Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya

ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah

kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan

untuk menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban substansial dan

radikal atas masalah tersebut. Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya

dalam batas-batas wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau

interaksi tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh

karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani jurang

pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak menganggap rendah

pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu sebagai suatu pemahaman atas

alam secara dangkal.

Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya

pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu

ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan

manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang

tercakup dalam bidang ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai

pengembangan dan pendalaman yang dilakukan oleh para akhli.

1
Pada saat ini, banyak orang yang tidak mengetahui apa makna dari

filsafat, padahal filsafat saat ini telah berkemban lebih maju dam memiliki

peranan penting bagi kehidupan manusia. Berbagai cabang dari filsafat telah

dikembangkan, seperti filsafat moral, filsafat seni, metafisika, filsafat agama,

filsafat ilmu, filsafat kedokteran, filsafat hukum, filsafat matematika dan

sebagainya. Selain itu, filsafat juga berperan dalam Ilmu Keperawatan,

sehingga saat ini banyak perguruan tinggi yang memasukkan mata ajar filsafat

ke dalam program studi Ilmu Keperawatan, baik untuk strata 1 (S1), strata 2

(S2) ataupun strata 3 (S3). Namun meski telah berkembang dengan pesat,

banyak orang tidak mengetahui apa itu filsafat dan kegunaannya bagi Ilmu

Keperawatan.

Oleh karena itu, penulis membuat sebuah makalah berisi filsafat secara

umum, filsafat ilmu, serta kegunaan filsafat bagi Ilmu Keperawatan.

B. Tujuan

1. Mengetahui filsafat secara umum

2. Mengetahui filsafat ilmu secara umum

3. Mengetahui manfaat filsafat bagi Ilmu Keperawatan

C. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Pembaca sebagai bahan referensi bacaan dalam memenuhi mata kuliah

filsafat ilmu.

2. Penyusunan bekan dan pengetahuan dasar dalam memahami filsafat ilmu

itu sendiri

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU

1. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ilmu

Filsafat (dalam bahasa Arab adalah falsafah, dan dalam bahasa

Inggris adalah philosophy) berasal dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri

dari kata ‘philein’ yang berarti cinta (love) dan ‘sophia’

kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis, filsafat berarti berarti

cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam artinya sedalam-

dalamnya. Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta,

pendamba dan pencari kebijaksanaan. Filsafat dalam bahasa Yunani

yaitu philosophia yang terdiri dari dua kata, yaitu philos (cinta) atau

philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan,

pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara

etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Kamus

Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta

merumuskan bahwa filsafat adalah pengetahuan dan

penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas

hukum dan sebagai- nya daripada segala yang ada dalam alam

semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti ‘adanya’ sesuatu.

Menurut Plato (427-347 SM), filsafat adalah ilmu

pengetahuan tentang hakekat. Bagi Aristoteles (384-322 SM),

3
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi

logika, fisika, metafisika dan pengetahuan praktis.

Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah tidak lebih dari

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir,

tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan

dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan dalam ilmu

pengetahuan. Akan tetapi, secara kritis dalam arti kata: setelah

segala sesuatunya diselidiki problema- problema apa yang dapat

ditimbulkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu, dan

setelah kita menjadi sadar dari segala kekaburan dan kebingungan,

yang menjadi dasar bagi pengertian kita sehari- hari

….(problemen der Philosophic, 1967: 7).

Menurut R. Beerling, bahwa filsafat adalah pemikiran-

pemikiran yang bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala

sesuatu yang timbul dari pengalaman. (Er zijn eigenlijksheidvragen

dalam Filosofic als science- fiction, 1968: 44).

Karl Popper berkata “saya rasa kita semuanya mempunyai

filsafat dan bahwa kebanyakan dari filsafat kita itu tidak bernilai

banyak. Saya kira, bahwa tugas utama dari filsafat adalah untuk

menyelidiki berbagai filsafat itu secara kritis, filsafat mana dianut

oleh berbagai orang secara tidak kritis. (dikutip dari perdebatan

televisi, 14 Nopember 1971).

4
Sementara itu, Immanuel Kant (1724-1804) merumuskan

filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok pangkal

dan puncak segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat

persoalan yaitu:

1. Apa yang dapat kita ketahui? Metafisika;

2. Apa yang seharusnya dilakukan? Etika;

3. Sampai dimanakah harapan kita? Agama;

4. Apa hakikat manusia? Anthropologi

Filsafat adalah sebuah studi mengenani dasar-dasar dari

pengetahuan, realitas, dan eksistensi. Filsafat memiliki banyak studi

disiplin seperti epistemologi (teori pengetahuan), metafisika (teori

menjadi), logika (teori akal dan kesimpulan), teori nilai (termasuk

etika, politik dan estetika), dan sejarah filsafat. Studi disiplin ini muncul

dari berbagai pertanyaan orang-orang terdahulu, seperti pertanyaan ‘Apa

kebenaran itu?’, ‘Apakah Tuhan ada?’, ‘Apakah manusia benar-benar

bebas?’ dan sebagainya.

Filsafat ilmu adalah cabang dari Filsafat yang meruakan bagian

dari epistemologi. Filsafat ilmu mengkaji ilmu pengetahuan dari segi

ciri-cirinya serta cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan. Selain itu,

filsafat ilmu juga dapat diartikan sebagai examination of beliefs atau

proses dari cara berfikir seseorang terhadap serangkaian keyakinan yang

cukup beralasan. Namun secara sederhana filsafat ilmu adalah dasar dari

dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Dari

5
sini didapatkan bahwa pengetahuan ada yang bersifat ilmiah dan tidak

ilmiah. Ilmiah adalah yang disebut ilmu pengetahuan, yaitu akumulasi

pengetahuan yang telah disusun secara sestematis dan diorganisasi

sedemikian rupa sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural,

metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji

kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi validitas ilmu, atau secara

ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Sedang pengetahuan tak-ilmiah

adalah yang masih tergolong pra-ilmiah yang berupa pengetahuan hasil

serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama

maupun baru didapat. Di samping itu termasuk yang diperoleh secara

pasif atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu

(oleh nabi)

2. Ciri-ciri Filsafat

Dari begitu banyak definisi yang dikutip, apakah ciri utama

filsafat yang tetap hadir? Ciri itu adalah bahwa filsafat adalah upaya

manusia untuk mendapatkan hakikat segala sesuatu. Apakah setiap

upaya manusia menjawab persoalan hidup dapat dikatakan

berfilsafat? Tentu tidak.

Ada tiga ciri utama hingga upaya itu dapat dikatakan

filsafat.

1) Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak aspek

tertentu saja.

6
2) Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada

hasil yang fundamental dan essensial.

3) Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtut

dan logis meskipun spekulatif.

Beberapa penulis menambahkan ciri-ciri lain, yaitu:

1) Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu,

menjelaskan mengapa sesuatu berbuat begitu.

2) Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat)

dan tidak menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yang

dikatakan dan yang dilakukan masyarakat.

3) Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan menyeluruh

sesuatu, termasuk konsep-konsep dasar yang dengannya kita

memikirkan dunia dan kehidupan manusia.

4) Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguh-

sungguh untuk menilai dan menyikapi segala persoalan yang

dihadapi manusia. Penilaian itu bisa bersifat pemastian kebenaran,

kelayakan dan kebaikan.

5) Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat perekaan,

penjelajahan dan pengandaian dan tidak membatasi hanya pada

rekaman indera dan pengamatan lahiriah.

3. Kajian Filsafat Ilmu

a) Ontologi

7
Ontologi adalah dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan dan

sekaligus bidang-bidang ilmu. Selain itu, ontologi dapat diartikan

sebagai ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang

merupakan ultimate reality yang berbentuk jasmani/kongkret maupun

rohani/abstrak.

b) Aksiologi

Aksiologi merupakan kajian yang berkaitan dengan kegunaan

dari suatu ilmu, hakekat ilmu sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang

didapat dan berguna untuk manusia dalam menjelaskan, meramalkan dan

menganalisa gejala-gejala alam.

c) Epistemologi

Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan

mengenai hakikat ilmu dan ilmu sebagai proses yang merupakan usaha

sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang

terdapat pada suatu obyek kajian ilmu.

4. Karakteristik Filsafat Ilmu

a. Filsafat ilmu merupakan cabang dari ilmu filsafat.

b. Filsafat ilmu adalah bagian filsafat yang menelaah ilmu secara filosofis

dari sudut pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

5. Objek Filsafat Ilmu

a. Objek Material

Menurut Hakim dan Beni (2008 : 19), objek material filsafat

adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada. Selain itu, objek

8
filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan

yang bersifat alamiah, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara

sestematis dan diorganisasi sedemikian rupa sehingga memenuhi asas

pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis.

Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi

validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.

b. Objek Formal

Objek formal filsafat adalah hakikat ilmu pengetahuan dimana filsafat

ilmu lebih menaruh perhatian terhadap masalah-masalah ilmu

pengetahuan yang dibicarakan atas dasar tujuan filosofis dalam

landasan ilmu pengetahuan, yaitu ontologis, epistemologi, dan

aksiologis

9
B. FILSAFAT KEPERAWATAN

Perawat adalah orang yang merawat orang-orang sakit. Terdapat dua

jenis perawat yaitu perawat awam dan perawat profesional. Perawat awam

adalah seseorang yang merawat orang-orang sakit tanpa ada pelatihan

sebelumnya, seperti ibu yang merawat anaknya ketika demam. Sedangkan

perawat profesional adalah perawat yang dilatih sebelum melakukan perawatan

terhadap orang sakit. Perawat profesional harus mengikuti pendidikan

keperawatan sebelum merawat orang sakit.

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan

kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang

mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat

kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa

meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki,

dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh

individu (Nursalam, 2008).

Keperawatan sebagai profesi harus memiliki konsep ilmu yang jelas,

yang menuntut untuk berfikir kritis, logis, dan analitis serta bertindak secara

rasional dan etis serta harus tanggap atas apa yang terjadi terhadap klien dan

lingkungannya atau bisa dikatakan berkaitan dengan kebenaran pada klien. Hal

ini tentu memiliki keterkaitan dengan filsafat yangmana merupakan cara untuk

10
mengetahui kebenaran ilmu, sehingga filsafat bagi keperawatan akan berguna

untuk memajukan keperawatan sendiri.

Filsafat keperawatan adalah sesuatu yang menyatakan pikiran kita pada

apa yang kita yakini benar tentang sifat profesi keperawatan dan memberikan

dasar untuk kegiatan Perawatan. Hal ini mendukung nilai-nilai etika perawat

sebagai dasar dan mendasarkan keyakinan perawatdalam teori. Selain itu,

filsafat keperawatan juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang bagaimana seorang perawat menyikapai apa yang terjadi pada kliennya,

yang berpegang pada kebenaran yang terjadi dan bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan taraf hidup klien. Diketahui bahwa dalam filsafat ilmu

terdapat tiga kajian, yaitu ontologi (apa arti dari sebuah ilmu), epistemologi

(bagaimana ilmu tersebut muncul) dan aksiologi (apa manfaat dari ilmu

tersebut). Dari ketiga kajian ini dapat diambil tiga pertanyaan mengenai Ilmu

Keperawatan, yaitu ‘apa itu Ilmu Keperawatan?’, ‘bagaimana lahirnya Ilmu

Keperawatan?’, dan ‘apa tujuan dari adanya Ilmu Keperawatan?’

Dari pertanyaan ontologi mengenai keperawatan, Virginia Henderson

mendefinisikan bahwa keperawatan adalah Bantuan yang diberikan

kepadaindividu baik dalam keadaan sehat maupun sakit dalamkegiatannya untuk

mencapai keadaan sehat atau sembuh daripenyakit sehingga ia mempunyai

kekuatan, keinginan dan pengetahuan.

Selanjutnya, apa jawaban dari ‘bagaimana Ilmu Keperawatan lahir’?

Keperawatan lahir bahkan jauh sebelum Florence Nightingale lahir.

11
Keperawatan lahir sejak zaman purbakala, yangmana pada zaman ini perawatan

merupakan sebuah naluri keibuan (mother instinc). Dari naluri keibuan ini

bergeser kepada waktu dimana manusia mempercayai tentang adanya kekuatan

mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia (Animisme). Disini,

manusia percaya bahwa keadaan sakit diakibatkan adanya pengaruh gaib.

Kemudian dilanjutkan dengan zaman dimana manusia percaya pada dewa

dimana pada masa ini manusia percaya bahwa keadaan sakit mereka adalah

akibat dari kemarahan dewa. Hal ini terus berkembang sampai akhirnya

Florence Nightingale yang pada saat itu merawat pasien perang menyadari

bahwa pasien yang ditempatkan pada lingkungan bersih, proses kesembuhan

lebih cepat daripada pasien yang ditempatkan pada lingkungan kotor. Hal ini

yang mendasari bahwa lingkungan menjadi salah satu paradigma keperawatan.

Sejak saat itu muncul berbagai pemikiran baru mengenai kebenaran dalam

keperawatan seperti Johnson yang kemudian mengemukakan Behavioral System

Model yang berdasarkan pada penelitiannya mengenai adaptasi pasien terhadap

kondisi sakitnya.

Jawaban dari pertanyaan aksiologis mengenai keperawatana

adalah memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit,

melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan (Florence

Nightingale, 1895). Selain itu, Ilmu Keperawatan mejadi dasar perawat dalam

melakukan tindakan keperawatan kepada klien sehingga merubah kondisi klien

menjadi lebih baik.

12
Hubungan antara filsafat ilmu dengan keperawatan adalah dimana

filsafat dalam keperawatan mengkaji apa penyebab dan hukum-hukum yang

mendasari realitas (kebenaran), serta keingintahuan mengenai gambaran akan

sesuat yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metode empiris. Filsafat

keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat

diaplikasikan, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga filsafat

keperawatan merupakan keyakinan dasar mengenai Ilmu Keperawatan yang

berisi tentang segi biologis manusia (klien) dan perilakunya dalam keadaan sehat

dan sakit terutama berfokus kepada respon klien terhadap situasi yang

dihadapinya.

Berbagai manfaat dapat diambil dari filsafat untuk ilmu keperwatan.

Berikut ini beberapat manfaat filsafat bagi Ilmu Keperawatan:

1. Memudahkan proses keperawatan

2. Perawat dapat memecahkan permasalahan yang ada pada proses keperawatan

meliputi permasalahan teknologi, sosial budaya, ekonomi, pengobatan

alternatif, kepercayaan spiritual, dan lain sebagainya.

3. Sebagai dasar menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan untuk

tindakan perawatan melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya.

4. Seorang perawat dapat menggunakan kebijaksanaan yang diperoleh dari

filsafat sehingga perawat tersebut dapat lebih berfikir positif (positif thinking).

Dengann positif thinking ini, seorang perawat dapat menjalankan tugasnya

13
dengan baik dan memudahkan perawat dalam menjalin hubungan dengan klien

yang tadinya susah berkomunikasi sehingga klien dapat menjadi lebih dapat

berkomunikasi dengan baik dan akhirnya dapat mempercepat proses

penyembuhan pasien tersebut.

5. Meminimalisir terjadinya kesalahpahaman dalam pencarian kebenaran Ilmu

Keperawatan.

6. Mendapatkan kebenaran dari hal-hal yang belum pasti seperti ketika seorang

perawat akan memberikan obat kepada klien, harus mengetahui prosedur

pemberian obat sehingga perawat dapat memberikan obat dengan baik dan

benar.

Selain itu, filsafat juga memiliki peran bagi dosen-dosen dalam

meberikan pendidikan ilmu keperawatan, yaitu:

1. Mengetahui sikap yang tepat untuk diberikan kepada mahasiswa dalam proses

kuliah

2. Mengetahui bagaimana cara menemukan pengetahuan yang bersifat ilmiah

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filsafat dalam keperawatan mempunyai berbagai peranan penting. Peran

filsafat dalam pendidikan Ilmu Keperawatan bagi dosen adalah mengetahui

sikap yang tepat untuk diberikan kepada mahasiswa dalam proses kuliah serta

mengetahui bagaimana cara menemukan pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Sedangkan filsafat keperawatan adalah sesuatu yang menyatakan

pikiran kita pada apa yang kita yakini benar tentang sifat profesi

keperawatan dan memberikan dasar untuk kegiatan Perawatan. Hal ini

mendukung nilai- nilai etika perawat sebagai dasar dan mendasarkan keyakinan

perawat dalam teori. Selain itu, filsafat keperawatan juga dapat dikatakan

sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seorang perawat menyikapai

apa yang terjadi pada kliennya, yang berpegang pada kebenaran yang terjadi dan

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup klien.

Manfaat filsafat dalam keperawatan salah satunya adalah Sebagai dasar

menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan untuk tindakan perawatan

melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya.

15
B. Saran

Meski diketahui manfaatnya sangat penting bagi mahasiswa

keperawatan, masih banyak Perguruan Tinggi yang belum memberikan mata

ajar Filsafat untuk Progrm Studi Ilmu Keperawatan sehingga diperlukan

pemerataan.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.universityhealthsystem.com/professional-practice/philosophy-of-nursing

http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/philosophyhttp://www.oxforddicti

onaries.com/definition/english/philosophy

https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/11/filsafat-ilmu.pdf

Oxford Ensiklopedia Pelajar. Tahun 2004. Jakarta: CV. Prima Printing.

https://www.academia.edu/6280384/Sejarah_keperawatan_di_dunia_diawali_pada_zam
an_purbakala

17

Anda mungkin juga menyukai