KARSINOMA VULVA
Oleh:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker vulva adalah keganasan yang tumor ganas primernya tumbuh dari
vulva.(1) Kanker vulva jarang ditemui hanya merupakan 5% dari malignansi
ginekologis. 90 % dari kanker vulva disebabkan oleh sel karsinoma. Di A.S kanker
vulva memiliki prognosis yang baik dyang dalam 5 tahun memiliki angka
keselamatan sebesar 78 persen.
Kanker vulva umumnya diderita oleh wanita usia lanjut ( postmenopause ),
lebih sering pada wanita usia 65 – 75 tahun tetapi dapat dijumpai pada wanita usia
(1,4)
muda . Pada wanita usia lanjut umumnya lesi kanker ditemukan soliter
(2)
sedangkan pada wanita usia muda umumnya multifokal . Karena vulva dilapisi
oleh epitel squamosa , sekitar 80%-90% keganasan vulva primer merupakan
(3,4)
squamous cell carcinoma . Tipe kanker vulva berikutnya adalah melanoma
tetapi berjumlah < 5 % dari kanker vulva. Tipe lain yang jarang adalah basal sel
(4)
carcinoma, kanker kelenjar bartholin`s dan extramammary paget`s disease .
Kanker vulva terjadi pada kulit , jaringan subkutan , kelenjar pada vulva atau
mukosa dari 1/3 bawah vagina (5).
2
Penatalaksanaan kanker vulva tergantung tipe kanker dan stadium kanker .
Secara umum diagnosa dan penatalaksanaan pada stadium awal hasilnya lebih baik.
Pada dasarnya ada tiga terapi yang tersedia yaitu pembedahan, terapi radiasi dan
chemotherapy (4).
3
BAB II
ISI
4
Carcinoma vulva
FIGO T N M
0 Tis N0 M0
IA T1a N0 M0
IB T1b N0 M0
II T2 N0 M0
III T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
IVA T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4 ada N M0
IVB ada T ada N M1
5
2.2. Riwayat Penyakit dan Penyebaran (3).
Vulva terdiri dari mons pubis, labia majora dan minora, vestibula
vaginalis , perineal body dan jaringan subkutan. 70 % dari squamous cell
carcinoma vulva mengenai labia majora dan minora, 15% – 20% kasus mengenai
klitoris dan perineal body.
Cara penyebaran carcinoma vulva
1. Penyebaran langsung ke organ – organ sekitar seperti vagina, uretra dan
anus.
2. Melalui kelenjar getah bening regional.
3. Penyebaran hematogen ke organ jauh seperti hepar, paru - paru dan
tulang
Insiden penyebaran kelenjar getah bening pada kanker vulva sekitar 30%-
45%. Metastasis dimulai dari kelenjar getah bening inguinal superficialis, yang
terletak pada segitiga femoral yang dibentuk dari ligamentum inguinal (superior),
batas M.Sartorius, (sebelah lateral ), M. adductur longus (medial). Hasil penelitian
Dye mengindikasikan penyebaran ke lateral hingga ke paha.
Penyebaran limfatik superficial hingga inguinal (femoral), kelenjar limfe
tersebut terletak dibawah fascia cribiformis, medial dari vena femoralis. Kelenjar
inguinal profundus mengalir ke nodulillimfatici iliaca eksternal dan berakhir di
percabangan para aorta.
Meskipun biasanya penyebaran limfatik dimulai dari kelenjar inguinal
superficial ke kelenjar inguinal profundus lalu ke pelvis dan para aorta, tetapi
pernah dilaporkan kasus pada pasien dengan metastasis langsung ke inguinal
profundus tanpa mengenai kelenjar limfe superficial.
Penyebaran kelenjar limfe menunjukkan suatu metastasis jauh yang
biasanya tidak terlihat pada tahap awal, tetapi sering terlihat pada wanita dengan
penyakit yang berulang. Tempat yang sering terkena pada metastasis hematogen
adalah paru – paru.
6
2.3. Diagnosis.
Tanda dan gejala kanker vulva.
a. VIN.
Pasien mengeluh gatal dan iritasi pada vulva, adanya
(3)
benjolan, tetapi > 50% asimptomatic . Vulva terasa seperti
(8)
terbakar dari ringan sampai berat . Biasanya lesi VIN berbentuk
panonjolan pada permukaan dan sekitar seperempatnya mengalami
hiperpigmentasi. Dapat berwarna merah jambu, abu – abu, merah
atau putih. Lesi berupa macular atau popular dan dapat single atau
multiple (3).
b. Paget`s disease.
(4)
Vulva terasa gatal dan terbakar . Lesi pada pasien dengan
vulvar paget`s disease terlihat eksematous, merah basah (3,4,11). Karena
tampak eksematous, sering salah didiagnosa sebagai eksema atau
7
dermatitis kontak. Penyakit ini dapat terjadi pada usia tua
(postmenopause) dan wanita
3.Melanoma maligna.
Melanoma maligna vulva terjadi pada wanita post menopaus
(3,5)
. Adanya lesi pigmentasi baru atau perubahan pada lesi sebelumnya
(4)
. Tumor dapat tumbuh dari lesi pigmentasi atau kulit normal. Lesi
yang khas termasuk lesi pigmentasi asimtomatik atau masa yang nyeri
(3)
atau perdarahan . Sekitar 5% dari carcinoma vulva merupakan
melanoma maligna. Sekitar 0,1 % dari seluruh nevus pada kulit vulva
wanita dapat menjadi melanoma maligna. Penyebaran lesi primer
melalui saluran limfe. Melanoma maligna sering terlihat di daerah
labia minora dan clitoris, dan ada kecenderungan penyebaran
8
superficial ke ke arah uretra dan vagina. Pigmentasi kehitaman, lesi
menonjol pada mukokutaneus junction dapat ditemukan, dan dapat
terdapat lesi amelanotik. Penyebaran lesi primer melalui saluran limfe
dan cenderung metastasis cepat. Dapat ditemukan lesi satelit pada
kulit. Semua lesi pigmentasi kecil pada vulva yang dicurigai
seharusnya dilakukan biopsi eksisi dengan batas 0,5 – 1 cm dari kulit
normal. Pada kasus tumor yang besar , diagnosa seharusnya dipastikan
dengan biopsi luas (5).
2.4.Pemeriksaan penunjang.
1. Biopsi.
9
stroma dapat diidentifikasi dengan jelas. Biopsi eksisi digunakan
pada lesi dengan diameter < 1 cm (3).
2. Cystoscopy.
3. Proctoscopy.
4. Pemeriksaan pencitraan.
10
2.4. Penatalaksanaan
Pembedahan merupakan terapi utama pada cancer vulva, sejak 60
tahun lalu terapi pembedahan dapat dilakukan. Pada awal abad ini , prosedur
konservatif seperti vulvectomy sederhana sering dilakukan, bagaimanapun
(2,3)
angka kelangsungan hidup 5 tahun hanya 20%-25% . En bloc radical
vulvectomy dengan lymphadenectomy inguinofemoral bilateral (inguinal
superficialis dan profunda ) menjadi standard pengobatan untuk sebagian
besar pasien carcinoma vulva selama tahun 1940 dan 1950 (3).
Jika kanker terletak hanya disalah satu sisi dan berukuran kecil maka
hanya sisi tersebut yang perlu diangkat. Pada eksisi radical, batas jaringan
normal yang diangkat biasanya berukuran 2cm, hal ini dapat menyebabkan
pengangkatan yang tidak teratur jika ukuran kankernya melebihi batas 2cm
tersebut. Kanker yang besar terkadang membutuhkan bedah plastik untuk
memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan. Jika terdapat kanker pada kelenjar
getah bening lipat paha dan pada kelenjar getah bening pelvis , dilakukan
radiasi setelah proses penyembuhan operasi. Umumnya proses radiasi
diberikan bersama kemoterapi untuk mengoptimalkan efek radiasi tersebut (2)
A. Teknik Operasi
11
Dengan pendekatan secara en bloc , perawatan di rumah sakit
yang lama sering terjadi karena timbul kerusakan luka pasca
pembedahan. Edema kaki yang kronis juga sering terjadi pada sekitar
50 % pasien. Untuk mengurangi morbiditas pasca pembdahan ini ,
insisi secara terpisah dapat digunakan untuk diseksi lipat paha. Ini
memungkinkna luka ditutup tanpa tegangan dan banyak memperbaiki
insiden kerusakan luka (13).
12
kanker. Tingkat pembekuan ini dapat dicapai dengan menggunakan
instrumen berupa sonde atau semprotan nitrogen cir (14).
13
BAB III
KESIMPULAN
Carcinoma vulva terjadi pada ± 5% dari keganasan pada ginekologi dan < 1%
keganasan yang terjadi pada wanita.
80-90% keganasan vulva merupakan squamous sel carcinoma
Kecurigaan adanya kelainan pada vulva dapat dideteksi dengan biopsi
Pada dasarnya ada tiga terapi yang tersedia yaitu pembedahan, terapi radiasi
dan chemotherapy
Prognosis untuk pasien dengan stadium awal umumnya baik
14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
3. Smith DM, Barclay DL. Premalignant dan malignant disorders of the vulva
and vagina. Current obstetric and gynecologic diagnosis and treatment, Edited
by Decherney AH, eight edition. Boston. 2010: 46 : 909 – 16.
4. Cunningham GF, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, et al. Vulvar
cancer. Williams obstetrics. 21st edition. 2014 55 : 1453.
15
16