Oleh
NIM : 162310101062
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
IDENTIFIKASI LATAR BELAKANG PROPOSAL SKRIPSI MENGGUNAKAN
METODE MASALAH-SKALA-KRONOLOGI-SOLUSI (MSKS)
DENGAN DOSEN PEMBIMBING UTAMA: Ns. Ahmad Rifa’i.S.Kep,M.S
Oleh:
Apprilya Dwi Wahyu Andari
NIM 162310101062
Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Efikasi Diri Pencegahan Perilaku
Berisiko HIV/AIDS Pada Remaja DI SMK DARUS SHOLIHIN Puger Kab.
Jember
Penyusun : Lisnawati (NIM 142310101033)
Tahun : 2018
A. Masalah
1. Hubungan Pola Asuh orang tua dengan perilaku Anak Remaja
B. Skala
1. Data Kematian ( Centers for Disease Control and Prevention) CDC 2013
2. Data Penyakit Terinfeksi ( World Health Organization ) WHO & United Natons
Programme on HIV/AIDS
3. Data pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan Kementrian Kesehatan RI
berdasarkan Prevalensi data jumlah infeksi HIV paling tinggi di wilayah DKI jakarta,
Jawa Timur, Papua
4. Kronologi
1. Pengaruh pada era modern dan teknologi perkembangan yang pesat
2. Pergaulan di kalangan Remaja yang Bebas dengan kurangnya Pola Asuh Orang Tua
3. Penjabaran Pentingnya peran Pola Asuh orang tua dalam membentuk pola perilaku
Remaja
4. Penjabaran efikasi diri
5. Masalah yang dapat timbul akibat Perilaku Remaja yang beresiko terkena HIV/AIDS
6. Penjabaran Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
1. Solusi
Setelah dikumpulkan data-data terkait jumlah kasus penderita HIV/AIDS pada Remaja
yang akan dilakukan penelitian adalah dengan pembentukan dan peningkatan efikasi diri
yang kuat dalam pencegahan perilaku berisiko HIV/AIDS pada seorang Remaja
didapatkan dari pertumbuhan efikasi diri dari Peran Orang Tua.
Judul : Hubungan Harga Diri Dengan Mekanisme Koping Perawat Dalam Merawat
Pasien Dengan HIV/AIDS DI RSD Balug Jember
Penyusun : Eka Putri Widyaningtyas (NIM 142310101047)
Tahun : 2018
A. Masalah
1. Resiko Terinfeksi penyakit pasien
2. Faktor lingkungan yang kurang aman dan kecelakaan kerja yang terjadi pada tenaga
kesehatan khususnya perawat yang memicu tingkat stres pada perawat
3. Mekanisme koping adaptif perawat dan harga diri
B. Skala
1. Data prevalensi Badan Kesehatan Dunia kejadian HIV/AIDS yang terus meningkat
2. Data petugas VCT RSUD Balung
C. Kronologi
1. Ketakutan akan Terinfeksi penyakit pasien dengan HIV/AIDS
2. Dengan faktor Lingkungan yang kurang aman,beban kerja yang berlebihan dan
kemungkinan terjadi kecelakaan kerja saat melakukan asuhan keperawatan
3. Menjadikan koping perawat maladaptif perawat tidak mampu dalam menguasai
lingkungan kerjanya, menurunya otonom diri perawat dan mengurangi integritas diri
perawat.
4. Melakukan penguatan koping adaptif individu
D. Solusi
Dibutuhkan mekanisme koping yang adaptif pada perawat untuk meningkatkan kinerja
srhingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik kepada pasien.penelitian
menyatakan bahwa ada hubungan mekanisme koping dari perawat yang baik dengan
pemberian pelayanan terhadap pasien HIV/AIDS. mekanisme koping adaptif individu
merupakan hasil dari adaptasi diri yang baik dalam menyelesaikan masalah sehingga dapat
menyelsaikan permasalhan yang dialami oleh individu
Judul : Pemanfaatan Brainstorming Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Tentang HIV/AIDS
Penyusun : Vidya Fajrin ningtyas (NIM 142310101038)
Tahun : 2018
A. Masalah
1. Sikap remaja dengan rasa keingintahuan yang tinggi dalam mencoba hal-hal baru
2. Sikap Remaja yang menentukan pergaulan yang baik dan salah
B. Skala
1. Data Center for Disease Control (CDC) kematian akibat penyakit menular
2. Prevalensi Penderita HIV di Dunia
3. Prevalensi Penderita HIV di Indonesia
C. Kronologi
1. Pengaruh pada era modern dan teknologi perkembangan yang pesat
2. Meneliti sikap remaja pada masa transisi
3. Meneliti sikap Remaja yang menentukan pergaulan
4. Melakukan metode Brainstorming
5. Penjabaran Brainstorming
D. Solusi
Menerapkan pendidikan kesehatan dengan metode brainstoming untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap remaja tenatng HIV/AIDS pada kelompok Remaja maupun pada
masyarakat luas.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN
“SADARI” SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMA 1
PRAJEKAN
oleh:
Apprilya Dwi Wahyu Andari
162310101062
i
DAFTAR ISI
ii
2.4 Remaja......................................................................................................................9
2.4.1 Pengertian Remaja .................................................................................9
2.4.2 Perubahan Fisik Pada Remaja .............................................................10
2.5 Konsep Teori Penyakit..........................................................................................11
2.5.1 Anatomi Payudara ...............................................................................11
2.5.2 Definisi Kanker Payudara....................................................................12
2.5.3 Klasifikasi Ca Mamae .........................................................................12
2.5.4 Patofisiologi Kanker payudara ............................................................14
2.5.5 Penyebab Kanker Payudara .................................................................15
2.5.6 Jenis-jenis kanker payudara.................................................................15
2.5.7 Pemicu Kanker Payudara.....................................................................16
2.5.8 Gejala Umum Kanker Payudara ..........................................................17
2.5.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara ......................................................17
2.6 Kerangka Teori......................................................................................................24
iii
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
setiap wanita. Deteksi dini dapat menekan angka kematian 25-30%,
pemeriksaan SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat
khususnya wanita karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan
oleh penderita sendiri. Trategi penvegahan kanker payudara terutama pada
anak remaja SMA berpotensi mengalami kanker payudara. program BSE
ini bisa menjadi program yang hemat biaya dan terjangkau cuam dengan
tatap muka dengan tenaga kesehatan dan mempromosikan (Ifediora &
Azuike, 2019).
pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah untuk dilakukan akan
tetapi pada kenyataannya tidak sedikit wanita yang bersikap acuh tak acuh
dengan kondisi kesehatannya. meningkatkan pengetahuan tentang
SADARI, maka akan mempengaruhi sikap para wanita khususnya remaja
putri untuk menyadari pentingnya melakukan pemeriksaan SADARI untuk
mencegah resiko kanker payudaa, hal tersebut dapat meningkatkan
kesadaran khususnya remaja putri untuk memotivasi diri sendiri
mempraktekkan secara langsung pemeriksaan SADARI sehingga dapat
mengetahui langsung kondisi payudaranya.
Dengan banyaknya siswi yang belum tau tentang kesehatan
reproduksi, khususnya pengetahuan tentang kanker payudara dan praktik
SADARI, jadi sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan
reproduksi pada siswi di SMA 1 Prajekan. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan dalam melakukan pendidikan kesehatan antara lain
metode ceramah, diskusi kelompok, bermain peran, demonstrasi, dan
seminar.
Penelitian ini menggunakan metode seminar presentasi
menggunakan PPT dan video serta dibantu penggunaan Hand-out cetak
Metode ini sangat efektif dalam upaya penyampaian informasi secara
cepat kepada kelompok sasaran yang cukup besar. Metode yang dapat
dipergunakan pada pendidikan kesehatan tentang praktik SADARI adalah
metode menonton video dan langsung demonstrasi terkait bagaimana cara
prosedur pemeriksaan. (Ifediora & Azuike, 2019)
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi remaja putri
untuk melakukan pemeriksaan SADARI.
4
BAB 2. TINJAUAN TEORI
5
3. Tahap Edukasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari thap sensitisasi. Tujuannya untuk
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan perilaku
yang diinginkan oleh kegiatan tersebut.
4. Tahap Motivasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari thap edukasi. perorangan atau
masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan, benar-benar kan
mengubah perilaku sehari-hari (Anwar dikutip dalam susilo 2011).
6
3) Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengguankan
materi yang telah di pelajari pada situasi ataupun pada kondisi ril (nyata).
4) Analisi (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
menyatakan suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih
dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan
lainnya.
5) Sintesis (synthesis)
Sinteis adalah suatu kemampuan untuk melakanakan atau
menghubungkan bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.
6) Evaluai (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. (Siyoto, 2016)
2.3 Sikap
7
1. Menerima (receiving) menerima diartikan bahwa subjek dapat
memperhatikan stimulasi yang diberikan.
2. Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap.
3. Mengahrgai (valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab ( responsible) bertanggung jawab atas segala suatu
yang telah dipilihnya dengan segala resiko sikap yang memiliki
tingkatan paling tinggi. (B. A. B. Ii & Teori, 2004)
1. Pengalaman pribadi
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting\
3. Pengaruh kebudayaan
4. Media massa
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
6. Faktor emosional (Teoritis & Sikap, 2012)
2.3.3 Cara pengukur Sikap
8
Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1) Sumber dari Pesan
Sumber dari pesan dapat berasal dari seseorang, kelompok, dan
institusi.
Dua ciri penting dari sumber pesan yaitu
a) Kredibilitas
Aspek penting dalam kredebilitas yaitu, keahlian-keahlian dan
kepercayaan saling keterkaitan dan kepercayaan.
b) Daya Tarik
Efektifitas daya tarik dipengaruhi oleh daya fikisi,
menyenangkan, dan kemiripan.
2) Pesan (Isi Pesan)
Umumnya berupa kata-kata dan simbol-simbol lain yang
menyampaikan informasi.
Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan, yaitu :
a) Usulan
Pesan dirancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk
sikap, dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat
faktanya. Contohnya : Iklan di TV
b) Menakuti
Cara lain untuk membujuk adalah dengan menakut-nakuti. Akan
tetapi jika terlalu berlebihan maka orang akan menjadi takut,
sehingga informasi itu akan dijauhi.
c) Pesan Satu sis dan Dua sis
Pesan satu sis paling efektif jika orang dalam keadaan netral atau
sudah menyukai suatu pesan. Pesan dua sisi lebih disukai untuk
mengubah pandangan yang bertentangan.
2.4 Remaja
2.4.1 Pengertian Remaja
9
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari
bahasa latin yang artinya “ tumbuh untuk mencapai kematangan”. Masa remaja
adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis.
Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun, adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa
remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. (B. A. B. Ii,
2006)
10
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. sumbatan
lemak dapat menyebabkan jerawat.
e) Otot
Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan kuat.
f) Suara
Suara berubah menjadi merdu. Suara serak jantung terjadi pada
wanita.
g) Payudara
Pertumbuhan buah dada (payudara) pada saat pubertas, buah dada
berkembang.
2.5 Konsep Teori Penyakit
2.5.1 Anatomi Payudara
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar
fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara dari oto-otot
dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior. Pada wanita dewasa muda
payudara terletas di costa II-IV. Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola
dan puting. korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus
(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang kecoklatan
atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel-tuberkel Montgomery adalah kelenjar
pada areola (price, 2012).
11
2.5.2 Definisi Kanker Payudara
12
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1-N2 M0
Stadium IIIB T4 N1-N2 M0
Stadium IIIC Semua T N3 M0
Stadium 4 Semua T Semua N M1
Kategori T (Tumor)
TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
T0 Tumor primer tidak terbukti
Tis Karsinoma in situ
Tis (DCIS) = ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) = lobular carcinoma in situ
Tis (Paget’s) = Paget’s disease pada puting payudara tanpa tumor
T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar
T1mic Mikroinvasi 0.1 cm atau kurang pada dimensi terbesar
Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm pada dimensi
T1a
terbesar
T1b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi terbesar
T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesar
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T3 Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada / kulit
T4a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot pectoralis
Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara atau satellite
T4b
skin nodules pada payudara yang sama
T4c Gabungan T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma
13
metastasis KGB aksila secara klinis.
Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain
N2a
(matted) atau terfiksir pada struktur lain
pN2a 4-9 KGB aksila
Metastasis hanya pada KGB mamaria interna yang terdekteksi secara
N2b
klinis dan jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.
pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksila
Metastatis pada KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang
N3 terdekteksi secara klinis dan jika terdapat metastasis KGB aksila secara
klinis; atau metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau
tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna.
N3a Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral
pN3a >10 KGB aksila atau infraklavikula
N3b Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila
KGB mamaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB aksila atau >3
pN3b KGB aksila dan mamaria interna dengan metastasis mikro melalui
sentinel node biopsy namun tidak terlihat secara klinis
N3c Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral
pN3c KGB supraklavikula
14
paling sering terjadi adalah cairan keluar dari muara duktus satu payudara, dan
mungkin berdarah. jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya
benjolan-benjolan pada kulit ulserasi. Karsinoma payudara bermetafase dengan
penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah. Beda dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap
tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. rasa nyeri sering menyertai upaya
tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra
operatif, dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh memicu
respon neuron endokrine respon terdiri dari system simpati yang bertugas
melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat
atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme. Kompensasi dari tubuh terlalu
banyak beban dan syock akan terjadi. ansietas tertentu yang akan menimbulkan
syock. (Price 2012)
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko
yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok,
konnsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan
pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota
keluarga yang menderita penyakit ini. Hormon tampaknya juga memegang
perananan penting dalam terjadinya kanker payudara. Estradiol dan progesteron
dalam daur normal menstruasi mengingkatkan resiko kanker payudara.
(Greenwald, 2002)
15
Perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-sel pada saluran
susu.
d) ILC (Infiltrating Carcinoma)
Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara di bawah kulit. di dalam
kelenjar susu dan menyebar ke jaringan lemak serta jaringan
penyangga payudara.
e) IDC (Infiltrating Ductal Carcinoma)
Jenis kanker ini yang paling banyak menyerang IDC berawal dari
saluran susu dan mnyebar melalui aliran darah serta jaringan limfa ke
bagian tubuh lainnya (Nurcahyo 2010).
2.5.7 Pemicu Kanker Payudara
a) Keturuanan
b) Usia Reproduksi
c) Penggunaa Hormon Buatan
d) Konsumsi lemak berlebih
e) Radiasi
f) Periode Usia Subur
g) Faktor Usia
h) Kepadatan Payudara
i) Masa Menyusui
j) Pemakaian obat DES (Diethilstilbestrol)
k) Konsumsi alkohol
l) Kebiasaan Merokok
m) Makanan
16
c) Wanita yang mneikah tetapi tidak punya anak
d) Tidak pernah menyusui anak
e) Mengalami trauma berlebih pada payudara
f) Diantar keluarga ada yang menderita kanker
g) Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang (pil
KB,HRT) (Saryono & parmitasari 2008)
2.5.8 Gejala Umum Kanker Payudara
17
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer,
yaitu :
1) Pahami keadaan diri anda
2) Mengatur usia reproduksi
3) Berikan ASI pada anak anda
4) Menjaga berat badan
5) Hindari alkohol dan rokok
6) Diet makanan sehat/ kurangi lemak
7) Mneghindari stres
8) Olahraga
9) Makanan lebih banyak buahdan sayuran
10) Cukupi kebutuhan vitamin D
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki
risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder
dilakukan dengan melakukan deteksi dini melalui beberapa metode
seperti mammografi atau SADARI (Periksa payudara sendiri).
1) Pemeriksaan SADARI
Pemeriksaan SADARI adalah pengembangan kepedulian
sesorang perempuan terhadap kondisi payudaranya sendiri.
Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus
untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara
untuk mengetahui perubahn-perubahan yang terjadi pada
payudara. SADARI dilakukan antara waktu 7 hari- 10 hari
setelah hari pertama menstruasi/ sudah selesai
menstruasi.(RI, 2018)
2. Cara melakukan pemeriksaan SADARI
1) Melihat Perubahan di hadapan cermin
18
Lihat pada cermin bentuk payudara (simetris atau tidak), Melihat
perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta kulit payudara di
depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke
bawah di samping badan. Perhatiakn bentuk dan ukuran payudara. Normal jika
ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian, perhatikan juga bentuk
puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah tanpa kita sadari. perubahan
yang perlu diwaspadai adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam seharusnya
menonjol keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan
terasa sakit.
2) Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala.
3) Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
19
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan payudara anda.
4) Menegangkan oto-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan
menekan pinggul dimasukkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. masih dengan posisi
deikian, bengkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang mencurigakan
atau perubahankelainan pada puting.
5) Dimulai dari payudara kanan,baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut anda.
letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu
sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa. Kemudia letakkan
tangan kanan anda di bawah kepala. gunakan tagan kiri anda untuk memeriksakan
payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari andauntuk memeriksa sembrang
benjolan atau penebalan. periksapayudara anda dan menggunakan Vertical Strip
dan Circular membentuk 90 derajat.
20
6) Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
dibagian atas ke bra-line bagian bawah, dan garis tengah antara kedua
payudara ke garis tengah bagian ketiak anda.
Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. kemudia putar dan
tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke
bawah bra-line, bergerak 2 cm ke kiri terus ke arah atas menuju tulang selangka
dengan memutar dan menekan. bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti
pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
7) Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang besar.
21
menggunakan kedua tangan, kemudia tekan payudara anda untuk melihat adanya
cairan abnormal dari puting payudara.
8) letakkan tangan kanan anda ke samping dan rasakan ketiak anda ke samping
dan rasakan dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
22
5. Pengobatan
Metode pengobatan kanker payudara adalah sebgai berikut :
a. Lumpectomy
b. Mastektomi
c. Terapi Radiasi
d. Kemotrapi
23
2.6 Kerangka Teori
pencegahan primer :
menghindarkan diri dari Remaja Usia 16-17 tahun
kanker Payudara Perilaku Kesehatan
keterpaparan pada
berbagai faktor resikodan
melaksanakan pola hidup
sehat
pencegahan sekunder :
pemeriksaan SADARI dan
pengetahuan
mencegah resiko
datangnya kanker
payudara
sikap
Pencegahan Tersier :
Pengobatan/ operasi
presepsi
KERANGKA KONSEP
A. KERANGKA KONSEP
B. HIPOTESIS PENERAPAN
C. ALUR PENELITIAN
Populasi
25
Sampel
Pengukuran Pengukuran
pengetahuan pengetahuan
tentang Penyuluhan tentang
SADARI Kesehatan SADARI
Analisis Data
Penyajian Hasil
Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
Raithatha, S. J., Mangalampalli, A., Patel, M., Kumar, D., & Tapadiya, M. (2018).
Comparison of two training techniques (mannequin versus flip-chart
presentation) of breast self examination of rural women: An interventional
study. Journal of Cancer Policy, 15, 1–4.
https://doi.org/10.1016/j.jcpo.2017.09.001
27
28