Anda di halaman 1dari 4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Arteri Ulcers


Arterial ulcer biasa juga disebut ischemic ulcer merupakan luka pada kaki yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan oleh sumbatan
partial atau total artery yang menyuplai darah ke extrimitas inferior. Penyakit paling umum
yaitu arteriosclerosis dimana dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan
atherosclerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh
darah.

2.2 Patofisiologi Arterial Ulcers


Ulserasi arteri (atau ulserasi iskemik) dapat disebabkan oleh salah satu
aterosklerosis progresif atau embolisasi arteri. Keduanya menyebabkan iskemia dan
ulserasi pada kulit. Ulserasi arteri muncul akibat berkurangnya pasokan darah arteri
keekstremitas bawah. Penyebab paling umum adalah penyakit aterosklerosis pada arteri
berukuran sedang atau besar. Penyebab lainnya termasuk diabetes, thromboangitis,
vaskulitis, pioderma gangren osum, thalassemia, dan penyakit selsabit, beberapa di
antaranya mungkin predisposisi pembentukan ateroma.
Kerusakan lebih lanjut pada sistem arteri terjadi pada hipertensi bersamaan dengan
kerusakan lapisan tunika intima arteri. Penurunan suplai darah berakibat pada hipoksia dan
kerusakan jaringan. Episode trombotik dan athero embolic dapat menyebabkan kerusakan
jaringan dan pembentukan ulkus.

2.3 Tanda & Gejala Arterial Ulcers


1. Full-thickness
2. Tampilan menekan keluar
3. Tepi luka halus
4. Nyeri meskipun tanpa infeksi; nyeri dapat dikurangi dengan menurunkan kaki dibawah
permukaan jantung (menggantung kaki di tepi tempat tidur).
5. Klien lebih suka tidur di kursi yang berdampak negatif pada penyembuhan potensial
6. Terletak terutama di kaki lateral, tetapi dapat terjadi di mana saja pada tungkai bawah
atau kaki
7. Ekstremitas bawah dingin
8. Kulitpucat, mengkilap, kencang, dan tipis
9. Periwound kulit pucat
10. Pertumbuhan rambut pada tungkai bawah minimal/ tidak ada
11. Drainase minimal
12. Dasar luka mengandung jaringan granulasi merah terang
13. Mungkin akibat dari penyakit arteri perifer
2.4 Penyebab Arterial Ulcers
Arterial ulcer termasuk jenis luka kronis yang sulit sembuh (hard to heal wound),
sebab penyembuhan luka bergantung pada suplay oksigen ke jaringan. Pada arterial ulcer
apabila proses penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan maka perlu dilakukan
pengkajian ulang dan investigasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab dan
memastikan patofisiologi luka. Beberapa kondisi yang mungkin mempersulit yaitu:
1. Infeksi.
2. Benda asing.
3. Diabetes mellitus.
4. Blood dyscrasias.
5. Deep venous thrombosis.
6. Progressive arterial disease.
7. Lymphoedema.
8. Osteoarthritis.
9. Rheumatoid arthritis.
10. Gout.
11. Oateomyelitis.
12. Atrophie blanche.
13. Vasculitis.
14. Pyoderma gangrenosum.
15. Neoplasma, benigna atau maligna.
16. Fictitious wounding

2.5 Faktor Resiko Arterial Ulcers


1. Insufisiensi vascular
2. Diabetes Mellitus dengan kontrol glikemik yang buruk
3. Mobilitas sendi terbatas
4. Alas kaki tidak memadai
5. Kelainan struktural kaki
6. Retinopati
7. Penyakit ginjal
8. Riwayat ulkus
9. Peningkatan usia

2.6 Pengkajian Arterial Ulcers


Pada pengkajian mungkin ditemukan nyeri saat berjalan dan hilang saat istirahat,
hal ini dikenal sebagai intermittent claudication. Nyeri juga bisa terjadi di malam hari
ketika pasien berbaring dan hilang bila kaki ditinggikan. Riwayat kesehatan masa lalu perlu
dikaji adanya peripheral vascular disease atau arterial surgery. Riwayat merokok juga perlu
untuk diperhatikan.
Kaki mungkin teraba dingin saat palpasi, dan nampak mengkilap serta bulu-bulu
kaki mungkin berkurang sampai menghilang. Kaki nampak pucat bila ditinggikan dan
kemerahan/kebiruan bila direndahkan. Nadi dorsal pedis mungkin menurun bahkan
menghilang. Apabila terjadi ischemic maka pemeriksaan ABPI dibawah 0.9. Bila pasien
telah terkena intermittent claudication maka nilai ABPI antara 0.5-0.9. Adanya nyeri saat
istirahat dengan nilai ABPI dibawah 0.5 menunjukkan adanya critical ischemia sehingga
pasien perlu dirujuk ke bedah vascular

2.7 Management Arterial Ulcers


Manajemen ulkus arteri salah satunya dilakukan dengan meningkatkan suplai darah
kedaerah yang terpengaruh. Memposisikan ekstremitas dalam posisi tergantung dapat
memfasilitasi aliran darah oleh gravitasi melalui pembuluh kolateral. Debridement jaringan
yang rusak tidak harus dilakukan dengan adanya iskemia karena aliran darah tidak cukup
untuk menyembuhkan luka yang baru. Luka tanpa aliran arteri yang memadai harus tetap
kering-kontras dengan prinsip penyembuhan luka lembab untuk ulkus dengan suplai darah
yang cukup. Kelembaban menyediakan tempat pertumbuhan bakteri jika terdapat eschar,
slough, atau gangren pada luka.
Luka dengan suplai darah yang memadai dan yang memungkinkan untuk sembuh
harus menggunakan dressing dengan produk yang mendukung prinsip-prinsip
penyembuhan luka lembab. Dressing ini termasuk hydrokoloid, film tipis, foam dan, jika
tidak tersedia, kasa saline lembab dapat digunakan. Jaringan sekitarnya yang utuh harus
dilindungi dari akumulasi cairan, yang dapat membasahi kulit yang sehat di tepiluka.
1. Manajemen Pencegahan.
a. Hindari paparan suhu panas atau dingin atau perubahan temperature secara tiba-
tiba.
b. Hindari penggunaan celana yang ketat dan sepatu yang sempit.
c. Perawatan kaki secara teratur.
d. Duduk dengan kaki dalam posisi netral atau menggantung (dependent).
e. Tinggikan sisi kepala tempat tidur.
f. Gunakan celana yang bisa menyerap keringat.

2. Manajenen Debridement.
a. Surgical atau Conservative sharp wound debridement (dengan mengunakan
gunting dan scalpel).
b. Autolytic debridement; dengan menggunakan: Hydrogels, Hydrocolloid
paste/powder, atau Hydrocolloid dressing.
c. Mechanical Debridement, dengan menggunakan kompressi normal saline.
d. Enzymatic Debridement, dengan menggunakan varidase atau elase.
e. Manajemen Infeksi.
f. Perawatan kaki secara umum.
g. Cuci kaki dengan air hangat atau bersihkan dengan normal saline.
h. Penggunaan antibiotic sistemik apabila ata tanda-tanda klinis infeksi.
i. Tulle gras (bila dengan antiseptic gunakan dalam waktu yang tidak lama)
j. Calcium alginate.
k. Kompressi dengan normal saline (untuk intensive cleaning).
l. Foam dressing.
m. Manajemen Dermatitis/Eczema
n. Perawatan kaki secara umum.
o. Cuci dengan air hangat atau bilas dengan normal saline
p. Test lergi.
q. Hindari penggunaan allergen.
r. Kortikosteroid topical.
s. Pemilihan balutan yang tepat sesuai dengan jenis luka (hindarkan balutan sintetik).
t. Balutan yang dianjurkan; Cotton tulle gras, hydrogel, hydrocolloid, calcium
alginate, atau foam dressing.
Luka arteri termasuk luka yang sulit sembuh sehingga intervensi pembedahan
artery menjadi satu-satunya pilihan untuk memperbaiki aliran darah. Percutaneous
transluminal angioplasty sangat efektif untuk mendukung penyembuhan arterial ulcer
(Ray, et al 1995) dimana standar prosedur pembedahan adalah bypass graft.
Bila pasien mengalami nyeri hebat, pain control merupakan esensi utama dalam
manajemen arterial ulcer. Pasien sebaiknya dianjurkan berhenti merokok. Latihan ringan
pada tungkai bisa mendukung pembentukan collateral pembuluh darah sehingga bisa
meningkatkan perfusi jaringan. Tungkai juga dipertahankan tetap hangat sebab dingin
dapat menstimulasi nyeri.
Tujuan utama manajemen arterial ulcer adalah melepaskan jaringan nekrotik dan
mencegah infeksi (dealey). Pemilihan balutan yang tepat bergantung pada penampakan
luka, jumlah eksudat dan posisi ulcer. Yang perlu diperhatikan bahwa apapun balutan yang
digunakan harus dipastikan bahwa balutan tersebut tidak mengganggu aliran darah, oleh
karena itu penggunaan terapi kompressi (compression bandage) sebaiknya tidak
digunakan.

Anda mungkin juga menyukai