PROGRAM
NASIONAL
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
PRAKATA
P
endekatan pemberdayaan masyarakat selama ini telah banyak
diupayakan melalui berbagai pembangunan sektoral maupun
regional. Namun karena dilakukan secara parsial dan tidak
berkelanjutan, efektivitasnya terutama untuk penanggulangan
kemiskinan dipandang masih belum optimal. Untuk itu, melalui
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
diharapkan dapat terjadi harmonisasi prinsip-prinsip dasar, pende-
katan, strategi, serta berbagai mekanisme dan prosedur pem-
bangunan berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga proses
peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan lebih efektif
dan efisien.
Pedoman umum PNPM Mandiri secara garis besar berisi tentang latar
belakang, tujuan dan landasan penyelenggaraan program; prinsip
dasar, pendekatan dan strategi program; komponen program; aspek-
aspek pengelolaan, monitoring dan evaluasi, serta pengembangan
indikator yang diperlukan. Penjelasan masing-masing aspek
2
penyelenggaraan PNPM Mandiri tersebut dalam pedoman ini
merupakan koridor kebijakan yang perlu dijabarkan lebih lanjut ke
dalam berbagai pedoman pelaksanaan dan teknis operasional yang
diperlukan dalam pelaksanaannya.
3
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
SAMBUTAN
MENTERI KOORDINASI
KESEJAHTERAAN RAKYAT
4
5
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
DAFTAR
ISI
Prakata ................................................................................................
Sambutan ............................................................................................
1. Pedahuluan .............................................................................................................
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................
1.2. Tujuan ................................................................................................................
6
4. Pengelolaan Program ........................................................................................
4.1. Persiapan .........................................................................................................
4.2. Perencanaan partisipatif ...........................................................................
4.3 Pelaksanaan ....................................................................................................
4.4 Pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pelaporan ...................
6. Pendanaan ...............................................................................................................
6.1. Sumber Dana .................................................................................................
6.2. Penganggaran dan Penyaluran .............................................................
7. Penutup ....................................................................................................................
7
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
DAFTAR
ISTILAH DAN SINGKATAN
8
• MDGs Millennium Development Goals
• P3A Perkumpulan Petani Pemakai Air
• PMD Pemberdayaan Masyarakat Desa
• Pembangunan Kegiatan pelayanan yang diwujudkan dalam
sektoral investasi anggaran maupun regulasi yang diseleng-
garakan oleh kementerian/ lembaga, dinas sektor
• Pembangunan Pembangunan yang diselenggarakan pada wilayah
kewilayahan tertentu di daerah yang diorientasikan pada
pengembangan potensi lokal wilayah tersebut
• Pembangunan Pembangunan yang melibatkan secara aktif
partisipatif komponen masyarakat dan dunia usaha guna
mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan
yang diselenggarakan oleh pemerintah
• Pemberdayaan Upaya menumbuhkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat masyarakat untuk meningkatkan posisi tawar
(bargaining power), sehingga memiliki akses dan
kemampuan untuk mengambil keuntungan timbal
balik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan
budaya
• PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
• PAMSIMAS Program Air Minum dan Sanitasi Masyarakat
• PISEW Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi
Wilayah
• P2DTK Program Pengembangan Daerah Tertinggal dan
Khusus
• PPIP Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan
• PPK Program Pengembangan Kecamatan
• PPKP (P2KP) Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
• PU Pekerjaan Umum
9
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
10
PERIHAL
PEDOMAN
P
edoman Umum PNPM Mandiri adalah sumber referensi dan
acuan pelaksanaan PNPM Mandiri. Pedoman Umum ini
merupakan bagian dari keseluruhan pedoman PNPM Mandiri
yang disusun secara terpisah.
11
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
12
BAB 1
PENDAHULUAN
13
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
14
kesejahteraannya.
c. Melalui PNPM Mandiri dilakukan hamonisasi dan pengem-
bangan sistem serta mekanisme dan prosedur program,
penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
d. Keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah
serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan, dan
menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai menjadi
kunci keberhasilan proses pemberdayaan masyarakat.
1.3 TUJUAN
15
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
16
BAB 2
STRATEGI, PRINSIP, PENDEKATAN, DAN
DASAR HUKUM
D
alam upaya mencapai tujuan PNPM Mandiri, terdapat
strategi, prinsip dasar, pendekatan, dan dasar hukum yang
perlu menjadi acuan pelaksanaan program-program
pemberdayaan masyarakat.
2.1 STRATEGI
17
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
18
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang
beruntung.
• Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap
proses pengambilan keputusan pembangunan dan secara
gotong royong menjalankan pembangunan.
• Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan
mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap
pembangunan dan dalam menikmati secara adil manfaat
kegiatan pembangunan.
• Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan
dilakukan secara musyarawah dan mufakat dengan tetap
berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.
• Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses
yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengam-
bilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat
dilaksanakan secara terbuka dan dipertanggunggugatkan baik
secara moral, teknis, legal, maupun administratif.
• Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan
dengan mendayagunakan secara optimal berbagai sumber-
daya yang terbatas.
• Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam
penanggulangan kemiskinan didorong untuk mewujudkan
kerjasama dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam
penanggulangan kemiskinan.
• Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus
mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan
masyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan
19
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
20
Peraturan perundang-undangan khususnya terkait sistem pemerin-
tahan, perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penang-
gulangan kemiskinan adalah sebagai berikut:
21
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
22
f. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Barang/jasa Pemerintah.
g. Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.005/MPPN/06/2006
tentang Tata cara Perencanaan dan Pengajuan Usulan serta
Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman/Hibah Luar
Negeri;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2006 tentang
Tata Cara Pemberian Hibah kepada Daerah.
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
23
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
BAB 3
HARMONISASI PROGRAM
DAN KOMPONEN
M
asyarakat yang mandiri tidak mungkin diwujudkan
secara instan, melainkan melalui serangkaian kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang direncanakan, dilak-
sanakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri. Melalui kegiatan
yang dilakukan dari, untuk, dan oleh masyarakat, diharapkan upaya
penanggulangan kemiskinan dapat berjalan lebih efektif. Untuk
harmonisasi dan sinergi pelaksanaan berbagai program peberdayaan,
pada Bab 3 ini dijelaskan mengenai kategori program, komponen,
ruang lingkup kegiatan, dan langkah-langkah harmonisasi dalam
PNPM Mandiri.
24
3.2. KOMPONEN KEGIATAN
25
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
26
d. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal
melalui penyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha,
manajemen organisasi dan keuangan, serta penerapan tata
kepemerintahan yang baik di tingkat lokal.
27
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
28
Program-program PNPM-Penguatan diharapkan memanfaatkan
secara optimal kelembagaan masyarakat yang telah ada. Apabila
kelembagaan masyarakat terkait dengan sektor telah terbentuk
(seperti P3A, Subak, dan sebagainya), maka kelembagaan tersebut
dapat dimanfaatkan atau bekerjasama dengan kelembagaan
masyarakat lainnya yang ada, sepanjang jangkauan pelayanannya
bersifat inklusif/terbuka bagi seluruh warga yang tinggal di wilayah
tersebut dan disepakati masyarakat.
3.4.3. Pendanaan
3.4.4. Pelaksanaan
29
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
30
i. Pengembangan strategi sosialisasi dan komunikasi yang
terintegrasi dan efisien.
31
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
32
BAB 4
PENGELOLAAN PROGRAM
P
engelolaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
terdiri dari persiapan, perencanaan partisipatif, pelaksanaan
kegiatan, monitoring evaluasi, pelaporan dan sosialisasi.
4.1. PERSIAPAN
33
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
34
masyarakat baru berdasarkan tradisi dan budaya masyarakat
setempat atau berdasarkan prinsip-prinsip demokratis. Kelompok
masyarakat ini menyusun rencana kegiatan pembangunan termasuk
kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dituangkan ke dalam
dokumen rencana pembangunan desa/kelurahan jangka menengah
dan tahunan (PJM dan RENSTRA Pembangunan Desa/Kelurahan).
35
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
36
selanjutnya. Hasil perencanaan kecamatan bukan sekedar kompilasi
usulan desa, namun juga memuat rencana antar desa/kelurahan yang
pembahasannya melibatkan masyarakat banyak.
37
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
38
Pelaksanaan kegiatan meliputi pemilihan dan penetapan lembaga
pengelola kegiatan, pencairan atau pengajuan dana, pengerahan
tenaga kerja, pengadaan barang/jasa, serta pelaksanaan kegiatan
yang diusulkan. Semua kegiatan itu dilakukan oleh masyarakat secara
swakelola dan difasilitasi oleh perangkat pemerintah dan fasilitator
atau konsultan. Personil yang duduk dalam lembaga pengelola
kegiatan bertanggung jawab dari segi administrasi, fisik, keuangan,
dan fungsional atas kegiatan/pekerjaan yang dilakukan, sesuai
perencanaan.
39
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
40
sederhana, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh
penyedia jasa yang berbentuk badan usaha.
b. Dibuat perencanaan teknis berupa gambar teknis, spesifikasi
teknis, dan Rencana Anggaran Biaya dari pekerjaan konstruksi
yang akan dilaksanakan. Untuk pelaksanaan perencanaan
teknis dapat dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas setempat
yang membidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan)
perseorangan.
c. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan konstruksi ada penangung
jawab teknis dapat dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas
setempat yang membidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli
(konsultan) perseorangan.
d. Untuk pelaksanaan pekerjaan dapat dibantu pekerja (tenaga
tukang dan mandor) yang pembayarannya dilakukan secara
harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah
borongan.
e. Untuk pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan, selain
dilakukan oleh perwakilan lembaga pengelola kegiatan dapat
dibantu tenaga yang ditunjuk dari dinas setempat yang
membidangi pekerjaan umum atau tenaga ahli (konsultan)
perseorangan.
41
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
4.4. PENGENDALIAN
42
dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dan memastikan bahwa
dana digunakan sesuai dengan tujuan program.
43
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
44
berjenjang yang dikoordinasikan dengan berbagai pihak terkait di
berbagai tingkatan, termasuk aparat pengawasan fungsional (APF)
dan aparat penegak hukum (APH). SPPM juga bertanggung jawab
untuk memberikan informasi baik kepada pelapor maupun
masyarakat luas mengenai tindakan penyelesaian yang diambil dan
hasilnya. Mekanisme SPPM lebih lanjut akan diatur dalam pedoman
pelaksanaan SPPM.
4.6. EVALUASI
45
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
4.7. PELAPORAN
4.8. SOSIALISASI
46
Setiap pihak yang telah memahami PNPM Mandiri ini diharapkan
menjadi media dan perantara sosialisasi ke lingkungan yang lebih
luas lagi. Hal tersebut juga menjadi salah satu tolok ukur kepedulian
dan rasa memiliki berbagai pihak terhadap program ini. Beberapa
muatan yang patut disosialisasikan menyangkut: definisi, kebijakan,
tujuan dan target, disain, jenis-jenis kegiatan, pelaksana, lokasi dan
alokasi program, serta peluang keterlibatannya. Hal-hal yang
disampaikan dalam sosialisasi (content) sangat bergantung kepada
jangkauan media sosialisasi dan target pemahaman dari penerima
sosialisasi yang ingin dicapai.
47
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
48
BAB 5
KELEMBAGAAN
K
elembagaan PNPM Mandiri pada hakekatnya bertujuan
untuk penguatan terhadap hak kepemilikan dan memberi
kesempatan yang sama bagi semua individu untuk
mengerjakan aktivitas, khususnya dalam meningkatkan kapasitas
dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif. Pada Bab
ini dijelaskan mengenai struktur kelembagaan dan strategi
pengembangan kelembagaan PNPM Mandiri.
49
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
TKPKD Provinsi
Konsultan Manajemen Provinsi
(Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah Provinsi)
Provinsi
50
5.1.1.1 Tim Pengarah
Tim Pengarah terdiri atas pejabat eselon I dari berbagai
kementerian/lembaga terkait pelaksanaan PNPM.
Tugas dan tanggung jawab Tim Pengarah adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan kebijakan operasional, koordinasi inter-
departemen, perencanaan dan pengendalian PNPM yang
dituangkan dalam bentuk berbagai Pedoman Umum dan
atau surat edaran.
b. Menjaga arah pelaksanaan PNPM tetap sesuai kebijakan yang
berlaku.
c. Menetapkan lokasi kegiatan PNPM dan keterpaduan dengan
lokasi program sektoral.
d. Menggalang berbagai sumber pendanaan PNPM, termasuk
mensinergikan berbagai sumber daya yang ada di tingkat
nasional.
e. Mengkaji laporan perkembangan program, audit, dan
evaluasi, serta memberikan rekomendasi tindak lanjut
minimal setiap 6 bulan;
f. Memecahkan berbagai masalah lintas sektor yang telah
diidentifikasi oleh Tim Teknis
5.1.1.2 Tim Teknis
Tim Pengarah terdiri atas pejabat eselon II ke bawah dari
berbagai kementerian/lembaga terkait pelaksanaan PNPM.
Tugas dan tanggung jawab Tim Teknis meliputi:
51
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
52
nasi Kesra
b. Perencanaan dan pengembangan kebijakan, monitoring dan
evaluasi: Bappenas
c. Pembiayaan: Departemen Keuangan
d. Pelaksanaan dan pembinaan teknis: masing-masing Depar-
temen Teknis terkait
e. Sosialisasi dan komunikasi: Departemen Komunikasi dan
Informatika
53
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
54
5.1.2.2 Tim Koordinasi Kabupaten/Kota
Penanggung jawab kelancaran pelaksanaan PNPM di kabu-
paten/kota adalah Bupati/Walikota. Untuk menjamin kelan-
caran pelaksanaan PNPM, Bupati/Walikota membentuk Tim
Koordinasi Kabupaten/Kota dengan keanggotaan terdiri dari
perwakilan instansi daerah terkait. Untuk kabupaten/kota yang
sudah memiliki Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (TKPKD) yang berfungsi baik dapat memanfaatkan tim
tersebut sebagai Tim Koordinasi PNPM Mandiri. Susunan
keanggotaan Tim Koordinasi Provinsi dilaporkan kepada Tim
Pengendali PNPM.
Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Kabupaten/Kota
disampaikan ke Tim Pengendali PNPM.
Tugas Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan substansi pedoman teknis dari berbagai
sektor di tingkat kabupaten/kota.
b. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran dan bantuan
teknis berbagai kegiatan program sektor.
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan PNPM di tingkat
kabupaten/kota.
d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan PNPM kabu-
paten/kota.
e. Mensinergikan kegiatan pusat dan daerah.
f. Memantau dan membantu penyelesaian berbagai perma-
salahan yang timbul di dalam pelaksanaan kegiatan serta
55
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
56
dengan baik dan benar, maka masyarakat difasilitasi untuk
membentuk atau mengembangkan lembaga-lembaga pem-
bangunan yang memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Lembaga pengelola kegiatan di kecamatan, yang dibentuk
dan ditetapkan melalui musyawarah antar desa.
b. Lembaga pengelola kegiatan di desa/kelurahan, yang
dibentuk dan ditetapkan melalui musyawarah desa dan
pengurusnya dipilih langsung oleh warga dewasa desa/
kelurahan, tanpa pencalonan, rahasia dan demokratis
berdasarkan rekam jejak. Masyarakat dapat menggunakan
lembaga kemasyarakatan yang telah ada, atau membentuk
kelompok masyarakat setempat yang dapat berasal dari
unsur-unsur organisasi/kelompok yang mengakar yang
telah hidup di masyarakat.
c. Lembaga masyarakat sebagai penanggungjawab kegiatan
penanggulangan kemiskinan di tingkat desa/kelurahan,
yang dibentuk dan ditetapkan oleh seluruh representasi
masyarakat di kelurahan/desa tersebut dan anggota-
anggotanya harus dipilih langsung oleh warga dewasa desa/
kelurahan, melalui mekanisme tanpa pencalonan dan tanpa
kampanye, secara tertulis dan rahasia serta melalui proses
demokratis tanpa rekayasa berdasarkan rekam jejak perilaku
dan perbuatannya.
d. Selain itu perlu adanya upaya-upaya untuk mengagas
muncul dan berkembangnya tenaga penggerak/pelopor
masyarakat di dalam melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri
dan lebih jauh lagi menjadi motor penggerak pembangunan
secara keseluruhan di lingkungannya yang diharapkan lebih
berkelanjutan setelah PNPM Mandiri selesai. Para penggerak
57
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
58
kerjasama bukan sekadar kesamaan tujuan, melainkan aturan
main yang sudah disepakati secara sukarela (voluntary).
b. Semua aturan baik formal maupun informal yang diterapkan
dalam PNPM Mandiri merupakan akumulasi dari kebutuhan riil
masyarakat.
c. Berbagai desain kelembagaan perlu disertai dimensi tata kelola
yang baik yang ditujukan untuk meminimalisasi dampak sosial
dan lingkungan yang bakal muncul.
59
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
BAB 6
PENDANAAN DAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
60
Pengembangan Masyarakat; b) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM);
c) Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal; dan d)
Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program.
6.3 PENGANGGARAN
Dana yang berasal dari pendanaan luar negeri, baik hibah maupun
pinjaman, untuk PNPM selain mengikuti ketentuan yang berlaku, perlu
mengikuti ketentuan PNPM Mandiri sebagai berikut:
a. Dana tersebut bersifat co-financing, sehingga memungkinkan
pemanfaatan berbagai sumber pendanaan secara optimal
dalam membiayai PNPM Mandiri. Pemanfaatan dana tersebut
dikoordinasikan oleh Tim Pengendali PNPM Mandiri.
b. Mekanisme penyaluran, termasuk pengadaan di tingkat
komunitas (community procurement), harus mengikuti ketentuan
yang berlaku bagi program-program pemberdayaan masya-
rakat.
61
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
62
oleh Satker PNPM dengan mengajukan Surat Perintah Pembayaran
(SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) yang ditunjuk, yang selanjutnya KPPN
tersebut akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
kepada Bank Pelaksana. Bank Pelaksana akan menyalurkan dana yang
diminta langsung kepada rekening penerima. SPP dan SPM hanya
akan diterbitkan oleh Satker PNPM setelah dokumen-dokumen
pendukung untuk pencairan dana dilengkapi dan diverifikasi oleh
konsultan pendamping dan mendapat persetujuan dari Satker PNPM.
63
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
64
Format dan bentuk laporan keuangan program yang akan dibuat
Satker PNPM harus mengikuti format dan bentuk yang disepakati
antara pihak donor/pemberi pinjaman, Departemen Keuangan,
Bappenas dan BPKP. Hal ini penting dilakukan agar terjadi persamaan
persepsi terhadap format dan bentuk laporan keuangan program
untuk menghindari semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan
PNPM dari tumpang tindih kewenangan.
d. Audit
65
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
harus tersedia setiap saat untuk diketahui oleh auditor maupun oleh
masyarakat atau pihak-pihak yang ingin mengetahui.
e. Transparansi
f. Akuntabilitas
66
semua tataran program harus melaksanakan proses pengambilan
keputusan masing-masing sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
67
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
dan kegiatan.
68
BAB 7
PENUTUP
P
edoman Umum PNPM ini disusun untuk menjadi acuan
kebijakan PNPM, serta menjadi dasar penyusunan pedoman
pelaksanaan dan pedoman teknis lebih lanjut yang diperlu-
kan dalam pelaksanaan masing-masing program yang berada dalam
kerangka kebijakan PNPM.
69
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
LAMPIRAN 1
KERANGKA LOGIS PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI
Penurunan indikator-indikator kesehatan Laporan kemajuan MDGs Inflasi dan kenaikan harga
dan pendidikan pada 2015: lainnya mengurangi dampak
• Tingkat kematian ibu melahirkan turun Survei Demografi dan bagi pemberantasan
dari 307 (per 100.000 kelahiran hidup) Kesehatan Indonesia kemiskinan.
pada 2002 menjadi 97 pada 2015.
• Tingkat kematian bayi turun dari 34,7% Goncangan dari luar atas
(2004) menjadi 19% pada 2015. ekonomi Indonesia, termasuk
• Tingkat kurang berat badan/kurang gizi bencana alam atau bencana
pada anak usia 5 tahun turun dari 27,5% oleh ulah manusia, terjadi.
(pada 2004) menjadi 17,8 pada 2015.
• Angka partisipasi murni SD dari 92,7%
tahun 2002 menjadi 100% pada 2015.
• Angka partisipasi murni SMP dari 61,7%
tahun 2002 menjadi 100% pada 2015.
Maksud atau Tujuan Meningkatnya pengeluaran rumah tangga Susenas Tidak tersedianya anggaran
dan kemudahan untuk mendapat pelayanan yang cukup untuk BLM
Meningkatkan akses sosial serta ekonomi di semua kecamatan sehingga tidak terjadi
masyarakat miskin di kota dan desa pada 2009. (% keluarga Survei dampak yang signifkan pada
perkotaan dan perdesaan miskin yang mendapat manfaat dari kemiskinan atau
untuk mendapatkan infrastruktur dan kegiatan program) pengangguran.
manfaat dan kesempatan
dari kondisi sosial dan Terciptanya sekitar 20 juta pekerjaan baru MIS PNPM Pelaksanaan program tidak
ekonomi serta tata melalui PNPM pada 2009. sejalan dengan prinsip-prinsip
kepemerintahan yang pendekatan berbasis
lebih baik. Indikator kesehatan dan pendidikan MIS PNPM dan survei- masyarakat.
meningkat melalui PNPM-Generasi di paling survei dampak.
tidak 230 kecamatan desa dan kota di 20 Penyalahgunaan dana
kabupaten1:
1
Angka-angka kesehatan dan pendidikan dihitung dari data Susenas. Untuk masa datang, program PNPM Generasi
akan memiliki angka-angka dari data dasar dan data dari survei dampak untuk menghitung persentase.
70
• Kesehatan: Data Susenas (perkiraan Kendala persediaan dalam
- Cakupan imunisasi untuk bayi umur 12-23 data dasar dari data inti pelayanan kesehatan dan
bulan meningkat dari 38% pada 2005 Susenas 2005 dan module pendidikan.
menjadi 48% pada 2009. 2004 untuk indikator-
- Kunjungan pra-melahirkan naik dari 56% indikator kesehatan
pada 2005 menjadi 66% pada 2009. tertentu)
- Melahirkan dibantu bidang terlatih naik
dari 40% pada 2005 menjadi 50% pada Studi dampak ekonomi
2009. pada 2008 dan 2009
- Gizi: % anak kurang gizi menurut angka
berat badan untuk bayi usia 0-11 bulan Survei pada 2008 dan
turun dari 29% pada 2004 menjadi 19% 2009.
pada 2009.
- Vitamin A: % anak di bawah 5 tahun yang
mendapat 2 kapsul Vit A selama 12 bulan
terakhir naik dari 62% pada 2004 menjadi
72% pada 2009.
• Pendidikan:
- Murid SD terdaftar naik dari 96,5% pada
2005 menjadi 97% pada 2009.
- Murid SMP terdaftar naik dari rata-rata
57% pada 2006 menjadi 72% pada 2009.
- Hasil tes matematika dan bahasa
Indonesia naik 5% poin dari data dasar
survei.
Keluaran
Keluaran 1: Jumlah dan jenis kegiatan infrastruktur, dan MIS Dana BLM tidak memadai.
infrastruktur ekonomi subproyek pendidikan dan kesehatan yang Misi supervisi
produktif yang dibangun selesai pada: Supervisi teknis tidak
• 2007: 2.800 kelurahan dan desa. memadai untuk
• 2008: 3.800 kecamatan menghasilkan infrastruktur
• 2009: 5.358 kecamatan bermutu.
71
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
Keluaran 2:
Kesehatan, pendidikan, Jumlah dan jenis investasi pendidikan yang MIS dari PNPM dan CCT Masyarakat tidak mendapat
kredit kecil, kegiatan didukung PNPM (beasiswa, perbaikan cukup informasi mengenai
sosial dan ekonomi yang sekolah, biaya angkutan, dsb.) manfaat kegiatan kesehatan
didukung Jumlah/jenis investasi kesehatan yang Baseline Survey PNPM dan dan pendidikan.
didukung (pos kesehatan, pelayanan, dsb.) PKH Terdapat permasalahan
persediaan (supply)
Jumlah/warga miskin penerima kredit dijumpai dalam bidang
mikro (L/P) kesehatan dan pendidikan.
Keluaran 3:
Organisasi masyarakat Minimal 40% tingkat partisipasi perempuan MIS Perencanaan dan proses
diperkuat dan partisipasi dan warga termiskin dalam perencanaan pengambilan keputusan
warga desa dalam dan pengambilan keputusan/kegiatan. partisipatoris didominasi
kegiatan pembangunan golongan elit.
meningkat. Untuk wilayah kota, minimal 40% Studi kasus Perhatian kurang dan dana
penduduk dewasa (Laki-laki/Perempuan) tidak memadai untuk
memilih dalam pemilihan BKM. kegiatan pengembangan
kapasitas oleh kelompok
Organisasi masyarakat (UPK, BKM, TPK) masyarakat.
semakin kuat dari segi perencanaan,
pengelolaan keuangan, dan pelaksanaan
proyek di 5.358 kecamatan pada 2009..
Keluaran 4:
Kapasitas pemerintah >60% kabupaten kota dan daerah MIS, data keuangan Pemerintah lambat dalam
memberikan pelayanan menyediakan dana pendamping untuk Pemerintah mengeluarkan revisi dan
kepada warga PNPM. perubahan peraturan.
masyarakat, terutama
kepada warga miskin, % kenaikan rencana dan anggaran setempat Peranan dan tanggung jawab
meningkat. yang dinilai pro penanggulangan untuk desentralisasi tetap
kemiskinan. tidak jelas dan
membingungkan.
Reformasi desa dan perumusan berbagai Peraturan Pemerintah
peraturan terkait mulai tahun 2008.
72
Struktur dan fungsi kecamatan dan desa di
bawah desentralisasi lebih jelas pada 2008.
Keluaran 5:
Sistem pengelolaan dan >90% konsultan sudah menandatangi Kontrak Keterlambatan kontrak
M&E untuk PNPM kontrak pada waktu siklus setiap proyek menghambat pelaksanaan
terbentuk mulai. Evaluasi rancangan dan program pada waktunya.
survei
Sistem evaluasi dampak terbentuk untuk
semua program PNPM yang mengukur
dengan ketat dampak pada kemiskinan,
tata pemerintahan, dan modal sosial. Sistem MIS menghasilkan
laporan bulanan dan
Sistem MIS terbentuk untuk semua laporan berkala.
program PNPM dan menyediakan data
berkala mengenai hasil dan kemajuan. Laporan pemeriksaan
keuangan
Minimum 20% kecamatan diperiksa
setiap tahun oleh BPKP dan lembaga Laporan studi
pemeriksa keuangan yang lain, dan temuan
diumumkan.
73
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
LAMPIRAN 2
TAHAPAN STRATEGI OPERASIONAL
PNPM MANDIRI
1. PEMBELAJARAN
74
b. Disediakan bantuan pendanaan dan pendampingan secara
khusus terhadap perempuan, atau kelompok lain yang
terpinggirkan (minimal 30% dari alokasi Bantuan Langsung
Masyarakat).
c. Peran pendamping (fasilitator/konsultan) dalam memfasilitasi
proses pelaksanaan PNPM masih sangat dominan.
d. Rasa kepemilikan program dari masyarakat, lembaga sosial dan
pemerintah desa dan daerah belum cukup kuat dan masih
sangat bergantung kepada fasilitator dan konsultan
e. Untuk mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat kepada
konsultan, fasilitator dan konsultan secara taktis dan sistematis
harus memberi kepercayaan kepada pelaku pembangunan di
tingkat lokal untuk memfasilitasi proses pelaksanaan PNPM.
f. Proses perencanaan partisipatif belum terintegrasi dengan
sistem perencanaan pembangunan reguler.
2. KEMANDIRIAN
75
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
3. KEBERLANJUTAN
76
a. Swadaya masyarakat merupakan faktor utama penggerak
proses pembangunan,
b. Perencanaan secara partisipatif, terbuka dan demokratis sudah
menjadi kebiasaan bagi masyarakat dalam merencanakan
kegiatan pembangunan dan masyarakat mampu membangun
kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang berbagai
sumber daya dalam rangka melaksanakan proses pem-
bangunan,
c. Kapasitas pemerintahan daerah meningkat sehingga lebih
tanggap dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masya-
rakat, antara lain dengan menyediakan dana dan pendam-
pingan.
d. Keberadaan fasilitator/konsultan atas permintaan dari
masyarakat atau pemerintah daerah sesuai keahlian yang
dibutuhkan.
77
PEDOMAN UMUM
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PNPM) MANDIRI
LAMPIRAN 3
PENGERTIAN LOGO
PNPM MANDIRI
78