Laporan Fix
Laporan Fix
2. Bapak Haryono, S.Si. selaku Ketua Program Studi Refinery, Bapak dan ibu
dosen STEM, khususnya dari program studi Refinery, yang telah memberikan
bekal ilmu kepada penulis selama belajar di STEM “Akamigas”.
3. Ibu Ir.Sri Lestari, M.T selaku dosen pembimbing yang tanpa mengenal lelah
selalu memberi bimbingan kepada penulis guna menyelesaikan KKW ini.
4. Bapak Rudi Hartono dan Bapak Zuhri Swidonarko selaku Dis&Wax section
head dan pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
Kemudian kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
sempurnanya KKW ini.
ZAENAL ABIDIN
311112/C
i
INTISARI
CDU-V adalah salah satu unit pengolah crude oil menjadi BBM di RU-V
Balikpapan. CDU-V di desain untuk mengolah crude oil crude jenis Widuri,
minas atau Tanjung, Karena suatu hal feed CDU-V mengalami perubahan ke
crude cock tail mengakibatkan kecepatan terjadinya kekotoran pada Heat
Exchanger.
Salah satu preheater CDU-V adalah E-201-11 yang berfungsi
mamanaskan Crude oil dengan pemanas residu, merupakan HE 1-4 pass. Type
E-201-11 adalah A-E-S. E-201-11 mempunyai fasilitas by pass yang
memungkinkan dilakukan cleaning tanpa stop plant.
Dikarenakan perubahan crude oil ini penulis mengevaluasi dan mencari
kemungkinan periode cleaning yang lebih tepat dan dapat dilakukan tepat waktu
untuk mengembalikan kemampuan E-201-11 kearah desain awal.
Dari perhitungan diperoleh perbandingan sebagai beriukut :
1. Duty HE E-201-11 desain 23.016.262 Btu perhitungan 15.545.336 Btu.
2. Ud desain 36,66 Btu/hr ft2 OF Ud perhitungan 17,88 Btu/hr ft2 OF
Dari evaluasi diatas diperoleh bahwa E-201-11 sudah layak dilakukan cleaning.
Berdasarkan perhitungan titik impas (BEP) antara penurunan Q loss dan
biaya cleaning diperoleh periode cleaning 2 bulan sekali atau 6 kali setahun.
Potensi penghematan setelah dilakukan perencanaan cleaning E-201-11
sebesar Rp 6.049.240.095/ Tahun.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
INTISARI ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Penulisan 1
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Sistematika Penulisan 2
IV. PEMBAHASAN
4.1. Heat Exchanger E-201-11 31
4.2. Neraca Panas 36
4.3. Selisih temperature sebenarnya ΔT LMTD 36
4.4. Dirt overall coefficient,U D 37
4.5. Perbandingan kondisi desain dengan perhitungan 38
4.6. Penentuan periode cleaning 38
4.7. Keekonomian 46
iii
V. PENUTUP
5.1. Simpulan 47
5.2. Saran 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Kronologi perkembangan kilang RU V Balikpapan 4
Table 4.1 Data operasi E-201-11 tgl 4 february 2012 33
Table 4.2 Perbandingan desain dan Hasil perhitungan E-201-11 38
Table 4.3 Q loss Dengan Frekuensi Cleaning Per Tahun 41
Table 4.4 Biaya Cleaning dengan Frekuensi Cleaning per Tahun 43
Table 4.5 Penurunan Q loss dan Biaya Cleaning Dengan Frekuensi
Cleaning Per Tahun 45
v
DAFTAR GANBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sruktur Organisasi 6
Gambar 2.2 Skema sederhana CDU-V 9
Gambar 3.1 Individual Component of Shell and Tube Exchanger 16
Gambar 3.2 Susunan Tube pada Tube sheet 21
Gambar 3.3 Segmental Baffle Detail 23
Gambar 3.4 Baffle, Spacer, Tie-rod 24
Gambar 3.5 Grafik Titik Impas 29
Gambar 4.1 Heat Exchanger E-201-11 31
Gambar 4.2 Konstruksi E-201-11 35
Gambar 4.3 Grafik Duty E-201-11 38
Gambar 4.4 Penurunan Q cleaning1 39
Gambar 4.5 Penurunan Q cleaning2 39
Gambar 4.6 Penurunan Q cleaning3 40
Gambar 4.7 Penurunan Q cleaning4 40
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN
crude oil minas atau mixed (minas & widuri) ke cocktail, hal ini mengakibatkan
dapur (Furnace). E-201-11 adalah preheater dengan fluida Crude oil dan residu
tentunya lebih cepat kotor dibandingka dengan HE yang menggunakan fluida lain.
kemungkinan periode cleaning yang lebih tepat dan dapat dilakukan tepat waktu
untuk mengembalikan kemampuan E-201-11 kearah desain awal. Karena saat ini
periode cleaning ditetapkan pada duty < 50% duty desain, dan pada saat
pelaksanannya molor karena berbagai hal. Dengan penyerapan yang baik pada HE
1
1.3. Batasan Masalah.
Batasan, lingkup dan arah masalah yang di bahas hanya pada E-201-11 :
dari proses enginering dan dokumen file. Methode perhitungan mengacu pada
DQ.Kern
terkait.
BAB.2 Orientasi Umum :Sejarah singkat, Visi dan Misi PT. Pertamina
2
II. ORIENTASI UMUM
Kilang RU-V Balikpapan adalah salah satu dari kilang pengolahan minyak
bumi yang dimiliki PT. PERTAMINA (PERSERO) dan satu-satunya kilang BBM
keseluruhan mengolah crude oil sebesar 260.000 barel / hari dengan rincian sebagai
berikut :
Kilang Balikpapan I, berdiri sejak tahun 1922 yang terdiri dari CDU-1, CDU-
2, dan HVU-1. Dilakukan Up grading pada tahun 1996 s/d 1997 menjadi
Kilang Balikpapan II dibangun tahun 1981 s/d 1982 dan mulai produk tahun
3
Tabel 2.1. Kronologi perkembangan kilang RU V Balikpapan
Tahun Kegiatan
dan Samboja ).
Maattscappij).
Tahun 1950 hari dan Wax plant yang berkapasitas produksi 110 ton /
hari selesai.
Tahun 1973 Modifikasi unit Wax plant kapasitas 150 ton / hari.
4
Dibangun Kilang Balikpapan II, dirancang oleh UOP inc
Tahun 1981
dengan kontraktor utama “Becthel International inc”.
kilang kebanggaan nasional yang mampu bersaing dan menguntungkan” adapun misi
5
Mengoptimalkan flexibilitas pengolahan untuk memaksimalkan valuable
product.
mengolah crude, penyediaan bahan bakar minyak dan gas untuk kebutuhan wilayah
indonesia tengah dan timur. Disamping itu RU-V Balikpapan juga mempunyai tugas
Demi untuk terlaksananya tugas maka RU-V Balikpapan terbagi atas beberapa
fungsi dan bagian sesuai dengan struktur aganisasi yang penulis fokuskan pada
General Manager
Senior manager
Operation &
Manufacturing
Manager
production
6
2.5 Sarana Dan Fasilitas
crude feed CDU-IV dan CDU-V, penyimpanan dan distribusi produk kilang RU-V
Balikpapan
Menyediakan power / tenaga untuk seluruh kilang dan seluruh fasitas yang
• Unit proses CDU-IV untuk mengolah crude oil menjadi Naphta, kerosene,
• Unit proses Plat forming untuk mengolah sweet aphta dari NHT menjadi
MOGAS.
7
2.5.4 Bagian Hydro Cracking Complec (HCC)
Mengolah Residu menjadi produk yang lebih ringan. Unit proses yang
dimiliki adalah :
• High Vacuum Unit (HVU-II) untuk mengolah residu dari CDU, menjadi
Bertugas mengolah minyak mentah cooctail dari dalam maupun luar negeri
untuk memproduksi BBM maupun non BBM, disamping itu Dis-Wax juga bertugas
mengolah air limbah dari seluruh unit operasi RU-V Balikpapan. Unit proses yang
(minas dan widuri), CDU-V ini merupakan up grading/pengganti dari CDU-I dan
CDU-II.
8
Residue yang dihasilkan diolah di unit HVU-III, sedang produk top dan side
diberi tugas mengolah crude berbagai jenis crude (cocktail crude) yang terdiri dari
bermacam-macam crude.
Berikut adalah skema sederhana dari unit proses CDU-V kilang PT.
memproses residu dari CDU-V, dengan produksi berupa LVGO, POD, HVGO dan
9
Short Residu. Produk LVGO dikirim ke OM, POD dan HVGO dikirim ke OM untuk
(Tanjung.Widuri), maka POD dari HVU-III ini langsung di kirim ke Waxplant untuk
• Wax Plant
Wax plant adalah unit yang digunakan untuk memproses POD dari unit
HVU-III untuk memproduksi wax (lilin). Saat ini Wax plant /dis-wax hanya
memproduksi wax jenis HSR saja, hal ini dikarenakan keterbatasan peralatan berupa
unit proses dewaxing, Proses yang digunakan saat ini hanya menggunakan proses
Disamping itu waxplant saatini ditugasi untuk mengelola minyak sloop yang
ditangkap dari EWTP agar memenuhi syarat untuk di olah kembali, sebagai injeksi
ke CDU.
EWTP mengolah air buangan dari seluruh unit proses kilang RU-V, sebelum
Dehydration Plant (DHP), unit proses ini bertugas menerima crude oil dari
Movement (OM).
10
III. TINJAUAN PUSTAKA
bumi, masalah perpindahan energi atau perpindahan panas adalah hal sangat
banyak dilakukan, kebutuhan akan energi yang semakin meningkat akan terasa
pada peningkatan biaya operasi. Pada saat ini para pengusaha atau pimpinan
saving energi.
kembali energi panas yang akan dilepaskan produk (heat recovery) dengan
jenis konstruksi alat penukar panas, sehingga perlu pembatasan masalah, maka
konstruksi yang dibahas pada KKW ini adalah alat penukar panas jenis shell dan
11
3.2.1. Perpindahan panas secara konduksi
molekul-molekul yang saling berdekatan antara yang satu dengan yang lain tanpa
Heat exchanger (alat penukar panas) adalah suatu alat yang digunakan
untuk memindahkan panas antara dua fluida, yaitu fluida panas yang akan
12
3.3.1. Klasifikasi Berdasarkan Standard TEMA
pembuatannya yaitu:
Kelas R
Type HE ini adalah Shell & Tube dan lazimnya digunakan untuk proses
pengolahan industri Migas.
Kelas B
HE kelas ini lazimnya digunakan untuk proses kimia.
Kelas C
HE kelas ini lazimnya digunakan untuk kebutuhan secara umum.
Fixed Tube Sheet, Floating Head, U-Tube Bundle, Double pipe Heat Exchanger,
Fixed tube sheet adalah salah satu bentuk kontruksi, dimana tube sheet
13
3.3.2.2. Floating Head
mengambang “float” dalam shell dan yang lain tepat pada shell
U-Tube bundle adalah bentuk konstruksi, dimana hanya satu tube sheet
diperlukan dan tepat pada shell, ujung-ujung tube terpasang pada satu sheet, dan
Double pipe Heat Exchanger adalah alat penukar panas dengan sistim pipa
ganda, yaitu suatu bentuk alat penukar panas dimana pipa berada didalam pipa
lain yang lebih besar yang merupakan pipa konsentris dimana satu fluida lainnya
Penggunaan Double pipe heat exchanger adalah untuk zat yang viscous atau yang
3.3.2.5. Kettle
sebagian besar shellnya diperbesar untuk ruangan uap yang dapat memberikan
Tube bundlenya ada yang berbentuk Floating Head dan yang berbentuk U-Tube.
14
3.3.2.6. Pipe Coil
Tipe ini terbuat dari pipa yang dilengkungkan membentuk spiral, biasanya
direndam dalam cairan yang dipanaskan dengan media pemanas umumnya steam.
Tipe ini banyak dipakai sebagai pemanas pada tanki-tanki penimbun minyak berat
15
Gambar 3.1 Individual Component Of Shell And Tube Exchanger
Aliran fluida yang mengalir didalam tube side maupun shell side dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: aliran Pararel atau searah (pararel flow),
aliran berlawanan arah (counter flow), dan aliran arah melintang (cross flow)
16
3.4.1. Aliran pararel atau searah (pararel flow)
Fluida panas dalam tube searah dengan fluida yang dipanaskan diluar tube
(shell side).
Perpindahan panas pada aliran jenis ini relatif kecil karena fluida yang
telah berubah suhunya akan mengalir pada posisi tempat dan arah yang sama.
Fluida panas dalam tube mengalir berlawanan arah dengan fluida yang
dipanaskan diluar tube. Perpindahan panas untuk aliran ini sangat baik, sebab
kedua fluida saling menukar panas sepanjang aliran dalam peralatan. Jenis aliran
Fluida panas dalam tube didinginkan dengan arah melintang oleh fluida
yang mendinginkan. Untuk jenis aliran ini biasanya menggunakan tipe finned
tube dan banyak dipakai pada fin-fan dengan media pendingin udara. Perpindahan
panas yang terjadi relatif kecil jika dibandingkan jenis aliran lain
Tujuan pengaturan fluida dalam shell side dan tube side adalah untuk
mendapatkan efisiensi yang tinggi dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah.
17
Untuk itu perlu memperhatikan jenis fluida yang akan dialirkan kedalam shell
dalam memutuskan fluida mana yang di tube atau di shell adalah sebagai berikut:
Dalam shell, bila tube tidak dapat dibersihkan atau sebagian besar dari
kotoran dapat mengendap dan terkumpul dalam shell dan dapat dibuang
Fluida bertekanan tinggi, korosif dan air dilewatkan dalam tube, karena
bahan tube dapat dipilih yang lebih tahan terhadap korosi, lebih mudah
penggantiannya, juga karena kekuatan dari diameter yang lebih kecil dari
Fluida dengan volume yang lebih besar dilewatkan melalui shell, karena
Aliran fluida yang yang membutuhkan pressure drop yang rendah, fluida
Pada peralatan yang menggunakan fin tube, fluida yang bertekanan tinggi,
mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari pada dari luar tube.
18
3.6. Komponen Heat Exchanger
seperti:
3.6.1. Tube
Tube merupakan media penghantar antara fluida panas dan fluida dingin.
Sejumlah tube dirangkai menjadi satu kesatuan yang disebut tube bundle.
Tata letak pemasangan tube (tube lay out) ada empat macam yaitu:
Pada tipe ini pusat-pusat saling membentuk sudut 90o (tegak lurus)
membentuk segi empat bujur sangkar yang tegak lurus dengan aliran fluidanya.
Tipe ini jarang digunakan karena perpindahan panasnya lebih kecil dari pada
triangular pitch.
Tipe ini pusat-pusat tube saling membentuk sudut 90o (segi empat bujur
19
baik dari pada in line square pitch, tetapi lebih rendah / kecil dari pada triangular
pitch.
Triangular Pitch
Tipe ini banyak digunakan untuk fluida yang tingkat kekotorannya tinggi
atau pun rendah. Pusat-pusat tube saling membentuk sudut 60o (segi tiga sama
perpindahan panas lebih tinggi dari square pitch. Pitch adalah jarak dari pusat
atau center line tube yang satu ke pusat tube yang lainnya.
Pusat tube saling membentuk sudut 60o (segi tiga sama sisi) kearah melintang
20
Gambar 3.2 Susunan Tube Pada Tube Sheet
Tube bundle merupakan rangkaian terpenting pada alat penukar panas yang
Tube sheet terbuat dari material dengan ketebalan dan jenis tertentu tergantung
21
3.6.4. Shell
Shell adalah bagian luar dari heat exchanger yang berbentuk silinder.
Ukuran shell (tebal plate dan diameter) dibatasi oleh pertimbangan pemeliharan
3.6.5. Tube
tube diukur dengan diameter luarnya (out side diameter) sedangkan ketebalannya
Baffle plate merupakan plate yang dipasang pada rakitan tube sebagai
sekat dalam shell. Adanya sekat (baffle) menyebabkan aliran fluida dalam shell
menjadi lebih lama dan turbulen, sehingga perpindahan panas lebih sempurna dan
dapat diatur. Jenis-jenis baffle plate yang sering digunakan adalah: Vertical Baffle
Vertical baffle plate ada tiga macam yaitu: Segmental baffle, Disc and
Bentuk ini paling umum dipakai, dapat berupa vertical segmental cut atau
Horizontal segmental cut. Baffle ini hanya cocok untuk satu jenis fluida saja
22
disebabkan adanya campuran gas dan cairan akan memberikan akumulasi gas atau
Baffle jenis ini tidak banyak digunakan, karena fluidanya harus bersih bila
Baffle jenis ini untuk perencanaan khusus dimana fluida yang diproses
harus sangat bersih. Pressure dropnya lebih besar dati pada baffle jenis yang lain.
23
3.6.8. Longitudinal Baffle
Baffle ini digunakan untuk membagi aliran didalam shell menjadi dua atau
Tie rod merupakan sebatang besi bulat yang mempunyai ulir pada kedua
24
3.6.10. Impingement Plate
Berdasarkan kebutuhan aliran yang dapat diatur didalam tube, channel dan
foating head, maka media yang mengalir harus disesuaikan. Untuk itu maka perlu
diatur ruangan-ruangan sedemikian rupa agar aliran sesuai dengan arah yang
metode titik impas (BEP) antara potensi kehilangan panas dengan biaya yang
25
3.7.7. Neraca Panas
keterangan:
Cp = specific Heat fluida pada shell & tube side, Btu/lb. oF (lampiran 2)
141.5
𝑜𝑜𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 = − 131.5
𝑠𝑠𝑠𝑠 60/60 𝑜𝑜𝐹𝐹
1/3
√𝑇𝑇𝑇𝑇
𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾 =
𝑠𝑠𝑠𝑠 60/60 𝑜𝑜𝐹𝐹
26
3.7.8. Selisih temperatur sebenarnya 𝛥𝛥t adalah:
∆𝑡𝑡ℎ− ∆𝑡𝑡𝑡𝑡
LMTD = ∆𝑡𝑡ℎ (3 – 2)
ln
𝑡𝑡𝑡𝑡
keterangan:
𝑇𝑇 −𝑇𝑇 𝑡𝑡 −𝑡𝑡
Cari harga R= 𝑡𝑡1 −𝑡𝑡 2 Cari harga S=𝑇𝑇2 −𝑡𝑡1
2 1 1 1
27
3.7.9. Dirt Overall Coefficient, U D :
• Δt = LMTD terkoreksi, oF
• Nt = Jumlah tube
• L = Panjang tube,ft
Q loss = Rata-rata penurunan duty x hari operasi duty dibawah duty desain
cleaning
mendapatkan titik impas ini maka harus dicari fungsi-fungsi biaya maupun
28
pendapatannya. Dalam analisa titik impas ini fungsi biaya dan fungsi
Pada saat kedua fungsi bertemu, maka total biaya (TC) sama dengan total
pendapatan (TR). Dengan kata lain titik impas akan diperoleh apabila total biaya
Teknik” 5 150)
TC = TR atau TC – TR = 0 (3 - 5)
frekuensi cleaning :
29
3.7.13. Keekonomian
S = (TR A – TR B ) – (TC A – TC B ) (3 – 7)
30
IV. PEMBAHASAN
CDU V adalah unit proses distilasi atmosferik yang mengolah crude oil
menjadi LPG, Ligh Naphta, Heavy Naphta, Kerosine, LGO, HGO, dan Residu.
memanaskan crude oil dengan memanfaatkan panas dari produk yang akan di
dapat dilakukan cleaning pada saat plant beroperasi normal dengan menurunkan
intake.
Residu
t1
Residu
T2
E-201-11
T1 Residu
t2
Crude
31
Data operasional E-201-11 pada tanggal 4 februari 2012
141.5
SG 60/60 oF = 0,8664 o
API= 0,8664 − 131.5 = 32
= 645.608 lb/jam
karena data Distilaasi ASTM D-86 tidak sampai 70 % maka T b untuk mencari
3 3
√Tb √554 + 460
Kuop faktor: K = = = 11,6 maka,
SG 0.8664
o
API= 32 maka C p =0.65 Btu/lb oF (lampiran 3)
32
Fluida panas yang melewati tube side
141.5
SG 60/60 oF =0,9028 o
API= 0,9028
− 131.5 = 25
Laju alir (W t ) = 180 m3/jam x 0,9028 kg/l x 2,205 lb/kg x 1000 l/m3
= 358.259,57 lb/hr
o
API= 25 maka Cpt = 0.71 Btu/lb oF (lampiran 2)
o
Suhu masuk t1 F 392
o
Suhu keluar t2 F 430
2 OF
Panas jenis Cp s Btu/ft 0,68
33
2. Fluida Residu
Laju alir Wt lb/hr 358.259,57
Tube Side
SG 60/60 oF 0.9028
o
Suhu masuk T1 F 608
o
Suhu keluar T2 F 462547
Panas jenis Cp t Btu/ft2 OF 0,71
Shell:
Type = A-E-S
Jumlah shell =1
Tube:
OD = 3/4 inchi
BWG = 16
Pitch(P T ) = 1 inchi
34
E-201-11
35
4.2 Neraca Panas
Pada tube side (panas yang diberikan residu) dengan persamaan (3 – 1a) :
Q = W t .C p .∆t
= 15.545.336 Btu/hr
Pada shell side (panas yang diterima short residu) dengan persamaan (3 – 1b) :
q = w t .C p .∆t
= 15.545.336 Btu/hr
36
𝑡𝑡 2 −𝑡𝑡 1 430−392 38
S= = 608−392 = 216 = 0.18
𝑇𝑇1 −𝑡𝑡 1
rumus (3 – 3):
𝑄𝑄
𝑈𝑈𝐷𝐷 =
𝐴𝐴. ∆𝑡𝑡
Nt = 1.344
L = 20 ft
A = N t . L . a”
𝑄𝑄
𝑈𝑈𝐷𝐷 =
𝐴𝐴. ∆𝑡𝑡
15.545.336,2
=
5.280,94 X 165
37
4.5 Perbandingan Kondisi Desain Dengan Hasil Perhitungan
perhitungan sudah lebih rendah dari pada Ud desain, dan Duty perhitungan lebih
rendah dari Duty desain, hal ini menunjukkan kinerja HE E-201-11 sudah
(BEP) antara penurunan Q loss dan biaya cleaning. Dari perhitungan beban atau
4
juta kcal
38
Dari 4 kali proses cleaning duty hitung mencapai duty desain rata-rata 18
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
y = -32522x + 5E+06
2000000
1000000
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
y = -41984x + 7E+06
2000000
1000000
0
0 20 40 60 80 100
39
Gambar 4.5 Penurunan Q Cleaning2
9000000
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000 y = -40629x + 6E+06
1000000
0
0 20 40 60 80 100 120
8000000
7000000
6000000
5000000
4000000 y = -88127x + 7E+06
3000000
2000000
1000000
0
0 10 20 30 40 50
40
Potensi Heat loss
1 TSRF = 800,69 US $
1 US $ = 8872,63 Rp
41
Biaya yang timbul akibat cleaning E-20-11 adalah :
terdahulu
= US$ 1.747.565,-/cleaning
= Rp 15.506.144.275,88/cleaning
= Rp 15.500.000,- + Rp 15.506.144.275,88
= Rp 15.521.644.275,88/cleaning
42
Tabel 4.4 Biaya cleaning
Frekuensi Biaya cleaning
1 15,521,644,000
2 31,043,288,000
3 46,564,932,000
4 62,086,576,000
5 77,608,220,000
6 93,129,864,000
7 108,651,508,000
8 124,173,152,000
9 139,694,796,000
10 155,216,440,000
11 170,738,084,000
12 186,259,728,000
13 201,781,372,000
14 217,303,016,000
15 232,824,660,000
16 248,346,304,000
300
Milyar Rupiah
250
200
150
100
50
-
0 5 10 15
Frekuensi
Biaya Cleaning
43
Tabel 4.5 Penurunan Q loss dan biaya cleaning dengan Frekuensi
cleaning per tahun
Akumulasi penurunan
Frekuensi Biaya Cleaning
Qloss
1 0 15,521,644,000
2 18,546,264,042 31,043,288,000
3 37,092,528,085 46,564,932,000
4 55,638,792,127 62,086,576,000
5 74,185,056,170 77,608,220,000
6 92,731,320,212 93,129,864,000
7 111,277,584,254 108,651,508,000
8 129,823,848,297 124,173,152,000
9 148,370,112,339 139,694,796,000
10 166,916,376,381 155,216,440,000
11 185,462,640,424 170,738,084,000
12 204,008,904,466 186,259,728,000
13 222,555,168,509 201,781,372,000
14 241,101,432,551 217,303,016,000
15 259,647,696,593 232,824,660,000
16 278,193,960,636 248,346,304,000
300
milyar rupiah
250
200
150
100
50
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Frekuensi
Penurunan Q loss Biaya cleaning
44
Jika menurunnya Q loss dianggap sebegai pendapatan (TR), dan biaya
cleaning dianggap sebagai total cost (TC), maka titik impas (BEP) terjadi saat
penurunan Q loss = total biaya cleaning yaitu pada titik potong kedua garis.
TR – TC = 0
= 360 hari : 6
45
4.7 Keekonomian
rumus (3 – 7) :
S = (TR A – TR B ) – (TC A – TC B )
= Rp 37.092.528.095 – Rp 31.043.288.000
= Rp 6.049.240.095/Tahun
Tahun.
46
V. PENUTUP
5.1. Simpulan
Hasil perhitungan dan data pola penurunan duty Heat Exchanger E-201-11
Dengan U D perhitungan 17,88 Btu/hr ft2 OF < dari U D desain 36,66 Btu/hr
5.2. Saran
Agar penyerapan panas oleh E-201-11 bisa lebih baik dan proses
cleaningnya dapat berjalan tepat waktu, maka saran bisa penulis berikan adalah :
Lakukan injeksi anti fouling, karena saat ini proses di CDU V tidak
Lakukan proses cleaning E-201-11 dengan poriode 2 bulan sekali, atau 6 kali
setahun
Sediakan tube bundle cadangan untuk mempercepat cleaning, karena pada saat
47