Anda di halaman 1dari 2

Terapi komplementer adalah pengobatan tradisional

yang sudah diakuidan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvensional medis.Pelaksanaannya
dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis (Moyad &Hawks, 2009).

Budaya Asia sebagai pelopor penggunaan herbal didunia memberikan dampak yang positif bagi
kemajuan pengobatan komplementer (herbal) di dunia. Faktor pendorong terjadinya peningkatan
penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat
prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit
tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh
dunia (Sukandar EY, 2006). Beberapa Negara Asia yang menjadi pelopor pengembangan konsep
pengobatan herbal yaitu:

1. China
Pengobatan tradisional China dikenal dengan istilah TCM (Traditional Chinease Medicine), dalam
prakteknya menggabungkan berbagai macam teknik pengobatan tradisional timur yaitu: herbal, olah
energi dan nafas (taichi chikung), serta terapi fisik (akupunktur, akupresur, moxibution, dan shiatsu).
Pendekatan pengobatan TCM berbeda dengan pengobatan medis namun negara China mampu
mengkombinasikan dalam praktek pelayanan kesehatan konvensional antara ilmu kedokteran barat
dan timur. Teori pengobatan di China berlandaskan pada keseimbangan alam. Munculnya berbagai
macam penyakit akibat dari perlakuan kehidupan alam dan perilaku manusia yang tidak seimbang.
Dalam filosofi penyembuhan yang berlandaskan pada keseimbangan terhadap alam, maka obat-
obatan yang digunakan sepenuhnya berasal dari alam. Harapan yang ingin dicapai adalah efek terapi
penyembuhan penyakit yang maksimal dan efek samping yang minimal.
Dalam filosofi pengobatan China ini dikenal distilah Qi (energi vital), Jing (substansi essensial),
dan U Sing di alam. Qi adalah energi yang menyusun tubuh manusia dan menunjang aktivitas
kehidupan manusia. Dalam konsep ini jika aliran energi Qi kurang lancer atau terjadi stagnansi Qi
maka akan menybabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Selain konsep Qi tersebut ada lagi
filosofi keseimbangan Yin dan Yang serta U Sing di alam semesta. Ketidakseimbangan antara Yin
dan Yang merupakan dasar dari munculnya berbagaimacam penyakit menurut filosofi tradisional
China.

Dalam praktek terapi komplementer alternative tradisional yang berkembang di Indonesia juga
mengadopsi prinsip dan teknik penyembuhan dari China. Dalam praktek komplementer keperawatan
professional, perawat diharapkan mempunyai sikap terbuka dan mampu beradaptasi sekaligus
mempelajari terapi komplementer transkultural sebagai bagian dari asuhan keperawatan secara
holistik. Hendaknya perawat menjauhi pola pikir apriori dalam usaha mengkombinasikan herbal
didalam praktek keperawatan.
2. India
Pengobatan di Negara India terkenal dengan sebutan Ayurveda, yaitu sistem gaya hidup holistic
tradisional yang memuat tuntutan tentang pengaturan makan, olah tubuh, waktu beristirahat dan
beraktivitas agar tercapai keseimbangan tubuh, pikiran dan jiwa. Dalam konsep dan filosofi yang lebih
mendalam, ayurveda bukan hanya sisitem pengobatan melainkan gaya hidup sehat dan seimbang
yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan tanaman yang digunakan sebagai obat sangat
beragam misalnya: tanaman mengkudu morinda citrifolia, senna Cassia angustifolia, Delima Punica
Granatum.Sistem pengobatan herbal India juga mengilhami berkembangnya pengobatan herbal
tradisional pada beberapa Negara di Asia termasuk Indonesia.
Perawat sebagai bagian integral pelayanan kesehatan hendaknya memahami bahwa konsep
pengobatan herbal yang diadopsi dari kekayaan budaya atau transkultural merupakan salah satu
unsur penting dalam pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pemberian asuhan
keperawatan dengan mengkobinasikan berbagai tindakan komlementer holistik dengan obat herbal
dapat diterapkan dalam praktek perawatan komunitas. Hal ini sebagai bahan pertimbangan bahwa
sebagian filsafat dari Holistic Nursing yang dijadikan pola fikir oleh ahli-ahli keperawatan yang
bergerak dari konsep Complementer Alternative Medicine (Snyder et all, 2006).

Anda mungkin juga menyukai