Anda di halaman 1dari 8

Laporan kasus Colic Renal ec Susp Multiple Urolitiasis

Dr. Fiki setiawan

Subjective

Pasien seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke IGD RSUD Petala Bumi dengan keluhan

nyeri pada pinggang kanan sejak 1 hari SMRS, nyeri dirasakan seperti tertusuk , menjalar hingga

ke paha dalam kaki kanan, nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien juga mengeluh mual tetapi tidak

muntah. Demam disangkal. Riwayat buang air kecil berwarna seperti the diakui pasien 3hari yang

lalu. Riwayat buang air kecil berhenti mendadak kemudian lancer bila bergerak diakui riwayat

keluar pasir/ batu saat berkemih disangkal, nyeri atau panas saat bak disangkal dan warna bak

keruh dan berbui disangkal, riwayat berganti pasangan disangkal. Pasien mengakui jarang minum

dan sering menahan buang air kecil karena pasien bekerja sebagai supir. Bab tidak ada keluhan,

demam disangkal. Pasien belum minum obat apapun untuk mengurangi keluhannya.

Riwayat penyakit dahulu seperti darah tinggi, jantung dan Diabetes disangkal. Tidak ada

dalam keluarga yang memiliki keluhan atau penyakit yang sama dengan pasien.

Objective

Status generalis

Keadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : komposmentis
GCS : E4M6V5
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi nadi : 108 x /menit
Frekuensi nafas : 20 x/ menit
Suhu : 36,6oC
SpO2 : 98%
Pemeriksaan Sistemik :

Kulit : Teraba hangat


Kelenjar Getah Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening di regio colli,
Bening axilla, supraklavikula, infraklavikula dan inguinal.
Rambut : Hitam, tidak mudah rontok
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor diameter pupil
2 mm/2mm, reflek cahaya+/+ normal
Telinga : Keluar cairan dari telinga tidak ada, eritem tidak ada
Hidung : Nafas cuping hidung tidak ada
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah, sianosis sirkum oral tidak ada
Tenggorokan : Uvula ditengah, faring tidak hiperemis, T1T1 tidak hiperemis
Leher : Kuduk kaku (-) kaku kuduk(-)
Dada : Paru
 Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris kiri dan
kanan, retraksi di epigastrium tidak ada
 Palpasi : fremitus sulit dilakukan
 Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
 Auskultasi : Vesikuler, Ronkhi tidak ada, Wheezing tidak ada
Jantung
 Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial linea mid clavicularis
sinistra RIC V
 Perkusi : dalam batas normal
 Auskultasi : irama reguler, bising tidak ada, gallop tidak ada
Perut : Inspeksi : Distensi tidak ada
Palpasi : Supel, nyeri tekan dan nyeri lepas tidak ada, hepar dan lien
tidak teraba. Murphy (-) Hepatomegali (-)
Ballotement ginjal -/-
Perkusi: Timpani. Nyeri ketok CVA +/-
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung : Inspeksi : Deformitas tidak ada

Palpasi : massa tidak ada

Anggota gerak : Akral hangat, CRT <2 detik


Motorik 5/5/5/5
ROM tidak terbatas
Krepitasi sendi (-)
Udem(-)
Hiperemis (-)

Pemeriksaan Penunjang:
Tidak dilakukan Pemeriksaan penunjang
Assasement

Pasien seorang laki-laki 38 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang kanan sejak 1

hari SMRS, nyeri dirasakan seperti tertusuk tusuk, menjalar hingga ke paha dalam kaki kanan,

nyeri dirasakan hilang timbu disertai mual tidak muntah. Riwayat buang air kecil berwarna seperti

teh 3hari yang lalu disertai riwayat buang air kecil berhenti mendadak. Pasien bekerja sebagai

supir hingga pasien mengakui jarang minum air putih dan sering menahan BAK.han buang air.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nyeri ketok pada CVA Kanan dan Ballotement ginjal tidak

teraba.

Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung

kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan

magnesium.(Brunner & Suddath,2002). Batu saluran kemih atau Urolithiasis adalah adanya batu

di dalam saluran kemih. (Luckman dan Sorensen)

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi ada

beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:

1. Infeksi

Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti

pembentukan batu saluran kemih . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk

amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.

2. Stasis dan Obstruksi urine

Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.
3. Ras

Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah lain,

Daerah seperti di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.

4. Keturunan

5. Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan

terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam

urine meningkat

6. Pekerjaan

Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu daripada

pekerja yang lebih banyak duduk.

7. Suhu

Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat sedangkan

asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan insiden batu

saluran kemih

8. Makanan

Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditasbatu saluran

kemih berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering

menderita batu saluran kemih ( buli-buli dan Urethra ).

Mekanisme terbentuknya batu pada saluran kemih atau dikenal dengan urolithiasis belum

diketahui secara pasti. Namun demikian ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu antara

lain: peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari intake cairan yang kurang serta peningkatan
bahan-bahan organik akibat infeksi saluran kemih atau statis urin menjadikan sarang untuk

pembentukan batu.

Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya obstruksi,

infeksi dan edema.

1. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter proksimal.

a. nfeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapat terjadi

iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala, namun

secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.

b. Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.

2. Batu di ginjal

a. Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.

b. Hematuri.

c. Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri kebawah

mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.

d. Mual dan muntah.

e. Diare.

3. Batu di ureter

a. Nyeri menyebar kepaha dan genitalia.

b. Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.

c. Hematuri akibat abrasi batu.

d. Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 – 1 cm.

4. Batu di kandung kemih


a. Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius

dan hematuri.

b. Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urin.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis Urolitiasis yaitu :

a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan SDM,

SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistin dan batu

asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat),

urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat),

kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada

serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal

menyebabkan iskemia/nekrosis.

b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.

c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi

kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.

d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan

sepanjang ureter.

e. IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri, abdominal atau

panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).

f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek

obstruksi.

g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.


Planning

Diagnosis

Pasien didiagnosis dengan Colic Renal ec Susp Multiple Urolitiasis

Terapia

1. Preventif
- Diet Air putih teratur minimal 8 gelas sehari ( ± 3 liter sehari)
- Jangan menahan BAK

2. Kuratif
- Ketoprofen supp 40mg
- Asam mefenamat tab 3x500mg
- Antasida tab 3x1
- Tamsulosin tab 1x 400mg
3. Edukasi
- Kontrol segera untuk penanganan lebih lanjut ke Sp. Urologi
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth (2002). Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, volume 2, EGC.Jakartta.

Carpenito, Linda Juall (1995) Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan ( terjemahan) PT
EGC, Jakarta.

Doenges,et al, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ( terjemahan), PT EGC, Jakarta

Digiulio Mary, dkk (2007). Medical Surgical Nursing Demystified. New York Chicago San
Fransisco Lisbon London, Mexico City Milan New Delhi San Juan Seoul, Singapore
Sydney Toronto.

Soeparman, ( 1990), Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Sylvia dan Lorraine ( 1999). Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi empat, buku kedua. EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai