Laporan Minyak Atsiri
Laporan Minyak Atsiri
SATUAN PROSES II
ISOLASI MINYAK ATSIRI
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 :
KELAS 4 KD
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK
2014
ISOLASI MINYAK ATSIRI
A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu mengetahui proses ekstraksi suatu zat dari bahan yang
terdapat dialam.
B. DASAR TEORI
Minyak atsiri merupakan minyak wangi khas yang dihasilkan dari tanaman
atau hewan, terdiri dari campuran berbagai senyawa kimia yang termasuk golongan
hidrokarbon dan hidrokarbon- O. Sifat fisika kimia dan mutu bau dari masing-masing
jenis minyak tersebut merupakan resultan dari campuran senyawa penyusunnya.
minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi tersusun dari berbagai macam
komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana.
Minyak atsiri yang didominasi oleh senyawa monoterpara dan fenol sederhana
lainnya dapat memberikan hasil yang memuaskan jika suhu kolom diprogram mulai
dari 40/50 C (Agusta, 2000). Suatu cairan dapat diupakan dengan berbagai cara. Yang
paling mudah memang mendidihkannya sampai semua menguap dan komposisi
akhirnya sama dengan cairan asalnya. Dalam kolom distilasi, suhu menurun dengan
ketinggian kolom. Komponen yang kurang atsiri mengembun dan jatuh kembali
dalam labu, tetapi yang lebih atsiri terus naik ke puncak kolom masuk ke dalam
kondensor air dingin, mengembun dan dikumpulkan dalam wadah penampung
(Oxtoby,2001). Bila suatu campuran dua cairan yang dapat campur didihkan,uap yang
lepas dari dalam cairan biasanya mempunyai susunan yang lebih daripada susunan
cairan yang mendidih. Perilaku yang lazim adalah bahwa uap lebih kaya dengan
komponen yang lebih atsiri.
Keterangan :
a. Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan)
Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling berhubungan
langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan
mengambang atau mengapung di atas air atauterendam seluruhnya,
tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses. Air
dapat dididihkan dengan api secara langsung. Metode ini disebut juga
metode perebusan. Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan menguap
bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk
dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling
perebus.Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar,
bunga-bunga jeruk.Destilasi air dapat dijalankan pada tekanan di bawah 1
atmosfir sehingga air bisa mendidih padasuhu yang lebih rendah dari
100oC. Biasanya dilakukan bila bahan atau minyak atsiri rentan terhadap
suhu. Contoh : neroli.
Untuk fraksinasi :
a. Kohobasi
Sistem kohobasi adalah proses penyulingan yang diulang kembali, artinya air
keluaran sisa ini dimasukkan ke ketel lagi untuk diproses ulang menjadi kukus,
kemudian kukus dilewatkan pipa ketabung destilasi. Dalam tabung destilasi kontak
dengan bahan baku menghasilkan kukus air danminyak atsiri, kemudian dipisahkan
oleh separator menghasilkan minyak atsiri dan air limbah(sisa).Bila rose oil dipungut
dengan cara water distillation, maka phenyl ethyl alcohol yang dikandungnya akan
larut dalam air. Senyawa ini tidak ikut bersama minyak atsiri. Bau minyak atsiri
menjadi berbeda disebut incomplete oil . Untuk mendapatkan minyak atsiri yang
lengkap(complete oil), phenyl ethyl alcohol dipisahkan dari air dengan cara distilasi
kemudianditambahkan ke dalam incomplete oil dengan perbandingan yang tepat.
Rose oil yang lengkap inidisebut Rose Otto.
b. Rektifikasi
Bila essential oil hasil distilasi mengandung impurities (pengotor), dapat dimurnikan
dengan re-distilasi memakai steam atau vacuum. Pemurnian dengan cara ini disebut
rectification. Ct.eucalyptus oil, dijual sbg double distilled.
c. Destilasi Fraksinasi
Proses distilasi normal, tetapi minyak atsiri dikumpulkan secara batch (menurut
fraksinya).Contohnya Ylang-ylang.Pada proses pengambilan minyak atsiri dengan
ekstraksi, bahan-bahan minyak atsiri yang akandiambil minyaknya di tambahkan
dengan bahan atau zat pelarut (solvent) yang dapat mengikat minyak yang terdapat
dalam bahan atsiri. Zat solven yang bercampur dengan minyak atsiri
tersebutselanjutnya akan dipisahkan untuk diambil minyak atsirinya.Ekstraksi pelarut
untuk memungut minyak atsiri, tidak hanya memakai chemical solvent sepertihexan,
tetapi juga dengan solven padat misalnya fat/ solid oil. Selain itu bisa juga dengan
CO2.
Untuk estraksi pelarut terutama cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan
minyak atsiri yang sangatrendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile.
Dengan tipe proses seperti ini senyawa nonvolatil misalnya waxe dan pigmen ikut
terekstraksi
Diantaranya :
.a. Maserasi (Ekstraksi dengan lemak panas)
Bahan terutama bunga direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel yang
mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap minyak atsiri.
Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari bahan dengan
penyaringan atau dekanter.
b. Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin)
Kaca dalam frame (disebut chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan
yang tidak berbaudan murni. Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan
pada lemak lalu ditutup. Minyak atsiri akan terserap oleh lemak, bunga diganti
dengan yang segar lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan minyak atsiri. Setelah
jenuh bunga diambil (defleurage). Campuran lemak dan minyak atsiri ini disebut
Pomade. Pamade dicuci dengan alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol.
Dengan cara distilasi akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan
memerlukan tenagayang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini
contohnya tuberose dan jasmine
c. Solvent extraction (Pelarut mudah menguap)
Minyak atsiri dapat diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol, petrloleum eter,
atau benzen.Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic (bisa
menyebabkan kanker).Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini mempunyai
aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak yang dipungut dengan
cara ini, akan tetapi banyak yang tidak mau memakainya untuk aroma terapi
Karena ada sisa solvent pada produk akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6
– 20%. Dengan memakai hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir
cara ini disebutconcrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk
memisahkan solvennya. Bila alkoholdiuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute
atau concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak untuk skin care. Contoh
tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth,narcissus,
tuberose.
JAHE
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) adalah tanaman rempah dan obat yang sudah
lama dikenal masyarakat Indonesia. Selain digunakan sebagai bumbu penyedap
masakan dan ramuan tradisional, tanaman ini juga menjadi komoditas perdagangan
sebagai bahan industri obat-obatan, kosmetik, minuman, makanan ringan dan
kebutuhan dapur (Suharyon dan Rozak, 1997).
Jahe Indonesia diekspor ke beberapa negara tujuan antara lain Jepang, Emirat
Arab, Malaysia dan banyak negara lainnya dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan
olahan (Paimin dan Murhananto, 1999).
Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai salah satu rempah. Hampir
semua wilayah di tanah air umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan
masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber officinale) termasuk
dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo
Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber. Genus Zingiber sendiri terdiri
dari sekitar 100 spesies, yang tersebar di daratan tropis Asia, di antaranya yang
banyak memiliki manfaat adalah Zingiber officinale atau yang kita kenal sebagai
Jahe, Zingiber zerumbet (lempuyang gajah), Zingiber aromaticum (lempuyang
wangi), dan Zingiber purpureum yang kita kenal sebagai bangle.
Jahe dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam bahasa
Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina, zenzero dalam bahasa Italia, dan
jengibre dalam bahasa Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal dengan
sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa, sasak), jhai (Madura), cipakan
(Bali), sipados (Kutai), dan pese (Bugis).
Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sido Muncul, jahe
mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi
minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal.
Kandungan utamanya yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan
bisabolene. Juga memiliki kandungan Zingiberol, Zingiberene, Phellandrene,
Curcumene, Borneol, Champhene, Citral, Garanial, Galanolactone,
Furanogermenone, Pipecolic Acid, Aspartic Acid, Glutamic Acid, dll
Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk,
peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegah mual. Baik untuk
menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk
udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks pengobatan menganjurkan
wanita hamil agar mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah
selama kehamilan. Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris yang menunjukkan
jahe efektif mengurangi mual bahkan mual yang timbul setelah operasi.
a. Sistematika tumbuhan
Divisi : Pteridophyta
Sub divisi : Angiosperma
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Scitamineae
Suku : Zingiberaceae
Marga : Zingeber
Jenis : Zingiber officinale
2. Karakteristik tanaman
3. Morfologi
Berdasarkan aroma, bentuk dan besarnya rimpang dikenal tiga jenis jahe :
4. Nama Daerah
5. Kandungan Kimia
6. indeks bias
Indeks bias minyak atsiri jahe teoritis = 1,3742
7. kegunaan
Minyak jahe berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya
karena mabuk kendaraan / wanita hamil muda, merangsang nafsu makan,
memperkuat otot usus, dalam pengobatan tradisional Asia, Jahe dipakai mengobati
selesma, batuk, diare, dan jahe juga dipakai untuk meningkatkan pembersihan
tubuh melalui keringat.
D. LANGKAH KERJA
- Menimbang 10 gram potongan jahe dengan mengiris dan menghaluskan kemudian
dimasukkan dalam soxhlet
- Menyiapkan alat ekstraksi soxhlet dan jahe yang telah diletakkan dalam sifon
dimasukkan kedalam alat ekstraktor
- Memasukkan etanol sebanyak 200 ml dalam labu leher dua atau 1/2- 2/3 dari
volume labu dan melakukan ekstraksi selama 3 jam (sampai benar-benar jernih)
- Mendestilasi ekstrak yang diperoleh kemudian menampung destilat yang
terbentuk
- Menimbang labu bundar kosong untuk mendapatkan gram minyak yang terbentuk
- Menganalisa sifat fisik minyak
E. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Pengamatan
1. Persiapan bahan (membersihkan Jahe tercincang dadu dan permukaan
jahe, mencincang halus jahe dan plastic sebagai alat pencincangan jahe
menimbang jahe) sedikit pecah. Sampel jahe yang telah
dihaluskan yang digunakan sebanyak
25,6 gram
2. Persiapan pelarut Pelarut yang digunakan adalah etanol
sebanyak 200 ml
3. Proses ekstraksi dengan metode Ekstraksi dilakukan selama kurang lebih
soxhlet 120menit dengan 7x siklus. pelarut
etanol melarutkan senyawa dalam
sampel jahe. Terjadi perubahan warna
pelarut dalamlabu bundar yaitu
terbentuk cairan berwarna kuning dan
agak kental. Cairan tersebut beraroma
wangi jahe.
4. Mendestilasi ekstrak pada suhu Etanol menguap dan keluar tertampung
110oC dalam Erlenmeyer sebagai destilat dan
minyak jahe yang terbentuk sebagai
residu berwarna kuning dan kental
dengan aroma jahe yang sangat pekat
5. Menimbang hasil minyak atsiri Berat labu bundar leher dua adalah
jahe yang didapatkan 173,6 gram dengan berat minyak
minyak atsiri jahe dalam praktikum
adalah 14,0 gram
1 30,54
2 15,54
3 10,23
4 18,20
5 07,21
6 25,15
7 10,35
F. PERHITUNGAN
o Perhitungan berat sampel
- Berat thimble = 4,1 gr
- Berat thimble + jahe = 29,7 gr
- Berat sampel jahe = (berat thimble + jahe) – (berat thimble)
= 29,7 gr – 4,1 gr
= 25,6 gr
=
= 54,68 %
G. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan isolasi minyak jahe dilakukan dengan metode ekstraksi pelarut
yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen minyak jahe dari
campurannya dengan pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi soxhlet digunakan
karena sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih mudah serta lebih
efisen.
Satu set alat exstraksi soxhlet terdiri atas pembakar, labu dasar bulat, soxlet,
serta pendingin. Pembakar digunakan dlam pemanasan. Pemanasan berfungsi agar
pelarut lebih reaktif (mengubah pelarut yang berupa cairan menjadi uap). Pelarut yang
menguap kemudian mencair lagi dan jatuh berupa tetesan. Pelarut yang baru ini lebih
reaktif sehingga mempercepat proses ekstraksi. Labu dasar bulat berisi pelarut yang
dipanaskan. Soxhlet berisi sampel. Pendingin berfungsi untuk mendinginkan uap yang
panas. Aliran air dalam pendingin dialirkan dari bawah agar alirannya lebih lama
sehingga pendinginannya lebih optimal. Lubang pada soxhlet maupun pendingin tidak
boleh ditutup agar tidak terjadi penyumbatan sehingga ekstraksi bisa berjalan dengan
baik.
Pertama, serbuk jahe kering dimasukkan alat ekstraksi soxhlet sebanyak 10
gram. Jahe yang digunakan berbentuk serbuk karena serbuk jahe memiliki luas
permukaan yang besar sehingga pelarut lebih cepat untuk melarutkan komponen jahe.
Fungsi pengeringan serbuk jahe adalah untuk mengurangi kadar air agar senyawa
yang diisolasi maksimum. Sampel jahe yang dimasukkan dalam soxhlet tidak boleh
berlebihan. Hal ini sesuai dengan prinsip kapilaritas, agar sampel terendam dalm
pelarut namun tidak menyebabkan penyumbatan.
Sementara itu dalam labu dasar bulat dimasukkan 200 ml etanol. Penggunaan
etanol dikarenakan Etanol mempunyai titik didih 78,370C, mempunyai sifat stabil dan
mudah menguap, sehingga sesuai untuk ekstraksi. Etanol juga menguntungkan karena
bersifat selektif dalam melarutkan zat.
Minyak jahe larut dalam Etanol karena senyawa yang terkandung dalam
minyak jahe adalah senyawa non-ionik, senyawa – senyawa dengan rantai karbon
lebih dari lima, senyawa-senyawa yang mempunyai gugus fungsional nonpolar dan
tidak mampu membentuk ikatan hidrogen.
Ekstraksi dilakukan sampai hasil ekstraksi jernih. Pada prcobaan kali ini untuk
mendapatkan hasil yang jernih dilakukan enam kali ekstraksi. Banyaknya jumlah
siklus ekstraksi (yaitu 7 kali). Hasil ekstraksi yang sudah jernih menunjukkan bawa
pelarut Etanol sudah menguap dan hasil ekstraksi yang diperoleh adalah minyak jahe.
Setelah itu dilakukan proses destilasi dengan tujuan memisahkan pelarut yang
mengekstraksi jahe. Prinsip destilsi, yaitu memisahkan dua campuran laruta
berdasarkan titik didih. Titik didih pelarut (etanol) yang jauh rendah dari minyak atsiri
jahe, sehingga pelarut yang teruapkan pertama kali. Minyak atsiri jahe akan tertinggal
dalam labu bundar. Dari hasil perhitungan persen minyak atsiri jahe didapatkan
sebesar 54,68%, dari berat minyak atsiri yang didapatkan sebesar 14 gram.
Minyak atsiri memiliki banyak khasiat:
Gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati
mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang
hamil muda. Juga rasanya yang tajam merangsang nafsu makan, memperkuat
otot usus, membantu mengeluarkan gas usus serta membantu fungsi jantung.
mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah,
penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga membantu
menurunkan kadar kolesterol.
Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon
adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih
cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu
protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak.
Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia
yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual.
Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu
mengeluarkan angin.
Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak
yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
H. KESIMPULAN
1. Peralatan yang dapat digunakan dalam isolasi jahe adalah satu set alat ekstraksi
soxhlet yang terdiri dari pemanas biasa (farapin), labu bundar bulat yang berisi
pelarut, alat ekstraksi soxhlet sebagai tempat sampel, serta pendingin untuk
meninginkan uap yang panas.
2. Bahan-bahan yang ibutuhkan untuk isolasi minyak jahe adalah serbuk jahe
(dipilih serbuk karena luas permukaan lebih besar) dan sudah kering (untuk
mengurangi kadar air dalam jahe sehigga hasil yang didapat maksimal).
3. Untuk mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dapat digunakan metode
ekstraksi pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk memisahkan komponen
minyak jahe dari campurannya dengan pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi
soxhlet digunakan karena sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih
mudah serta lebih efisen.
4. Data percobaan yang diperoleh :
- Skilus ektraksi dilakukan sebanyak 7 kali
- Berat sample jahe adalah 25,6 gram
- Persen kadar minyak atsiri jahe adalah 14 gram
- Indeks bias minyak atsiri jahe adalah 1.3742
DAFTAR PUSTAKA
http://ebie-bie-bie.blogspot.com/2009/03/ekstrak-jahe.html
http://www.academia.edu/4634336/Ginger_oil_lab
www.scribd.com/doc/129902332/isolasi-minyak-jahe-dari-rimpang-jahe.html
http://mel.rizky.blogspot.com/2011/11/isolasi-minyak-jahe.html
GAMBAR ALAT
Peralatan ekstraksi
Peralatan distilasi