1. Pendahuluan
Beton merupakan suatu bahan bangunan yang telah dipakai pada pembangunan infrastruktur
dalam waktu yang cukup lama. Seiring perkembangan dunia, beton telah diinovasi menjadi
beberapa beton yang mempunyai kinerja lebih baik, seperti Ultra High Performance Concrete
(UHPC), High Performance Concrete (HPC), Geopolymer Concrete, Light-Weight Concrete
(LWC), dan Self-Compacting Concrete (SCC). Pada jurnal ini akan membahas mengenai
salah satu jenis beton ringan, yaitu beton tanpa agregat halus atau yang biasa disebut dengan
beton non pasir (no-fines concrete).Beton non pasir pada umumnya hanya menggunakan
agregat kasar, semen, dan air sehingga beton ini lebih ringan daripada beton konvensional.
Beton non pasir dikembangkan karena mempunyai potensi menjadi beton yang ramah
lingkungan. Beton ini juga dikenal sebagai beton yang mempunyai pori, sehingga kuat tekan
beton pun rendah. Untuk mengatasinya, beton ini dapat dicampurkan dengan agregat halus
dengan komposisi tertentu dan komposisi yang berbeda-beda akan menghasilkan sifat fisik
dan mekanik yang bervariasi juga.
Gambar 2.1 Perbandingan Kuat Tekan Beton Non Pasir dengan Berbagai Agregat
3.1.4 Air
Air yang digunakan pada penelitian ini adalah air yang bersih, bebas dari lumpur.
Pada pengujian kepadatan beton non pasir didapatkan hasil 1800-1950 kg/m3, hasil yang
didapatkan lebih rendah dari beton konvensional.Diamati bahwa terjadi penurunan kepadatan
seiring dengan peningkatan rasio a/c. Juga diamati bahwa slump pada beton non pasir
mengalami peningkatan seiring dengan penambahan air di semua campuran.Tabel 4.2
menunjukkan hasil dari uji kuat tekan, uji kuat tarik, dan uji kuat lentur pada beton non pasir.
Tabel 4.3 Slump dan Nilai Kepadatan Beton Non Pasir dengan Tambahan 10% dan 20% Agregat
Halus
Tabel 4.4 Uji Kekuatan Beton Non Pasir dengan Tambahan 10% dan 20% Agregat Halus
Pengaruh agregat halus pada sifat kekuatan beton non pasir ditunjukkan pada grafik 1 dan 2,
terlihat perbandingan antara kekuatan tekan beton dengan dan tanpa agregat halus pada umur
7 & 28 hari.Dari grafik 1 dan 2, diamati bahwa kekuatan beton non pasir lebih tinggi pada
campuran yang mengandung agregat halus daripada campuran tanpa agregat halus. Kekuatan
beton non pasir dengan tambahan 10% dan 20% agregat halus masing-masing meningkat
sebesar 44% & 60% dibandingkan campuran tanpa agregat halus dengan rasio a/c 6:1 dan
rasio w/c 0.45, sedangkan untuk rasio a/c 8:1 meningkat sebesar 12% & 50%. Dari hasil
pengujian diamati bahwa, kepadatan beton non pasir meningkat dengan penambahan agregat
halus.Penambahan agregat halus menghasilkan pengisian ruang pada rongga beton non pasir
dan mengurangi rongga yang ada sehingga meningkatkan kepadatan.Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa penambahan agregat halus pada beton non pasir meningkatkan sifat
kekuatan beton tetapi mengurangi rongga yang menghasilkan peningkatan kepadatan. Hasil
uji kuat tekan beton non pasir pada umur 7 & 28 hari dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 1.Perbandingan Kuat Tekan Beton Non Pasir dengan dan Tanpa Agregat Halus pada Umur 7
Hari
Grafik 2.Perbandingan Kuat Tekan Beton Non Pasir dengan dan Tanpa Agregat Halus pada Umur 28
Hari
5. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari jurnal mengenai Pervious Concrete adalah sebagai berikut :
a. Pada penelitian ini, untuk aplikasi beton non pasir pada bangunan dengan rasio
agregat-semen 6:1 tanpa campuran agregat halus pada rasio w/c 0.45
direkomendasikan pada beton umur 28 hari yang kekuatan tekannya didapatkan
sebesar 11.25 N/mm
b. Dari penelitian ini, kekuatan tarik dan lentur pada beton non pasir
ditemukan masing-masing berkisar antara 0.5-1.2 N/mm2 dan 0.75-1.55
N/mm2. Untuk meningkatkan kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan
kekuatan lentur pasir dilakukan penambahan 10% dan 20% agregat halus
tetapi mengurangi kepadatan beton non pasir.
c. Pengaruh rasio air-semen memiliki dampak yang lebih besar terhadap
kekuatan beton non pasir karena kadar air 0.45% memberikan kekuatan
lebih daripada kadar air lain yang digunakan pada penelitian ini. Kekuatan
beton mengalami kenaikan dengan meningkatnya rasio w/c.
d. Rentang umum rasio w/c adalah antara 0,38-0,52 (Neville 1997). Dari
penelitian ini, rasio 0,45 w/c diamati ideal untuk beton non pasir.
e. Penambahan agregat halus meningkatkan kepadatan dan sifat kekuatan
tetapi menghasilkan pengurangan rongga. Dengan menghilangkan agregat
halus, luas permukaan yang perlu untuk dilapisi pasta semen rendah ini
menghasilkan kadar semen yang berkurang, yang pada akhirnya
mengurangi biaya beton non pasir.
f. Permeabilitas pada beton non pasir tinggi dikarenakan adanya rongga pada beton
tersebut.
g. Beton non pasir merupakan beton yang lebih efisien dan dapat menghemat biaya.
Daftar Pustaka
A reference
This reference has two entries but the second one is not numbered (it uses the ‘Reference (no
number)’ style.
[1] Another reference
[2] More references