Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Teknik Kimia III

Pembuatan Caffeine dari Teh

DISUSUN OLEH : DWITA LESTARI

NIM : 2017430032

P2K TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK

Jl. Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat . Telp : 021-4256024, Fax : 021 – 4256023
I. Prinsip Percobaan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air
dan yang lainnya pelarut organic

II. Tujuan Percobaan


a. Untuk mengetahui cara pembuatan caffeine dari the
b. Untuk mengetahui cara kristalisasi
c. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari caffeine

III. Teori Percobaan


1. Bahan Baku
a. Daun Teh
Teh didefinisikan sebagai pohon kecil, tumbuh di alam bebas,
daunnya berbentuk jorong atau bulat telur yang pucuknya dilayukan dan
dikeringkan untuk dibuat minuman. Teh umumnya tumbuh pada ketinggian
200 – 2300 m. Biasanya tumbuhan teh tumbuh ditempat yang sejuk dan
diperbukitan. Daun teh terbagi menjadi dua kelompok Varasamica dari
asam dan Varsineosi dari Cina. Perbedaan dari dua kelompok daun teh
tersebut adalah dilihat dari bentuk daunya. Untuk kelompok Varasamica
daunya besar dan ujung daunnya runcing, Sedangkan kelompok Varasineosi
bentuk daunya kecil dan ujungnya tumpul tidak lancip.

Sifat Fisika dari Teh

o Titik didih 80 oC
o Mudah larut dalam pelarut organik
o Mempunyai sifat non eksplosit
o Kadar karbon rendah
o Mengandung coffeine
o Berwarna hitam bila sudah dioleh
o Berbau wangi
Sifat Kimia dari Teh

o Reaktifitasnya rendah
o Dapat dipisahkan dari komponennya dengan metode ekstraksi
o Mudah larut dalam air terutama air panas.

Kegunaan Teh

o Sebagai zat anti oksidasi dan bersifat merangsang saraf otak


o Sebagai bahan baku minuman penyegar dan untuk menyerap
kolesterol
b. MgO
Magnesium Oksida (MgO) atau periclase merupakan mineral padatan
putih higroskopis. Mayoritas magnesium oksida (MgO) yang dihasilkan
diperoleh dari pengolahan mineral alami seperti magnesite (MgCO3),
magnesium chloride (MgCl2), dan air laut (Gana, 2010).

Sifat Fisis Magnesium Oksida (MgO)

o Berwarna putih
o Bersifat keras dan tahan api
o Titik leleh 2800 ℃
o Densitas 3.65
o Entalpi pembentukan : 298 K = - 14900 KJ /Kg

Sifat Kimia Magnesium Oksida (MgO)

o Pijar bila dicampur dengan larutan magnesium klorida, akan


membentuk bubur bersifat plastik.
o Bersifat basa lemah disebabkan gaya tarik ion-ion oksidanya
terhadap proton-proton molekul air.
c. Asam Sulfat
Asam Sulfat adalah asam sulfat yang komponenya utama adalah
Belerang. Belerang adalah zat padat yang pada temperature kamar
melebur pada 119, berwarna kuning rapuh. Kristal belerang berbentuk
rombik dengan rumus S. Asam sulfat banyak diperlukan dalam berbagai
industry penting.

Sifat Fisika H2SO4

o Memilki aroma khas yaitu belerang


o Berat Molekulnya : 98 gr/mol
o Cairan kental berwarna bening kekuningan
o Kandungan airnya kecil
o Tahan pengoksidasi dan pendehidrasi
o Bersifat korosif dan bersifat hidrokofis
o Berbentuk cair dan berat jenis 1,84 25/ML ,
o titik didih 240℃ titik leleh 10 ℃

Sifat Kimia H2SO4

o Merupakan asam kuat


o Jika di campur dengan air akan menimbulkan reaksi eksoterm.
o H2SO4 bersifat encer tidak bereaksi dengan Bi, Hg, Cu, dan
logam mulia
H2SO4 (encer) + Fe FeSO4 + H2
o H2SO4 pekat dalam keadaan panas akan mengoksidasi logam-
logam
2H2SO4 (P) + Cu CuSO4 + SO2 + 2H2O

o Merupakan oksidator dengan reduksi terkuat

Kegunaan H2SO4

o Bahan pembuatan pupuk amonium sulfat


o Industri obat
o Untuk pembuatan zat warna
o Untuk memurnikan minyak tanah

d. Alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau
lebih gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol
dapat dikenali dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah
satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan
ke banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan
menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa
yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa
mengandung ikatan O-H.

Sifat Fisika Alkohol

o Titik didih 78,3 oC


o Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air
o Mudah terbakar
o Bersifat polar karena mengandung gugus OH
o Tidak berwarna ( Jernih)
o Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob (menolak molekul –
molekul air)

Sifat Kimia Alkohol

o Mudah terbakar
o Alkohol adalah asam atau basa yang sangat lemah

Kegunaan Alkohol

o Digunakan untuk minuman keras (etanol)


o Digunakan sebagai zat pembunuh kuman (2 – propanol)
o Digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut (metanol)
o Alkohol berfungsi sebagai pengikat coffeine dari teh
e. Chloroform
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga
atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat
dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus
metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi
yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Halogenasi sering
berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan
campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja digunakan
dalam laboratorium.

Sifat-sifat Fisika Kloroform


o rumus molekul CHCl3
o massa molar 119,38 g/mol
o cairan yang tak berwarna
o berat jenis 1,48 g/cm3
o titik leleh -63,5 oC
o titik didih 61,2 oC
o kelarutan dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
o memiliki indeks bias yang tinggi
o berbentuk cairan
o berbau khas
o volatile (mudah menguap)
o beracun

Sifat Sifat Kimia


 Jika terkena udara dan cahaya ,kloroform mengalami oksidasi
secara lambat membentuk fosgen dengan toksitas yang tinggi
 Kloroform dipanaskan dengan alkali akan terurai menjadi
alkali formiat
 Reaksi natrium etilat dengan kloroform membentuk trioksi
metana atau metal ester asam formiat
2. Produk
a. Caffeine

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat


dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan
beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19
gr/gmol dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein
1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap
kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak
langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat
tidur (insomnia), dan denyut jantung tak beraturan (tachycardia)
(Hermanto, 2007).

Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid.


Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nirogen dalam
strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid
umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisiologis
aktif bagi manusia. Struktur kafein terbangun dari sistem cincin purin,
yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam
asam nukleat. (Berghuis, 2015)

Caffeine

Sifat Fisika Caffeine

o Merupakan kristal putih berupa jarum-jarum bercahaya sutra


o Bila tak mengandung air coffein mencair pada 236,5oC dan
menyublimasi pada temperatur rendah
o Mudah larut dalam air panas tetapi sukar larut pada air dingin
Sifat Kimia Caffeine

o Coffein mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol


dan khlorofrom.

Kegunaan Caffeine

o Untuk mengiatkan pekerjaan susunan syaraf sentral dan


mempertinggi tenaga jantung
o Dalam ilmu kedokteran digunakan dalam keadaan bebas dan
dalam bentuk senyawa-senyawa rangkap contohnya dengan
natrium salisilat

b. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Terdapat dua jenis ekstraksi,
yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair yaitu zat
yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cairan.
Sementara ekstraksi padat-cair yaitu zat yang diekstraksi terdapat dalam
campuran yang berbentuk padatan. (Anonim, Ekstraksi, 2015)
Dalam ekstraksi, berlaku hukum distribusi atau partisi yang
dirumuskan bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak
dapat campur, maka suatu temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul
terdapat angka banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarutitu, dan
angka banding distribusi ini tidak bergantung pada spesi molekul lain apapun
yang mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat dasar kedua
pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur. Hal ini didasarkan tepatnya
pada bagaimana analit berpindah dari air ke lapisan organik. (Anonim,
Ekstraksi, 2015)
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur
untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat
atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya
terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Suparni,
2009).
Teknik ekstraksi, tiga metode dasar pada ektraksi cair adalah : ekstraksi
bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi
bertahap merupakan cara yang paing sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengektraksi yang tidak bercampur dengan pelarut
semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai,
lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk
pemisahan analitik. Kesempurnaan ektraksi akan tergantung pada banyaknya
ektraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ektraksi yang
dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit. Ektraksi
bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat yang biasa
digunakan pada ekstraksi bertahap adalah corong pemisah (Day, 2002).

IV. Alat dan Bahan

Alat

 Corong Pemisah
 Kertas saring
 Gabus
 Erlenmeyer hisap
 Klem
 Statif
 Piring porselin
 Bunzen
 Pompa vakum

Bahan

 Teh
 Alkohol
 MgO
 H2SO4
 Khlorofrom
 NaOH

V. Rangkaian Alat
10
1

2
3

4
5
A

2 8

6 B

Keterangan Gambar :
1. Kondensor
2. Klem
3. Soxlet
4. Kertas Saring
5. Hols
6. Labu didih
7. Waterbath / Heater
8. Statif
9. Selang Air Masuk
10. Selang Air Keluar

VI. Prosedur Kerja


1. Kedalam alat ekstraksi dimasukan 50 gram the dan 200 cc alkohol
2. Proses ekstraksi ini berlangsung selama 2 jam (sampai cairan yang kembali
ke labu jernih)
3. Setelah ekstraksi, cairan ditambahkan 25 gram MgO dan kemudian
dipanaskan di atas bunsen hingga suspensi menjadi kering seperti tepung
4. Tepung yang terjadi direbus dengan 250 cc air lalu disaring dengan saringan
penghisap
5. Kemudian tepung direbus lagi 150 cc sebanyak 3 kali
6. Pada tiap-tiap penyaringan filtratnya dijadikan satu
7. Kemudian dalam cairan ini dimasukan 10 % larutan asam sulfat 25 cc dan
cairan direbus hingga volumenya mencapai 1/3 dari volume awal
8. Setelah perebusan saring kembali untuk menghilangkan kotoran – kotoran
yang masih ada
9. Filtratnya yang didapat dikocok 3 kali dengan khlorofrom setiap 25 cc
pemakaiannya
10. Larutan chlorofrom yang akan kuning diberi larutan NaOH encer agar
warnanya agak muda
11. Kemudian diteteskan kepiring porselin yang sedang dipanasi diatas bonzen,
sehingga didapat kristal coffeine
12. Kristal coffeine yang didapat berupa jarum – jarum putih yang mengkilap,
mempunyai 1 mol air kristal dengan titik lebur 236oC dan menyublin pada
suhu 180 oC
13. Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemen praktisnya.
14. Hasil yang didapat kira – kira 2 gram

Anda mungkin juga menyukai