Anda di halaman 1dari 7

Catatan:

2. Apakah Kebijakan Layanan Rehidrasi Oral


Aktif?
Kebijakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif dalam
tata laksana Diare:
a. Layanan Rehidrasi Oral Aktif merupakan
salah satu Indikator kinerja pengendalian
diare di kabupaten/kota.
b. Layanan Rehidrasi Oral Aktif di laksanakan
di puskesmas sebagai upaya untuk me-
ningkatkan pengetahuan, sikap,dan
perilaku masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan diare.
c. Layanan Rehidrasi Oral Aktif dilakukan
dengan cara observasi penderita diare.

3. Apakah Strategi Layanan Rehidrasi Oral


Aktif?
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
perilaku masyarakat dalam pencegahan
dan penanggulangan diare.
b. Mendorong dan memfasilitasi pengem-
bangan potensi dan peran serta masyarakat
dalam penyebarluasan informasi kepada
masyarakat tentang pencegahan pe-
nanggulangan diare.
c. Meningkatkan pengetahuan petugas
kesehatan dalam Melaksanakan Layanan

32 9 i

PB PB

Rehidrasi Oral Aktif.


d. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas
melalui peningkatan sumber daya manusia,
penguatan institusi, dan standarisasi
pelayanan.

4. Apakah Fungsi Layanan Rehidrasi Oral


Aktif?
a. Layanan Rehidrasi Oral Aktif berfungsi:
Peningkatan pengetahuan, sikap dan pe-
rilaku masyarakat tentang diare, dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya.
b. Promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian
zinc.
c. Pemberian pelayanan bagi penderita
diare (yang mengalami dehidrasi ringan-
sedang), diobservasi di Layanan Rehidrasi
Oral Aktif paling sedikit selama 3 jam;
orang tua/pengasuh/keluarganya akan
diajarkan bagaimana cara penyiapan
oralit dan berapa banyak oralit yang
harus diminum oleh penderita. Sosialisasi
dan peningkatan kapasitas masyarakat
tentang diare dan upaya pencegahan dan
penanggulangannya

20 21 8 33
LAYANAN REHIDRASI ORAL AKTIF (LROA)

1. Apakah Layanan Rehidrasi Oral Aktif itu?


Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
merupakan salah satu bentuk layanan di
puskesmas yang didirikan sebagai upaya
dalam meningkatkan pengetahuan, serta
membangun sikap dan perilaku positif
masyarakat (orang tua, pengasuh anak,
kader,anggota PKK, karang taruna, dan
lain-lain) tentang diare, pecegahan dan
Perencanaan Obat Program ............................... 27 penanggulangannya. Sedangkan Aktif, yaitu
Rangkuman Lintas Diare ..................................... 30 aktif memberikan layanan kepada orang
tua/pengasuh Balita yang berkunjung ke
Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) .................. 31
puskesmas. Layanan Rehidrasi Oral dulu
disebut Pojok Oralit.

Definisi operasional LROA adalah salah


satu ruangan di puskesmas yang melakukan
paling tidak dua dari beberapa kegiatan
Layanan Rehidrasi Oral (LRO) secara terus
menerus selama 3 bulan terakhir dalam
periode pelaporan tahun berjalan, yang
dibuktikan dengan adanya data/laporan hasil
pelaksanaan kegiatan.

iii 10 31

PB

5. Apakah sarana dan Prasarana Untuk


Layanan Rehidrasi Oral Aktif
a. Sarana tenaga pelaksana: dokter atau
paramedis terlatih
b. Prasarana :
1. Tempat pendaftaran
2. Ruangan
Ruangan dilengkapi dengan meja,
ceret, oralit, zinc, gelas, sendok, lap
bersih,sarana cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun, poster/leaflet/
lembar balik/sarana penyuluhan lainnya
tentang diare dan penanganannya (tata
laksana).
3. Lokasi
Pilihan lokasi LRO (Layanan Rehidrasi
Oral):
a) Dekat ruang tunggu, ruang periksa,
serambi/lobby yang tidak terlalu
berdesakan dengan pengunjung
puskesmas
b) Dekat dengan toilet/kamar mandi
c) Nyaman dan mempunyai ventilasi
yang baik
d) Di ruangan MTBS (Manajemen
Terpadu Balita Sakit) atau lainnya
sesuai kondisi puskesmas.

34 7 22 19
laporan ke dinas kesehatan kabupaten/
kota setiap triwulan.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
4) Nasional atas ijin-Nya maka Buku Saku Lintas
Subdit Diare dan ISP, Direktorat P2ML Diare untuk Petugas Kesehatan, tahun
merekap laporan LROA dari dinas 2015 ini dapat dicetak ulang.
kesehatan provinsi menggunakan Form
Buku saku ini berisi uraian singkat tentang
13F Rekapitulasi Laporan Layanan
pegertian, penyebab, penatalaksanaan penderita diare,
Rehidrasi Oral Aktif (LROA) dan 13I
Rekapitulasi Kasus Diare setiap triwulan termasuk pemberian oralit dan zinc sebagai salah satu
Mengirimkan umpan balik laporan ke dinas upaya dalam rehidrasi oral.
kesehatan provinsi setiap triwulan. Buku saku ini disusun sebagai upaya untuk
melengkapi dan mempermudah petugas kesehatan
lini terdepan dalam menjalankan tugasnya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam proses
review dan pencetakan ulang Buku saku ini,
Semoga Allah SWT meridhoi usaha kita semua dalam
pengendalian diare di Indonesia.

Jakarta, Oktober 2015


Direktur Jenderal PP dan PL,

dr. H. Muhammad Subuh, MPPPM


NIP 196201191989021002
30 11 42 iiiii

PB PB

Kapan Oralit perlu diberikan?


4. Desain
Desain LRO (Layanan Rehidrasi Oral)
a) Sebuah meja untuk menyiapkan
larutan oralit.
terlalu banyak zinc, dia mungkin akan me- b) Kursi atau bangku dengan sandaran,
muntahkannya sehingga zinc akan terbuang. sehingga ibu/pengasuh dapat duduk
dengan nyaman saat memangku
anaknya.
c) Sebuah meja kecil di mana ibu/
pengasuh dapat menempatkan
gelas yang berisi larutan oralit.
d) Oralit paling sedikit 1 kotak (100
bungkus).
e) Gelas ukur
f) Gelas.
g) Sendok.
h) Lembar balik yang dapat digunakan
sebagai sarana penyuluhan, untuk
menjelaskan kepada ibu/pengasuh
bagaimana mengenali/mencegah
dan menanggulangi anak dengan
diare.

rumah.
j) Selain itu, LRO sangat bermanfaat
bagi ibu/pengasuh anak untuk
belajar tentang upaya rehidrasi

18 23 6 35
Penjelasan Tentang Logo Petugas puskesmas merekap hasil kegiat-
an LROA, kemudian mengirim laporan
tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/
kota setempat setiap bulan
a. Form 13A Register Harian Kunjungan
Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA).
b. Form 13B Laporan Layanan Rehidrasi
Oral Aktif (LROA).
c. Form 13F Rekapitulasi Kasus Diare Di
Puskesmas.
2) Kabupaten/kota
Dinas kesehatan kabupaten/kota merekap
hasil laporan puskesmas dan mengirimkan
laporan LROA dan diare ke dinas kesehatan
provinsi setiap triwulan menggunakan
Form 13C Rekapitulasi Laporan Layanan
Rehidrasi Oral Aktif (LROA) Per Puskesmas
dan 13G Rekapitulasi Kasus Diare di
Kabupaten

3) Provinsi
Dinas kesehatan provinsi merekap laporan
LROA dari dinas kesehatan kabupaten/
kota menggunakan Form 13D Rekapitulasi
Laporan Layanan Rehidrasi Oral Aktif
(LROA) dan 13 H Rekapitulasi Kasus Diare
setiap triwulan. Mengirimkan umpan balik

iii
iv 41 12 29

PB PB

oral serta hal-hal penting lainnya,


seperti pemberian ASI, pemberian
makanan tambahan, penggunaan
air bersih mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, penggunaan
jamban, imunisasi dan gizi, sehingga
poster dan media KIE lainnya juga
diperlukandi LROA.

6. Apakah Kegiatan Layanan Rehidrasi Oral


Aktif
Pelaksanaan kegiatan LROA di puskesmas
kegiatan sosialisasi dan KIE LROA dapat
diintegrasikan dengan program/kegiatan lain,
seperti MTBS (Manajemen Terpadu Balita
Sakit). MTBS adalah suatu manajemen untuk
balita yang datang di pelayanan kesehatan,
dilaksanakan secara terpadu mengenai
klasifikasi, status gizi, status imun maupun
penanganan dan konseling yang diberikan.

MTBS juga merupakan program pemerintah


untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian balita. Petugas yang melakukan
sosialisasi/penyuluhan adalah dokter atau
petugas kesehatan terlatih.
Di Puskesmas sosialisasi/penyuluhan dapat

36 5 24 17
10. Apakah Pencatatan dan Pelaporan Layanan
Rehidrasi Oral Aktif perlu? Ya, sangat
perlu.
Pencatatan dan pelaporan adalah salah satu
indikator keberhasilan suatu kegiatan, tanpa
ada pencatatan dan pelaporan kegiatan atau
program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya.

11. Apa Manfaat Pencatatan dan Pelaporan


dalam Layanan Rehidrasi Oral?
a. Memudahkan dalam mengelola informasi
kegiatan di tingkat pusat, provinsi,dan kab/
kota.
b. Memudahkan dalam memperoleh data
untuk perencanaan dalam rangka pengem-
bangan tenaga kesehatan.
c. Memudahkan dalam melakukan pembina-
an tenaga kesehatan
d. Memudahkan dalam melakukan evaluasi
hasil.
Pencatatan dan pelaporan sebagaimana ter-
cantum dalam Buku Pedoman Manajemen
Pengendalian Hepatitis, Diare, dan Infeksi
Saluran Pencernaan, meliputi:

1) Puskesmas:

28 13 40 1

PB PB

dilaksanakan bersama-sama dengan petugas


kesehatan lainnya seperti bidan dan petugas
kesehatan lingkungan.

7. Jenis penyuluhan apa yang perlu di


sampaikan LROA?
• Tentang diare, pencegahan dan penang­
gulangannya, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, air yang memenuhi syarat kesehatan,
jamban sehat, dan rumah sehat.
• Memberikan demonstrasi tentang bagai­
mana mencampur larutan oralit dan
bagaimana cara memberikannya
• Menjelaskan tentang bagaimana cara
mengatasi kesulitan dalam memberikan
larutan oralit bila ada muntah.
• Memberikan demonstrasi dan menjelaskan
tentang pemberian zinc dan cara mengatasi
kesulitan
• Memberikan dorongan pada ibu untuk
memulai memberikan makanan pada anak
atau ASI pada bayi (puskesmas perlu
memberikan makanan pada anak yang
tinggal sementara di fasilitas pelayanan).
Mengajari ibu/pengasuh tentang bagaimana
melanjutkan pengobatan selama anaknya
di rumah dan menentukan indikasi kapan

16 25 4 37
• Catat/hitung jumlah oralit yang diberikan
Berikan zinc dengan dosis sesuai usia
anak Bila diperlukan berikan obat lainnya,
seperti penurun panas dan anti biotika
apabila ada disentri atau kolera.

9. Bagaimana Alur kegiatan LROA?

2 39 14 27

PB PB

anaknya dibawa kembali ke fasyankes.


• Petugas kesehatan perlu memberikan
penyuluhan pada pengunjung puskesmas
tentang pencegahan dan penanggulangan
diare di rumah, dan kapan harus di bawa
ke fasyankes.

8. Bagaimana Pelayanan penderita di Layanan


Rehidrasi Oral Aktif?
• Setelah penderita diperiksa, tentukan
diagnosis dan derajat dehidrasi di ruang
pengobatan, tentukan jumlah cairan yang
diberikan dalam 3 jam berikutnya dan bawa
ibu/pengasuh ke LROA untuk menunggu
selama diobservasi, serta:
• Jelaskan manfaat oralit dan zinc, ajari ibu
cara memberikan oralit dan zinc apabila
diare, dan cara membuat larutan pengganti
oralit apabila tidak mempunyai oralit
kemasan.
• Amati ibu/pengasuh saat memberikan oralit
dan zinc
• Pantau penderita secara periodik dan catat
keadaannya (pada catatan klinik penderita
diare rawat jalan) setiap 1­2 jam sampai
dehidrasi pada penderita teratasi (3-6
jam).

38 3 26 15

Anda mungkin juga menyukai