Anda di halaman 1dari 5

Nama : Baiq sandi kartika sari

Nim : 1400029161

Tugas : administrasi dan kebijakan kesehatan

Kelas : A

MODEL REKOMENDASI KEBIJAKAN

Tujuan rekomendasi kebijakan adalah memberikan alternatif kebijakan


yang paling unggul dibanding dengan alternatif kebijakan yang lain. Dalam proses
pemilihan alternatif tersebut harus mendasarkan pada seperangkat kriteria yang
jelas dan transparan, sehingga ada alasan yang masuk akal bahwa suatu alternatif
kebijakan dipilih atau ditolak. Metode seleksi kriteria tsb dapat bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Proses pemilihan alternatif kebijakan membutuhkan perhatian yang
cermat agar policy makers tidak terjebak pada pilihan yang hanya untuk
kepentingan kelompok tertentu atau bias politik. Aspek rasionalitas dan
aseptabilitas dari sebuah alternatif merupakan pertimbangan yang utama dalam
memilih alternative kebijakan, dan ini tidak berarti aspek lain bisa diabaikan.

Rekomendasi kebijakan adalah proses untuk melakukan pilihan terhadap


berbagai alternative kebijakan berdasarkan kriteria - kriteria yang telah ditetapkan.
Menurut Patton & Sawicki, Weimer & Vinning, Ringland, Subagyo, Djamin
dalam Subarsono (2003) rekomendasi kebijakan juga membahas model - model
bagi policy makers, antara lain :

1. Metode Perbandingan
Semua alternatif kebijakan yang akan dievaluasi dibandingkan berdasarkan
kriteria kriteria yang telah ditentukan, kemudian dipilih salah satu alternatif
kebijakan yang memperoleh nilai yang tertinggi. Dalam penetapan kriteria
perlu mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai dari suatu kebijakan di
samping pertimbangan seperangkat nilai.
Contoh penggunaan metode perbandingan :
a. Seleksi Alternatif Kebijakan
Kriteria Alternatif Kebijakan
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
1
2
3
4
5
jumlah

b. Contoh Pembuatan Alternatif Kebijakan Pemilihan Gubernur DIY


Kriteria Alternatif Kebijakan
Alternatif Alternatif 2 Alternatif 3
1
Rendah Sedang Tinggi
Demokratis (1) (2) (3)
Partisipasi Rendah Sedang Tinggi
Masyarakat (1) (2) (3)
Sedang Rendah Tinggi
Transparasi (2) (1) (3)
Rendah Sedang Tinggi
Akuntabilitas (1) (2) (3)
Rendah Sedang Tinggi
Responsibilitas (1) (2) (3)
Jumlah 6 9 15

Dalam konteks diatas memiliki tujuan yang akan dicapai dari adanya
pemilihan kepala daerah adalah terciptanya sistem pemerintahan yang baik (good
governance) dan demokratis. Adapun kriteria yang digunakan sebagai karakter
dari good governance adalah:

a. Demokratis
b. Partisipatif
c. Transparansi
d. Akuntabilitas
e. Responsibilitas

Untuk memberikan nilai kuantitatif pada masing-masing kriteria diperlukan diskusi


diantara para pembuat kebijakan dengan melibatkan stakeholders untuk mencapai nilai
yang disepakati. Besarnya nilai yang disepakati harus mendasarkan pada fakta atau
prediksi ke depan. Diantara masing-masing kriteria dapat diberi bobot yang sama atau
berbeda, semuanya tergantung pada asumsi yang digunakan. Alternatif kebijakan yang
mendapatkan jumlah nilai terbesar adalah yang layak dipilih secara rasional.

2. Metode Non Dominated


Merupakan metode model rekomendasi kebijakan yang melakukan
evaluasi terhadap semua alternatif berdasarkan sejumlah kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengetahui sejauh mana memenuhi kriteria tersebut.
Alternatif yang rendah skornya disingkirkan dari tahap evaluasi berikutnya.
Alternatif yang paling unggul pada semua kriteria atau pada beberapa kriteria
dianalisis lebih lanjut dengan kriteria yang lainnya. Contoh penerapan metode
non dominated :
a. Penilaian masing-masing alternatif
Kriteria Alternatif Kebijakan
Alternatif Alternatif Alternatif 3 Alternatif Alternatif
1 2 4 5
1 4 1 3
2 3 2 5
jumlah 7 3 8

Berdasarkan tabel diatas, maka alternatif kebijakan 3 dan 5 adalah yang paling
unggul pada kriteria 1 dan 2.

b. Penilaian alternatif kebijakan


Kriteria Alternatif Kebijakan
Alternatif 3 Alternatif 5
Kriteria 1 3 5
Kriteria 2 5 4
Kriteria 3 4 5
Jumlah 12 14

Berdasarkan tabel tersebut, maka alternatif kebijakan kemudian menggunakan


kriteria baru, sehingga ditemukan alternatif paling baik.

3. Metode Pro Kontra


Metode ini sangat sederhana karena hanya dengan cara mengidentifikasi
semua argumen yang mendukung dan menolak dari setiap alternatif kebijakan.
Kemudian analis kebijakan memilih alternative kebijakan yang mendapat
banyak dukungan. Berdasarkan metode ini, kebijakan yang terpilih adalah
kebijakan yang tidak selalu terbaik secara rasional, tetapi merupakan kebijakan
popular diantara pembuat kebijakan dan stakeholder.
4. Metode Lexicographic Ordering
Merupakan semua alternatif kebijakan diperbandingkan dan dirangking
berdasarkan suatu kriteria dari yang paling penting (paling berbobot) atau
important criterion menuju kriteria yang kurang penting atau bobotnya lebih
rendah. Kemudian dua atau lebih alternatif yang lolos pada kriteria pertama
dibandingkan lagi dengan menggunakan kriteria ketiga. Demikian langkah
seterusnya sampai diperoleh alternatif yang paling baik. Dalam hal ini analis
kebijakan harus menyusun rangking atau bobot dari semua kriteria yang
digunakan berdasarkan asumsi – asumsi tertentu.
Contoh, Pemerintah akan menaikkan BBM, maka urutan paling penting sampai
kurang penting yang dapat digunakan untuk menilai adalah:
a. Kerawanan politik (bobot: 50%)
b. Pertimbangan ekonomi (bobot 30%)
c. Dukungan DPR (bobot 20%)

5. Metode Analisis Biaya Manfaat

Analisis biaya manfaat adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi kebijakan


yang memungkinkan analisis membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan
dengan cara menghitung total biaya dan total keuntungan dalam bentuk uang.
Analisis biaya manfaat dapat digunakan untuk merekomendasikan tindakan
kebijakan, dalam arti diaplikasikan kedepan, analisis ini dapat juga digunakan untuk
mengevaluasi kinerja kebijakan.

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasikan besarnya biaya dan manfaat


dari setiap alternatif kebijakan. Sehingga analis kebijakan dapat mengambil kebijakan
yang paling rasional dengan cara menghitung semua biaya dari setiap alternatif dan
perkiraan dampak yang ditimbulkan dari setiap kebijakan. Untuk itulah semua biaya
harus dikonversi menjadi kuantitatif dalam bentuk Rupiah. Persoalan yang muncul
adalah tidak semua masalah dapat dikonversi menjadi kuantitatif atau nilai Rupiah
dengan mudah.
Prosedur analisis biaya manfaat menurut Stockey dan Zeckuser (1978:136)

a. Identifikasi jenis kebijakan


b. Menentukan semua dampak, baik yg (+) maupun yang (-), baik sekarang maupun
yang akan datang
c. Menilai semua dampak yg mungkin terjadi dalam Rupiah sedapat mungkin
d. Menghitung manfaat bersih (total manfaat dikurangi total biaya)
e. Membuat Pilihan

6. Metode Kecukupan
Kecukupan (adeuacy) berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat
efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan
adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan
antara alternative kebijakan dan hasil yang diharapkan.
7. Metode Value
Value atau nilai kebijakan bermakna bahwa setiap kebijakan selalu
mengandung nilai tertentu dan juga bertujuan untuk menciptakan tata nilai
baru atau norma baru dalam organisasi. Seringkali nilai yang ada di
masyarakat atau anggota organisasi berbeda dengan nilai yang ada I
pemerintah. Oleh karena itu perlu partisipasi dan komunikasi yang intens pada
saat merumuskan kebijakan.
8. Metode Skenario
Merupakan suatu kerangka analisis yang dipakai untuk memperbaiki
kebijakan dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan kondisi yang
dapat terjadi di masa depan. Langkah ini diperlukan agar kebijakan baru yang
dihasilkan juga dapat menjawab tantangan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai