Anda di halaman 1dari 34

Flow Control Valves Hydraulic

1. Katup kontrol aliran hidrolik didefinisikan sebagai elemen pengendali akhir, melalui
mana cairan itu berlalu, dan menyesuaikan ukuran aliran bagian seperti yang diarahkan oleh sinyal
dari controller untuk memodifikasi laju aliran fluida. Katup kontrol aliran hidrolik memastikan bahwa
air tidak akan mengalir di bawah pengaruh gravitasi ketika sistem hidrolik tidak beroperasi. Katup ini
memastikan bahwa air tetap siaga dan tidak mengalir dengan bebas melalui sistem hidrolik oleh
konveksi. Katup kontrol aliran hidrolik dapat dianggap sebagai katup 'cek' sehingga memungkinkan
air mengalir saatpompa dihidupkan dan membatasi alirannya ketika pompa dalam keadaan nonaktif.

Macam-macam Katup
3.1 Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV)
Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk
melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.
Contoh jenis katup pengarah: Katup 4/3 Penggerak lever, Katup pengarah
dengan piring putar, katup dengan pegas bias.
3.2 Macam-macam Katup Pengarah Khusus
1) Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah aliran dan juga
sebagai pressure control (pengontrol tekanan)
2) Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran cairan hidrolik yang
dapat mengalir bebas pada satu arah dan menutup pada arah lawannya, kecuali
ada tekanan cairan yang dapat membukanya.
3) Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk berbagai tujuan
misalnya untuk membatasi tekanan operasional dalam sistem hidrolik, untuk
mengatur tekanan agar penggerak hidrolik dapat bekerja secara berurutan,
untuk mengurangi tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.
Macam-macam Katup pengatur tekanan adalah:

a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja pada sistem
dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau tekanan yang melebihi
kemampuan rangkaian hidrolik.
b. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk mengurutkan
pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik yang satu kemudian baru yang
lain.

c. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan tekanan fluida yang


mengalir pada saluran kerja karena penggerak yang akan menerimanya didesain
dengan tekanan yang lebih rendah.

4) Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur volume aliran yang
berarti mengatur kecepatan gerak actuator (piston).
Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:

untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau motor hidrolik

Untuk membatasi daya yang bekerja pada sistem

Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabang-cabang rangkaian.

Macam-macam dari Flow Control Valve :

 Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat


berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.

Fixed flow control

 Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat


berubah-ubah sesuai dengan keperluan

Variable flow control

 Flow control yang dilengkapi dengan check valve


 Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna
menyeimbangkan tekanan

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

3 comments:

1.

nicodemus richi adamNovember 5, 2015 at 11:07 PM

Itu namanya peneumatic


Reply

2.

Dewi AjaApril 24, 2016 at 4:51 PM

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda
berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip,
music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi
terlebih dahulu. Gratis :)

Reply

3.

densuko.aberOctober 5, 2016 at 11:52 PM

ABER Hidrolik Made in Portugal, COCOK untuk WING BOX, DUMP TRUCK,
CRANE, dan ALAT-ALAT INDUSTRI. Pemasangan yang Mudah dan TOP Kualitas
menjadikan ABER hidrolik yang dapat memenuhi semua kebutuhan Anda.

Contact Person : 081283223090


ABER@densuko.co.id

!!Kualitas Pompa yang Baik Menentukan Produktivitas Anda!!


ganti ABER sekReply
2.bagian type2 sambungan essspansion

PHALTIC PLUG
Kamis, April 23, 2015 2 comments
SAMBUNGAN SIAR MUAI ( EXPANSION JOINT ) TYPE ASPHALTIC PLUG
Perkembangan sambungan siar muai di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Pelaksana sering mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan siar muai di lapangan
karena jenis konstruksinya yang permanen dan diperlukan ketrampilan dan pengalaman untuk
memasangnya. Kendala yang dijumpai biasanya dikarenakan kurangnya bahan-baku dan
sumber-daya manusia yang memadai, serta sulitnya mengemas material agregat yang
memenuhi syarat dan kompleksnya metode kerja yang dibuat.
Sering dijumpai pada jembatan baru maupun jembatan lama, sambungan siar muai tidak
mencapai umur yang direncanakan dan terjadi kerusakan seperti lepas-lepas pada bagian-
bagian tertentu sehingga akan mengurangi kenyamanan pengguna jalan.

Atas dasar itulah maka perkembangan sambungan siar muai dewasa ini telah beralih pada
suatu metoda siar muai yang lebih praktis untuk jembatan yaitu jenis asphaltic plug. Jenis ini
adalah jenis siar muai dengan material yang berbasis aspal yang berfungsi untuk mengisi
celah dari dua bidang konstruksi yang bergerak.

Dengan adanya perkembangan inilah maka perusahaan kami memberikan penawaran


penjualan bahan untuk sambungan siar muai berjenis asphaltic plug.

Bahan yang kami tawarkan terbuat dari karet elastomer khusus, aspal anti oksidasi, anti
streeping dan bahan aditif lainnya yang di desain sedemikian rupa sehingga produk siar muai
akan memperoleh kombinasi dengan komposisi dan sifat masing-masing komponen untuk
menghasilkan material yang memiliki sifat ulet, tangguh, elastic, fleksibel, daya lekat tinggi,
tahan air dan tahan oksidasi. Sehingga struktur jembatan akan memenuhi kriteria kekuatan,
keamanan, kenyamanan dan ketahanan.

1. Uraian
Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang disambungkan dan
sesuai gambar rencana. Siar muai jenis Aspaltic Plug mampu menahan pergerakan struktur
secara longitudinal, transversal dan rotasi. Bahan Aspaltic Plug juga mampu menahan
fleksibel, menahan air, tahan terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan
dapat memberikan kenyamanan kepada penguna jalan. Ketebalan siar muai jenis ini sangat
tergantung ukuran celah sambungan dan besarnya pergerakan dengan tebal minimum 50 mm
dan lebar minimum terisi oleh bahan aspaltic 300 mm. Siar muai jenis ini termasuk jenis siar
muai type tertutup, siar muai lainya ialah siar muai type NJ Joint.

2. Bahan-Bahan
Bahan sambungan siar muai type Aspaltic Plug, terdiri dari rubberised bitumen binder, single
size agregat,dan plat baja. Bitumen binder merupakan camopuran dari bitumen, polymer,
filler dan surface active agent.Agregat merupakan single size yang mempunyai kekerasan
setara dengan bassalt, gritstone, gabbro atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus
bersih, berbentuk kubus (cubical) dengan ukuran antara 14 - 20 mm dan tahan terhadap
temperatur sampai 150 derajat celcius. Plat baja yang digunakan sebagai dasr sambungan siar
muai jenis ini harus dapat menahan dampak pemuaian akibat panas yang ditimbulkan oleh
bitumen binder pada saat pelaksanaan dan mempunyai tebal dan lebar yang sesuai dengan
ukuran celah sambungan.

3. Pelaksanaan
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran Garis.
Terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan kapur. Pemotongan
dilakukan dengan menggunakan alat Cutter Concrate yang memiliki mata pisau yang sangat
tajam. Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal
selebar disaign yang telah direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Jack Hammer.

Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus dibersihkan dari
kotoran dan sisa-sisa aspal. Pembersihan dilakukan dari debu dan kotoran-kotoran
dimaksudkan agar aspal bitumen dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan lama
sehingga membuat ikatan atara aspal lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga
lentur sehingga dapat menerima beban yang bekerja secara bersamaan.

b. Pemasangan Tali dan Plat Baja.


Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah dalam 30
mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan
menggunakn aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan
aspal baru. Pasangkan baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini
dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang
menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat.
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat dengan
alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol dengan baik dan dapat
menghasilkan panas yang
merata pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian
dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu
200 derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.

Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan. Setelah
penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan menggunakan alat compector
sampai agregat saling mengunci dan padat.
d. Penghamparan aspal bitumen.
Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang berfungsi
sebagai waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.

4. Penutup
Umumnya kerusakan yang terjadi pada siar muai disebabkan karena beban kendaraan yang
lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, kondisi bearing pad yang mati sehingga jembatan
menjadi struktur jepit jepit (seharusnya jepit dan rol), dan proses yang pelaksanaan yang tidak
sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar muai. Proses pekerjaan siar muai tidak
boleh dilakukan pada kondisi hujan karena
dapat menurunkan temperatur suhu aspal bitumen yang seharusnya tetap terjaga dalam
kondisi panas.

Istilah :

1. Asphaltic Plug Joint (APJ)


Segmen aspal fleksibel yang membentang antara kepala jembatan yang berfungsi sebagai
sambungan siar-muai jembatan. Sambungan yang dibuat ditempat yang terdiri dari bagian
bahan fleksibel yang didukung diatas celah sambungan lantai oleh pelat metal atau komponen
yang cocok lainnya.

2. Asphaltic Binder (AB)


Bahan pengikat aspal. Merupakan campuran aspal yang dipatenkan, polimer sintetik, pengisi
dan agen aktif pelapis permukaan dan diformulasikan untuk dikombinasikan dengan
kemudahan yang diperlukan untuk proses pemasangan, fleksibel pada suhu yang rendah, dan
ketahanan aliran pada suhu lingkungan yang tinggi.

3. Block Out
Blok yang dibuat untuk penempatan asphaltic plug joint.

4. Sambungan Siar Muai


Celah menerus didalam system sambungan siar muai pada tingkat lapis permukaan sepanjang
garis sambungan.

INSTALASI :
1. Siar-muai harus bersih dari material
2. Pembuatan block out
3. Pengisian sealant pada siar-muai yang didasari dengan pelapis busa tahan panas (foam
caulking)
4. Pelapisan pelat besi pada permukaan sealant
5. Pemasangan material fleksibel asphaltic plug joint
Sumber : Rehab Jembatan
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting LamaBeranda

2 komentar:

1.

Unknown30 Oktober 2018 10.17

TERIMAKASIH ILMU NYA OM

Balas

2.

Unknown29 April 2019 09.54

Apa fungsi tali tambang yang dimasukkan dalam celah 3 cm itu pak???

Balas
Langganan: Posting Komentar (Atom)
SOCIAL PROFILES

 Popular
 Tags
 Archives
TRANSLATE

Diberdayakan oleh Terjemahan


Ingin Lebih Jelas? Hubungi Kami!
021-2945 3370
021-9408 9694
0812 9617 0877

ENTRI POPULER


SAMBUNGAN SIAR MUAI ( EXPANSION JOINT ) TYPE ASPHALTIC PLUG


Asphaltic Plug Joint Sealant


Pavement Road Construction (Perkerasan Konstruksi Jalan)
FACEBOOK FANPAGE
1 ONLINE
Pencegahan atau penurunan getaran pada suatu instalasi perpipaan dapat dilakukan
dengan menggunakan alat yaitu Expansion Joint . Maka dari itu,disini kita akan membahas
tentang Expansion Joint yang merupakan salah satu peralatan pencegah atau penurun getaran
yang berlebih pada pompa yang ada pada system perpipaan.

Tujuan Makalah
a. Mengetahui secara pasti fungsi dari Expansion Joint
b. Membuktikan bahwa Expansion Joint dapat mengatasi terjadinya getaran (meredam
getaran)
c. Memberikan masukan kepada pihak yang berkepentingan

Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami hanya membatasi dalam masalah mekanisme utama
dari Expansion Joint karena mengingat keterbatasan waktu setra kemempuan dalam
menyusun makalah perpipaan ini. Adapun maksud dari pembatasan makalah ini adalah
supaya isi dari makalah ini dapat lebih terfokus hanya pada masalah seputar Expansion Joint

2. 2. EXPANSION JOINT
Definisi
Expansion Joint merupakan salah satu dari beberapa jenis sambungan yang sangat
sering dipakai dan memegang peran penting pada suatu system perpipaan. Expansion Joint
adalah salah satu jenis sambungan yang dipakai untuk meredam getaran yang ditimbulkan
oleh pompa.

Jelak kan

Pemasangan tali dan plat baja

Jelasan:

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJAA . P E M A H A M A N G A M B A R K E R J A


Konsep pemahaman gambar-gambar Baja / Gambar Pelaksanaan sebelum
masuk bengkel seperti denah keseluruhan, ukuran -ukuran total bangunan, jarak dandimensi
serta detail-detail gambar ( yang terkait dengan tabel baja ):a . a m b u n g a n !ujuan
ambungan:

"ntuk menggabungkan beberapa batang baja membentuk kesatuan
konstruksi sesuai kebutuhan.

"ntuk mendapatkan ukuran baja sesuai kebutuhan (panjang, lebar, tebal,dan sebagainya).

"ntuk memudahkan dalam penyetelan konstruksi baja di lapangan.

" n t u k m e m u d a h k a n p e n g g a n t i a n b i l a s u a t u b a g i a n / b a t a n g k o n s t r u k s i men
galami rusak.

"ntuk memberikan kemungkinan adanya bagian /batang konstruksi yangdapat bergerak
missal peristi#a muai-susut baja akibat perubahan suhu.$lat sambung baja terdiri
dari:i . P a k u K e l i n g ambungan dengan paku keling ini
umumnya bersi%at permanent dan sulit untuk m e l e p a s k a n n y a k a r e n a p a d a b a g
i a n u j u n g pangkalnya lebih besar daripada batang pakukelingnya. &leh karena itu
pengelingan banyak dipakai pada bangunan-bangunan bergerak atau bergetar.Keuntungan:
tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. &leh karena itu banyak
dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis

4.sebutkan dan jelaskan system perpindahan transmisi dan distribusi

SISTEM TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

aringan Sistem Distribusi Sekunder,Pada sistem distribusi sekunder bentuk saluran yang
paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang
berisolasi maupun konduktor tanpa isolasi
TRANSIEN

Perbedaan jaringan distribusi dengan jaringan transmisi :


1. dari segi letak jaringan :
-distribusi : dalam kota
-transmisi : luar kota

2. dari segi tegangan sistem :


-distribusi : <30 kv
-transmisi : >30 kv
3. bentuk jaringan :
-distribusi : radial, loop, paralel,interkoeksi
-transmisi :radial dan loop

4. sistem penyaluran :
-distribusi : saluran udara dan saluran bawah tanah
-transmisi : saluran udara, saluran bawah laut
5. konstruksi jaringan: istem transmisi berfugsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat
pembangkit ke pusat beban melalui saluran transmisi, karena adakalanya pembangkit tenaga
listrik dibagun ditempat yang jauh dari pusat-pusat beban (load centres).

Sedangkan, Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk
Power Source) sampai ke konsumen. Sistem tenaga listrik adalah beberapa unsur perangkat
peralatan yang terdiri dari pembangkitan, penyaluran atau transmisi,distribusi dan pelanggan,
yang satu dengan yang lainnya berhubungan dan saling bekerja sama sehingga menghasilkan
tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan secara baik, dalam
arti sistem tenaga listrik tersebut harus aman dan handal. Aman disini mempunyai pengertian
bahwa sistem tenaga listrik ini tidak membahayakan manusia dan lingkungannya dan handal
mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini dapat melayani pelanggan secara memuaskan
misalnya dalam segi kontinyuitas dan kualitasnya.
Transmisi dan Distribusi sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan
berikut ini.
a. Pembangkit
b. Penyaluran
c. Distribusi
d. Pelanggan
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa prinsip kerja dalam sistem tenaga
listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan melalui sistem jaringan
transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada
pelanggan melalui saluran distribusi.
Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi
biasanya pelanggan ini berasal dari sektor industri berskala besar yang membutuhkan
tegangan yang besar dan daya yang besar.
Tegangan generator pada umumnya rendah antara 6 kV sampai 24 kV, maka tegangan
ini biasanya dinaikan dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih
tinggi antara 30 kV sampai 500 kV (dibeberapa negara maju bahkan sudah sampai 1000 kV).
Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk memperbesar daya hantar dari saluran
yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh
tegangan pada saluran.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan pada
gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah, misalnya dari
500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian penurunan kedua dilakukan pada
gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV ini
disebut tegangan distribusi primer.
Ada dua kategori saluran transmisi, saluran udara (overhead lines) dan saluran kabel
tanah (underground cable). Untuk saluran udara menyalurkan tenaga listrik melalui isolator-
isolator, sedangkan saluran kabel tanah menalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang
ditanam dibawah permukaan tanah. Kedua cara penyaluran diatas mempunyai untung dan
ruginya. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh
cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir. Lagi pula saluran bawah tanah lebih estetis
karena tidak mengganggu pandangan. Karena itu saluran bawah tanah banyak digunakan di
kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya cukup mahal dibandingkan dengan saluran
udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubungan singkat.

-distribusi : lebih rumit dan beragam

-transmisi : lebih sede

Sistem transmisi berfugsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit ke pusat
beban melalui saluran transmisi, karena adakalanya pembangkit tenaga listrik dibagun
ditempat yang jauh dari pusat-pusat beban (load centres).
Sedangkan, Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk
Power Source) sampai ke konsumen. Sistem tenaga listrik adalah beberapa unsur perangkat
peralatan yang terdiri dari pembangkitan, penyaluran atau transmisi,distribusi dan pelanggan,
yang satu dengan yang lainnya berhubungan dan saling bekerja sama sehingga menghasilkan
tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan secara baik, dalam
arti sistem tenaga listrik tersebut harus aman dan handal. Aman disini mempunyai pengertian
bahwa sistem tenaga listrik ini tidak membahayakan manusia dan lingkungannya dan handal
mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini dapat melayani pelanggan secara memuaskan
misalnya dalam segi kontinyuitas dan kualitasnya.
Transmisi dan Distribusi sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti bagan
berikut ini.
a. Pembangkit
b. Penyaluran
c. Distribusi
d. Pelanggan
Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa prinsip kerja dalam sistem tenaga
listrik dimulai dari bagian pembangkitan kemudian disalurkan melalui sistem jaringan
transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini disalurkan serta dibagi-bagi kepada
pelanggan melalui saluran distribusi.
Ada pula pelanggan yang mendapat pelayanan langsung dari saluran transmisi
biasanya pelanggan ini berasal dari sektor industri berskala besar yang membutuhkan
tegangan yang besar dan daya yang besar.
Tegangan generator pada umumnya rendah antara 6 kV sampai 24 kV, maka tegangan
ini biasanya dinaikan dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih
tinggi antara 30 kV sampai 500 kV (dibeberapa negara maju bahkan sudah sampai 1000 kV).
Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk memperbesar daya hantar dari saluran
yang berbanding lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil rugi-rugi daya dan jatuh
tegangan pada saluran.
Penurunan tegangan dari tingkat tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan pada
gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke tegangan yang lebih rendah, misalnya dari
500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian penurunan kedua dilakukan pada
gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV atau dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV ini
disebut tegangan distribusi primer.
Ada dua kategori saluran transmisi, saluran udara (overhead lines) dan saluran kabel
tanah (underground cable). Untuk saluran udara menyalurkan tenaga listrik melalui isolator-
isolator, sedangkan saluran kabel tanah menalurkan tenaga listrik melalui kabel-kabel yang
ditanam dibawah permukaan tanah. Kedua cara penyaluran diatas mempunyai untung dan
ruginya. Dibandingkan dengan saluran udara, saluran bawah tanah tidak terpengaruh oleh
cuaca buruk, taufan, hujan angin, bahaya petir. Lagi pula saluran bawah tanah lebih estetis
karena tidak mengganggu pandangan. Karena itu saluran bawah tanah banyak digunakan di
kota-kota besar. Namun biaya pembangunannya cukup mahal dibandingkan dengan saluran
udara, dan perbaikannya lebih sukar bila terjadi gangguan hubungan sing
5.
5Piping atau pipa adalah benda yang digunakan untuk mengalirkan berbagai jenis fluida.
Lebih detail lagi, piping atau pipa adalah suatu sistem yang terintegrasi dengan yang lainnya
dari satu dengan laainya yang difungsikan untuk mentransportasikan fluida dari lokasi satu
dengan lokasi lainnya. Dalam dunia engineering, pipa merupakan disiplin tersendiri sehingga
diperoleh disain yang baik, material yang tepat serta fleksibilitas yang cukup.

Dalam dunia industri, Sistem perpipaan dibagi lagi menjadi 3 disiplin ilmu. Ketiganya
adalah:

1. Piping Design

Ini adalah disiplin yang mendisain sistem perpipaan dari equipment satu ke equipment
lainnya atau dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Selain itu juga terdapat spesifikasi pendisainan
yang dewasa ini telah menggunakan software PDMS atau PDS sehingga tidak terjadi
kesalahan desain yang dilakukan beberapa desainer.

2. Piping Material

Disiplin ini lebih kepada pemilihan bahan pipa, spesifikasi yang lain seperti pengelasan,
spesifikasi insulation, spesifikasi pengecatan, spesifikasi fabrikasi, dan lain lain.

3. Piping Strees dan Fleksibilitas

3. ENIS JENIS DAN MACAM MACAM PIPA


October 23, 2009 · by MR TOFIK · in Material. ·

Pipa
Dari sekian jenis pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu :
1. Jenis pipa tanpa sambungan (pembuatan pipa tanpa sambungan pengelasan)
2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan)

Bahan-bahan pipa secara umum :

Bahan-bahan pipa yg dimaksud disini adalah struktur bahan baru pipa tersebut yg dapat
dibagi secara umum sebagai berikut:
1. Carbon steel
2. Carbon Moly
3. Galvanees
4. Ferro Nikel
5. Stainless Steel
6. PVC (Paralon)
7. Chrom Moly

Sedang bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Vibre Glass
2. Aluminium (Aluminium)
3. Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Cooper (Tembaga)
5. Red Brass (kuningan merah)
6. Nickel cooper = Monel ( timah tembaga)
7. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom)

Komponen perpipaan :
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg terdaftar dalam simbol
dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.
Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi :
1. Pipes (pipa-pipa)
2. Flanges ( flens-flens)
3. Fittings (sambungan)
4. Valves (katup-katup)
5. Boltings (baut-baut)
6. gasket
7. Specials items

Pemilihan bahan :

Pemilihan bahan perpipaan haruslah disesuaikan dengan pembuatan teknik perpipaan dan hal
ini dapat dilihat pada ASTM serta ANSI dalam pembagian sebagai berikut

1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga


2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas
Selain dari penggunaan instalasi atau konstruksi seperti diterangkan diatas perlu pula
diketahui Jenis aliran temperatur, sifat korosi, Faktor gaya serta kebutuhan lainnya dari aliran
serta pipanya.

Macam Sambungan Perpipaan :

Sambungan perpipaan dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan
2. Sambungan dengan menggunakan ulir

Selain sambungan seperti diatas terdapat pula penyambungan khusus dengan menggunakan
pengeleman (perekatan) serta pengkleman (untuk pipa plsatik dan pipa vibre glass).
Pada pengilangan umumnya pipa bertekanan rendah dan pipa dibawah 2″ sajalah yg
menggunakan sambungan ulir.

Tipe sambungan cabang:

Tipe sambungan cabang (branch connection)dapat dikelompokkan sbb:


1. Sambungan langsung (stub in)
2. Sambungan dengan menggunakan fittings (alat penyambung)
3. Sambungan dengan menggunakan flanges (flens-flens)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat sebelum
mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan, kebutuhan, dengan
tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu sendiri merupakan sambungan
antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header dengan cabang yg lain apakah
memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, hal ini
tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.

Diameter, Ketebalan, Schedule :

Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of Testing Materials).Dimana
disitu diterangkan mengenai Diameter, Ketebalan serta schedule pipa. Diameter Luar
(Outside Diameter), ditetapkan sama walaupun ketebalan (thickness)berbeda untuk tiap
schedule. Diameter dalam (Inside Diameter), ditetapkan berbeda untuk setiap schedule.
Diameter Nominal adalah diameter pipa yg dipilih untuk pemasangan ataupun perdagangan
(commodity). Ketebalan dan schedule, sangatlah berhubungan, hal ini karena ketebalan pipa
tergantung daripada schedule pipa itu sendiri.

Schedule pipa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Schedule 5, 10 , 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. Schedule standard
3. Schedule Extra strong (XS)
4. Schedule double Extra Strong (XXS)
5. Schedule special

Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat guna :


1. Menahan internal pressure dari aliran
2. Kekuatan dari material itu sendiri (Strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa.
Untuk melihat ukuran diameter, ketebalan, dan schedule dapat dipelajari tabel-tabel

Alat-alat khusus:
Alat-alat khusus dalam bab ini hanya membicarakan mengenai saringan (strainer) dan alat
perangkap uap (steam Trap)

Saringan (strainer)

saringan (strainer) gunanya adalah sebagai alat penyaring kotoran baik yg berupa padat, cair
atau gas. Alat penyaring ini digunakan pada jalur pipa guna menyaring kotoran pada aliran
sehingga aliaran yg akan diproses atau hasil proses lebih baik mutunya.

Tipe-tipe alat penyaring ini dapat dibagi menjadi :


1. Tipe T. Tipe ini digunakan secara umum untuk memperluas ruang dan meredusir tekanan
pada jalur pipa
2. Tipe Y
3. Tipe sementara
4. Tipe datar

Perangkap Uap (steam Trap):


Steam Trap merupakan alat yg digunakan untuk menyingkirkan air dari uap, dimana air ini
tidak ada gunaya bahkan akan memberikan hambatan pada aliran uap atau dapat
menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini ditempatkan pada tempat terendah dari
suatu jalur perpipaan atau dipasang pada kantung pipa yg disebut Drip Leg

Cara Kerja:
1. Steam Trap pada daerah jalur pipa yg terendah dimana disitu dianggap air mungkin telah
menggantungkan pada kantung pipa (Drip Leg)
2. Steam trap ini akan mengosongkan air ke sistem uap yg mempunyai tekanan lebih rendah
3. Sistem perangkap yg tertutup didalam pengosongan air menggunakan katup-katup pada
sisi perangkap tersebut.
4. Gunakan saringan seandainya sistem perangkap ini belum menggunakannya. Pasang katup
uji untuk pembuangannya selama pengetesan aliran (start up).

VENT dan DRAIN

Vent adalah suatu alat pembuangan gas, udara atau uap air. sedangkan drain adalah suatu alat
pembuangan zat cair. Pada sistem pembuangan yg terdapat pada pipa atau equipment, Vent
dan Drain dalam cara kerjanya dapat dibagi dua bagian yaitu : bekerja dan tidak bekerja.
Untuk Vent dan Drain yg dikelompokkan bekerja, dimaksudkan bahwa peralatan ini
digunakan pada pipa atau equipment dalam keadaan bekerja dalam jangka waktu lama atau
terus menerus. Vent dan Drain dikelompokkan tidak bekerja hanya digunakan pada waktu
tertentu saja, misalnya pada saat pengetesan, start up atau shut down. Untuk Vent dan Drain
pemasangannya haruslah disetujui piping engineering group terlebih dahulu, baik mengenai
pemakaiannya maupun penempatannya. Selain itu harus pula diperhatikan pemasangan
sumbat pada katupnya seperti plug atau blind flange.

Untuk hal yg khusus yaitu aliran yg mempunyai tingkat bahaya tinggi, penempatannya dan
penggunaannya harus benar-benar diperhitungkan serta dikontrol pelaksanaannya.

Cara Penempatan Lokasi Vent dan Drain

Penempatan vent dan drain haruslah benar-benar diperhitungkan sehingga penggunaannya


benar-benar efektif serta aman. Jangan sampai pemasangan vent dan drain ini terbalik, akan
hal ini akan berakibat fatal, misalnya untuk aliran beracun atau mudah terbakar.

Penempatan vent pada pipa atau equipment diusahakan pada tempat yg paling tinggi karena
fungsinya sebagai pembuangan ke udara. Begitu pula pada penempatan drain haruslah pada
tempat yg rendah sesuai fungsinya sebagai pembuangan cairan atau pembersihan cairan serta
pembuangan kotoran pada jalur pipa atau equipment.

Jenis-Jenis, komponen dan perlengkapan

Jenis-jenis pipa, hose dan cubing pada dasarnya terdiri dari :


1. Spiral welding pipe (pipa las spiral)
2. SMLS pipe (pipa tanpa sambungan)
3. Welded Pipe
4. SAW pipe
5. FBW pipe
6. C & W pipe
7. EFW pipe
8. ERW pipe
9. Lined Pipe
10. Hose
11. Tubing (cubing)
12. Pipe Niple (pipa nipel)
Jenis-jenis flens (flanges) terdiri dari :
1. Blind flange (flens buta)
2. Weld neck flange (flens las di leher)
3. Weld neck orifice flange (flens orifis las di leher)
4. Slip on flange (flange sambungan langsung)
5. So. red flange (flens memperkecil sambungan sock)
6. SW red flange ( flens memperkecil sambungan sock di las)
7. Socket weld flange (flens sambungan sock di las)
8. Threaded flange (flens sambungan ulir)
9. Stub flange ( flens tonggak)
10. ST red flange (flens memperkecil ST)
11. LPA joint flange (flens sambungan LPA)
12. Socket type flange( flange tipe sock)
13. Weld neck red flange (flens memperkecil las dileher)

Jenis-jenis katup :

1. Gate Valve (katup pintu)= Fungsi untuk membuka & menutup sepenuhnya
2. Ball valve (katup bola)= Fungsi untuk membuka & menutup dan mangatur aliran
fluida secara lebih cepat
3. Globe valve (katup dunia) = Fungsi untuk mengatur besar kecilnya aliran & tekanan
4. Check Valve (katup cek)= Fungsi untuk mencegah aliran ke satu arah saja
5. Butterfly valve (katup kupu-kupu)= Fungsi untuk membuka & menutup aliran lebih cepat
6. Diaphragma valve (katup diaphragma)= Fungsi untuk membuka & menutup dengan
diaphragma
7. Knife gate valve (katup pintu pisau)
8. Needle valve (katup jarum)
9. Plug valve (katup sumbat)
10. Wafer check valve (katup cek wafer)

Jenis-jenis alat penyambung :


pada dasarnya alat penyambung ini dikelompokkan dalam dua bagian :
A. Jenis sambungan dengan pengelasan :

1. 45 derajat elbow
2. 90 derajat elbow
3. 180 derajat elbow
4. Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
5. Eccentric reducer ( pemerkecil tak sepusat)
6. Tee
7. Cross (silang)
8. Cap (tutup)
9. Red Tee (pemerkecil tee)
10. Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
11. Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)

B. Jenis sambungan dengan ulir

1. Bushing (paking)
2. Cap (tutup)
3. Coupling
4. Red coupling (kopling pemerkecil)
5. 45 derajat elbow
6. 95 derajat elbow
7. 45 derajat lateral
8. Reducer (pemerkecil)
9. Tee
10. Red Tee
11. Cross (silang)
12. Plug (sumbat)
13. Union
14. Swage concentric (sweg sepusat)
15. Swage eccentric (sweg tak sepusat)

Jenis alat sambungan cubing

1. Male adapter (jantan)


2. Female adapter(betina)
3. Cap (tutup)
4. Male connection
5. Female connection
6. Plug (sumbat)
7. Male bulkhead (jantan kepala banyak)
8. Female bulkhead (betina kepala banyak)
9. 90 derajat union elbow (siku union 90 derajat)
10. Male 90 derajat elbow
11. Female 90 derajat elbow
12. Reducer (pemerkecil)
13. Insert (penyisip)
14. Union(union)
15. Union Tee
16. Red union (union pemerkecil)
17. Union cross

Jenis-jenis alat sambungan cabang berupa olet :

1. Elbowlet (letakan siku)


2. Latrolet (olet lateral)
3. Sweepolet (olet corong)
4. Sockolet (olet sock)
5. Threadolet (olet ulir)
6. weldolet (olet las)

Jenis-jenis perlengkapan khusus :


1. Spectacle blind (kacamata buta satu)
2. Blind and spacer (buta dan penjarak)
3. Line blind (buta jalur)
4. Spacer (penjarak)
5. Expantion joint
6. Hose connection
7. Swivel joint (sambungan swivel)
8. Steam Trap (perangkap uap)
9. Strainer (saringan)
10. Safety shower (pancuran pengaman)
11. Inline mixer (pengaduk dalam)
12. Exhaust head (kepala pembuangan)
13. Instruments

Jenis gasket

1. Ring gasket
2. Oval ring gasket
3. Full face gasket
4. Flat ring gasket
5. Spiral gasket

Jenis bolt

1. Machine bolt (baut mesin)


2. Stud bolt (baut paku)
3. Cap screw (ulir penutup)
SISTEM PERPIPAAN DAN DETAIL
Pada dasarnya sistem pipa dan detail untuk setiap industri atau pengilangan tidaklah jauh
berbeda, perbedaan-perbedaan mungkin terjadi hanya pada kondisi khusus atau batasan
tertentu yg diminta pada setiap proyek.

Pabrikasi pipa dapat dilakukan pada bengkel-bengkel di lapangan atau pada suatu pembuatan
pipa khusus di suatu tempat lalu dikirim kelapangan, baik melalui transportasi laut atau darat,
sehingga dilapangan hanya merupakan penyambungan saja. Hal ini menguntungkan dari segi
waktu, ongkos kerja dan pekerjaan dilapangan. Pemilihan keputusan untuk pabrikasi pipa di
suatu bengkel dilapangan atau di suatu tempat di luar lapangan bahkan dinegara lain,
memerlukan perhitungan teknis dan ekonomis secara cermat.

Pemasangan pekerjaan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian sbb:


1. Pipa diatas tanah
2. Pipa dibawah tanah
3. Pipa dibawah air ( didalam air)
Pemasangan sistem perpipaan diketiga tempat ini baik pipa proses ,pipa utiliti mempunyai
permasalahan masing-masing dan dalam buku ini hanya akan disinggung butir satu dua.

PEMASANGAN PIPA DI ATAS TANAH

Pemasangan ini dapat dilakukan pada rak pipa (pipe Rack), diatas penyangga penyangga
pipa, atau diatas dudukan pipa (sleeper). Pada pemasangan pipa diatas tanah ini dapat pula
dimasukkan pipa peralatan (equipment) yaitu yg meliputi pipa kolom dan vesel, pipa
exchanger, pipa pompa dan turbin, pipa kompressor dan pipa utilitas. berikut akan dijelaskan
sebagai berikut :
Pipa Kolom dan Vesel

Pipa yg akan dipasang pada kolom dan vesel harus ditempatkan secara radial disekitar kolom
di bagian jalur pipa, jalan orang, platform dibagian access. Untuk pipa 18″ keatas bisa
langsung dilas ke vesel, kecuali pertimbangan pemeliharaan dan akan digunakan sambungan
flange. Sambungan dalam skirt tidak boleh ditempatkan katup atau flange. Penggunaan vent
atmosferis berkatup dan bertudung harus disediakan pada tempat lokasi titik tertinggi dari
vessel atau jalur pipa diatasnya, sedangkan drain dipasang pada tempat lokasi terendah yg
akan ditentukan oleh P&ID.

Katup pelepas tekanan yg membuang kedalam sistem blowdown tertutup harus ditinggikan
guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri ke dalam sistem blowdown.
Katup pelepas tekanan yg membuang uap ke udara bebas harus dilengkapi dengan pipa
paling sedikit tiga meter diatas setiap platform dalam radius 7.5 meter, juga disediakan
lubang pembuangan yg besarnya 6 mm(1/4″) dibawah pipa guna mencegah akumulasi cairan.
Pipa Exchanger

Pemasangan pipa pada exhcanger tidak boleh dipasang diatas daerah-daerah kanal, tutup shell
dan fasilitas fasilitas lain yg telah terpasang pada exchanger atau handling yg suka digunakan.
Ruang-ruang bebas untuk pemasangan flange exchanger harus disediakan. Spool dipasang
diluar nozzle kapal guna memungkinkan pemindahan bundel pipa exchanger.

Pipa Pompa Dan Turbin

Pipa suction atau pipa yg mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap harus diatur sedemikian
rupa guna mencegah penurunan tekanan dan kantung uap yg dapat pula menimbulkan
kavitasi pada impeler. Apabila perubahan ukuran diperlukan untuk mempercepat atau
memperlambat aliran, maka reduser eksentris harus dipakai bilaman kantung tanpa vent tak
dapat dihindari. Pemasangan pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa,
sehingga mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk mencegah
pembongkaran besar yg tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan pipa. Saringan permanen
dan sementara harus disediakan pada inlet pompa dan turbin. Sedangkan untuk aliran panas
dan dingin harus diperhatikan fleksibilitasnya, begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga
haruslah baik dan dapat mengatasi getaran-getaran yg diakibatkan motor pipa serta aliran.

Pipa Kompresor

Pemasangan pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan pemeliharaannya. Sambungan
pipa dengan menggunakan flanges lebih diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan
dan pemeliharaan. Pipa hisap (suction) dan buang (discharge) harus benar-benar diperhatikan
fleksibilitasnya, terutama untuk temperatur rendah atau tinggi atau tekanan tinggi. Masalah
getaran termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, akibat adanya beban dinamis yg
berhubungan dengan kompresor ini. Karena itu masalah penyangga, guide dan anchor juga
harus menjadi perhatianbagian perencana teknik.

Pipa Utilitas

Pemasangan pipa utilitas ini harus benar-benar direncanakan sehingga kebutuhan utilitas di
proyek dapat terjangkau penggunaanya. Pipa utilitas seperti apa yg lain haruslah
direncanakan beroperasi pada temperatur dan tekanan berapa. Perencanaan sub header
haruslah dapat memenuhi daerah equipment proses atau kelompok peralatan lainnya yg
memerlukan jalur utilitas. Sambungan cabang haruslah dibuat dari atas header. Apabila aliran
utilitas berupa uap jangan lupa membuat kantung kantung uap pada setiap daerah titik
terendah dimana aliran akan mendaki dan diperhitungkan tidak boleh lebih dari 40%
tekanannya dalam jarak yg dihitung dalam feet.
Advertisements
REPORT THIS AD
Share this:

 Twitter

 Facebook


Related
Metode PenelitianIn "Tugas Kuliah"
Jangan BerlebihanIn "muslim"
Makalah IBD 003 Budaya Ekonomi DigitalIn "Tugas Kuliah"
Post navigation

Imam Ahmad →

25 responses to “Jenis Jenis dan Macam Macam Pipa”

1. abe December 6, 2009 at 7:55 am · · Reply →

wah terimakasih mas atas artikelnya….

lumayan dapet informasi mengenai pipa..kebetulan lagi mau sidang KP……..

salam kenal……….

o opik7th December 26, 2009 at 9:59 am · · Reply →

salam kenal juga ^^

sory nih masih bingung pake wordpress ,

kalo boleh sih minta ajarin :p

2. jamil January 15, 2010 at 1:54 pm · · Reply →

keren-keren kalau ada lagi share ya mas he…

3. abrar July 20, 2010 at 6:14 am · · Reply →

makasih juga buat laporanku

4. Abu Isa August 3, 2010 at 10:06 pm · · Reply →


Maaf, tau proses manufaktur pembuatan pipa paralon PVC g? Soalnya lg nyari tugas kuliah

nie…

5. boby December 10, 2010 at 4:11 pm · · Reply →

bagus banget artikelnya buat nambah wawasan..

6. dadang gunawan April 17, 2011 at 8:22 am · · Reply →

mas, kalau cari buku tentang pipa pvc dimana, untuk reference sekripsi,

Terima kasih atas bantuannya.

7. jaya laksana May 27, 2011 at 9:20 am · · Reply →

tararengkyu gan atas infonya, bener2 sangat membantu! thanks

8. Risdo Sinaga June 23, 2011 at 1:56 pm · · Reply →

kalau di sistim pipa pam apakah vent dan drain itu penting juga..?

9. CV. Indo Varia Data Niaga July 21, 2011 at 2:47 pm · · Reply →

Blognya Bagus dan Postingannya menarik. Salam Sukses Selalu dan Semoga Tambah

Jaya, http://indopipa.com/brosur/

10. KulKul Babena Boemi October 13, 2011 at 12:06 pm · · Reply →

sep..

11. yogi November 26, 2011 at 12:18 am · · Reply →

makasih banyak telah menyediakan info ini, sangat membantu……..

12. Asna Wijaya December 8, 2011 at 6:36 am · · Reply →

terima kasih atas sharenya tentang pipa,masih ada yang laen tolong dishare lagi…lagi butuh

tentang jenis dan ukuran nya…


13. dedi March 28, 2012 at 1:50 pm · · Reply →

makasih gan..

buat literatur TA nih…

thanks banget…hhe

14. alim April 1, 2012 at 10:42 am · · Reply →

artikelnya bagus. terimakasih , bs mjd referensi..

15. anwar May 7, 2012 at 4:32 am · · Reply →

aku boleh mt yg lain

16. dewa June 18, 2012 at 4:03 am · · Reply →

kalau bisa di lengkapi dengan gambarnya ya …..

17. RIKO July 10, 2012 at 2:57 am · · Reply →

MANTAF…NAMBAH SKIL;;;SUKSES..

18. ben August 18, 2012 at 12:25 pm · · Reply →

maaf, saya mau tanya universitas untuk theknik sipil,engineer dmana yaa…

19. ben August 18, 2012 at 12:27 pm · · Reply →

maaf,saya mau tanya universitas untuk theknik sipil,engineer dmana yaa…

20. ` September 5, 2012 at 2:52 am · · Reply →

thanks infonya

21. ani September 9, 2012 at 5:09 am · · Reply →

pipa volume itu gambarnya bagaimana ? dan ungsinya untukapa ?


22. arno October 11, 2012 at 8:08 am · · Reply →

thenks, da mau bagi2 ilmu,,kebetulan ada tugas seokalah nie….

hehehe….

23. shabrina October 31, 2012 at 12:50 pm · · Reply →

mantap, kalau bisa artikelnya ditambahin gambar supaya lebih jelas

24. Rikardo Sitorus December 13, 2012 at 2:24 am · · Reply →

Bagus jga, cara2 pemasangan pipa cubing adakaha.

Leave a Reply

TWT F S S

Nov »

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 2 23 24 25

26 27 28 29 30 31

OCTOBER 2009
Advertisements
REPORT THIS AD

Pembankitan tenaga air :

Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat membangkitkan
tenaga listrik. Potensi tenaga air yang terdapat di seluruh Indonesia diperkirakan dapat
memproduksi listrik sebesar 75 GW, namun adanya perbedaan antara potensi tenaga air
dengan kebutuhan akan tenaga listrik menyebabkan pemanfaatan potensi tenaga air belum
dapat dilakukan secara optimal. Sub UBP PLTA PB Soedirman merupakan penghasil tenaga
listrik terbesar yang berada di bawah UBP Mrica yang menggunakan waduk sebagai sarana
penampung air.

Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung dalam waduk
(1) yang ditunjang dengan bangunan bendungan (3). Air tersebut dialirkan melalui saringan
Power Intake (2) kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) (4) untuk merubah energi
potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet
Valve) (5) untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi
gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi
energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong
sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin (6). Energi putar yang diterima oleh turbin
selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator (7) yang kemudian menghasilkan
tenaga listrik. Air yang keluar dari turbin melalui Tail Race (8) selanjutnya kembali ke sungai
(9). Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah (13,8 kV). Oleh
karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama (10) menjadi
154 kV untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi
tersebut kemudian diatur/dibagi di Switch Yard 150 kV Gardu Induk Mrica (11) dan
selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik Jawa-Bali melalui kawat saluran
Tegangan Tinggi 150 kV (12). Disamping itu waduk PB Soedirman dengan sungai
Serayunya yang mempunyai karakteristik khusus, apabila terjadi banjir maka kelebihan air
tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway) (13).

Waduk Mrica Banjarnegara merupakan perairan lentik yang ada di wilayah Kabupaten
Banjarnegara. Waduk Mrica bila ditinjau dari peranan utamanya yaitu, sebagai sumber
pembangkit tenaga air (PLTA). Peranan lain Waduk Mrica yaitu, sebagai pariwisata air,
irigasi dan budidaya ikan air tawar. Selain ikan organisme yang hidup di perairan Waduk
Mrica salah satunya adalah plankton. Plankton mempunyai peranan penting sebagai penyedia
nutrisi alami bagi ikan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui distribusi plankton di perairan Waduk Mrica Banjarnegara. Penelitian ini
dilakukan di perairan Waduk Mrica Banjarnegara pada bulan Agustus 2005. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua jenis plankton yang terdapat di perairan Waduk Mrica
Banjarnegara. Sampel dalam penelitian ini adalah semua jenis plankton yang tertangkap
dengan plankton net no.25 di tiga stasiun pengamatan yaitu, pada zona usaha, zona bebas dan
zona wisata. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pada masing-
masing bagian diambil secara komposit dari 5 titik yang berbeda. Variabel utama dalam
penelitian ini adalah distribusi plankton secara horizontal yang terdapat di perairan Waduk
Mrica Banjarnegara. Variabel pendukung adalah kualitas air Waduk Mrica Banjarnegara
yang diukur langsung di tempat penelitian yaitu, suhu, kecerahan, pH, Oksigen terlarut dan
Karbondioksida terlarut. Hasil penelitian di perairan Waduk Mrica Banjarnegara
ditemukan31 jenis plankton terdiri dari 11 fitoplankton dan 20 zooplankton, jenis plankton
yang ditemukan di perairan Waduk Mrica terdiri dari divisio Chlorophyta, Chrysophyta,
Protozoa, Rotifera dan Crustacea. Hasil perhitungan nilai indeks keanekaragaman jenis,
keseragaman plankton dan dominansi plankton secara horizontal di perairan Waduk Mrica
Banjarnegara menunjukkan bahwa kelimpahan plankton tertinggi pada zona wisata pada
pengambilan sore hari dan diikuti oleh zona bebas dan zona usaha, keseragaman plankton dan
dominansi plankton tertinggi pada zona usaha diikuti zona bebas dan zona wisata. Parameter
faktor abiotik di perairan Waduk Mrica yaitu, suhu berkisar antara 28-31oC, pH 6-8,
kecerahan 45-60 cm, oksigen terlarut 6,8-8 ppm dan karbondioksida terlarut 0,8-1,5 mg/l.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa distribusi plankton secara horizontal di perairan
Waduk Mrica Banjarnegara tersebar merata. Saran yang dapat disampaikan perlu kirannya
diadakan penelitian pada waktu yang berbeda dan perlu adanya pemantauan kualitas air
secara berkala.
6
61
Figure 5.1 Comparison of convective velocity predicted by Chen andWambsganss and
Bull [5]
For this investigation the flow is internal in a pipe, therefore the boundary layer can’t grow
indefinitely. In small pipes and narrow flow channels, the boundarylayer will fill up the entire
cross section of the flow channel. In that case thedisplacement boundary layer thickness
which is a fluid mechanical parameter isthe hydraulic radius of the flow channel.
H H
RD
==
2
*
δ
(5.4)The most important fluid mechanic parameter that characterizes the turbulenceforcing
function is the power spectral density (PSD). And can be obtained withthe following
empirical equation, which was derived based on data from a scalemodel test Au-Yang and
Jordan [23].
⎥⎦⎤⎢⎣⎡Φ=
*3232
)(*2)(
δ ρ δ πρ
V wV f G
PP p
(5.5)

62In this equation the displacement boundary layer thickness


*
δ
is the hydraulicradius. The quantity in [] is plot in the ordinate of Figure 5.2, the data of
thisFigure is unreliable in the low-frequency region, market “effective range.” For low
frequency, turbulent flow without cavitations the fallowing equation applies[24]10,155.)(
332
<<=

F e RV f G
F H p
ρ
(5.6)=.027e
-1.26F,
15
≤≤
F
whereF = fR
H
/V (5.7)For turbulent flow with light cavitations}0.1,)(20min{)(
4232
−−
−=
H HP
R xF RV f G
ρ
(5.8)where
x
is the absolute value of the distance from the cavitation source suchas an elbow or a valv
5.

Anda mungkin juga menyukai