Anda di halaman 1dari 42

ESTIMASI NERACA AIR

DENGAN MENGGUNAKAN
METODE THORNTHWAITE MATTER

RAHARDYAN NUGROHO ADI (dd11lb@yahoo.com)


BPTKPDAS
Pendahuluan

Berbagai
keperluan
Analisis Potensi (irigasi,
Neraca mengatur pola
SDA
Air tanam, monev
DAS
Perhitungan Neraca Air

Diperlukan Data Aliran Sungai

Data Aliran tdk selalu tersedia


Perhitungan Neraca Air dengan
data yg umum tersedia

Perhitungan Neraca Air Metode


Thornthwaite Mather

Data yang diperlukan :

data hujan sebagai masukan, data vegetasi


penutup lahan, data suhu udara, dan data sifat
fisik tanah sebagai pemroses air di dalam
DAS.
Maksud dan Tujuan

Memberikan informasi bahwa ketidaktesediaan


data aliran tidak menghambat dalam analisis
neraca air suatu DAS

Instansi pengelola SDA dapat menganalisis


neraca air dalam rangka perencanaan maupun
evaluasi pengelolaan SDA
Keuntungan Penerapan Metode Thrornthwaite
Mather

Dapat menghitung debit tanpa membutuhkan


data tinggi muka air yang biasanya dikumpulkan
dalam jangka waktu yang lama dan memerlukan
biaya mahal baik untuk konstruksinya maupun
untuk operasionalnya.
Diagram Alir Perhitungan Debit dengan Metode
Thornthwaite Mather
METODE

Prinsip Dasar

Debit bulanan dan tahunan dihitung dengan


menggunakan persamaan neraca air.
Metode ini mensyaratkan untuk digunakan pada
DAS yang mempunyai aliran sepanjang tahun dan
dengan luasan yang cukup luas.
Persamaan Neraca Air DAS

Persamaan neraca air yang digunakan yaitu :

Dalam hal ini :


Q = Debit aliran (mm)
P = Hujan (mm)
Eta = Evapotranspirasi aktual (mm)
∆ S = Perubahan cadangan lengas tanah (mm)
Parameter Data untuk Perhitungan Neraca Air
DAS

1. Data hujan
2. Data temperatur udara
3. Data sifat fisik tanah (pF 2,54; pF 4,2 dan
tekstur 3 fraksi) dan sebarannya
4. Data vegetasi penutup (jenis dan kedalaman
zone perakaran) dan sebarannya
PERHITUNGAN NERACA AIR

Temperatur/ Suhu (T)


Langkah pertama untuk menghitung neraca air
yaitu pengumpulan data temperatur. Data
temperatur bulanan dihitung dengan
menggunakan rumus :
Tx = 0,006 ( t – tx ) ± T

Tx = temperatur yang akan diketahui


T = temperatur dari stasin klimtologi terdekat
t = ketinggian tempat stasiun klimatologi
terdekat
tx = ketinggian tempat yang akan dihitung
temperaturnya
Indeks Panas (I)
Indeks Panas (I) merupakan jumlah dari nilai
indeks panas bulanan (i) yang dihitung dengan
rumus :
i = (T/5)1,514

T = temperatur bulanan

EP sebelum terkoreksi (Epx)


Langkah selanjutnya adalah menghitung
evapotranpirasi potesial sebelum terkoreksi
dengan berdasarkan pada nilai temperatur
bulanan dan nilai indeks panas
Tabel Nilai Evapotranspirasi Potensial Bulanan
Sebelum Terkoreksi (cuplikan dari Tabel Th.
Mather)
EP setelah terkoreksi (Ep)
Ep terkoreksi dihitung dengan menggunakan
rumus :
Ep = f x Epx

f = faktor koreksi berdasarkan letak lintang DAS


yang dikaji
Rata-rata Lama Penyinaran Matahari Bulanan di
Belahan Bumi Selatan
Contoh Hasil perhitungan nilai Ep bulanan terkoreksi
Hujan (P)
Perhitungan neraca air dengan metode ini
memerlukan data CH yang berkesinambungan.
Data ch bulanan diperoleh dari beberapa stasiun
hujan yang ada di dalam maupun sekitar DAS yang
akan dikaji.
(P – EP)
Selisih antara CH dengan nilai EP digunakan untuk
menentukan kelebihan dan kekurangan periode
lembab atau basah. Jika bernilai negatif berarti
jumlah CH yang jatuh tidak mampu menambah
kebutuhan potensi air dar areal yang tertutup
vegetasi. Jika bernilai positif berarti bahwa jumlah
kelebihan air yang tersedia selama periodetertentu
dalam satu tahun untuk mengembalikan
kelembaban tanah dan aliran permukaan
Contoh Hasil Perhitungan Nilai P - EP Bulanan
Akumulasi Potensi Kehilangan Air (APWL)
APWL digunakan untuk mengetahui potensi
kehilangan air pada bulan kering.
Cara perhitungan :
Dimulai dari nilai P – EP yang mempunyai nilai
negatif, kemudian secara berurutan dijumlahkan
dengan nilai P – EP berikutnya sampai dengan
nilai P – EP negatif yang terakhir.
Contoh Hasil Perhitungan APWL (Akumulasi
Potensi Kehilangan Air) Bulanan
Perubahan Kelembaban Cadangan Lengas
Tanah (∆ S)

Dihitung dari kemampuan tanah menahan air.


Kemampuan tanah menahan air diperoleh
berdasarkan hasil perkalian antara prosentase
luas penggunaan lahan, air tersedia dan
kedalaman zone perakaran.
Sebagai gambaran cadangan lengas tanah pada
berbagai tekstur dan jenis vegetasi dapat dilihat
pada Tabel berikut ini
Cadangan Lengas Tanah (St)

Nilai cadangan lengas tanah diperoleh


berdasarkan hasil perkalian antara prosentase
luas penggunaan lahan, air tersedia dan
kedalaman zone perakaran.
Sebagai gambaran cadangan lengas tanah pada
berbagai tekstur dan jenis vegetasi dapat dilihat
pada tabel ini.
Tabel Kemampuan Tanah Menahan Air pada
Kombinasi Tanah dan Vegetasi
Contoh Hasil Perhitungan Nilai Cadangan
Lengas Tanah per Penggunaan Lahan
Prosentase luas penggunaan lahan dan
kedalaman zone perakaran diperoleh
berdasarkan survei lapang (pengamatan
langsung di lapang).
Sedangkan air tersedia dihitung berdasarkan
hasil analisis sampel tanah yang diambil dengan
menggunakan ring sampel dan dianalisis di
laboratorium (parameter yang dianalisis yaitu
nilai kapasitas lapang dan titik layu permanen).
Perhitungannya yaitu selisih antara nilai
kapasitas lapang (pF 2,54) dengan titik layu
permanen (pF 4,2) untuk setiap jenis
penggunaan lahan.
Berdasarkan tabel sebelumnya nilai ST untuk
APWL yang bernilai positif dihitung berdasarkan :

ST = 5992/61
ST = 98.2 ᴝ 100

dalam hal ini % luas penggunaan laban berupa


pemukiman tidak dimasukkan sebagai faktor
pembagi karena pada pemukiman zone
perakarannya dianggap tidak ada, sehingga total %
luas zone perakaran adalah 4 + 17+ 18 + 22 + 39
= 61.
Sedangkan nilai ST untuk APWL yang bernilai
negatif dihitung berdasarkan tabel dari
Thornthwaite Mather (1957) dalam bukunya
Instructions and Tables For Computing Potential
Evapotranspiration and The Water Balance.

Contoh tabel Nilai Cadangan Lengas Tanah


untuk Kemampuan Tanah Menaban Air Sebesar
100 mm
Hasil Perhitungan Nilai ST Bulanan
Perubahan Lengas Tanah (∆ ST)

Nilai perubahan lengas tanah dihitung berdasarkan


selisih antara cadangan lengas tanah bulan
sebelumnya dengan cadangan lengas tanab bulan
ini.
Hasil Perhitungan Perubahan Lengas Tanab
Bulanan
Evapotranspirasi Aktual (AE)

Nilai Evapotranspirasi Aktual diperoleh dengan


ketentuan :

•Jika P > EP maka AE = EP


•Jika P < EP maka AE = P + [ Perubahan lengas
tanab ]
Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Aktual Bulanan
Defisit

Nilai defisit (D) diperoleh berdasarkan pada


selisih antara EP - AB.

Hasil Perhitungan Nilai Defisit Bulanan


Surplus

Nilai surplus (S) diperoleh berdasarkan rumus, S


= (P - EP) - Perubahan ST.

Hasil Perhitungan Nilai Surplus (S) Bulanan


Runoff

Langkah terakhir dari perhitungan neraca air


dengan metode Thornthwaite and Mather adalah
menghitung besarnya runoff.
Runoff diperoleh dari surplus air yang besamya
diasumsikan 50 % dan sisanya akan keluar
menjadi runoff pada bulan berikutnya.
Hasil Perbitungan Runoff Bulanan
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Surlus 319.00 234.00 71.00 27.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 217.00 251.00
50% 159.50 117.00 35.50 13.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 108.50 125.50
159.50 117.00 35.50 13.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 108.50
79.75 58.50 17.75 6.75 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
39.88 29.25 8.88 3.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
19.94 14.63 4.44 1.69 0.00 0.00 0.00 0.00
9.97 7.31 2.22 0.84 0.00 0.00 0.00
4.98 3.66 1.11 0.42 0.00 0.00
2.49 1.83 0.55 0.21 0.00
1.25 0.91 0.28 0.11
0.62 0.46 0.14
0.31 0.23
0.16

RO 159.50 276.50 232.25 147.38 80.44 40.22 20.11 10.05 5.03 2.51 109.76 234.63 1318.37
Perbandingan antara Runoff Perhitungan dan
Pengukuran
Runoff Runoff
Bulan
Hitung Ukur
1 159.5 354
2 276.5 257
3 232.25 142
4 147.38 37
5 80.44 14
6 40.22 4
7 20.11 3
8 10.05 2
9 5.03 1
10 2.51 2
11 109.76 103
12 234.63 115
1318.38 1034
Perbandingan Runoff Pengukuran Langsung dan Perhitungan
400

350

300

250
Runoff

200
Runoff Hitung
Runoff Ukur
150

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
PENUTUP

Perhitungan Neraca Air (debit aliran bulanan)


dengan metode Thonrthwaite and Mather
merupakan salah satu metode yang sudah cukup
lama dikembangkan dan relatif mudah karena
data yang diperlukan dalam perhitungan dengan
metode ini umumnya tersedia di suatu DAS.
Metode ini sampai sekarang masih cukup
relevan dan masih sering digunakan.
CONTOH HASIL PERHITUNGAN NERACA AIR
DENGAN METODE THORNTHWAITE MATHER
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Total
T 28.4 27.9 26.6 28.1 26.8 25.2 24.7 25.8 26.8 27.1 26.6 26.2
I 13.87 13.5 12.56 13.65 12.7 11.57 11.23 11.99 12.7 12.92 12.56 12.28 151.53
UnAdj PE 5 4.9 4.5 5 4.6 4 3.8 4.2 4.6 4.7 4.5 4.4
F.koreksi 32.1 28.8 31.2 30 30.6 29.4 30.3 30.6 30 31.5 30.9 32.4
Adj PE 160.5 141.12 140.4 150 141 117.6 115.14 128.52 138 148.05 139.05 142.56 1661.94
P 262 273 194 515 81 33 0 0 0 11 204 840 2413
P-PE 101.5 131.88 53.6 365 -60 -84.6 -115.14 -128.52 -138 -137.05 64.95 697.44
APWL 0 0 0 0 -60 -144.6 -259.74 -388.26 -526.26 -663.31 0 0
Storage 300 300 300 300 245 185 125 81 51 32 96.95 300
∆ St 0 0 0 -55 -60 -60 -44 -30 -19 64.95 203.05 0
AE 160.5 141.12 140.4 150 141 93 44 30 19 75.95 139.05 142.56
D 0 0 0 0 0 24.6 71.14 98.52 119 72.1 0 0
Surplus 101.5 131.88 53.6 420 0 0 0 0 0 0 0 697.44 1404.42
Runoff Prediksi 349.7 50.8 91.3 72.5 246.2 123.1 61.6 30.8 15.4 7.7 3.8 1.9 1054.7
Runoff Observasi 30.3 54.2 42.9 94.6 25.7 19.6 10.5 4.9 3.1 4.8 8.2 193.4 492.2

Anda mungkin juga menyukai