Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat,
dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform
indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air
semakin baik.
mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur -
galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada
manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari
26
Universitas Sumatera Utara
Bakteri kelompok koliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, gram
memproduksi gas dan asam pada suhu 370C dalam waktu kurang dari 48 jam.
Adapun bakteri E.Coli selain memiliki karakteristik seperti bakteri koliform pada
umumnya juga dapat menghasilkan senyawa indole didalam air pepton yang
mengandung asam amino triptofan, serta tidak dapat menggunakan natrium sitrat
E.coli (ETEC)). Produksi enterotoksin oleh E.coli ditemukan sekitar tahun 1970 dari
bersifat patogen pada penyakit diare manusia. Dua tipe toksin E.coli disebut sebagai
toksin labil (labile toxin, LT) dan toksin stabil (stable toxin, ST).
Akhir-akhir ini kelompok E.coli dari serotipe yang berbeda (umumnya O78,
O13, O6) yang memproduksi enterotoksin telah ditemukan sebagai etiologi penting
diare akut, termasuk diare epidemik, pada neonatus (Sack,1977). Smith dan Gyles
(1970) mengemukakan adanya E.coli patogen pada babi yang mempunyai plasmid
(suatu massa DNA yang mempunyai kromosom) yang mudah dipindahkan dan
macam enterotoksin. Pada manusia, E.coli patogen juga mempunyai plasmid Ent +
yang membentuk toksin tahan panas (stable toxin, ST) dan toksin tidak tahan panas
(labile toxin, LT) atau kombinasi(ST/LT). Seperti toksin kolera, toksin LTETEC
1983).
Bray berhasil menemukan tipe antigen spesifik E.coli pada bayi penderita kolera.
Selain itu dikemukakan terdapatnya bau yang khas seperti semen dari cairan yang
dihasilkan oleh organisme itu. Tidak lama kemudian Kauffman berhasil menyusun
satu sistem untuk menentukan tipe E.coli yang didasarkan atas antigen somatik
(antigen O), antigen kapsular (antigen K) dan antigen Flagelar (antigen H). Sejak itu
ditemukan 15 serogrup, diantaranya yang dikenal sebagai bentuk EPEC yang telah
diketahui pula sebagai penyebab epidemi diare pada bayi (Evans, 1979). Yang paling
banyak didapatkan ialah: O26 B6, O55 B5, O111 B4 dan yang agak kurang O114 B14, O126
B16, O127 B8, O128 B12 (Cruickshank, 1974). Pada kira-kira 2-3% bayi sehat ditemukan
EPEC.
penyebab diare pada bayi atas dasar hasil yang diperoleh pada tahun tersebut di
Bandung oleh Soeprapti Thaib dkk.(1968) yaitu 41,9% (88 dari 210 tinja) pada bayi
yang berumur 0-6 bulan dan 35,3% (45 dari 136 tinja) pada bayi umur 6-12 bulan,
Ono Dewanoto dkk.(1969) melaporkan 36,2% (163 dari 448 tinja) untuk bayi
berumur 0-24 bulan dan Gracey dkk.(1973) melaporkan angka 35,0% (7 dari 20 tinja
Jakarta) pada tahun 1973. Sejak tahun 1975, perhatian terhadap penyakit diare akut
menyebabkan diare berdarah dan berinvasi ke usus besar. Strain ini terdiri dari
sejumlah kecil serogrup yang dapat dibedakan dari E.coli Enterotoksegenik dan
E.coli enteropatogenik dan disebut E.coli enteroinvasif. Strain ini seperti organisme
lain yang bersifat invasif, sering juga terdapat dalam tinja yang penuh dengan leukosit
selain E.Coli juga digunakan bakteri indikator lain sebagai pelengkap, yaitu
streptococcus faecalis. Bakteri ini terdapat didalam faeces dan jumlahnya bervariasi,
tetapi biasanya ada dalam jumlah lebih sedikit dari pada E.Coli. Di dalam air,
streptococcus faecalis kemungkinan mati atau hilang dengan kecepatan kurang lebih
sama dengan E.Coli, tetapi lebih cepat dari bakteri koliform lainnya. Apabila dalam
suatu sampel air ditemukan bakteri dari kelompok koliform tetapi bukan E.Coli,
Bakteri koliform lain yang juga sering dianalisis untuk mengetahui kualitas air
berbentuk batang dan membentuk spora (Fardiaz, 2011). Bakteri ini juga bersifat
pada E.Coli.
Spora bakteri ini dalam air dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan
dengan bakteri dari kelompok coliform, serta tahan terhadap proses klorinasi pada
proses yang biasa digunakan pada praktek sanitasi air. Ditemukannya spora dari
oleh faeces, dan bahwa pencemaran tersebut telah terjadi dalam waktu yang agak
lama.
sifat seperti coli, tetapi lebih banyak didapatkan di dalam habitat tanah dan air
daripada di dalam usus, sehingga disebut “non-fekal”, dan umumnya tidak patogen
(Suriawiria, 2008).
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu
sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian
yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal
sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu
Dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan
dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh.
merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang
Penyediaan Air Bersih, jumlah air di alam ini tetap ada dan mengikuti suatu aliran
yang dinamakan siklus hidrologi. Dalam siklus ini dengan adanya penyinaran
matahari, maka semua air yang ada di permukaan bumi akan menguap. Penguapan
terjadi pada air permukaan, air yang berada pada lapisan tanah bagian atas, air yang
ada di dalam tumbuhan, hewan, dan manusia. Karena adanya angin, maka uap air ini
awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi dimana
temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik-titik air dan jatuh ke bumi
sebagai hujan. Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam air
permukaan (run-off), ada yang meresap ke dalam tanah (perkolasi) dan menjadi air
tanah yang dangkal maupun yang dalam, dan ada yang diserap oleh tumbuhan. Air
tanah dalam akan timbul ke permukaan sebagi mata air dan menjadi air permukaan.
sungai-sungai dan jika melalui suatu tempat rendah (cekung) maka air akan
berkumpul, membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang
mengalir ke laut kembali dan kemudian akan mengikuti siklus hidrologi ini.
Menkes/ Per/ VI/ 2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum bahwa
yang dimaksud air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber
yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut
antara lain:
Kesehatan RI.
kimia yang berbahaya dan sampah atau limbah industri (Chandra, 2002). Air yang
berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak
Air angkasa terjadi dari proses evaporasi dari air permukaan dan
evotranspirasi dari tumbuh-tumbuhan oleh bantuan sinar matahari dan melalui proses
kondensasi kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju ataupun embun. Air
angkasa mempunyai sifat tanah (soft water) karena kurang mengandung garam-garam
dan zat-zat mineral sehingga terasa kurang segar juga boros terhadap pemakaian
sabun. Air angkasa juga bersifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir sehingga mempercepat terjadinya korosi. Air angksa atau
air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walau pada saat presipitasi
merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran
disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida,
b. Air permukaan
waduk, rawa,terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami pencemaran
c. Air laut
Air laut mempunyai sifat asin karena kandungan garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat
untuk air minum. Namun demikian, air laut ini juga dapat dipergunakan sebagai
sumber air minum di beberapa negara yang sudah tidak memiliki sumber air yang
lebih baik setelah melalui proses desalinasi yang masih sangat mahal biayanya.
d. Air tanah
Menurut definisi Undang-undang sumber Daya Air, air tanah merupakan air
yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (Sujana,
2006). Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami
proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di
dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah menjadi lebih baik dan lebih
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber lain. Pertama, air
tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses
purifikasi. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim
kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau
dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam
magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air.
Selain itu, untuk menghisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan
1) Air tanah dangkal yaitu air yang terjadi karena proses peresapan air dari
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan juga bakteri sehingga air tanah akan
mengandung zat kimia karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur
kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Pengotoran juga masih terus
berlangsung terutama pada muka air ynag dekat dengan muka tanah. Air tanah ini
sumber air minum, ditinjau dari segi kualitas agak baik. Tetapi dari segi kuantitas
2) Air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat setelah lapisan rapat air yang
pertama. Pengambilan air tanah dalam ini tidak semudah pengambilan air tanah
dangkal. Biasanya air tanah dalam ini berada pada kedalaman antara 200 – 300
meter. Kualitas air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal karena
kimia tergantung pada lapis-lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur
air yang berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruhi oleh musim dan
Air dapat bersumber dari air tanah yaitu air yang tersimpan/ terperangkap di
oleh alam. Menurut Sanropie (1984), keuntungan penggunaan air tanah adalah (1)
pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut, (2) paling praktis dan
menampung air dari mana air itu di ambil biasanya merupakan pengumpulan air
membutuhkan pemompaan.
2.3.1 Sumur
a. Sumur Gali
Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas
dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah- rumah
perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah.
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui
Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan
sumber kontaminasi, misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air
dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik,
bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur.
Pada segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur gali ini kurang baik bila
ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan syarat-syarat fisik dari sumur tersebut yang
didasarkan atas kesimpulan dari pendapat beberapa pakar di bidang ini, diantaranya
lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar, lantai sumur
sekurang-kurang berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding sumur dan kedap air,
saluran pembuangan air limbah (SPAL) minimal 10 meter dan permanen, tinggi bibir
sumur 0,8 meter, memililki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter dan memiliki
Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa. Syarat
konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir sumur, lantai
sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat harus memenuhi
1) Jarak
sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah (cesspool, seepage pit), dan
kemiringan tanah, lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir dan jarak sumur
minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus,
kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya (Chandra, 2007). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Gotaas, dkk dalam Soeparman (2002), sumber kontaminasi
yang berupa tinja manusia yang ditempatkan dalam lubang yang menembus
permukaan air tanah. Sampel positif organisme coliform didapatkan pada jarak 4
kira-kira 2 m pada titik yang berjarak sekitar 5 m dari jamban dan menyempit
pada kira-kira 11 m. Kontaminasi tidak bergerak melawan arah aliran air tanah.
(clogging), dan sampel yang positif dapat diperoleh hanya pada jarak 2-3 m dari
lubang. Dengan kata lain, daerah kontaminasi tanah telah menyempit. Pola
perpindahan selalu searah dengan arah aliran air tanah. Dalam penempatan sumur,
harus diingat bahwa air yang berada dalam lingkaran pengaruh sumur mengalir
menuju sumur tersebut. Tidak boleh ada bagian daerah kontaminasi kimiawi
(Soeparman, 2002).
Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, bahwa jarak horizontal sumur
ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/tangki
septic tank) lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap
zat kimia mengikuti bentuk yang hampir sama dengan pencemaran bakteri. Pada
jarak 25 meter dari sumber pencemar area kontaminasi melebar sampai + 9 meter
air yang ada di masyarakat sebaiknya harus berjarak lebih dari 95 meter dari
Jarak aman antara Lubang Kakus dengan Sumber Air Minum dipengaruhi oleh
b) Faktor hidrologi: yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain Kedalaman
air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang berbatu dan
berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan
dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya terbentuk
dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan
lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5
bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan.
untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk
Dalam hal konstruksi sumur gali, hal yang harus diutamakan adalah dinding
sumur gali. Kriteria yang harus diperhatikan dalam membuat dinding sumur gali
adalah:
a) Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus
terbuat dari tembok yang kedap air (disemen). Hal tersebut dimaksudkan agar
habitat hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter
dinding berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai
dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan yang telah
umumnya tidak dapat hidup lagi pada kedalaman tersebut. Kira-kira 1,5 meter
berikutnya ke bawah, dinding ini tidak dibuat tembok yang tidak disemen,
c) Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen. Akan
tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk sumur gali
sumur dari perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya pipa
keadaan seperti ini diharapkan permukaan air sudah mencapai di atas dasar
2000).
Selanjutnya adalah bibir sumur gali. Untuk keperluan bibir sumur ini terdapat
a) Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm untuk
(Entjang, 2000).
(Machfoedz, 2004).
c) Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan harus
dibuat setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini merupakan satu
Dalam konstruksi sumur gali, salah satu juga yang harus diperhatikan adalah
lantai sumur gali. Ada beberapa pendapat konstruksi lantai sumur antara lain :
a) Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air ± 1,5 m lebarnya dari dinding
b) Tanah di sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring
dengan tepinya dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira-kira 1,5
berikut:
1) Kemampuan hidup bakteri patogen selama 3 hari dan perjalanan air dalam tanah 3
meter/hari.
tidak digunakan.
Menurut Entjang (2000), saluran pembuangan air limbah dari sekitar sumur
dibuat dari tembok yang kedap air dan panjangnya sekurang-kurangnya 10m.
Sedangkan pada sumur gali yang dilengkapi pompa, pada dasarnya pembuatannya
sama dengan sumur gali tanpa pompa, tapi air sumur diambil dengan
terjadinya pengotoran akan lebih sedikit disebabkan kondisi sumur selalu tertutup.
b. Sumur Bor
Dengan cara pengeboran, lapisan air tanah yang lebih dalam ataupun lapisan
tanah yang jauh dari tanah permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi
kontaminasi. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara
langsung dapat dipergunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil dengan
Sumber air yang sering digunakan oleh masyarakat selain air sumur gali
adalah air pipa atau air kran. Air bersih yang bersumber dari air kran di salurkan
melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, setiap PDAM di setiap
daerah belum tentu memiliki kualitas dan kuantitasnya sama dengan daerah lainnya.
Secara teknis pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan harus memenuhi
unsur-unsur sebagai:
melalui jaringan perpipaan/distribusi. Air yang dimanfaatkan adalah air tanah atau air
permukaan dengan atau tanpa diolah. Ada beberapa cara pendistribusian air perpipaan
meliputi:
sehingga masyarakat tidak perlu lagi pergi dari rumah untuk mengambil air.
2) Kran umum, air hanya disalurkan sampai target tertentu dan masyarakat dapat
3) Hidran umum adalah kran umum yang dilengkapi dengan tangki air karena
penyaluran air kurang dari 24 jam dalam sehari atau karena tekanannya rendah.
4) Terminal air, pada dasarnya sama dengan hidran umum, tetapi ditujukan untuk
daerah yang belum terjangkau jaringan distribusi air minum (jaraknya relatif
jauh), sehingga air bersih secara berkala dikirim dengan tangki dan ditampung
Kawasan Industri juga akan memberikan dampak terhadap beberapa fungsi di sekitar
lokasi kawasan. Oleh sebab itu, beberapa kriteria menjadi pertimbangan di dalam
pemilihan lokasi Kawasan Industri, salah satu diantaranya adalah Jarak terhadap
Pemukiman.
1) Berdampak positif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dan aspek
tanah disekitar lokasi industri menjadi kumuh dan tidak ada lagi jarak antara
3) Jarak terhadap pemukiman yang ideal minimal 2 (dua) Km dari lokasi kegiatan
IND/PER/3/2010).
dapat menimbulkan masalah pencemaran, karena Limbah hewan yang berupa feces
dan urine dapat bertindak sebagai media pertumbuhan dan perkembangan mikroba
maksimum kriteria kualitas air, dan kedua gas tersebut menimbulkan bau yang tidak
sedap serta dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan yang disertai
dengan reaksi fisiologik tubuh berupa rasa mual dan kehilangan selera makan. Selain
menimbulkan gas berbau busuk juga adanya pemanfaatan oksigen terlarut yang
berlebihan dapat mengakibatkan kekurangan oksigen bagi biota air (Roihatin, 2006).
Oleh karena itu, sebaiknya pasar hewan berada jauh dari pemukiman penduduk.
didasari pada penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahuinya, kemudian
penelitian ini adalah segala sesuatu bentuk nyata yang dilakukan oleh pengguna
sumur gali yang dapat mencemari air sumur gali. Menurut Bloom dalam
Notoatmodjo (2005), praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan,
yaitu:
1. Praktik terpimpin (Guided respons), yaitu apabila subjek atau seseorang telah
panduan.
atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau
tindakan mekanis.
3. Adopsi (Adoption), adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.
Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
sudah dilakukan modifikasi, atau disebut juga tindakan atau perilaku yang
berkualitas.
Menurut Azwar (2003), tindakan manusia ada tiga jenis yaitu: 1) tindakan
ideal, artinya tindakan yang dapat diamati dan dilakukan oleh individu atau
sekarang, artinya perilaku yang dilaksanakan saat ini, dan 3) tindakan yang
Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kualitas air adalah
sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air
sederhana mempunyai keuntungan karena murah dan mudah sehingga setiap orang
bersih yang dipengaruhi kualitas air baku tersebut akan berpengaruh pada kesehatan
masyarakat yang mengkonsumsinya (Amsyari, 1996). Kualitas air bersih sangat erat
kaitannya dengan kualitas air bakunya. Umumnya air baku dari air sumber (air tanah)
kualitasnya sudah cukup baik sehingga tidak sulit menjadikannya air bersih yang
memenuhi persyaratan kesehatan. Pada sisi lain air bersih dalam jumlah banyak harus
mengambil dari sumber air yang besar pula. Ini sering terjadi di kota besar dan
akhirnya memilih air sungai yang ada di dekatnya sebagai sumber air baku. Kualitas
air sungai sebagai air permukaan jelas berbeda dengan air sumber dan air tanah dalam
sehingga perlu proses yang lebih banyak. Pada awalnya proses itu pun tidak begitu
berat karena air sungai hanya terkait dengan limbah rumah tangga yang jumlahnya
pun terbatas sehingga proses penjernihannya pun relatif sederhana (Amsyari, 1996).
pencemaran dari limbah domestik, akan tetapi juga dari limbah industri yang pekat
dengan macam bahan kimiawi yang luas. Bahan beracun dan berbahaya jelas tidak
banyak dikeluarkan oleh limbah rumah tangga. Bahan seperti itu umumnya dari
industri yang melibatkan banyak reaksi kimia, seperti industri kertas, cat dan lainnya.
Jelas proses pengolahan air bersih yang akan dilakukan akan lebih kompleks
(Amsyari, 1996).
angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai
Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari
bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri
patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri
bakteri coliform yang memenuhi syarat untuk air bersih bukan perpipaan adalah < 50
MPN.
Air tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli
minum adalah dilihat dari Coliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum
untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum setelah dimasak. Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah,
sumur, air tanah dangkal, sumur artetis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk
golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK
sebagai berikut.
1. Air bersih kelas A ketegori baik mengandung total Coliform kurang dari 50
5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung Coliform lebih 2400.
menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan
seharihari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum
maupun air baku (air bersih), antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik,
tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak berwarna. Pada umunya syarat
fisik ini diperhatikan untuk estetika air. Adapun sifat-sifat air secara fisik dapat
1) Suhu
Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan
temperature sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah ± 30C suhu udara
disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis
bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber.
Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Karena
pengukuran bau dan rasa ini tergantung pada reaksi individu maka hasil yang
dilaporkan tidak mutlak. Untuk standard air bersih sesuai dengan Permenkes RI
tidak berasa .
3) Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel
kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur,
Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg), Aluminium (Al),
Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium (Ca), Mangan ( Mn ),
Derajat keasaman (pH), Cadmium (Cd), dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat
kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar
416/MENKES/PER/IX/1990.
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia
yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak baik bagi
kesehatan dan material yang digunakan manusia. Contohnya pH; pH Air sebaiknya
netral yaitu tidak asam dan tidak basa untuk mencegah terjadinya pelarutan logam
berat dan korosi jaringan. pH air yang dianjurkan untuk air minum adalah 6,5–9. Air
merupakan pelarut yang baik sekali maka jika dibantu dengan pH yang tidak netral
Upaya memperoleh air bersih dapat dilakukan dalam skala besar maupu skala
2.7.1 Penyimpanan
Air yang disimpan dalam wadah penampungan akan melalui proses purifikasi
Setelah melalui proses fisik, kualitas air sudah dapat diperbaiki sampai sekitar
90%. Benda-benda yang terlarut dalam air akan mengendap dalam waktu 24 jam
b. Proses kimiawi
Selama proses penampungan juga berlangsung proses kimiawi. Dalam proses ini ,
bakteri aerobik akan mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat didalam air
c. Proses biologis
Organisme patogen berangsur-angsur akan mati. Keadaan ini dapat terlihat jika air
disimpan selama 5-7 hari. Dalam kondisi tersebut, jumlah bakteri dalam air akan
Batas waktu yang optimum untuk penampungan berkisar antara 10-14 hari, bila lebih
lama akan berkembang tumbuh-tumbuhan air seperti alga yang dapat menimbulkan
rasa dan bau tidak enak dan perubahan warna pada air.
2.7.2 Penyaringan
Proses penyaringan atau filtrasi merupakan tahap kedua dari proses purifikasi
air. Proses ini sangat penting karena dapat mengurangi jumlah bakteri sampai sekitar
98-99% dalam air yang dihasilkan. Proses filtrasi dapat dilakukan melalui slow sand
filter (filter biologis) dan rapid sand filter (filter mekanis). Metode-metode tersebut
metode tersebut masih digunakan sebagai metode standar dalam proses purifikasi air.
Slow sand filter dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala kecil
sedangkan rapid sand filter dipakai untuk proses purifikasi air dalam skala besar
2.7.3 Klorinasi
Klorinasi adalah proses pemberian klorin ke dalam air yang telah menjalani
proses filtrasi dan merupakan langkah yang maju dalam proses purifikasi air. Klorin
ini banyak digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang, dan air
relatif lebih murah, mudah dan efektif. Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan
dalam proses klorinasi, antara lain, gas klorin, senyawa hipoklorit, klor dioksida,
Semua makhluk hidup memerlukan air, karena air merupakan kebutuhan dasar
bagi kehidupan. Tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung
terus tanpa tersedianya air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat
mutlak, karena sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari
air, yang jumlahnya sekitar 73 % dari bagian tubuh tanpa jaringan lemak (Azwar,
1995).
suhu tubuh dan menjaga tubuh jangan sampai kekeringan. Air yang dibutuhkan oleh
manusia untuk hidup sehat harus memenuhi syarat kualitas. Disamping itu harus pula
tangga yang sederhana paling tidak membutuhkan air sebanyak 100 L/orang/hari.
Jumlah air untuk keperluan rumah tangga perhari perkapita tidaklah sama
untuk tiap negara. Pada umumnya, dapat dikatakan pada negara-negara yang sudah
maju, jumlah pamakaian air per hari per kapita lebih besar dari dari pada negara
sehingga rata-rata pemakaian air per orang per hari berbeda untuk satu negara dengan
negara lainnya, satu kota dengan kota lainnya, satu desa dengan desa lainnya.
Disamping air merupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan oleh manusia
dapat menjadi media penular penyakit. Didalam menularkan penyakit air berperan
a. Water Borne
Kuman petogen dapat berada dalam air minum untuk manusia dan hewan. Bila air
yang mengandung kuman patogen ini terminum maka dapat menjadi penyakit
pada yang bersangkutan. Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara
langsung ini sering kali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau “Water
penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikroba penyebabnya dapat masuk ke
b. Water Washed
Cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum
terdapat di daerah tropis. Peranan terbesar air bersih dalam penularan cara water
washed terutama berada di bidang hygiene sanitasi. Mutu air yang diperlukan
c. Water Bashed
ini hidup didalam air, contoh penyakit ini adalah penyakit schistosomiasis dan
keong-keong air. Setelah waktunya, larva ini akan berubah bentuk menjadi
cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada dalam air tersebut.
Badan-badan air yang potensial untuk menjangkitkan jenis penyakit ini adalah
badan-badan air yang terdapat di alam yang sering berhubungan erat dengan
sebagainya.
air). Air merupakan tempat perindukan bagi beberapa macam insekta yang
merupakan vektor beberapa macam penyakit. Air yang merupakan salah satu
unsur alam yang harus ada di lingkungan manusia merupakan media yang baik
bagi insekta untuk berkembang biak. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan
oleh insekta ini adalah malaria, yellow fever, dengue, onchocersiasis (river
blindness). Nyamuk aedes aegypti yang merupakan vektor penyakit dengue dapat
sementara untuk air bersih seperti gentong air, pot, dan sebagainya.
Penyakit. Teori simpul kejadian penyakit terdiri dari simpul satu yaitu tentang sumber
penyakit, simpul dua tentang media transmisi penyakit, simpul tiga tentang perilaku
atau mengemisi agent penyakit. Simpul dua tentang media transmisi penyakit adalah
a. Udara
b. Air
c. Tanah/pangan
d. Binatang/serangga
e. Manusia/langsung.
Simpul tiga tentang perilaku pemajanan yaitu agent penyakit dengan atau
tanpa menumpang dengan komponen lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh melalui
Masing-masing agent penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan cara yang
1. Sistem pernafasan
2. Sistem pencernaan
tergantung kondisi, lokasi, dan faktor alam lainnya. Tanah sendiri merupakan
lingkungan hidup bagi jutaan mikroorganisme, seperti misalnya bakteri, virus, jamur,
protozoa, dan nematoda, sedangkan air tanah, selain dibutuhkan untuk kehidupan
kontaminan mikroorganisme untuk tanah dan air tanah adalah air buangan domestik,
baik dalam bentuk resapan atau bocoran dari tangki septik, pipa riol (sewer) maupun
berasal dari ekskreta manusia atau makhluk hidup lainnya yang menderita atau
membawa penyakit (carrier) tersebut. Sumber lain adalah buangan dari tempat
Tindakan Pengguna
Air
Sumur Gali