Anda di halaman 1dari 2

EPIDEMIOLOGI

Batu empedu adalah salah satu masalah tersering yang mengenai saluran pencernaan. Prevalensi batu
empedu antrara 11%-36%. Tingginya prevalensi berhubungan dengan banyak factor antara lain umur,
gender, keturunan pertama dari orang yang terkena batu empedu mempunyai prevalensi lebih besar.
Beberapa kondisi melatar belakangi pembentukan batu ginjal, diantaranya obesitas, kehamilan, gaya
hidup. Perempuan tiga kali lebih beresiko terhadap terbentuknya gagal ginjal dari laki-laki.

PATOFISIOLOGI

Pembentukan batu empedu merupakan hasil dari pengerasan larutan organic utama pada empedu yaitu
bilirubin garam empedu fosfolipid dan kolesterol. Batu empedu diklasifikasikan berdasarkan kandungan
kolesterolnya baik dalam bentuk batu kolestrol atau pigment stone (bilirubin).

a. Kolesterol stone
Batu kolestrol murni sangat jarang, hanya 10% dari batu empedu. Sebuah batu besar dengan
permukaan halus. Sebagian batu kolestrol mengandung sejumlah pigmen empedu dan kalsium
yang bervariasi, tapi biasanya >70% adalah kolesterol. Batu kolesterol biasanya multiple,
jumlahnya bervariasi, keras, irregular/murberry.
Kolestrol disekresi oleh empedu sebagai vesikel kolesterol fosfolipid. Biasanya diikat dalam
micelle yang merupakan garam empedu / fosfolipid / kolestrol complex yang terkonjugasi.
Kehadiran vesikel dan micel ke dalam kompartemen ciaran yang sama menyebabkan
perpindahan lemak
Maturasi vesikel terjadi ketika lipid vesikuler tergabung dengan micelle. Fosfolipid vesikuler
lebih mudah tergabung dengan micelle daripada kolestrol vesikuler. Hal ini menyebabkan
vesikel kaya kolestrol menjadi tidak stabil lalu membentuk Kristal kolesterol. Pada empedu yang
tidak tersaturasi vesikel yang kaya kolesterol tidak berhubungan. Pada super saturated empedu
akan terbentuk zona padat kolesterol pada permukaan dari vesikel yang kaya kolestrol
menyebabkan Kristal kolesterol.
b. Pigment stone
Batu pigmen mengandung 20% kolesterol dan gelap karena kandungan kalsium bilirubin. Batu
pigmen hitam biasanya kecil, rapuh, bewarna hitam dan kadang berbentuk menajam. Terbentuk
karena supersaturasi kalsium carbonat dan fosfat seringkali merupaka gangguang hemolisis
sekunder dengan gangguan hemolisis seperti sferositosis dan sickle cell disease, sirosis. Bilirubin
unkonjugat lebih sedikit terlarut disbanding konjugat pada empedu. Dekonjugasi bilirubin
normal terjadi pada empedu dalam kecepatan pelan. Kadar berlebihan dari bilirubin konjugat
seperti pada keadaan hemolitik menyebabkan peningkatan produksi bilirubin konjugat ketika
perubahan kondisi menyebabkan peningkatan kadaru bilirubin dekonjugat pada empedu
Batu coklat biasanya berdiamter <1cm, kuning kecoklatan, dan kadang lembek. Mereka
terbentuk pada kantong dan saluran empedu, biasanya terjadi infeksi bakteri sekunder yang
disebabkan oleh penyumbatan kantong empedu. Again utama dari batu dibentuk oleh
presipitasi kalsium bilirubinat dengan bacteria cel body, contohnya E. coli
MANIFESTASI KLINIS

1. Kolesistitis kronis
2. Kolesistitis akut
3. Koledokolitiasis
4. Kolangitis
5. Pancreatitis bilier

Anda mungkin juga menyukai