Anda di halaman 1dari 14

` Tenaga kesehatan lainnya tidak memiliki atau hanya sedikit hubungan untuk

mendapatkan informasi. Mereka juga tidak memiliki kemampuan untuk mengakses elektronik
di kantor mereka untuk menangkap atau menampilkannya? Salah satu tujuan dari strategi
Canada Infoway e-health adalah untuk untuk memberikan informasi yang tepat, di tempat yang
tepat, dengan penyedia yang tepat serta pada waktu yang tepat untuk menyedikan perawatan
yang terbaik. Oleh karena itu, untuk melakukan hal ini, harus ada hubungan antara perawatan
yang diberikan dan teknologi yang tersedia. Sebagian besar informasi kesehatan yang
membentuk EHR atau yang akan dibagikan diantara para penyedia untuk mendukung
perawatan pasien akan dihasilkan oleh tingkat komunitas atau masyarakat dan ditangkap oleh
dokter EMR.
Pelajaran yang dapat diambil dari Inggris yang diolah oleh British Computer Society yang
menyarankan untuk membuat program nasional berhasil, maka dibutuhkan perubahan-
perubahan berikut:
 Menyediakan konteks bisnis untuk CfH yang dimiliki baik di tingkat nasional maupun
lokal.
 Fokus terhadap implementasi lokal pada tingkat unit penyedia seperti rumah sakit,
pusat diagnostik dan tatalaksana, komunitas kesehatan mental. Penyediaan sistem yang
spesifik dan khusus akan mendorong keterlibatan klinis dan memberikan manfaat yang
lebih cepat.
 Meyakinkan manajemen NHS lokal bahwa informasi adalah bagian solusi bisnis dan
tranformasi pelayanan yang terpenting. Berikan dana tambahan secara eksplisit untuk
perubahan bisnis dan tranformasi pelayanan. Berikan informasi dalam target bisnis
dengan tanggal target yang realistis.
 Mengadopsi pendekatan yang terpusat pada pasien pada tingkat komunitas kesehatan
lokal.
 Strategi harus evolusioner, membangun pada apa yang saat ini sedang dikerjakan dan
mendorong konvergensi terhadap standar dari waktu ke waktu dari pada revolusioner.
 Berikan serangkaian sistem yang herterogen, beberapa perlu untuk lebih ditekankan
pada standar untuk memungkinkan sistem beroperasi secara efektif daripada fokus
terhadap beberapa sistem yang monoton.
 Membangun elemen-elemen informatika dasar yang merupakan standar di Inggris
untuk memungkinkan pengobatan koheren terhadap pasien terlepas dari pergerakan
mereka yang melintasi batas-batas negara asalnya.
 Sepenuhnya menerapkan pilihan sistem GP pada tingkat praktik
 Diperlukan adanya proses akreditasi untuk semua sistem yang ada dan yang baru, baik
terhadap standar yang sudah ditetapkan dan persyaratan fungsi yang tidak menghambat
inovasi.
 Peninjauan kembali dan peran realokasi dan tanggung jawab NHS pada setiap tingkat,
NHS CFH secara nasional dan lokal dan penyedia sistem.
 Mengubah NHS CFH menjadi partner terbuka dengan manajemen NHS, para
pengguna, komunitas informatika, penyedia, pasien dan karir pasien yang didasarkan
pada kepercayaan dan rasa hormat.
 Beberapa isu besar mengenai pembagian data elektronik pasien harus diselesaikan
dalam bentuk informatika di NHS di kemudian hari. Hal ini tidak boleh diretas oleh
isu teknik dan persetujuan dari pasien harus diutamakan.
 Pembagian informasi antara tenaga medis professional harus diawali dengan pemberian
pesan dengan menggunakan layanan Spine MTS sembari menunggu pekerjaan yang
lebih lanjut mengenai tata kelola informasi dan National Care Record Service.
 Dapat menjelaskan definisi pasti dari NHS CRS. Layanan virtual yang dapat
menyediakan data yang dapat didistribusikan pada pasien dapat menjadi hal yang tepat.
 Penundaan pelaksanaan Personal Spine Information System (PSIS).
 Pertimbangkan untuk pengembangan yang setara pada Scottish Emergency Care
Summary. Sistem praktik umum dapat menyediakan ini sesuai kebutuhan.
 Profesi klinis, manajemen NHS dan pemberi informasi harus bekerja sama untuk
menyediakan panduan yang jelas dan komprehensif bagi semua sektor untuk
melaksanakan informatika dengan baik seperti penyimpanan data dan manajemen
informasi – klinis dan lainnya – dan diterapkan pada pelatihan paska sarjana dan
sarjana. NHS harus memberiknan fasilitas untuk dapat melaksanakan pedoman ini.
 Staf yang terampil dan berkualitas sangat diperlukan. Perkiraan jumlah staf yang
diperlukan perlu disepakati. Proses profesionalisasi staf informatika harus dilanjutkan.
 Kualitas data sangat penting untuk mendapatkan manfaat dan peningkan investasi di
bidang IT. Pengembangan data pasien praktik umum di Inggris telah menjadi subjek
pekerjaan selama beberapa tahun. Kebutuhan yang sama terjadi di beberapa sektor
perawatan termasuk penyedia perawatan sukarela dan swasta dan akan diperluas ke
data lainnya selain data pasien.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari Denmark meliputi:
 Dukungan yang diberikan untuk mengadopsi standar Medcom dibayar oleh
daerah/wilayah. Koordinator projek di rumah sakit melibatkan staf dalam menentukan
data yang dapat dikomunikasikan secara elektronik dan mengembangkan beberapa
prosedur baru untuk menangani pesan elektronik. Konsultan data, yang dibayar oleh
wilayah/daerah, melatih dokter dan staf mereka untuk dapat menggunakan komunikasi
elektronik. Dokter dibayar agar dapat membantu rumah sakit berkomunikasi lebih baik
dengan dokter yang praktik.
 Standar yang tepat. MedCom tidak hanya membuat standar, Ia bekerja dengan dokter
untuk menentukan isi dari standar yang tepat. Proses ini walaupun melibatkan banyak
waktu, menghasilkan komunikasi yang lebih akurat dan sangat penting untuk
mengajarkan dokter mengenai nilai dari IT. Vendor juga terlibuat secara aktif dalam
penentuan standar.
 Tekanan komunitas terhadap partisipasi pemantauan publik. SitusMedCom
menampilkan total pesan elektronik yang terkirim, daerah yang berpartisipasi dan
vendor-vendor yang sesuai.
 Pendekatan bertahap pada kerangka waktu yang realistis. Terjadi penerimaan oleh
semua pihak bahwa penerapan komunikasi elektronik membutuhkan waktu yang lama
dan tidak boleh terburu-buru. Danes memulai dengan sederhana dan tetap sesederhana
mungkin. Walaupun mereka sangat ingin untuk melakukan banyak projek dalam satu
waktu, pengingkatan tingkat kompleksitas tidak akan memberikan manfaat yang sesuai.
 Pendapatan insentif finansial diberikan terhadap dokter yang menerapkan sistem EMR.
Dokter di Denmark adalah kontraktor independen yang membuat keputusan yang
independen terhadap IT. Dokter yang menerapkan sistem EMR dan menggunakan
standar MedCom menerima penggantian dana yang lebih cepat.
 Insentif untuk vendor. Tidak ada yang mewajibkan organisasi pelayanan kesehatan
untuk menggunakan vendor tertentu. Wilayah/daerah mendorong vendor untuk
meningkatkan aplikasi mereka ke standar MedCom dengan berkomitmen untuk
membeli aplikasi yang ditingkatkan.
 Budaya konsensus. MedCom dibiayai ole beberapa pemangku kepentingan yang
berbeda dan dipandang sebagai organsisasi yang tidak memihak. Oleh karena itu,
terdapat keseimbangan yang tepat antara koordinasi pusat dan kepemimpinan lokal.
 Pendekatan berbasis projek. Sekitar setengah dari anggaran MedCom dihabiskan untuk
karyawan. Sisanya diberikan khusus untuk projek-projek. MedCom memeprcayai
bahwa pendekatan ini membuat lebih fleksibel.
 Undang-Undang Denmark mengenai pemrosesan data pribadi (Juli 2000) telah diubah
pada tahun 2004 untuk dapat mengijinkan dokter memiliki akses data terhadap data
pengobatan. Sebelum perubahan, hal ini melanggar hukum untuk dapat memiliki akses
terhadap profil medis tanpa persetujuan pasien.
 Dalam hal persetujuan pasien, hukum yang berlaku saat ini didasarkan pada model 'opt-
in' yang berarti bahwa pasien harus memberikan persetujuan secara lisan atau tertulis
untuk mengijinkan tenaga medis profesional memiliki akses ke data yang dimilikinya.
Hukum Denmark melarang interkoneksi sistem IT lintas sektor (contoh antara
kesehatan dan pajak).

KESIMPULAN
Tidak ada yurisdiksi kesehatan, selain Veteran’s Administration di Amerika Serikat,
yang telah mencapai EHR yangs sepenuhnya otomatis dan komprehensif bagi seluruh populasi.
Oleh karena itu, tidak ada strategi yang terbukti untuk pelaksanaan yang bebas oleh masalah.
Namun, terdapat sejumlah pandangan yang timbul dari negar-negara yang dapat memberi
jalan, meliputi:
 Periode transisi yang terjadi selalu sulit. Preferensi awal pengguna (data yang berbasis
tulisan daripada data yang terstruktur) dapat berubah seiring berjalannya waktu. Oleh
karena itu, fleksibilitas sangatlah penting.
 Perpindahan ke EHR pada bentuk yang sepenuhnya tidak hanya inovasi teknis, hal ini
merupakan transformasi budaya. Manajemen perubahan merupakan hal yang penting
dan kegagalann dalam mebangun proses yang memberikan pengaruh pada
transformasi dapat menguragi penyerapan dan dampaknya. Para penyedia dan manajer
harus menyelesaikan transisi dari resitensi informasi elektronik (posisi dahulu) ke
penerimaan (posisi sekarang) hingga fase adiksi (tidak dapat berfungsi tanpa fase ini).
 Implementasi membutuhkan waktu, namun dapat dipercepat setelah adopsi telah
berhasil terbukti mencapai jumlah massa yang kritis atau titik kritis. Pada tahap ini,
kebijakan dapat mendorong perubahan secara cepat. Seperti contoh, dengan membuat
sumber daya tertentu yang hanya tersedia pada portal elektronik.
 Elemen data adalah inti dari semua sistem dan menghabiskan waktu dan sumber daya
hanya pada definisi dan penggunaan dari standardisasi akan sangat membantu dalam
menciptakan sistem informasi yang valid dan terpercaya baik secara kualitas maupun
perfoma.
 Pada tahap selanjutnya, akan ada penerimaan yang jauh lebih besar pada teknologi
informasi IT di tingkat penyedia jika alur kerja diubah secara sesuai untuk
mendapatkan peningkatan.
 Pembuatan jaringan yang aman untuk mengkomunikasikan informasi dalam bentuk
apapun telah terbukti dapat menarik penyedia layanan di hampir setiap negara.
Penggunaan email tumbuh sangat cepat dan merupakaan hal yang efektif untuk
memperkenalkan para penyedia terhadap dunia informasi elektronik.
 Penyusunan kontrak merupakan hal yang sangat penting sehingga resiko dapat
ditanggung bersama secara tepat, dan pembeli tidak akan membayar sistem yang yang
tidak berfungsi. National Health Service (NHS) di Inggris terlah mengambil sikap yang
tegas, dan sementara itu terjadi penundaan karena telah mengubah vendor utama, hal
ini tidak mengambil keutungan besar pada bidang finansial.
 Kepemimpinan di setiap tingkatan –termasuk yang paling tinggi– sangat penting.
Kepemimpinan dokter juga hal yang esensial namun tidak bisa efektif bila dalam
isolasi.
 Membantuk dokter keluarga untuk menggunakan data yang dihasilkan oleh EHR untuk
melakukan analisis dan meningkatkan praktik pribadi mereka akan meningkatkan
penyerapan. Di Denmark, konsultan data yang dibiayai oleh wilayah/daerah
mengunjungi setiap tempat praktik 1-2 kali dalam setahun untuk dapat memecahkan
kesulitan dan membantu menghasilkan informasi yang berkualitas terhadap pola
tatalaksana dan pengobatan dan sebagainya.
 Jika penyedia merasakan ‘Kemenangan awal’ dalam prosesnya, meraka akan lebih
cenderung menginvestasikan uang mereka sendiri dan menyetujui standar.
 Beberapa strategi untuk meningkatkan adopsi di antara beberapa penyedia meliputi
cerita-cerita klinis, pelatihan satu per satu, demostrasi klinis, pengawasan oleh mentor
dan waktu yang dilindungi.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Infoway pada Montebelo, EHR dengan sendirinya
tidak dapat menjamin adanya peningkatan performa kerja. Budaya juga harus dapat berubah
dan para pemegang kepentingan dalam sistem kesehatan meliputi pengguna jasa harus
ditingkatkan dan dilatih untuk mengubah potensi informasi kesehatan menjadi perubahan dari
segi kualitas dan efisiensi. Manfaat dari EHR mulai tumbuh dari waktu ke waktu sebagai
penyedia khususnya mengeksploitasi potensinya untuk meningkatkan komunikasi,
meningkatkan keselamatan dan kualitas dengan menggunakan alat yang mendukung
keputusan, memperluas jaringan rekan yang dapat dipercaya dan menghasilkan perbandingan
dan pengukuran kinerja yang valid. Dengan kata lain, meskipun reaksi awal berbeda dan rasa
sakit tidak dapat dihindarkan pada fase transisi, seriring dengan berjalannya waktu investasi
modal dan manusia menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. Tidak ada yang pernah
kembali ke dunia kertas setelah terekspos oleh EHR.

PENELITIAN SELANJUTNYA
Sebuah frustasi yang umum yang terdapat di semua Negara menentukan biaya yang
sesungguhnya dari teknologi informasi dalam bidang kesehatan. Salah satu masalah adalah
bahwa terdapat sedikit konsistensi di seluruh organissasi kesehatan mengenai apa yang akan
dimasukan pada domain IT – terutama domain Manajemen Informasi (IM).Sebagai bagian dari
kursus yang diajarkan di Universitas Victoria, sebanyak 28 petugas kesehatan CIO Canada
terlah diwawancarai dan diminta untuk menjelaskan departemen yang menjadi tanggung jawab
mereka. Hasil survey menemukan bahwa CIO yang sedang berada di divisi yang memiliki 17
nama yang berbeda, dengan ‘manajemen infromasi’ yang memimpin jalan – digunakan pada 4
situs. Untuk menyatakan bahwa petugas kesehatan CIO Kanada kami bertanggung jawab
mengenai beragam departemen akan dibuat menjadi pernyataan. Area tanggung jawab meliputi
dari area IM&T hingga area lain seperti jaringan, data kesehatan, dukungan keputusan,
telekomunikasi, meja informasi, pelayanan perpustakaan, privasi dan lainnya. Area yang
menjadi tanggung jawab CIO memiliki daftar sebanya dua halaman kertas! Oleh karena itu
tidak heran jika terjadi kesulitan menemukan serangkaian pengukuran umum seperti apa
sebenarnya investasi dari IT itu.
Pengukuran dari fungsi IT adalah:
 Efisiensi (dalam melakukan hal-hal yang tepat) lebih mudah diukura daripada
efektivitasnya.
 Oleh karena keefektifan (dalam melakukan hal-hal yang tepat) dan inovasi (dalam
melakukan hal-hal yag baru) tidak dapat dengan mudah dikuantifikasi dalam hasil
tradisional, perbaikan bisanya tidak tercermin pada efisiensi statistic ekonomi.
 Sistem baru diciptakan untuk mengubah kesulitan dalam mengukur suatu tindakan.
 System strategis menghindari pengukuran.
 Investasi infrastruktur tidak dapat disesuaikan dari segi biaya atas dasar ROI.

Seperti infrastruktur lainnya, Infrastruktur IT tidak memberikan performa bisnis secara


langsung, melainkan memungkinkan system lain untung menghasilkan keuntungan bisnis.
Infrastruktur ICT sangat mirip dengan infrastruktur publik lainnya seperti jalan, rumah
sakit, selokan, sekolah, dll. Semuanya bersifat jangka panjang dan membutuhkan investasi
yang bsesar. Mereka memungkinkan aktivitas binis oleh para pengguna yang mungkin
tidak layak dalam segi ekonomi. Mereka sulit untuk diseusaikan secara biaya pada awalnya
untuk menghasilkan keuntungan di akhir. Mereka membutuhkan keseimbangan investasi
yang sedikit rumit – investasi yang terlalu sedikit mengarahkan pada duplikasi,
ketidakcocokan, dan penggunaan yang tidak optimal; sementara jika terlalu banyak
hambatan investasi pengguna dan keterlibatan akan menyebabkan kapasistas yang tidak
digunakan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah ICT dalam layanan
kesehatan, yaitu EHR, sangat terkait dengan infrastruktur. Jika demikian, maka diperlukan
cara berpikir baru tentang investasi dan pengembalian investasi yang dibutuhkan.

CHAPTER XII
Mengoperasionalkan Ilmu Sains: Mengintergrasikan Informatika Klinis ke Dalam
Operasi Harian di Pusat Medis

Abstrak
Healthcare IT (HIT) telah gagal untuk memenuhi janjinya di Amerika Serikat. Solusi dan
keputusan HIT harus berdasarkan bukti dan terstandarisasi. Informatika intervensi seharusnya
diposisikan secra ideal untuk memberikan solusi yang berdasarkan bukti dan terstandarisasi di
perusahaan (atau pusat medis) yang mencankup semua dan bebrapa kombinasi dari rumah
sakit, praktik berbasis rumah sakit, praktik medis yang dimiliki oleh perusahaan, praktik
fakultas kedokteran. Oleh karena itu, tujuan dari bab ini adalah informatika intervensi
didefinisikan sebagai informatika klinis dengan penekanan adanya peran intervensi aktif
dalam perusahaan. Departemen informatika intervensi, yang mengintegrasikan ilmu
informatika dalam praktik sehari-hari, harus menjadi bagian dari standar pusat medis pada abad
ke-21 di Amerika Serikat. Tujuan bab ini adalah untuk meninjau dan merangkum kembali janji
dan tantangan pada IT di bidang pelayannan kesehatan, memahami IT pelayanan kesehatan,
membandingkan dan membedakan IT dalam pelayanan kesehatan dengan industry lain;
memahami IT berbasis bukti: informatika medis, membedakan informasi kedokteran dari IT di
pelayanan kesehatan, membedakan infromatika medis, klinis dan interbensil hingga
menjelaskan pentingnya departemen operasional informatika interveensi.

PENDAHULUAN: Janji dan tantangan Teknologi Informasi dalam pelayanan


kesehatan.
HIT berjanji untuk selalu dapat memberikan informasi yang cepat, relevan dan akurat terhadap
penyedia layanan klinis sehingga dapat memberikan efisiensi yang lebih besar terhadap
pelaynanan pasien, memfasilitasi keunggulan dalam perawatan pasien, dan membuat
peningkatan keselamatan pasien. (Bates & Gawande, 2003; Chaudhry et al., 2006; Millenson,
1997; Pizzi, 2007). Bidang kesehatan adalah industri yang memiliki informasi yang intense
(Stead, 1999) dansesuai degan definisi teknologi infromasi “... mengkhususkan diri dalam
pengiriman dan pengelolaan informasi" (IT Definition, 2007). Sangat tidak mengherankan jika
HIT sering diambil sebagai solusi terhadap semua pelayanan kesehatan. (Coye, 2005; Komite
Institute of Medicine (US) Committee on Improved the Pasien Cord, Dick, & Steen, 1991;
Institute of Medicine (US) Committee on Improving Patient Re-cord, Dick, Steen, & Detmer,
1997; Marchibroda & Gerber, 2003).
Hal ini menunjukan ketidakmampuan beberapa industry vedor untuk sepeneuhnya
memenuhi janji yang telah diberikan pada tahun1997 di Healthcare IT

Pada tahun 1997, CEO dari Cerner, Eclipsys, HBOC dan medicalotid mencatat hanya 60 persen
dari implementasi produk klinis stabil yang terjadi sesuai anggaran dan tepat waktu, hanya 50
persen dari fungsi klinis tersedia yang digunakan. (Kuperman, Leavitt, McCall et al. ., 1997).
Trdapat kesepakatan bahwa masalah implementasi berasal dari ketidakmampuan untuk
mengintergrasikan proyek dalam alur kerja yang ada (Stead, 1999; Stead, Miller, Musen, &
Hersh, 2000). Penulis dan Ms.Kristin Myers memiliki catatan bahwa proses, orang-prang dan
alur kerja yang terintegrasi merupakan kunci dan bukan lah sebuah teknologi. (Kannry,
Mukani, & Myers, 2006; “Berpikir Tentang ... Menerapkan ESDM,” 2006 ).
Pada saat yang sama terdapat kesepakatan umum bahwa pelayanan kesehatan di
Amerika Serikat sedang dalam krisis, baik karena biaya pelayanan kesehatan, kurangnya
standardisasi atau masalah keselamatan pasien. Pelayanan kesehatan adalah domain intens
informasi (Kleinke, 2005) dan jelas sangat membutuhkan efisiensi yang dapat diberikan oleh
IT. Jika teknologi informasi harus menjadi yang terbaik dalam suatu tugas, maka tugas itu
adalah mengelola informasi.
Beberapa tanggapan yang sering diajukan oleh sebuah industry mengenai adanya
Internet di sekitar pergantian abad adalah bahwa internet dapat memberikan informasi “secara
cepat” yang didefinisika sebagai datang sesuai waktu yang tepat. (Strategos Inc.). Sebagai
contoh, barang-barang manufaktur akan tiba di toko berdasarkan informasi tentang penjualan,
stok, dan sebagainya sehingga mengurangi biaya untuk penyimpanan dan penyimpanan
(Wikipedia). Dalam pelayanan kesehatan, di mana informasi klinis merupakan sebuah misi
komoditas kritis, hal ini dapat berarti bahwa ketika uji coba dilakukan, hasil dari semua uji
coba sebelumnya pada waktu yang sama disajikan tepat pada waktunya untuk menghindari
pemesanan ulang uji coba. Namun, tepat pada waktunya informasi dan aplikasi tidak pernah
mencapai tepi layanan kesehatan.
Sebagian kecil tidak menyetujui bahwa IT di belahan dunia yang lain (ROW) seperti
dapat mencapai efisiensi yang tidak dapat dicapai oleh HIT. Untuk tujuan dari bab ini< ROW
secara luas didefinisikan sebagai IT di dalam domain appaun kecuali bisnis pelayanan
kesehatan, perbankan, industry dan lain lain. Sebagian besar perbedaan antara ROW IT dan
HIT dapat ditlusuri dari awal hingga evolusi dari pelayanan kesehatan IT. Aplikasi pertama
dari teknologi informasi pada bidang kesehatan diraancang unutk mendukung transaksi
finansial. Pada akhir tahun 1950-an hingga awal 1960-an, HIT diterapkan paling awal sebagai
tanggapan atas permintaan pemeritahan AS untuk memberikan dokumentasi. Pada awal tahun
1990-an, pengiriman informasi untuk memenuhi syarat pergantian federal sudah cukup baik.
Informasi klinis tidak memiliki biaya atau hanya sedikit biaya pada pengujian. Aplikasi pusat
seperti rekam medis elektronik, repository klinos yang baru saja dikembangkan dan digunakan
hanya ada satu pengecualian yang berasal dari 1970. (Bukunt, Hunter, Perkins et al., 2005 ).
Mengapa tekonologi informasi sangat berbeda antara ROW dan HIT? Ada beberapa
alasan: mobilitas yang inheren, handoff multiple, entri data, keamanan, kebutuhan informasi,
intensitas informasi dan biaya. Mobilitas adalah aturan dan bukann pengecualian di bidang
kesehatan. Dokter, perawat, teknisi medis (para pekerja) memiliki mobilitas yang tinggi.
Merawat pasien memerlukan tenaga kesehaatan professional baik di rumah sakit, di rumah,
instalasi gawat darurat dan lainnya. Pengaturan tentang perawatan ini tidak memiliki standar
formal misalnya dokter harus duduk di meja sepanjang hari. Ketika dokter harus duduk untuk
menulis catatan di ruamah sakit, itu merupakan ruangan semipublic di bidang kesehatan.
Bahkan dalam satu pengaturan yang paling mirip dengan kantor bisnis, dokter hanya berada di
satu lokasi di setiap harinya. Sebaliknya, mobilitasss ROW sagat diinginkan tetapi sebagian
besar karyawan ROW tidak mobile sebanyak 95% pada waktu dokter memeriksa pasien.
Khususnya di pusat-pusat akademik, ada beberapa penanganan yang sama pada
mengenai pasien yang sama sebagai tim dokter. Sebagai contoh, pasien Sally Smith diperiksa
di rumah sakit oleh dokter yang hadir di rumah sakit dr. Able, residen dr. Baker dan intern dr.
Calloway. Pada malam hari di akhir pekan, masing-masing dari tiga tdokter ini memiliki
cakupan kedokteran. Berberapa penanganan ini dapat menyebabkan kesalahan medis. (Are
handoffs too ‘au- tomatic’? QI experts fear errors could rise, 2006; Gandhi, 2005; Greenberg
et al., 2007; JCAHO to look closely at patient handoffs, 2006; Petersen, Orav, Teich et al.,1998;
Streitenberger, Breen- Reid, & Harris, 2006). Sebaliknya dalam industry terdapat beberapa
handoff namun tidak sring terhadi dan tidak mengenai informasi yang kompleks dan kritis.
SignOut adalah proses dimana informasi mefis di transfer setiap malam mengenai semua
pasien dan sulit untuk menemukan proses yang sebanding di dalam ROW. Penuli sediri pernah
ditanya oleh staf IT apakah mereka dapat menggunakan system SignOut(Kanry & Moore,
1999; Kushniruk, Karson, Moore, & Kannry, 2003) karena tidak ada perangkat lunak ato
proses yang serupa bagi cakupan IT pada malam hari dan akhir pekan.

Entri data bisnis adalah bidang lain dari perbedaan. Di Dalam ROW, entri data bisnis
biasanya melibatkan data bisnis dengan biaya terrendah dan tidak terampil. Sebaliknya pada
HIT, petugas yang memasukan data (misalnya bisnis pelayanan kesehatan adalah data klinis
pasien) di bidang pelayanan kesehatan sebagian besar sudah terlatih, memiliki skill yang tinggi,
dan dibayar.
Kebutuha informasi ROW didasarkan pada peran, tidak sering berubah, dan
karakteristik data berubah hanya sedikit. CEFO yang berperan untuk menjalankan perusahaan,
tidak akan membutuhkan informasi detail seperti perbaikan lift karena usaha bisnis yang ia
miliki bukan perbaikan lift. Kebutuhan informasi CEO tidak akan bervariasi dari hari ke hari
sehnnga suatu hari CEO membutuhkan jawal para pekerja di pabrik, hari berikutnya
membutuhkan blueprints pada kantor bisnis di Zurich dan hari berikutnya mengenai informasi
sanitasi perusahaan. Pada akhirnya, serorang CEO yang mengukur kesuskesan perusahaan
tidak akan mengukur untuk dan rugi dalam satu hari dalam dollar dan cent dan hari berikutnya
menggunakan ukuran sepatu.
Sebaliknya, kebutuhan infromasi dalam layanan HIT sangat bervariasi menurut peran,
perubahan dan karakteristik data yang bervariasi. Sebagai contoh, seorang dokter memilik
banyak peran. Seorang dokter dapat bertanggung jawab untuk pasien dan memerlukan
infromasi yang sangat luas atau berkonsultasi pada pasien yang membutuhkan infromasi
terbatas tertuju pada pertanyaan yang diajukan. Kebiutuhan informasi pada pasien seringkali
berbeda pada pasien dengan penyakit yang berbeda. Dokter harus mengetahui bahwa pasien
asma dan pasien diare umumnya berbeda.
Karakteristik data sangat bervariasi dalam spesialisasi medis dan pasien. Spesialisasi
medis adalah subek yang membutuhkan dan mengenali pengetahuan khusus, prosedur
diagnostik, pemeriksaan, interpretasi tes, prosedur terapeutik meliputi prosedur invasive
seperti tindakan bedah. Contoh spesialisasi medis meliputi kedokteran umum (seluruh pasien
dewasa), kardiologi, pulmo, obsgyn, bedah dan lainnya. Sebagai contoh, seorang dokter
penyakit dala, dapat menghadapi 17 pengelompokan system organ yang berbeda sementara
dokter spesialis jantung hanya focus terhadap satu bagian, yaitu jantung. Spesialis jantung
namun lebih memiliki banyak informasi mengenai penyakit jantung daripada dokter spesialis
penyakit dalam. Pada spesialisasi, seorang dokter dapat memiliki keburuhan yang berbeda
karena pasien dengan penyakit berbeda. Sebagai contoh, seorang dokter spesialis jantung
memiliki pasien dengan gagal jantung kongestif dan memerlukan ekokardiogram, atau
memiliki pasien dengan serangan jantung, dokter membutuhkan katerisasi jantung.
Intensitas informasi didefinisikan oleh penulis ini mengacu pada jumlah informasi yang
dikirim dan diterima. Intensitas informasi dalam ROW relative tetap dengan laporan lima
hingga tiga puluh data elemen dibutuhkan setiap trnasaksi. Hal ini sangat berbeda dengan HIT,
sebagian elemen daa pada HIT dapat dimuat dalam catatan kemajuan rutin untuk kunjungan
berikutnya. Pemeriksaan fisik hanya merupakan bagian dari catatan kemajuan rutin yang dapat
memuat hingga 34 elemen dengan satu hingga 6 data per elemen.
Pada akhirnya, terdapat perbedaan biaya antara ROW dan HIT. Total anggaran untuk
IT adalah 66 miliar dollar dalam angggaran yang diusulkan pada tahun 2008. Sebaliknya HIT
memiliki biaya yang jauh lebih besar. IDealnya, aka nada satu jaringan informasi kesehatan
nasional (NHIN) di Amerika Serikat sehingga semua informasi klinis menjadi relevan pada
setiap pasien dan tersedia pada di setiap tempat perawatan. (Stead, Kelly, & Kolodner, 2004;
Walker et al., 2005; Yasnoff et al., 2004). Dengan kata lain, NHIN akan menjadi realisasi dari
EMR yang ditentukan oleh Institute of Medicine lebih dari satu decade yang lalu. Definisi ini
menunjukan bahwa THE EMER adalah ‘Semua informasi elektronik mengenai setiap individu
pasien sepanjang hidupnya di bidang kesehatan’ (Institute of Medicine (U.S.). Committee on
Improving the Patient Record. et al., 1991; Institute of Medicine (U.S.). Committee on
Improving the Patient Record. et al., 1997). Perkiraan biaya NHIN bervariasi antara 156 miliar
dollar hingga 287 milliar dollar dengan biaya pemeliharan antara 16-48 milliar dollar per tahun
(Hillestad et al., 2005; R. Kaushal et al., 2005; Walker et al., 2005). Penghematan yang terjadi
berkisar dari 21 hingga 81 miliar dollar per tahun akan tetapi biaya tergantung pada hasil
analisisnya. (Hillestad et al., 2005; Walker et al., 2005).
Namun, seorang NHIN memunculkan petanyaan tentang menhubungkan sesuatu
dengan sesuatu. Diperkirakan bahwa dua pertiga dari biaya NHIN akan dibeli dan
diimplementasikan ke EMR (Kaushal et al., 2005). Anallisis yang terpisah, melihan biaya
implementasi EMR secara nasional tanpa jaringan nasional (tanpa NHIN), estimasi biaya
diperkirakan adalah 100 miliar dollar di Amerika Serikat. (Hillestad et al., 2005; Quinn, 2004).
Hillestad et al. (2005).Salah stu dari perkiraan 100 miliar dollar yang diasumsikan penetrasi
terhadap EMR yang ada sebesar 20 persen sebelum penetrasi yang terjadi lebih tinggi atau
lebih rendah dari perkiraan yang ada (Ash, Gorman, Seshadri, & Hersh, 2004; Bates, Ebell,
Gotlieb et al. , 2003; Kemper, Uren, & Clark, 2006; Miller & Sim, 2004; Simon et al., 2007)
tergantung pada definisi EMR sendiri (yaitu, rawat inap, rawat jalan atau keduanya),
pengaturan (yaitu, individu praktik atau perusahaan besar), spesialisai medis (misalnya
pediatric) atau Negara (misalnya, Massachusetts). Hal ini luar ruang lingkup pada bab ini untuk
menentukan apakah estimasi biaya HIT berasal dari investasi dana bertahun-tahun yang
kurang, kompleksitas yang sudah dijelaskan di atas, atau kombinasi keduanya. Penulis
mencurigai keduanya dapat terjadi. Meskipun terdapat perbedaan antara HIT dan ROW yang
sudah dijelaskan diatas, perdebatan terus dibuat bahwa pelayan kesehatan mudah untuk
diotomatisasi seperti indutri lain (Walker, 2003). Hal ini perlu diubah.
INFORMASI MEDIS DAN HIT: DEFINISI, MODEL DAN HUBUNGAN.
Salah satau pendekatan untuk meningkatkan status teknologi informasi pelayanan
kesehatan adalah memperkerjakan gudang informasi medis berbasis bukti yang luas. Bidang
informatika medisa dapat didefinisikan sebagai ilmu interdisipliner manajemen informasi
dalam hal mendukung ediukasi pasien dan penelitian (Greenes & Shortliffe, 1990; Shortliffe,
2001). Literatur informatika medis mengandung 30 tahun plus penemuan ilmiah dari berbagai
penelitian (Shortliffe, 2001).
Bagaimana perbedaan informasi medis dari HIT? Sayangnya ada banyak kebingungan
yang terjadi antara perbedaan kedua domain pada kedua istilah yang digunakan secara salah
dan bergantian. HIT merupakan divisi dari bisnis yang bertugas memberikan layanan,
sementara teknologi informasi (IT Definition, 2007) memiliki tujuan untuk mengembangkan
dan memelihara solusi untuk perusahaan. Perusahaan sebagaimana tujuan dari tulisan ini (pusat
kesehatan) yang meliputi beberapa atau semua rumah sakit, praktik berbasis rumah sakit,
praktik kedokteran, dan fakultas kedokteran. Petunjuk ditetapkan oleh manajemen senior,
lembaga pendanaan,input pengguna. Input pengguna sering digunakan untuk mendukung
keputusan yang sudah dibuat. Sebaliknya tujuan dari infromasi adalah untuk memperluas
bidang penelitian, minat penelitian, pendanaan kelembagaan dan masukan pengguna.
Seringkali, informatika kesehatan adalah praktisi dan pengguna.
Metodologi solusi yang kontras juga menyoroti perbedaannya. HIT adalah layanan
yang mengunakan metodologi yang berpusat di sekitar pendekaran bisnis dengan perangkat
alat standard an solusi yng terbukti lebih disukai. HIT dapat mengembangkan solusi secara
internal jik dibutuhkan. Sebaliknya, informatika dapat memainkan peran layanan, namun
metodologi informatika merupakan pendekatan ilmu, membangun apa yang dibutuhkan, dan
dibeberapa tempat mengembangkan solusi. Kebutuhan perusahaan untuk penelitian
informatikan dan inovasi infromatikan cukup tinggi (Glaser, 2005). Metodologi evaluasi
berbeda, dalam hal ini HIT berfokus pada kinerja system dan kepuasan pengguna secara
keseluruhan yang diambil berdasarkan pemantauan penggunaan dan wawancara. Hasilnya
projek dapat diselesai kan dan pengguna menjadi terbiasa dengan system, keluhan menjadi
berkurang dan dapat berkembang. (Kannry, 2007; Murff & Kannry, 2001).
Setelah implementasi, terdapat sedikit insentif untuk melakukan perubahan karena haus
menanyakan langsung pada pengguna apakah terjadi masalah dan mencari masalah yang
terjadi. Selain itu, mungkin ada sedikit anggaran terutama jika perubahan ini membutuhkan
beberapa pekerjaan yang butuh dikembangkan. Sebaliknya, informatika menggunakan analisis
ilmiah, instrume ilmiah, dan memandang titik akhir sebagai perubahan di bidang pelayanan
kesehatan. Informatika telah benar-benar memimpin dalam melihat masalah yang terjadi
setelah implementasi.(Bates et al., 1999; Han et al., 2005; Horsky, Kuperman, & Patel, 2005;
Hsieh, Gandhi, Seger et al., 2004; Kannry , 2007; Kopper et al., 2005). Sebagai contoh, Studi
Koppel terhadap system CPOE (computerized physician order entry) setelah implementasi
menemukan bahwa system tersebut menyebabkan penurunan keselamatan pasien. Studi Hsieh
tentang peringatan alergi obat-obatan dalam sistem CPOE menemukan bahwa satu dari 20
peringatan yang menyebabkan timbulnya efek samping dari obat, peringatan tersebut harus
lebih spesifik agar lebih efektif. Murff dan Kannry mengidentifikasi ketidakpuasan yang
signifikan di antara staf setelah implementasi CPOE di satu lokasi dan ketidakpuasan ini
mengarah pada proses untuk mengoptimalkan sistem di mana terdapat lebih dari 200 perubahan
dibuat (Kannry, 2007; Murff & Kannry, 2001).
Ada banyak model informatika medis dan kemitraan teknologi informasi mulai dari
dokter yang ada di lokasi hingga CMIO (kepala informasi medis) hingga divisi informatika
dan informatika-CIO (Gardner, Pryor, & Warner, 1999; Halamka, 2006; McDonald et al.,
1999; Miller, Waitman, Chen, & Rosenbloom, 2005; Murray et al., 2003; Safran, Sands, &
Rind, 1999; Slack & Bleich, 1999; Teich et al., 1999). Bagian ini akan fokus pada model
yang melibatkan para dokter.

Anda mungkin juga menyukai