PEMBAHASAN
Dengan perkembangan baru itu, pemilihan terapi tradisional menjadi lebih jelas
antara yang dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai terapi yang sudah diakui
dan yang masih terdaftar saja karena belum didukung dengan data penelitian yang akurat.
Dalam pengertian itu, pengobatan kompementer adalah pengobatan tradisional yang sudah
diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvensional yang diberikan dokter,
misalnya akupunktur dan hipnosis. Sedangkan terapi alternatif adalah pilihan pengobatan
yang tidak dilakukan dokter pada umumnya, tetapi oleh dokter khusus (naturopathy dan
homeopathy) dengan pendidikan yang berbeda, atau praktisi yang menguasai keahliannya
melalui pendidikan lain (sinshe dan tabib) (Handoko, 2008).
1
a. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa, dan yoga.
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda.
c. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat
urut.
d. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro nutrient.
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik, EECP.
Selain fitoterapi, yang merupakan pendekatan logis dan berbasis ilmiah untuk
penggunaan tumbuhan obat dalam pengobatan dan penyegahan penyakit,I Negara-
Negara berkembang ada metode pelayanan kesehatan lain yang melibatkan
penggunaan tumbuhan.
2
Berbagai metode ini didasarkan pada filosopi mengenai kesehatan danpenyakit
yang pada dasarnya berbeda dengan metode pengobatan ilimiah konvensional.
Metode konvensional yang paling populer di cantum kan di bawah ini, dan masing-
masing metode akan di bahas pada bab ini (Heinrich et al., 2009) :
a. Herbalisme medis
b. Hemeopati
c. Pengobatan antroposofis
d. Terapi pengobatan bunga
e. Akupuntur
f. Hipnoterapi
g. Ayuverda
3
o. Perhatian yang lebih penuh pada pasien
4
akupuntur dilakukan dengan menstimulasi pembentukan endorphin dalam otak, yang dirangsang
dengan menstimulasi syaraf yang terhubung di kulit.
Kondisi – kondisi yang sering dirawat dengan akupuntur, antara lain rehabilitasi stroke,
kesehatan wanita dan penurunan berat badan, cedera olahraga, sakit pinggang, radang sendi, tekanan
darah tinggi, dan kanker (Hadibroto dkk, 2006).
2. 3. 2. Ayuverda
AYURVEDA atau AYURVEDIC adalah suatu pengobatan kuno yang berasal dari
India yang meliputi seluruh aspek gaya hidup. Kata Ayurveda berasal dari bahasaSansekerta yang
berarti ayur – hidup , dan veda - pengetahuan , atau secara harafiah berarti pengetahuan
tentang kehidupan. Merupakan salah satu metode pengobatan tertuayang pernah dicatat dan masih
digunakan hingga saat ini.
AYURVEDA atau pengobatan penyembuhan kuno India merupakan systempengobatan
holistic tertua di dunia. Pengobatan Ayurveda pertama kali dipeloporiDhanvantari sekitar 1.500
Sebelum Masehi. Namun, baru sekitar tahun 200 SebelumMasehi, pengobatan Ayurveda
ditampilkan dalam bentuk tertulis dan menyeluruh (Hadibroto dkk, 2006).
Ayurveda mengajarkan teknik operasi, tanaman obat, terapi aroma, warna dan gayahidup
sehat. Para pakar memperkirakan Ayurveda memiliki sejarah lebih panjang yaknidirintis sekitar
tahun 3.000 Sebelum Masehi yang mencakup ajaran spiritual dan perilaku.Kitab Atreya Samhita
salah satu bagian Ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia. (Hadibroto dkk, 2006).
2. 3. 3. Hipnoterapi
Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran dimana
fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan individu masuk ke
dalam kondisi bawah sadar (sub-conscious/unconcious), di mana tersimpan beragam
potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kualitas hidup.
Individu yang berada pada kondisi “hypnotic trance” lebih terbuka terhadap
sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut berlebih (phobia), trauma
ataupun rasa sakit. Individu yang mengalami hipnosis masih dapat menyadari apa
yang terjadi di sekitarnya berikut dengan berbagai stimulus yang diberikan oleh
terapis (Az- Zahrani, 2005).
5
Terapi hypnosis (hypnotherapy) kini merupakan fenomena ilmiah, namun hingga
kini masih belum terdapat definisi yang jelas, bagaimana sebenarnya mekanisme
kerja hypnotherapy. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hipnotherapi menstimulir
otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia yang terdapat di
otak,encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga
dapat mengubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya (Az-
Zahrani, 2005).
Hypnosis secara perlahan telah menunjukkan keberadaannya seiring dengan
semakin meningkatnya penerimaan pada dunia medis. Hypnosis banyak digunakan
dibidang seperti pengobatan dan olahraga untuk mengubah mekanisme otak manusia
dalam menginterprestasikan pengalaman dan menghasilkan perubahan pada persepsi
dan tingkah laku. Aplikasi hypnosis untuk tujuan perbaikan (therapeutic) dikenal
sebagai hypnotherapy (Az- Zahrani, 2005).
Hypnosis sangat berguna dalam mengatasi beragam kasus berkenaan dengan
kecemasan, ketegangan, depresi, phobia dan dapat membantu untuk menghilangkan
kebiasaan buruk seperti ketergantungan pada rokok, alkohol dan obat-obatan. Dengan
memberi sugesti, seseorang terapis dapat membangun berbagai kondisi emosional
positif berkenaan dengan menjadi seorang bukan perokok dan penolakan terhadap
rasa ataupun aroma rokok (Az- Zahrani, 2005).
6
Amerika utara oleh Samuel Thomson, meskipun Thomson sendiri pada awalnya di
pengaruhi oleh herbalisme di Eropa (Heinrich et al., 2009).
7
f. Depresi
g. Jerawat dan kondisi lainnya
h. Sistitis
i. Migrain
j. Sindrom lelah kronis
Sebagian besar informasi ini berkaitan dengan penggunaan obat herbal
tertentu yang diformulasikan sebagai sediaan fitofarmasi dan di gunakan dengan
cara yang sama dengan sediaan farmasi konfensional, biasanya dibawah
pengawasan seorang docter, untuk mengobati gejala-gejala penyakit. Penelitien
tentang efikasi dan keamanan obat herbal dan kombinasi obat herbal yang telah
di gunakan oleh praktisi obat herbal sangat sedikit. Selain itu, efikasi dan
keamanan herbalisme sebagai salah satu pendekatan pengobatan belum di
evaluasi secara ilmiah (Heinrich et al., 2009).
2.3.5. Hemeopati
Hemeopati ditemukan sekitar 200 tahun lalu oleh Samuel Hahnemann, seorang
docter dan apoteker jerman. Prinsip-prinsip pendekatan pengobatan controversial
yang dikembangkan nya ini harus di pertimbangkan berdasarkan latar belakang
praktik medis pada saat itu; lintah, pengeluaran darah, pencahar dan emetik kuat, dan
sediaan yang mengandung logam berat beracun, seperti arsenik dan merkuri, banyak
di gunakan.
Ada laporan bahwa Hahnemann tidak puas dengan strategis pengobatan yang
kasar ini dan hal ini menyebabkan ia menghentikan penggunaan obat. Selama masa
ini, ia terorong untuk melakukan percobaan dengan menggunakan kulit kayu kina
(yang digunakan untuk mengobati malaria) dan menemukan bahwa, ketika
menggunakan obat ini dalam dosis tinggi, ia mengalami gejala-gejala yang mirip
malaria (Heinrich et al., 2009).
Untuk tiap zat. Berdasarkan hasil penemuan nya pada percobaan-percobaan ini,
Hahnemann menekan kan tiga prinsip dasar homeopati,yang membentuk dasar
homeopati klasik (Heinrich et al., 2009) :
8
a. Suatu zat yang, di gunakan dalam dosis tinggi, menyebabkan suatu gejala atau
gejala-gejala pada orang sehat dapat di gunakan untuk mengobati gejala-gejala
tersebut pada orang sakit. Misalnya, coffea, obat yang di buat dari biji kopi ( salah
satu kandungannya, kafein, adalah stimulan system saraf pusat) dapat digunakan
untuk mengobati insomnia.
b. Dosis minimal zat tersebut harus di gunakan untuk mencegah toksisitas. Pada
mulanya, Hahnemann menggunakan zat tersebut dalam dosis tinggi, tetapi hal ini
sering menimbulkan efek toksik. Selanjutnnya, zat-zat tersebut di encerkan secara
bertahap sambil dikocok kuat (`pembentukan sukus`) pada tiap tahap. Proses ini
disebut potensial. Cara ini di klaim bahwa semakin encer obat, semakin poten
obat tersebut.
Selain prinsip-prinsip penting homeopati yang dinyatakan di atas, ahli
homeopati juga meyakinkan (Heinrich et al., 2009) :
9
Pengobatan antroposofis adalah suatu visi filosofis mengenai kesehatan dan
penyakit berdasarkan penelitian Rudolf Steiner (1861-1925). Penelitian steiner
menyelidiki bagai mana manusia dan dunia alam dapat dijeleaskan, tidak hanya
dalam teminologi fisik, tetapi juga dalam hal jiwa dan ruh (Heinrich et al., 2009).
a. Tubuh fisik
b. Tubuh eterik, atau daya hidup
c. Tubuh astral, atau sadar dan waspada
d. Tubuh spiritual , atau sadar-atau diri atau ego
Dan memandang manusia terbentuk atas tiga sistem fungsi (Heinrich et al., 2009) :
10
2.3.7. Aromaterapi
Tumbuhan aromatis dan ekstraknya telah digunakan pada kosmetik dan parfum
serta untuk keperluan religious selama ribuan tahun, meskipun hanya sedikit
kaitannya dengan penggunaan terapeutik minyak-minyak atsiri. Dasar-dasar
aromaterapi berkaitan dengan Rene-Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia pembuat
parfum dari Prancis, yang pertama kali menggunakan istilah aromaterapi pada tahun
1928 (Heinrich et al., 2009).
11
Aromaterapi digunakan secara luas sebagai suatu pendekatan untuk
meredakan stres, dan banyak minyak atsiri diklaim sebagai ‘perelaksasi’. Banyak
aromaterapis juga mengklaim bahwa minyak atsiri dapat digunakan dalam
pengobatan berbagai kondisi. Banyak pengguna menggunakan sendiri minyak atsiri
untuk perawatan kecantikkan, membantu relaksasi, atau mengobati penyakit ringan
tertentu, banyak diantaranya tidak cocok untuk pengobatan sendiri.
Aromaterapi juga digunakan dalam berbagai pelayanan kesehatan kovensional,
seperti dalam perawatan paliatif, unit perawatan intesif, unit kesehatan jiwa dan pada
unit-unit khusus yang merawat pasien HIV/AIDS, cacat fisik, dan ketidakmampuan
belajar yang parah (Heinrich et al., 2009).
Metode lain untuk penggunaan minyak atsiri yang dilakukan oleh aromaterapis
atau dalam perawatan sendiri antara lain (Heinrich et al., 2009) :
a. Penambahan minyak atsiri ke dalam air mandi dan air untuk mencuci kaki (air
harus diaduk dengan kuat untuk membantu disperse).
b. Dihirup
c. Kompres
d. Digunakan dalam peralatan aromaterapi (misalnya alat pembakar dan penguap).
Minyak-minyak atsiri harus merujuk pada nama binomial latin spesies
tumbuhan yang menghasilkan minyak tersebut. Bagian tumbuhan yang digunakan
harus dinyatakan secara khusus, dan terkadang spesifikasi lebih lanjut diperlukan
untuk menjelaskan jenis senyawa kimia dalam suatu tumbuhan tertentu; misalnya,
Thymus vulgaris CT timol menjelaskan jenis senyawa kimia suatu spesies timi yang
memiliki timol sebagai kandungan kimia utamanya (Heinrich et al., 2009).
12
2. 3. 8. Terapi Pengobatan Bunga
13
Namun, karena obat-obat bunga mengandung alkohol, obat-obat ini mungkin
tidak sesuai untuk beberapa orang. Penggunaan suatu obat bunga secara berlebihan dapat
mengkwatirkan jika seseorang mengandalkan terapi mandiri dengan menggunakan obat-
obat bunga untuk kondisi-kondisi seperti ansietas atau depresi, yang mungkin
membutuhkan penanganan medis dan bantuan professional lainnya (Heinrich et al.,
2009).
14