Anda di halaman 1dari 18

PERKEMBANGAN SISTEM WAJAH, MULUT DAN KULIT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Perkembangan Hewan

Dosen Pengampu : Asnilawati, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Putri Khairunnisa (2120207028)

Nur Saffana (2120207032)

Indriyani Fitri (2120207045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah Perkembangan Sistem Wajah, Mulut dan
Kulit
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Hewan yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Palembang, 15 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2

A. Wajah ............................................................................................... 2
B. Mulut ............................................................................................... 3
C. Sistem Kulit ..................................................................................... 6
D. Struktur Kulit ................................................................................... 6
E. Fungsi Kulit ..................................................................................... 9
F. Jenis Kulit Pada Hewan .................................................................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wajah merupakan salah satu bagian terpenting pada hewan dan
merupakan objek.
Mulut adalah rongga berbentuk oval yang menjadi pintu masuk
makan, minuman, dan udara ke dalam tubuh. Setelah memasuki mulut,
makanan akan disalurkan ke sistem pencernaan lain, mulai dari
tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan akhirnya
dikeluarkan melalui anus.
Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti
jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen
dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil
lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran
karbondioksida. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan
pengeluaran karbondioksida dari kulit. tergantung pada banyak faktor di
dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu, komposisi
gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke kulit,
tekanan gas di dalam darah kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit
dan pemakaian bahan kimia pada kulit.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sistem pada wajah hewan?
2. Bagaiman perkembangan sistem pada mulut hewan?
3. Bagaimana perkembangan sistem pada kulit hewan?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui perkembangan sistem pada wajah hewan .
2. Mengetahui perkembangan sistem pada mulut hewan.
3. Mengetahui perkembangan sistem pada kulit hewan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Wajah
Wajah atau muka adalah bagian depan dari kepala pada hewan. Wajah
terutama digunakan untuk ekspresi wajah, penampilan serta identitas. Wajah
merupakan salah satu bagian terpenting pada hewan dan merupakan objek
identifikasi yang paling mudah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kepala diantaranya
adalah faktor genetik, jenis kelamin dan hormon, lingkungan, skeletal serta
faktor fungsi dan lain sebagainya. Faktor genetik dapat mempengaruhi
pertumbuhan tulang maupun kartilago pada masa tumbuh kembang
kranium. Jenis kelamin mempengaruhi tumbuh kembang dengan cara yang
berbeda. Nutrisi berperan penting pada masa tumbuh kembang kepala.
Nutrisi merupakan faktor ontogenik yang berperan penting.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pada hewan yang menyusui
contohnya, nutrisi yang adekuat menyebabkan bentuk kepala yang bulat
sedangkan jika nutrisi tidak adekuat menyebabkan kepala menjadi lonjong
serta periode pertumbuhan menjadi lama yang menyebabkan terjadinya
disproporsi hubungan bentuk kepala dan ekstremitas sampai ke tungkai.
Nutrisi yang kurang memadai mengakibatkan tumbuh kembang menjadi
tidak maksimal.
1. Tinggi wajah
Tinggi wajah merupakan jarak dari akar hidung (nasion) ke daerah
terbawah bagian mandibula (menton atau gnation).
2. Lebar wajah
Lebar wajah merupakan jarak titik terluar antara lengkung
zigomatik (zygion), Pengukuran menggunakan sliding kaliper pada
kedua zigomatik sepanjang kurva.
Bentuk wajah berdasarkan indeks wajah diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok besar yaitu Euryprosop, Mesoprosop, Leptoperosop.

2
Euryprosopic berasal dari dua kata yaitu eury yang artinya luas dan
prosopo atau wajah. Sehingga bentuk wajah euriprosop merupakan
bentuk wajah yang lebar jika dilihat dari arah transversal dan terlihat
tinggi dari arah vertikal. Bentuk wajah mesoprosop merupakan bentuk
wajah dengan ukuran sedang yang berada diantara bentuk kepala
euryprosop dan leptoprosop. Kata leptos berarti kurus atau tajam. Bentuk
wajah leptoprosopic relatif berbentuk oval dan tajam.

B. Mulut
Rongga mulut adalah tempat pertama yang akan dilalui bahan
makanan untuk diolah menjadi sumber energi bagi tubuh hewan. Pada
rongga mulut terjadi 2 jenis proses pencernaan, yakni pencernaan mekanis
atau fisik, dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan mekanis atau fisik ini
dilakukan dengan menggunakan gerakan yang akan membuat bahan
makanan terurai secara fisik, dalam artian menjadi ukuran yang lebih kecil.
Pencernaan mekanis ini biasanya dilakukan dengan pengunyahan. Dengan
pengunyahan bahan makanan akan terurai menjadi ukuran yang lebih kecil.
Dengan ukuran yang kecil memudahkan untuk dilakukan pencernaan secara
kimiawi. Selanjutnya terjadi juga pencernaan secara kimiawi dengan
melibatkan enzim yakni mengurai bahan makanan menjadi unsur dan
molekul yang lebih sederhana dan juga kandungan kimianya, nilai gizi di
dalamnya yang kompleks tersusun dari berbagai unsur kimiawi akan terurai
menjadi bentuk halus atau molekul yang lebih sederhana.
Enzim-enzim yang dihasilkan pada rongga mulut dihasilkan dari
sejumlah kelenjar ludah, terdapat 3 kelenjar ludah diantaranya adalah
kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. Air liur mengandung
enzim ptialin (amilase ludah), yakni enzim yang mengurai karbohidrat
polisakarida (amilum) menjadi maltosa (disakarida). Air liur pHnya atau
tingkat keasamannya adalah hampir mendekati netral kira-kira 6,7.
Kandungan airnya tinggi sekitar 98%, air liur ini berfungsi untuk

3
membasahi makanan, membunuh bakteri yang tidak baik bagi kesehatan,
mencegah mulut dari kekeringan.
Adapun bagian-bagian mukut terdiri dari :
1. Gigi
Berdasarkan jenis pakan tersebut maka struktur gigi yang
berkembang akan menyesuaikan terhadap kebutuhan untuk memperhalus
jenis pakan tersebut. Contohnya gigi pada ruminansia yang berkembang
baik adalah gigi yang diperlukan untuk mengunyah bahan hijauan agar
menjadi lembut, sehingga yang berkembang adalah gigi geraham. Gigi
taring tidak berkembang karena sapi tidak memerlukan taring untuk
mengoyak makanannya.
Gigi yang berperan sebagai pencernaan mekanis ini menghaluskan
dengan menumbuk atau dengan gerakan. Gigi terdiri dari akar gigi
(korum), dan akar gigi (radius). Akar gigi terdiri atas dua bagian, yakni
mahkota gigi (korona), dan gigi yang tertanam dalam rahang gigi. Gigi
berasal dari dua jaringan embrional, yakni ektoderm dan mesoderm.
Email adalah lapisan keras yang menutupi permukaan gigi. Dentin
(tulang gigi) terdapat di dalam email, sementum (lapisan luar akar gigi),
dan pulpa (rongga gigi) yang banyak mengandung serabut saraf dan
pembuluh darah. Berdasarkan bentuknya, gigi terbagi menjadi 4 bentuk,
yakni gigi seri(Incicivus) berfungsi memotong makanan, gigi taring
(caninus) berfungsi merobek makanan, gigi geraham depan (premolar),
dan gigi geraham belakang (molar) berfungsi mengunyah dan
menghaluskan makanan.
Gigi pada ruminansia terdiri atas gigi seri yang digunakan untuk
memotong rumput atau daun yang menjadi pakannya dan gigi geraham
baik depan maupun geraham belakang yang berfungsi untuk menggiling
agar pakan menjadi lebih lembut sehingga mudah dicerna . Selain fungsi
utama untuk keperluan pencernaan , gigi juga dapat digunakan untuk
menaksir umur ternak. Gigi ternak terdiri atas dua jenis gigi yaitu gigi
susu dan gigi tetap. Didalam perkembangannya ada dua jenis gigi yaitu

4
gigi susu yang merupakan gigi yang pertama kali muncul dan akan
digantikan oleh gigi tetap pada saat umur tertentu. Perubahan
perkembangan gigi susu menjadi gigi tetap da pat digunakan sebagai
patokan dalam menaksir umur hewan.

2. Lidah
Selain gigi di dalam mulut terdapat lidah. Fungsi lidah selain
mengecap rasa makanan juga membantu gigi untuk menghaluskan
makanan dengan cara mengaduk dan membalik, serta memposisikannya
sesuai dengan gerakan gigi. Selain itu lidah juga membantu proses
penelanan, dan mengaktifkan kelenjar ludah. Pada lidah terdapat papila
dan tunah pengecap. Pada bagian pangkal lidah untuk mengecap rasa
pahit, bagian samping dalam untuk rasa asam, bagian depan samping
untuk rasa asin, dan ujung lidah untuk merasakan rasa manis. Lidah
mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan fungsi sebagai
pengumpan makanan untuk dikunyah gigi, fungsi sensor pengecapan
yang membedakan berbagai rasa, dan membantu proses penelanan
makanan. Bentuk lidah mengikuti lengkung dalam mandibula, dengan
bagian-bagian terdiri dari :
a. Pangkal lidah (radix lingua base): Melekat pada oss hyoid oleh otot
hyoglossus dan genioglossus, melekat pada epiglottis dengan mukosa
glossoepiglottis, melekat pada palatum molle oleh arkus
glossopalatinus.
b. Ujung lidah (apex linguae) : Bagian lidah yang tipis, berada sisi dalam
pada permukaan gigi depan.

5
c. Punggung lidah (dorsum linguae) : Terdapat parit (sulcus linguae)
persis di tengah pungung lidah membelah lidah simetris menjadi 2
bagian. Pada punggung lidah dipenuhi papila-papila sensor yang
berfungsi indera pengecapan. Ada beberapa jenis papila yang
memenuhi seluruh permukaan yaitu filiformis, fungiformis,
sirkumvalata dan folioformis.

C. Sistem Kulit
Merupakan lapisan pelindung tubuh yang sempurna terhadap
pengaruh luar. Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi
seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada
didalamnya.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Secara histologi kulit diartikan sebagai
organ tubuh yang tersusun dari jaringan epitel, jaringan ikat dan jaringan
lain yang terdapat dalam kulit.

D. Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium ataukutis) dan
jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea,hipodermis atau
subkutis)Sebagai gambaran penampang lintang dan visualisasi struktur
lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:

1. Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar, yang dapat
berfungsi melindungi, berupa gangguan yang bersifat panas, gangguan
infeksi luar terutama kuman/ bakteri maupun jamur. serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan.

6
Contohnya kulit babi memiliki lapisan epidermis yang mirip
dengan kulit manusia, dengan ketebalan yang sebanding. Mamalia kecil
memiliki epidermis yang jauh lebih tipis.
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu:
a. Lapisan tanduk (stratum corneum), merupakan lapisan epidermis yang
paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam.
Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki
inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat
sedikit mengandung air.
b. Lapisan bening (stratum lucidum) disebut juga lapisan barrier, terletak
tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung
lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum) tersusun oleh sel-sel keratinosit
berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir di dalam
protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut.
d. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale) merupakan
lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak
(silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis.
Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan laminabasalis di
bawahnya Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi
epidermis dengan dermis.

2. Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat dan kelenjar-kelenjar palit
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan
otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang
berada di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam
membentuk batang rambut.
Contohnya dermis manusia dan babi dibagi menjadi lapisan papiler
( pars papillaris ) dan lapisan retikuler ( pars reticularis ). Kolagen kulit

7
babi mirip dengan kolagen kulit manusia secara biokimia. Pada kulit
tikus, dermis sekali lagi jauh lebih tipis dibandingkan pada manusia.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu
kelenjar keringat dan kelenjar palit.
a. Kelenjar keringat, Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang
melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat.
b. Kelenjar palit, Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat
berdekatan dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung
kecil yang bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel
rambut mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga
kelunakan rambut.

3. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)


Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah
dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan
kulit.Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.
Contohnya pada manusia dan babi, lapisan lemak ini merupakan
komponen isolasi utama meskipun pada babi jauh lebih tebal
dibandingkan manusia. Pada tikus, hipodermisnya lebih tipis karena kulit
tikus ditutupi lapisan bulu yang tebal.

8
E. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringan-jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari
pengaruh pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling
luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang
menjadikan kulit tahan air dan penerima rangsang.

2. Pengatur panas atau thermoregulasi


Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi
saraf otonom. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ
antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan
keringat.

3. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan
membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya.

4. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak. Kulit
berfungsi sebagai alat penampung air dan lemak yang dapat
melepaskannya bilamana diperlukan.

5. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut
dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit.

9
F. Jenis Kulit pada Hewan
1. Hewan Vertebrata
a. Pisces
Kulit merupakan lapisan penutup tubuh ikan yang berfungsi
sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar tubuh. Kulit juga
digunakan sebagai alat eksresi, osmoregulasi, dan sebagai alat
pernapasan pada ikan tertentu.
Secara umum kulit hewan vertebrata terdiri dari beberapa
lapisan, dengan dua lapisan utama, yaitu bagian luar disebut lapisan
epidermis dan bagian dalam disebut lapisan dermis. Lapisan epidermis
pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-
sel yang berbentuk piala yang terdapat di seluruh permukaan
tubuhnya. Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, saraf, dan
jaringan pengikat.

b. Amphibi
Amfibi bernapas dengan kulitnya yang lembut dan bersih, tanpa
bulu, tanpa Sisik kulit tersusun atas, epidermis, dan dermis yang
terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah merupakan
lapisan sel germ yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap
waktu bisa terkelupas tiap bulan selama musim hujan di bawah lapisan
jagat dibentuk lapisan jangat baru, waktu lapisan jangat yang lama
terkelupas telah ada penggantinya. Biasanya kulit jangat yang terlepas
ditelan kembali.
Pada dermis terdapat jaringat ikat, di sebelah luar jaringan
tersebut terdapat jaringan seperti karet busa yang mengandung banyak
kelenjar dan pigmen.

c. Reptil
Epidermis yang terkornifikasi diperkuat oleh bahan kaku, beta
keratin , yang hadir sebagai pengganti atau sebagai tambahan keratin

10
alfa yang lentur. Pada buaya dan banyak kura-kura, permukaan sisik
luar hanya terdiri dari beta keratin, sedangkan daerah engsel hanya
mengandung alfa keratin.

d. Aves
Epidermis burung tipis, halus, dan ditutupi bulu, kecuali pada
area yang jelas-jelas telanjang pada tungkai, kaki, paruh , sisir, dan
pial. Pada tungkai dan kaki, dan kadang-kadang di tempat lain, lapisan
kornifikasi menebal membentuk beberapa jenis sisik.
Dermis juga tipis, sebagian besar terdiri dari jaringan serat
jaringan ikat dan serat otot yang membantu mengatur bulu. Pada
burung yang lebih besar, seperti burung unta , kulitnya cukup tebal
sehingga bisa diolah menjadi kulit. Sisiknya mirip dengan reptil
karena memiliki lapisan yang mengandung beta keratin
dan alfa keratin.

e. Mamalia
Kulit mamalia terdiri dari dua lapisan, epidermis nonvaskular
superfisial dan lapisan dalam, dermis , atau corium. Kedua lapisan
tersebut saling bertautan melalui proyeksi seperti jari (papila dermal),
yang terdiri dari dermis vaskular sensitif yang menonjol ke dalam
kulit ari . Lapisan terluar epidermis mengalami kornifikasi (diresapi
dengan berbagai protein keras ), dan sel-selnya mengalami enukleasi
(kekurangan inti sel).

2. Hewan Invertebrata
a. Coelenterata
Coelenterata termasuk hewan diploblastik (tersusun 2 lapisan
kulit), yaitu ektoderma dan mesoderma. Lapisan ektoderma disebut
juga lapisan epidermmis. Sedangkan lapisan endoderma bisa disebut
dengan gastrodermis (gaster = perut, dermis = kulit).

11
b. Echinodermata
Hewan yang memiliki duri pada bagian kulit. Kulit keras karena
terbuat dari zat kapur dan memiliki kulit tubuh yang terdiri dari zat
kitin.
c. Platyhelminthes
Kulit tubuhnya dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh
enzim di usus inang.
d. Arthopoda
Memiliki kulit ksoskeleton dari bahan kitin.
e. Annelida
Bernapas melalui kulit, dengan bentuk tubuh bersegmen.
f. Mollusca
Memiki bentuk tubuh lunak, dengan kulit yanag kasar.

12
BAB III

PENUTUP

 Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kepala diantaranya adalah


faktor genetik, jenis kelamin dan hormon, lingkungan, skeletal serta faktor
fungsi dan lain sebagainya. Faktor genetik dapat mempengaruhi pertumbuhan
tulang maupun kartilago pada masa tumbuh kembang kranium. Jenis kelamin
mempengaruhi tumbuh kembang dengan cara yang berbeda. Nutrisi berperan
penting pada masa tumbuh kembang kepala.
 Rongga mulut adalah tempat pertama yang akan dilalui bahan makanan untuk
diolah menjadi sumber energi bagi tubuh hewan. Pada rongga mulut terjadi 2
jenis proses pencernaan, yakni pencernaan mekanis atau fisik, dan pencernaan
secara kimiawi.
 Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti
jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida.

13
DAFTAR PUSTAKA

Amin, A.B., L. Mortensen, and T. Poppe. 2019. Histology Atlas Normal Structure
of Salmonids. Akvapatologish Laboratorium AS, Norway.
Burhanuddin, A.I. 2018. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.
Deepublish, Yogyakarta.
Bruno, D.W., P.A. Noguera, and T.P. Poppe. 2019. A Colour Atlas of Salmonid
Disease. Springer, New York London.
Chandra, S., and T.K. Banerjee. 2020. Histopathological analysis of the
respiratory organs of Channa striata subjected to air exposure. Veterinarski
Arhiv. 74(1): 37-52.
Dauod, H.A.M., R.A. AL-Aameri, and G. D. AL-Nakeeb. 2020. Histological
structure of the integument in Mystus Pelusius (Solander). Journal of
Madent Alelem College, 1(1).
Päkk, P., P. Hussar, T. Järveots, and T. Paaver. 2019. Club cells active role in
epidermal regeneration after skin hyperplasia of koi carp Cyprinus carpio.
Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation Internasional. Journal
of the Bioflux Society. 4(4): 455-462.
Puspaningdiah, M., A.Solichin, dan A.Ghofar. 2019. Aspek biologi ikan gabus
(Ophiocephalus striatus) di perairan rawa pening, kabupaten semarang.
Journal of Maquares. 4(3): 75- 82.

14

Anda mungkin juga menyukai