, kemerahan,
penebalan puting, atau kulit payudara, keluarnya cairan pada dari putting selain air
susu ibu (ASI). Kadang-kadang kanker payudara dapat menyebar ke kelenjar
getah bening di bawah lengan atau di sekitar tulang leher. Penyebaran tersebut
menimbulkan benjolan atau pembengkakan bahkan sebelum tumor sebenarnya di
dlam jaringan payudara dirasakan.(Oktaviana, 2011)

2.5.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara


1. Pencegahan
a) Pencegahan Primer adalah pencegahan yang paling utama.
Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari
keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola
hidup sehat. (Suryaningsih & Sukaca 2009)

17
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer,
yaitu :
1) Pahami keadaan diri anda
2) Mengatur usia reproduksi
3) Berikan ASI pada anak anda
4) Menjaga berat badan
5) Hindari alkohol dan rokok
6) Diet makanan sehat/ kurangi lemak
7) Mneghindari stres
8) Olahraga
9) Makanan lebih banyak buahdan sayuran
10) Cukupi kebutuhan vitamin D
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode
seperti mammografi atau SADARI (Periksa payudara sendiri).
1) Pemeriksaan SADARI
Pemeriksaan SADARI adalah pengembangan kepedulian
sesorang perempuan terhadap kondisi payudaranya sendiri.
Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus
untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara
untuk mengetahui perubahn-perubahan yang terjadi pada
payudara. SADARI dilakukan antara waktu 7 hari- 10 hari
setelah hari pertama menstruasi/ sudah selesai
menstruasi.(RI, 2018)
2. Cara melakukan pemeriksaan SADARI
1) Melihat Perubahan di hadapan cermin

18
Lihat pada cermin bentuk payudara (simetris atau tidak), Melihat
perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit payudara di
depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke
bawah di samping badan. Perhatiakn bentuk dan ukuran payudara. Normal jika
ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk
puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari. perubahan
yang perlu diwaspadai adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam seharusnya
menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan
terasa sakit.
2) Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala.

Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap


otot atau fascia dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati
perubahan yang terjadi pada payudara anda, seperti perubahan warna, tarikan,
tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi kasar.

3) Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.

19
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan payudara anda.
4) Menegangkan oto-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan
menekan pinggul dimasukkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. masih dengan posisi
deikian, bengkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang mencurigakan
atau perubahankelainan pada puting.
5) Dimulai dari payudara kanan,baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut anda.

letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu
sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa. Kemudia letakkan
tangan kanan anda di bawah kepala. gunakan tagan kiri anda untuk memeriksakan
payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari andauntuk memeriksa sembrang
benjolan atau penebalan. periksapayudara anda dan menggunakan Vertical Strip
dan Circular membentuk 90 derajat.

20
6) Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line bagian bawah, dan garis tengah antara kedua
payudara ke garis tengah bagian ketiak anda.

Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. kemudia putar dan
tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke
bawah bra-line, bergerak 2 cm ke kiri terus ke arah atas menuju tulang selangka
dengan memutar dan menekan. bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
7) Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang besar.

bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.


buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.
Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan
kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. tekanan payudara
memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-jari anda yang
dirapatkan. Dimulai dari posisi arah jam 12 pada bagian puting susu.

21
menggunakan kedua tangan, kemudia tekan payudara anda untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.

8) letakkan tangan kanan anda ke samping dan rasakan ketiak anda ke samping
dan rasakan dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

(B. a B. Ii & Diri, 2013)

3. Cara melakukan perawatan pada payudara.


Selalu guanakn BH agar bentuk dan kepadatan payudara optimal, untuk
pemakaian BH disarankan tidak untuk 24 jam non-stop. Selalu menjaga
kebersihan BH untuk menghindari dari lembab, Gunakan masker payudara untuk
menambah dan mempertahankan kesegaan, kelenturan, dan kekenyalan. Lakukan
Massage untuk meperlancar peredaran darah, dan minum air putih atau minum
jamu upaya mengencangkan payudara dengan perawatan diri dari dalam. dan
jangan lupa untuk olahraga teratur.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan SADARI
Kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI, dan kurangnya
minat untuk melakukan pemeriksaan, dan timbulnya presepsi terhadap
pemeriksaan SADARI.

22
5. Pengobatan
Metode pengobatan kanker payudara adalah sebgai berikut :
a. Lumpectomy
b. Mastektomi
c. Terapi Radiasi
d. Kemotrapi

23
2.6 Kerangka Teori

pencegahan primer :
menghindarkan diri dari Remaja Usia 16-17 tahun
kanker Payudara Perilaku Kesehatan
keterpaparan pada
berbagai faktor resikodan
melaksanakan pola hidup
sehat

pencegahan sekunder :
pemeriksaan SADARI dan
pengetahuan
mencegah resiko
datangnya kanker
payudara

sikap
Pencegahan Tersier :
Pengobatan/ operasi

presepsi

tindakan yang nayta atau


pratice
24
BAB 3

KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP

Untuk memudahkan pemahaman, maka secara variabel yang akan


diteliti digambarkan sebagai berikut :

Efek Penyuluhan Pengetahuan


Kesehatan SADARI

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penerapan

B. HIPOTESIS PENERAPAN

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau


pertanyaan penelitian (Nursalam 2018). Hipotesis dalam penelitian di
antara lain :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI
terhadap pengetahuan siswa SMA 1 Prajekan.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang SADARI terhadap
pengetahuan siswi SMP 1 Prajekan

C. ALUR PENELITIAN

Pengambilan Data Awal

Populasi

25
Sampel

Pre Test Post Test

Pengukuran Pengukuran
pengetahuan pengetahuan
tentang Penyuluhan tentang
SADARI Kesehatan SADARI

Analisis Data

Penyajian Hasil

Kesimpulan

26
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. Komite Penanggulangan Kanker Nasional.,
1, 12–14, 24–26, 45. https://doi.org/10.1111/evo.12990

Kementerian Kesehatan. (2019). Hari kanker sedunia 2019. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia, 2–3.

Ifediora, C. O., & Azuike, E. C. (2019). Sustainable and cost-effective teenage


breast awareness campaigns: Insights from a Nigerian high school
intervention study. Journal of Evaluation in Clinical Practice, (September
2018), 1–11. https://doi.org/10.1111/jep.13101

Siyoto, S. (2016). Berpenghasilan Rendah ( Low Income Community ).

Ii, B. A. B., & Teori, T. (2004). 122941-S-5402-Faktor-faktor ya. 2008.

Teoritis, A. D., & Sikap, P. (2012). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi


Teoritis 1. Sikap a) Pengertian Sikap.

Raithatha, S. J., Mangalampalli, A., Patel, M., Kumar, D., & Tapadiya, M. (2018).
Comparison of two training techniques (mannequin versus flip-chart
presentation) of breast self examination of rural women: An interventional
study. Journal of Cancer Policy, 15, 1–4.
https://doi.org/10.1016/j.jcpo.2017.09.001

Racamier. (n.d.). Psicoterapia psicoanalitica delle psicosi.

Mulyani, N. S. (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Jakarta:


Nuha Medika, 8(2), 1–3. https://doi.org/10.1117/12.474399

27
28

Anda mungkin juga menyukai