Anda di halaman 1dari 13

KETETAPAN

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


POLITEKNIK NEGERI MEDAN

NOMOR : 06/DPM-POLMED/2015

TENTANG

KOMISI PEMILIHAN
PRESIDEN MAHASISWA DAN WAKIL PRESIDEN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA


POLITEKNIK NEGERI MEDAN,

Menimbang : a. Bahwa masa jabatan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden


Mahasiswa yang diamanatkan dalam Undang Undang Dasar
Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Medan hampir selesai,
sehingga perlu diadakannya Pemilihan Presiden Mahasiswa dan
Wakil Presiden Mahasiswa;
b. Bahwa Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden
Mahasiswa diselenggarakan secara demokratis dalam
Konferensi Mahasiswa;
c. Bahwa untuk melaksanakan pemilihan Presiden Mahasiswa dan
Wakil Presiden Mahasiswa tersebut, dibutuhkan suatu Komisi
yang bertugas untuk melaksanakan tahapan Pemilihan Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa
d. Bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, b
dan c, maka perlu dibentuknya suatu Ketetapan Dewan
Perwakilan Mahasiswa Politeknik Negeri Medan tentang
Komisi Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden
Mahasiswa

- 1 dari 13 -
Mengingat : 1. Pasal 13 ayat (1) Undang Undang Dasar Keluarga Mahasiswa
Politeknik Negeri Medan
2. Pasal 16 Undang Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Politenik
Negeri Medan
3. Tata Tertib Dewan Perwakilan Mahasiswa Politeknik Negeri
Medan
4. Ketetapan Dewan Perwakilan Mahasiswa Politeknik Negeri
Medan Nomor 03/DPM-POLMED/2014 tentang Mekanisme
Pembentukan Tim Formatur Pemilihan Ketua Badan Eksekutif
Mahasiswa

Memperhatikan : Usul dan Saran dari Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa


Politeknik Negeri Medan pada Sidang Paripurna Masa Sidang
Keempat Tahun Sidang 2015 Dewan Perwakilan Mahasiswa
Politeknik Negeri Medan Periode 2015-2016

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN TENTANG KOMISI
PEMILIHAN PRESIDEN MAHASISWA DAN WAKIL
PRESIDEN MAHASISWA

Ditetapkan di : Sekretariat DPM


POLMED
Politeknik Negeri Medan
Tanggal : 21 September 2015
Pukul : 16:20 WIB

Pimpinan Dewan Perwakilan Mahasiswa


Politeknik Negeri Medan

Ketua Umum Wakil Ketua I Wakil Ketua II


Bidang Internal Bidang Eksternal

Arif Supirman Hincha Ferdinan Siburian Inge Maria Theressia


NIM: 1305072212 NIM: 1305081037 Tobing

- 2 dari 13 -
NIM: 1305091033

Diundangkan di Medan
Pada Tanggal 21 September 2015

Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Mahasiswa
Politeknik Negeri Medan

Vincentius Jery Firdaus Syahputra Barus


NIM 1405074039

- 3 dari 13 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam ketetapan ini yang dimaksud dengan :
1. Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang selanjutnya disingkat KEMA
POLMED adalah kesatuan formal dan legal bagi seluruh aktivitas kemahasiswaan di
Politeknik Negeri Medan.
2. Undang-Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang selanjutnya
disingkat UUD KEMA POLMED adalah peraturan tertinggi KEMA POLMED
3. Konferensi Mahasiswa merupakan forum tertinggi dalam Keluarga Mahasiswa
Politeknik Negeri Medan.
4. Rapat Pimpinan Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang selanjutnya
disingkat Rapim KEMA POLMED adalah rapat yang dilakukan oleh Pimpinan DPM,
Ketua Komisi DPM POLMED, Presiden Mahasiswa/yang Mewakili, Ketua UKM/yang
mewakili, dan Ketua HMPS/mewakili.
5. Dewan Perwakilan Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang selanjutnya disingkat
DPM POLMED adalah lembaga tinggi dalam Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri
Medan yang memiliki kekuasaan legislatif.
6. Presiden Mahasiswa yang selanjutnya disingkat PresMa adalah pemegang kekuasaan
eksekutif tertinggi di lingkungan Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Medan
7. Himpunan Mahasiswa Program Studi yang selanjutnya disingkat HMPS adalah
organisasi otonom di tingkat program studi dalam lembaga kemahasiswaan Politeknik
Negeri Medan yang didukung oleh program studinya.
8. Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang selanjutnya disingkat UKM
POLMED adalah wadah kegiatan dan kreasi mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang
diakui secara formal ditingkat Politeknik Negeri Medan.
9. Komisi Pemilihan Presiden Mahasiswa Dan Wakil Presiden Mahasiswa yang selanjutnya
disingkat KPP adalah komisi yang dibentuk untuk suatu keperluan tertentu yaitu
Pemilihan Presma dan Wapresma
10. Komisioner Komisi Pemilihan Presiden Mahasiswa dan wakil Presiden Mahasiswa yang
selanjutnya disingkat Komisioner KPP adalah anggota Komisi Pemilihan Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa.

BAB II
ASAS PENYELENGGARA PEMILIHAN

Pasal 2
Penyelenggara Pemilihan Presma dan Wapresma berpedoman pada asas:
a. mandiri;
b. jujur;
c. adil;
d. kepastian hukum;
e. tertib;
f. kepentingan umum;
g. keterbukaan;
h. proporsionalitas;

- 4 dari 13 -
i. profesionalitas;
j. akuntabilitas;
k. efisiensi; dan
l. efektivitas.

Pasal 3
(1) Mandiri sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf a, merupakan mampu menjalankan tugas
dan wewenangnya tanpa bergantung pada pihak lain.
(2) Jujur sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf b, merupakan pemilihan yang dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Adil sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf c, merupakan adanya perlakuan yang sama
terhadap anggota konferensi mahasiswa tanpa adanya pengistimewaan terhadap
anggota konferensi mahasiswa
(4) Asas Kepastian Hukum sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf d adalah asas yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan Penyelenggara Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden
Mahasiswa.
(5) Asas Tertib Penyelenggaraan Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden
Mahasiswa sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf e . adalah asas yang menjadi landasan
keteraturan, keseraslan, dan keseimbangan dalam pengendalian Penyelenggara
Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa.
(6) Asas Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf f adalah asas yang
mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif. Maksudnya asas ini menghendaki pemerintah harus mengutamakan
kepentingan umum terlebih dahulu.
(7) Asas Keterbukaan sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf g adalah asas yang membuka
diri terhadap hak mahasiswa untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskrirninatif tentang penyelenggaraan Pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil
Presiden Mahasiswa dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,
golongan, dan rahasia KEMA POLMED.
(8) Asas Proporsionalitas sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf h adalah asas yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara Pemilihan
Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa.
(9) Asas Profesionalitas sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf i adalah asas yang
mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(10) Asas Akuntabilitas sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf j adalah asas yang menentukan
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Pemilihan Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
DPM POLMED.
(11) Efisiensi sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf k adalah suatu kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan wewenangnya dengan tepat waktu.
(12) Efektivitas sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf l adalah mampu menghasilkan
keputusan sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah dilaksanakan.

- 5 dari 13 -
BAB III
SIFAT, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN

Bagian Kesatu
Sifat

Pasal 4
(1) Komisi Pemilihan bersifat sementara
(2) Sifat sementara sebagaimana dimaksud ayat (1) berarti bahwa Komisi Pemilihan hanya
dibentuk untuk suatu keperluan tertentu yaitu Pemilihan Presma dan Wapresma
(3) Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Pemilihan bersifat independen tanpa intervensi
pihak lain.

Bagian Kedua
Susunan

Pasal 5
(1) Komisi Pemilihan terdiri dari 5 (lima) orang Komisioner
(2) Komisioner Komisi Pemilihan terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota dan
4 (empat) orang anggota
(3) Komisioner Komisi Pemilihan terdiri dari :
a. 2 (dua) orang Anggota DPM;
b. 1 (satu) orang Anggota BEM POLMED;
c. 1 (satu) orang Perwakilan HMPS; dan
d. 1 (satu) orang Perwakilan UKM.

Bagian Ketiga
Kedudukan

Pasal 6
(1) Komisi Pemilihan berkedudukan sebagai sebuah Komisi yang dibentuk untuk suatu
keperluan.
(2) Komisi Pemilihan berkedudukan di lingkungan KEMA POLMED.
(3) Dasar hukum Komisi Pemilihan berdasarkan Ketetapan DPM ini.
(4) Komisi Pemilihan tidak sama kedudukannya dengan Komisi di Lingkungan DPM.
(5) Komisi Pemilihan bukan merupakan suatu lembaga ataupun organisasi.

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 7
(1) Melaksanakan verifikasi terhadap Balon Presma dan Wapresma sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan;
(2) Memberikan informasi mengenai hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada setiap Balon Presma dan Wapresma
(3) Menentukan dan mengadakan Uji kelayakan dan uji kepatutan calon Presma dan
Wapresma yang mengundang seluruh UKM dan HMPS, BEM, dan DPM.

- 6 dari 13 -
(4) Komisi pemilihan menyampaikan hasil kerjanya kepada Ketua Umum DPM dengan
disaksikan oleh Anggota Konferensi Mahasiwa dihadapan Sidang Konferensi Mahasiswa

(5) Komisi pemilihan Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa wajib untuk tidak
meloloskan Bakal Calon Presiden Mahasiswa dan Bakal Calon Wakil Presiden
Mahasiswa apabila yang bersangkutan tidak memenuhi syarat sebagai Presiden
Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa.
(6) Menjalankan tugas, kewajiban, hak dan wewenangnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan.

Pasal 8
Informasi sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2), disampaikan melalui media cetak
dan/atau media sosial.

Pasal 9
Dalam hal mengadakan uji kelayakan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada pasal 7
ayat (3), KPP mengundang seluruh elemen KEMA POLMED khususnya dan mahasiswa
umumnya.

BAB V
KEANGGOTAAN
Bagian Kesatu
PERSYARATAN KOMISIONER KOMISI PEMILIHAN

Pasal 10
Syarat menjadi Komisioner Komisi Pemilihan antara lain:
a. Mahasiswa Politeknik Negeri Medan;
b. Mampu secara jasmani dan rohani;
c. Pada saat pendaftaran berjenjang paling rendah semester 2;
d. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif sekurang-kurangnya 3,00 yang dibuktikan dengan
Mark Sheet dari Semester 1 sampai Semester Akhir dimana yang bersangkutan saat ini
sedang menjalankan studinya;
e. Bersedia bekerja penuh waktu;
f. Aktif dalam KEMA POLMED;
g. Berpengalaman dalam Organisasi Minimal pernah mengikuti Organisasi sedikitnya 2
(dua) organisasi selama hidupnya;
h. Bersikap netral dan tidak memihak kepada Perseorangan, golongan atau kelompok
tertentu serta tidak mudah terintervensi oleh pihak manapun;
i. Belum Pernah Mendapatkan Surat Peringatan Pertama dari Politeknik Negeri Medan;
j. Belum Pernah Mengajukan Penundaan Kegiatan Akademik;
k. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan Undang Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Politeknik
Negeri Medan;
l. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;

- 7 dari 13 -
m. Memiliki pengetahuan dan keahlian yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilihan
Presma dan Wapresma;

n. Nonaktif sementara dari keanggotaan DPM, BEM, HMPS dan UKM apabila terpilih
menjadi Komisioner Komisi Pemilihan;
o. Diajukan oleh Ketua Lembaga/Organisasi yang bersangkutan; dan
p. Tidak merupakan komisioner komisi pemilihan pada periode sebelumnya.

Bagian Kedua
Pencalonan

Pasal 11
(1) Pimpinan DPM mengadakan Rapat Pimpinan bersama Presiden Mahasiswa/yang
mewakili, Ketua UKM/yang mewakili, dan Ketua HMPS/yang mewakili untuk
melakukan sosialisasi Ketetapan ini.
(2) Pimpinan DPM menyampaikan persyaratan dan mekanisme pembentukan Komisi
Pemilihan.

Pasal 12
(1) Presiden Mahasiswa mengajukan 1 (satu) nama anggotaanya untuk menjadi
Komisioner Komisi Pemilihan
(2) Ketua HMPS berhak mengajukan 1 (satu) nama sebagai Calon Komisioner Komisi
Pemilihan
(3) Ketua UKM berhak mengajukan 1 (satu) nama sebagai Calon Komisioner Komisi
Pemilihan
(4) Ketua Umum DPM menunjuk 2 (dua) orang Anggotanya untuk menjadi Komisioner
Komisi Pemilihan
(5) Anggota DPM yang ditunjuk oleh Ketua Umum DPM salah satunya harus berasal dari
Komisi I Pengawasan BEM

Pasal 13
Pengajuan nama Calon Komisioner Komisi Pemilihan diajukan oleh Ketua
Lembaga/Organisasi yang bersangkutan kepada Pimpinan DPM

Bagian Ketiga
Penetapan Komisioner Komisi Pemilihan

Paragraf Kesatu
Umum

Pasal 14
(1) Penentuan nama Komisioner Komisi Pemilihan dari DPM ditentukan oleh Pimpinan
DPM

- 8 dari 13 -
(2) Penentuan nama Komisioner Komisi Pemilihan dari BEM ditentukan oleh Presiden
Mahasiswa
(3) Penentuan nama Komisioner Komisi Pemilihan dari HMPS ditentukan oleh Ketua
HMPS yang hadir dalam penentuan nama-nama Komisioner Komisi Pemilihan
(4) Penentuan nama Komisioner Komisi Pemilihan dari UKM ditentukan oleh Ketua UKM
yang hadir dalam penentuan nama-nama Komisioner Komisi Pemilihan

Pasal 15
Penentuan nama-nama Komisioner Komisi Pemilihan dilakukan dalam Rapat Pimpinan
KEMA POLMED

Paragraf Kedua
Penentuan Nama-nama Komisioner Komisi Pemilihan

Pasal 16
(1) Dalam hal hanya terdapat 1 (satu) Ketua UKM dan 1 (satu) Ketua HMPS yang
mengusulkan nama Calon Komisioner Komisi Pemilihan, maka nama yang dicalonkan
tersebut disahkan menjadi Komisioner Komisi Pemilihan
(2) Dalam hal terdapat lebih dari satu Ketua HMPS yang mengusulkan nama Calon
Komisioner Komisi Pemilihan untuk setiap organisasinya, maka Ketua HMPS yang
mengusulkannya mengadakan lobi-lobi untuk menentukan 1 (satu) nama yang akan
diajukan sebagai perwakilan HMPS
(3) Dalam hal terdapat lebih dari satu Ketua UKM yang mengusulkan nama Calon
Komisioner Komisi Pemilihan untuk setiap organisasinya, maka Ketua UKM yang
mengusulkannya mengadakan lobi-lobi untuk menentukan 1 (satu) nama yang akan
diajukan sebagai perwakilan UKM

Pasal 17
(1) Lobi-lobi untuk menentukan nama Komisioner Komisi Pemilihan dari elemen HMPS
dilakukan oleh Ketua HMPS/perwakilan yang mengusulkan
(2) Lobi-lobi untuk menentukan nama Komisioner Komisi Pemilihan dari elemen UKM
dilakukan oleh Ketua UKM/perwakilan yang mengusulkan
(3) Dalam hal tidak terjadi kesepakatan dalam lobi-lobi, maka penentuan nama Komisioner
Komisi Pemilihan ditentukan melalui mekanisme voting

Pasal 18
(1) Voting untuk menentukan calon anggota komisioner sebagaimana dimaksud Pasal 17
ayat (3), dilakukan oleh Ketua HMPS atau perwakilan yang hadir.
(2) Komisioner Komisi Pemilihan dari HMPS ditentukan dengan suara terbanyak yang
dilaksanakan oleh Ketua HMPS atau perwakilan yang hadir sebagaimana dimaksud
ayat (1).

- 9 dari 13 -
Pasal 19
(1) Voting untuk menentukan calon anggota komisioner sebagaimana dimaksud Pasal 17
ayat (3), dilakukan oleh Ketua UKM atau perwakilan yang hadir.
(2) Komisioner Komisi Pemilihan dari UKM ditentukan dengan suara terbanyak yang
dilaksanakan oleh Ketua UKM atau perwakilan yang hadir sebagaimana dimaksud ayat
(1).

Paragraf Ketiga
Pengesahan Komisioner Komisi Pemilihan

Pasal 20
(1) Nama-nama Komisioner Pemilihan yang sudah ditetapkan dalam Rapat Pimpinan
KEMA POLMED, diserahkan kepada Pimpinan DPM untuk disahkan
(2) Pengesahan nama-nama Komisioner Komisi Pemilihan dituangkan dalam Keputusan
DPM
Bagian Keempat
Penentuan Ketua Komisi Pemilihan

Pasal 21
(1) Ketua Komisi Pemilihan ditentukan oleh Komisioner Komisi Pemilihan
(2) Penentuan Ketua Komisi Pemilihan dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat
(3) Dalam hal tidak terjadi musyawarah untuk mufakat, maka penentuan Ketua Komisi
Pemilihan dilakukan dengan voting

Pasal 22
(1) Komisioner Komisi Pemilihan menyerahkan nama Ketua Komisi Pemilihan kepada
Pimpinan DPM
(2) Pimpinan DPM mengeluarkan Keputusan DPM untuk menetapkan Ketua Komisi
Pemilihan

BAB VIII
PRODUK HUKUM
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 23
(1) Komisi Pemilihan mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan Produk Hukum
(2) Produk Hukum sebagaimana dimaksud ayat (1) bernama Keputusan Komisi Pemilihan
(3) Keputusan Komisi Pemilihan bersifat independen dan tidak dicampuri oleh Produk
Hukum lainnya
(4) Keputusan Komisi Pemilihan setingkat dengan keputusan Tim Formatur pada
umumnya di KEMA POLMED

- 10 dari 13 -
Bagian Kedua
Mekanisme Pengambilan Keputusan

Pasal 24
(1) Dalam pengambilan keputusan terkait suatu hal, Komisi Pemilihan mengutamakan
musyawarah untuk mufakat
(2) Dalam hal musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai,
maka pengambilan keputusan dilaksanakan dengan voting
(3) Dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan voting, setiap Komisioner Komisi
Pemilihan memiliki suara yang sama dan harus memberikan suaranya
(4) Dalam hal terjadi jumlah suara yang sama dalam pengambilan keputusan secara
pemungutan suara, maka untuk mengambil keputusan mengenai suatu perkara tersebut,
Komisi Pemilihan meminta pendapat Ketua Umum DPM
(5) Dalam hal setelah meminta pendapat Ketua Umum DPM keputusan belum juga dapat
diambil, maka pengambilan keputusan dilaksanakan atas bantuan Ketua Umum DPM
dengan cara memberikan 1 (satu) suara kepada salah satu pilihan.

Bagian Ketiga
Mekanisme Pengesahan Keputusan

Pasal 25
(1) Keputusan Komisi Pemilihan dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan dengan
ditandatangani oleh semua Komisioner Komisi Pemilihan
(2) Dalam hal keputusan diambil berdasarkan voting, maka Komisioner Komisi Pemilihan
yang tidak sepakat dengan pilihan yang dipilih, wajib menandatangani Keputusan
Komisi Pemilihan tanpa terkecuali

BAB IX
TATA KERJA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 26
(1) Komisi Pemilihan berhak menentukan Tahapan-tahapan Seleksi Bakal Calon Presma
dan Wapresma untuk ditetapkan menjadi Calon Presma dan Wapresma
(2) Tahapan-tahapan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Komisi
Pemilihan

Bagian Kedua
Pelaksanaan

Pasal 27
(1) Komisi Pemilihan melaksanakan tahapan –tahapan seleksi Bakal Calon Presma dan
Wapresma menjadi Calon Presma dan Wapresma

- 11 dari 13 -
(2) Dalam hal Komisi Pemilihan membutuhkan bantuan teknis, administratif dan keahlian,
Komisi Pemilihan dapat meminta bantuan kepada Sekretariat Jenderal DPM

(3) Dalam hal Komisi Pemilihan meminta bantuan Sekretariat Jenderal DPM, Komisi
pemilihan wajib memberikan surat permohonan kepada Pimpinan DPM terkait
permohonan bantuan teknis, administratif dan keahlian
(4) Dalam perbantuan tugas Komisi Pemilihan dalam melaksanakan Tahapan Seleksi Bakal
Calon Presma dan Wapresma, Komisi Pemilihan dilarang berlaku sewenang-wenang
terhadap Sekretariat Jenderal DPM
(5) Dalam hal dilarang berlaku sewenang-wenang sebagaimana dimaksud ayat (4), Komisi
Pemilihan wajib menjaga etika berorganisasi di lingkungan KEMA POLMED

Bagian Ketiga
Tahapan Seleksi

Pasal 28
(1) Komisi Pemilihan menentukan Tahapan Seleksi Bakal Calon Presma dan Wapresma
dengan ditetapkan melalui Keputusan Komisi Pemilihan
(2) Setiap hasil tahapan seleksi Bakal Calon Presma dan Wapresma ditetapkan dalam
Keputusan Komisi Pemilihan
(3) Hasil dari Komisi pemilihan adalah penetapan Nama Calon Presma dan Wapresma
yang akan dipilih dalam Konferensi Mahasiswa

Bagian Keempat
Selesainya Tugas Komisi Pemilihan

Pasal 29
(1) Komisi Pemilihan bertugas sampai ditetapkannya Pasangan Presma dan Wapresma
terpilih.
(2) Komisi Pemilihan menyampaikan hasil kerjanya kepada Ketua Umum DPM dengan
disaksikan oleh Anggota Konferensi Mahasiwa dihadapan Sidang Konferensi
Mahasiswa

BAB X
HUBUNGAN ANTARA DPM DAN KOMISI PEMILIHAN PRESIDEN
Pasal 30
(1) DPM memiliki fungsi pengawasan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 UUD KEMA
POLMED
(2) Dalam hal menjalankan fungsinya sebagaimana yang dimaksud ayat (1), DPM berhak
mengawasi segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Komisioner KPP
(3) Dalam hal menjalankan tugasnya, KPP bertanggungjawab kepada DPM

- 12 dari 13 -
Pasal 31
DPM berhak untuk memeriksa dan memutuskan pengaduan dan/atau laporan adanya dugaan
pelanggaran berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dilakukan oleh Komisioner
KPP

BAB X
PENUTUP
Pasal 32
(1) Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila terdapat kekeliruan dikemudian
hari, akan diperbaiki sebagaimana mestinya
(2) Dalam hal terdapat kekeliruan dan kerancuan dalam ketetapan ini, maka penafsiran dan
penyelesaian sengketa terkait ketetapan ini dilaksanakan oleh Komisi II Perundang-
Undangan.
(3) Dengan ditetapkannya ketetapan ini, maka Ketetapan DPM POLMED Nomor 03/DPM-
POLMED/2014 tentang Mekanisme Pembentukan Tim Formatur Pemilihan Ketua
BEM Tahun 2014 dinyatakan tidak berlaku

- 13 dari 13 -

Anda mungkin juga menyukai