Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan
membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain.
Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk
mengkoordinasikan aktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu
untuk berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian
organ dan sistem yang menjalankan organisme untuk hidup.
Setelah sebelumnya sudah membahas tentang komponen-komponen interior dalam
sel, makalah ini akan membahas tentang struktur-struktur tambahan dengan berbagai
fungsi yang penting. Materi-materi ini dan struktur-struktur yang dibentuknya terletak di
luar sel sebagai terlibatnya dalam hubungan antarsel membantu mengkoordinasi aktivitas
selular.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu komponen matriks ekstraseluler?
2. Bagaimana struktur dan fungsi sambungan antarsel hewan?
3. Bagaimana struktur dan fungsi sambungan antarsel tumbuhan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja komponen ekstraseluler
2. Mengetahui struktur dan fungsi sambungan antarsel pada tumbuhan
3. Mengetahui struktur dan fungsi sambungan antarsel pada hewan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komponen Ekstraseluler

Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks
ekstraseluler, yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama
membentuk kerangka pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan
terikat langsung satu sama lain melalui sambungan sel.

Dinding Sel Tumbuhan

Dinding cell (cell wall) adalah struktur ekstraseluler sel tumbuhan ynag membedakan
sel tersebut dari hewan. Dinding melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan
mencegah pengambilan air secara berlebihan. Pada tingkat tumbuhan utuh, dinding kuat
milik sel-sel yang terspesialisasi akan menahan tumbuhan tetap tegak melawan gaya
gravitasi. Prokariota, fungi, dan beberapa protista juga memiliki dinding sel.
Dinding sel tumbuhan jauh lebih tebal daripada membran plasma, berkisar dari 0,1
µm sampai beberapa mikrometer. Komposisi kimiawi dinding sel yang bervariasi antara
spesies yang satu dengan spesies yang lain, dan bahkan antara tipe sel yang satu dengan tipe
sel yang lain pada tumbuhan yang sama, namun rancangan dasar dinding sel konsisten.
Mikrofibil yang terbuat dari polisakarida selulosa disintesis oleh enzim yang disebut selulosa
syntase dan disekresikan ke dalam ruang ekstraseluler. Disitu, mikrofibil tertanam dalam
matriks yang terdiri dari polisakarida lain dan protein. Kombinasi materi-materi ini, serat-
serat kuat dalam zat dasar (matriks), merupakan rancangan arsitektural dasar yang sama
dengan ditemukan dalam beton bertulang baja dan fiberglass.
Sel tumbuhan muda pertama-tama menyekresikan dinding yang relatif tipis dan
fleksibel, disebut dinding sel primer ( primary cell wall ). Pada sel-sel yang aktif tumbuh,
fibril selulosa terorientasi tegak lurus terhadap ekspansi sel, mungkin mempengaruhi pola
pertumbuhan. David Erdhant dan koleganya menyelidiki peran mikrotubulus dalam
mengorientasikan fibril-fibril ini. Hasil pengamatan mereka sangat mendukung gagasan
bahwa mikrotubulus dalam korteks sel memandu selulosa syntase ketika enzim tersebut
menyintesis dan mendeposit fibril dengan mengorientasikan penempatan deposit selulosa,
mikrotubulus pun mempengaruhi pola pertumbuhan sel.
Diantara dinding primer sel-sel yang bersebalahan, terdapat lamela tengah ( middle lamella ),
lapisan tipis yang kaya akan polisakarida lengket yang disebut pektin. Lamela tengah
melekatkan sel-sel yang bersebelahan (pektin digunakan sebagai agen pengental dalam selai
dan jelly ). Ketika sel menjadi dewasa dan berhenti bertumbuh pektin akan memperkuat sel.
Beberapa sel tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan menyekresikan zat-zat pengeras
dalam dinding primer. Sel-sel lain menambahkan dinding sel sekunder ( secondary cell wall )
diantara membran plasma dan dinding primer. Dinding sekunder, sering keli dideposit dalam
beberapa lembar lapisan, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang memberikan
perlindungan dan sokongan pada sel. Kayu, misalnya, terutama terdiri dari dinding sekunder.
Dinding sel tumbuhan umumnya berlubang-lubang akibat saluran diantara sel-sel yang
bersebelahan, yang disebut plasmodesma.
Matriks Ekstraselular (MES) Sel Hewan

Walaupun tidak memiliki dinding sel seperti tumbuhan, sel hewan memiliki matriks
ekstraselular (MES atau extracellular matrix, ECM). Bahan penyusun utama MES adalah
glikoprotein yang disekresikan oleh sel. Glikopotein merupakan protein yang berikatan
secara kovalen dengan karbohidrat, biasanya berupa rantai pendek gula. Glikoprotein yang
paling melimpah dalam MES sebagian besar sel hewan adalah kolagen (collagen), yang
membentuk serat-seat kuat diluar sel. Faktanya, sekitar 40% dari total protein dalam tubuh
manusia merupakan kolagen. Serat kolagen tertanam dalam jejaring yang merupakan jalinan
proteoglikan (proteoglycan). Suatu molekul proteoglikan terdiri dari satu protein inti kecil
dengan banyak rantai karbohidrat yang terikat secara kovalen, sehingga 95% molekul
tersebut bisa berupa karbohidrat. Kompleks proteoglikan besar dapat terbentuk ketika ratusan
proteoglikan menjadi berikatan secara nonkovalen dengan suatu molekul polisakarida tunggal
panjang. Beberapa sel dilekatkan ke MES oleh glikoprotein MES yang lain lagi, misalnya
fibrinektin (fibronectin). Fibronektin dan protein-protein MES lain berikkatan dengan protein
reseptor permukaan sel yang disebut integrin yang tertanam dalam membran plasma.
Intergrin berada sepanjang membran, dan sisinya yang menghadap sitoplasma berikatan
dengan protein-protein terkait yang melekat ke mikrofilamen sitoskeleton. Nama integrin
berasal dari didasari kata intergrasi: Integrin berada pada posisi untuk meneruskan sinyal
antara MES dan sitoskeleton, sehingga akan mengintegrasikan perubahan-perubahan yang
akan terjadi di luar dan di dalam sel.

Riset terbaru tentang fibronektin, molekul-molekul MES lain dan integrin


mengungkapkan peran besar matrik ekstraselular dalam kehidupan sel. Dengan cara
berkomunikasi dengan sel melalui integrin, MES dapat meregulasi perilaku sel. Misalnya,
beberapa sel dalam embrio yang sedang akan bermigrasi sepanjang jalur-jalur spesifik
dengan cara mencocokan orientasi mikrofilamennya dengan ‘arah’serat dalam matriks
ekstraselular. Para peneliti juga sedang mempelajari bahwa matriks ekstraselular disekeliling
sel dapat memengaruhi aktivitas gen dalam nukleus. Informasi mengenai MES mungkin
mencapai nukleus melalui kombinasi jalur pensinyalan mekanis dan kimiawi. Pensinyalan
mekanis melibatkan fibronektin, integrin, dan mikrofilamen sitoskeleton. Perubahan
sitoskeleton munkin kemudian memicu jalur-jalur pensinyalan kimiawi di dalam sel,
menyebabkan perubahan pada sel protein yang sedang dibuat oleh sel sehingga mengubah
fungsi sel. Dengan cara ini, matriks ekstaseluler suatu jaringan tertentu dapat membantu
mengkoordinasi perilaku semua sel dalam jaringan tersebut.
2.3 Sambungan Antarsel

Sel dalam tubuh hewan atau tumbuhan terorganisasi menjadi jaringan, organ, dan
sistem organ. Melalui sambungan antar sel ini sel tersebut melakukan interaksi, melekat dan
berkomunikasi dengan antar sel lain. Sambungan antarsel pada hewan dan tumbuhan pastinya
berbeda karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel sedangkan sel hewan tidak. Jadi ada
beberapa bagian dari sambungan antarsel ini; yaitu:

Plasmodesma ( pada sel tumbuhan )

Dinding sel tak hidup pada tumbuhan mungkin terlihat mengisolasi sel-sel satu dari yang lain.
Namun faktanya, dinding sel ditembus saluran-saluran yang disebut plasmodesma, dalam
jumlah banyak disebut plasmodesmata dari kata yunani desmos, mengikat. Sitosol melintasi
plasmodesma dan menghubungkan lingkungan kimiawi pada sel-sel yang bersebelahan
hubungan hubungan ini menyatukan sebagian besar tumbuhan menjadi satu kesinambungan
yang hidup. Membran plasma sel-sel yang bersebelahan melapisi saluran setiap plasmodesma
dan karenanya tersambung. Air dan zat terlarut kecil dapat berpindah bebas dari satu sel ke
sel berikutnya, dan percobaan terbaru telah menunjukan bahwa pada beberapa situasi,
beberapa protein dan molekul RNA tertentu juga dapat melakukan hal tersebut.makromolekul
yang ditranspor ke sel-sel yang bertetangga tampaknya mencapai plasmodesma dengan cara
bergerak disepanjang serat sitoskeleton.

Plasmodesmata juga merupakan hanya junction interseluler dalam tumbuhan. Suatu


sel tumbuhan mungkin memiliki antara 103 dan 105 plasmodesmata yang
menghubungkannya dengan sel-sel yang berdekatan. Di tumbuhan, plasmodesmata
melakukan banyak fungsi yang sama seperti gap junctions. Plasmodesmata berfungsi
menghubungkan sel yang satu dengan sel lainnya melalui retikulum endoplasma dengan
celah yang disebut desmotubul.
Sambungan antarsel dalam jaringan hewan

Pada hewan terdapat tiga tipe utama sambungan antarsel: Sambungan Ketat ( Tight
Junction ), Desmosom atau sambungan penambat ( Anchoring Junction ), Sambungan Celah
( Gap Junction ). Ketiga tipe sambungan antarsel ini paling sering ditemukan dijaringan
epitel, yang melapisi permukaan eksternal dan internal tubuh. Sambungan antar sel
merupakan situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel
lainnya dan dengan matriks ekstraseluler. Cell junctions merupakan suatu struktur dalam
jaringan organisme multiseluler. Cell junctions dapat diklasifikasikan ke dalam 3 grup
fungsional yaitu tight junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan cara
mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring
junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks ekstraseluler),
dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyal-sinyal kimiawi atau elektrik
dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).

Sambungan Ketat ( Tight Junction )

Pada sambungan ketat, membran plasma sel-sel yang bersebelahan saling menekan satu sama
lain dengan kuat, dan disatukan oleh protein spesifik, sambungan ketat membentuk segel
kontinu di sekeliling sel, mencegah kebocoran cairan ekstraseluler melintasi lapisan sel
epitel. Misalnya, sambungan ketat antara sel-sel kulit menjadikan kita kedap air dengan cara
mencegah kebocoran diantara sel-sel dalam kelenjar keringat kita.

Desmosom atau sambungan penambat ( Anchoring Junction )

Desmosom atau sambungan penambat ( Anchoring Junction ) berfungsi seperti sekrup yang
menyambungan sel-sel menjadi lembaran-lembaran kuat. Filamen intermediat yang terbuat
dari protein keratin yang kokoh menambatkan desmosom dalam sitoplasma. Desmosom
melekatkan sel-sel otot ke satu sama lain dalam otot. ‘otot robek’ dapat melibatkan oyaknya
desmosom.

Sambungan Celah ( Gap Junction ).

Sambungan Celah ( Gap Junction ) disebut juga sambungan komunikasi atau communicating
junction menyediakan saluran sitoplasmik dari suatu sel ke sel yang bersebelahan. Oleh
karena itu, sambungan celah berfumgsi mirip dengan plasmodesma pada tumbuhan.
Sambungan celah teridir atas protein-protein membran yang mengelilingi suatu pori yang
dapat dilewati oleh ion, gula, asam amino, dan berbagai molekul kecil lain. Sambungan celah
dibutuhkan untuk komunikasi antara sel-sel pada banyak tipe jaringan, termasuk otot jantung,
dan pada embrio hewan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Komponen ekstraselular pada tumbuhan adalah dinding sel sedangkan pada hewan
disebut matriks ekstraseluler.
2. Sambungan antarsel pada tumbuhan adalah plasmodesma fungsinya sebagai saluran
terbuka dalam dinding sel tumbuhan, tempat untaian sitosol dari sel-sel yang
bersebelahan saling berhubungan. Sehingga air dan zat terlarut kecil dapat berpindah
bebas dari satu sel ke sel berikutnya.
3. Tight junctions (menempelkan sel bersama-sama dalam epitel dengan cara mencegah
molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel lainnya), anchoring
junctions (melekatkan sel-sel (dan sitoskeleton) ke sel tetangga atau ke matriks
ekstraseluler), dan communicating junctions (memerantarai jalan lintasan sinyal-
sinyal kimiawi atau elektrik dari satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya).

Anda mungkin juga menyukai