Skill Lab Opthalmology 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

MODUL 1

SKILL LAB (KETERAMPILAN KLINIS )


OFTALMOLOGI

BLOK 19
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
1
KETERAMPILAN KLINIK (SKILL LAB) OFTAMOLOGI
Pemeriksaan Fisik Diagnostik Indra Pengelihatan.
Pemeriksaan tajam penglihatan Pada Bayi, Anak dan Dewasa (Kompetensi 4A).
Penilaian pengelihatan pada Bayi.
Pada usia beberapa bulan, bayi akan dapat merespon secara lebih konsisten terhadap dasar
penglihatan dan sensoris. Pemeriksaan yang dapat digunakan pada bayi ini adalah:
1. Klasifikasi CSM.
Cara pemeriksaan:
1. Dengan kedua mata tidak ditutup, pengamatan dilakukan untuk mengamati adanya deviasi
manifest, fiksasi alternan atau gerakan abnormal (fiksasi yang tidak mantap, nystagmus atau
gerakan mata mencari).
2. Salah satu mata ditutup selama 3 detik, fiksasi mata yang tidak ditutup diamati dan kemudian
mata yang ditutup dibuka.
3. Mata yang lain kemudian ditutup selama 3 detik, fiksasi mata yang tidak ditutup diamati dan
mata yang ditutup dibuka.
Notasi:
C: Central : Merupakan fiksasi foveal, dinilai dengan refleks cahaya kornea ketika mata
yang satunya ditutup.
S: Steady : Untuk fiksasi yang mantap pada target yang diam atau target yang bergerak
perlahan dengan mata yang lain ditutup. Jika mata kiri ditutup dan mata kanan
berfiksasi sentral, maka notasi yang digunakan adalah S.
M: Maintaned : Dapatkah fiksasi dipertahankan pada masing-masing mata dengan
penglihatan binokular? Pada strabismus, mata yang ambliopia, tidak dapat
mempertahankan fiksasi dalam keadaan binokular dan pasien akan lebih
cenderung memfiksasi dengan mata yang dominan.
C dan S merupakan tes monokular, sedangkan M merupakan tes binokular. Sebagai contoh,
seorang anak dengan esotropia mata kanan, ambliopia mata kanan dan fiksasi eksentrik tanpa
nystagmus laten atau nystagmus lainnya dan mata kiri normal akan menunjukkan fiksasi yang tidak
sentral (UC) dan fiksasi mantap (S) dengan mata kanan, tetapi akan berganti fiksasi dari mata kanan
ke mata kiri ketika mata kiri tidak ditutup (tidak dipertahankan atau UM). Hal ini dinotasikan sebagai
mata kanan: UC, S, UM, mata kiri: CSM.

2
Penilaian pengelihatan anak dan dewasa.
SKILL LAB 1 .
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN PADA DEWASA
1. Snellen chart

Gambar. Snellen Chart

Snellen chart digunakan untuk memeriksa tajam penglihatan pada orang dewasa. Snellen
chart diberi nama setelah seorang ahli mata asal belanda, Hernan Snellen mengembangkan kartu
untuk menilai tajam penglihatan pada tahun 1862. Snellen chart tradisional dicetak dengan 11 baris
huruf balok. Baris pertama terdiri dari satu atau beberapa baris huruf yang besar, sebagai contoh E,
H, N, A. Pada baris berikutnya, jumlah huruf bertambah tetapi ukuran hurufnya diperkecil. Pasien
disuruh menutup sebelah matanya dan membaca huruf pada tiap-tiap baris dengan keras mulai dari
baris paling atas. Baris paling bawah yang bisa dibaca oleh pasien menunjukkan tajam penglihatan
pasien.
Simbol pada kartu yang digunakan untuk menilai tajam penglihatan dikenal sebagai optotip.
Pada Snellen chart tradisional, optotip berbentuk huruf balok. Tetapi huruf yang digunakan bukan
huruf cetak biasa, melainkan berdasarkan aturan-aturan geometri seperti:
- Ketebalan garis sebanding dengan ketebalan ruang yang berwarna putih diantara garis dan
ketebalan celah pada huruf “C”

3
- Tinggi dan lebar huruf lima kali lebih besar dari ketebalan garis
- Hanya 10 huruf yang digunakan di Snellen chart tradisional, yaitu: C, D, E, F, L, N, O, P, T, Z
Cara pemeriksaan:
1. Letakkan papan pada jarak 20 kaki atau 6 meter
2. Jika pasien menggunakan kacamata, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
kacamata
3. Letakkan penutup mata pada mata yang tidak diperiksa. Pemeriksaan pertama dilakukan
pada mata yang menurut penderita penglihatannya lebih jelek.
4. Mulailah dengan optotip yang besar dan terus ke optotip yang kecil. Pasien harus
menyebutkan setiap huruf yang terlihat dengan keras
5. Jika hasil pemeriksaan tidak mencapai 20/20 atau 6/6, pemeriksaan dengan menggunakan
pinhole harus dilakukan.
6. Ganti penutup mata pada mata sebelahnya dan mulai lagi dari langkah nomor empat.
Dengan Snellen chart standar ini, dapat ditentukan tajam penglihatan seseorang, seperti:
 Bila tajam penglihatan 6/6, berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang
normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter.
 Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam
penglihatan pasien adalah 6/30
 Bila tajam penglihatan adalah 6/60 berarti ia hanya dapat melihat pada jarak 6 meter yang oleh
orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.
 Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen, maka dilakukan uji hitung
jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
 Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3
meter, maka dinyatakan tajam penglihatan 3/60. Dengan pengujian ini, tajam penglihatan hanya
dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
 Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dikatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk
daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter.
Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan padajarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya
adalah 1/300.
 Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian
tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya

4
sinar pada jarak tidak terhingga. Bila pasien masih menentukan arah sinar yang datang dengan
tepat, maka disebut 1/~ persepsi sinar benar, tetapi bila pasien tidak bisa menentukan arah
datangnya sinar, maka disebut 1/~ persepsi sinar salah.
 Bila penglihatan sama sekali tidak mengetahui adanya sinar, maka dikatakan penglihatannya
adalah 0 (nol).

SKILL LAB 2.

PENILAIAN REFRAKSI , SUBJEKTIF. (KOMPETENSI 4A).


UJI PROYEKSI SINAR
Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga. Kadang-kadang seseorang
pasien hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan
ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/ tidak berhingga (1/~).

Proyeksi sinar menentukan letak retina yang masih normal atau terganggu, sehingga dapat
dinyatakan :
 1/~ proyeksi baik, berarti seluruh fungsi retina perifer masih baik. Pada keadaan ini belum
tentu fungsi macula lutea normal.
 1/~ proyeksi nasal salah, berarti fungsi retina temporal terganggu.

Bila pasien sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol)
atau buta total.
Catatan
 Bila dipakai huruf tunggal pada uji tajam penglihatan jauh maka pasien ambliopia akan
mempunyai tajam penglihatan huruf tunggal lebih baik dibandingkan memakai huruf ganda.
 Huruf pada satu baris tidak sama mudahnya terbaca karena bentuknya kadang-kadang sulit
dibaca seperti huruf T dan W.
 Pemeriksaan tajam penglihatan mata anak jangan sampai terlalu melelahkan anak.
 Gangguan lapang pandangan dapat memberikan gangguan penglihatan pada satu sisi
pembacaan uji baca.

5
 Tajam penglihatan dengan kedua mata akan lebih baik dibanding dengan membaca dengan
satu mata.
 Amati pasien selama pemeriksaan karena mungkin akan mengintip dengan matanya yang
lainnya

UJI LAMBAIAN TANGAN

Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk
daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter.
Bila pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya
adalah 1/300.

UJI HITUNG JARI


Tujuan
Mengetahui turunnya tajam penglihatan seseorang.
Dasar
Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter.
Teknik
 Pasien duduk dikamar yang terang
 Pasien diminta melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak tertentu
Nilai
 Bila jari yang diperlihatkan dikenal pada jarak 1 meter maka dikatakan tajam penglihatan
seseorang adalah 1/60
 Bila masih dapat dilihat pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam penglihatannya 3/60.

6
UJI LOBANG KECIL (Pinhole Test)

Tujuan
Pemeriksaan ini bermaksud untuk mengetahui apakah tajam penglihatan turun akibat kelainan
refraksi atau kelainan media penglihatan atau saraf optik.
Dengan pinhole dapat ditentukan dengan cepat dan tepat apakah koreksi yang telah dilakukan
sesuai.

Dasar
Makin kecil diameter pupil makin bertambah dalam pandangan (depth of focus).
Kelainan refraksi apapun akan membaik tajam penglihatannya bila diberi pinhole di depan mata
tersebut.

Alat
 Lempeng pinhole (lempeng dengan celah berdiameter 0,75 mm)
 Kartu Snellen
 Di kamar ruangan biasa

Teknik
 Pasien duduk menghadap kartu Snellen dengan jarak 6 meter
 Pasien diminta membaca huruf terakhir (terkecil) yang masih dapat terbaca pada katu Snellen
 Pada mata tersebut dipasang lempeng pinhole
 Pasien diminta membaca kembali kartu Snellen

Nilai
 Bila dapat dibaca huruf yang lebih kecil daripada huruf sebelumnya pada kartu Snellen berarti
terdapat kelainan refraksi yang belum dikoreksi penuh
 Bila huruf yang terbaca lebih besar daripada huruf yang sebelumnya terbaca pada kartu
Snellen berarti terdapat kelainan pada media penglihatan

7
Catatan
Bila tidak ada perbaikan tajam penglihatan dengan pinhole berarti terdapat kelainan pada media
penglihatan (kornea, lensa, akuos humor, dan badan kaca) atau kehilangan fungsi makula dan saraf
optik.

UJI MIOPIA
Tujuan
Pemeriksaan dilakukan guna mengetahui derajat lensa negatif yang diperlukan untuk memperbaiki
tajam penglihatan sehingga tajam penglihatan menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan
terbaik.
Dasar
 Mata miopia mempunyai daya lensa positif yang lebih sehingga sinar yang sejajar atau
datang dari tidak terhingga difokuskan di depan retina
 Lensa negatif menggeser bayangan benda ke belakang sehingga dapat diatur tepat jatuh
pada retina
Alat
 Bingkai percobaan
 Sebuah set lensa coba
Teknik
 Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter
 Pada mata dipasang bingkai percobaan
 Satu mata ditutup
 Pasien diminta membaca kartu Snellen mulai huruf terkecil yang masih dibaca
 Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan bila tajam penglihatan menjadi lebih baik
ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat dibaca huruf pada baris terbawah
 Sampai terbaca baris 6/6
 Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama

Nilai

8
 Bila dengan S-1.50 tajam penglihatan 6/6, kemudian dengan S-1.75 penglihatan 6/6 – 2
sedang dengan S-2.00 penglihatan 6/7.5 maka pada keadaan ini derajat miopia mata yang
diperiksa adalah S-1.50 dan kacamata dengan ukuran ini diberikan pada pasien
 Pada pasien miopia selamanya diberikan lensa sferis minus terkecil yang memberikan tajam
penglihatan terbaik

Catatan
Dalam klinik dikenal miopia dalam bentuk:
1. miopia aksial bila bola mata terlalu panjang
2. miopia kurvatur bila terdapat lengkungan kecembungan kornea atau lensa yang sangat kuat
3. miopia refraktif bila kekuatan refraktif lensa atau kornea yang bertambah

PEMERIKSAAN HIPERMETROPIA

Tujuan
Pemeriksaan bertujuan mengetahui derajat lensa positif yang diperlukan untuk memperbaiki tajam
penglihatan sehingga tajam penglihatan menjadi normal atau tercapai tajam penglihatan yang
terbaik.

Dasar
Mata hipermetropia mempunyai kekuatan lensa positif kurang sehingga sinar sejajar tanpa
akomodasi difokus di belakang retina. Lensa positif menggeser bayangan benda ke depan sehingga
pada mata hipermetropia lensa positif dapat diatur derajat kekuatannya untuk mendapatkan
bayangan jatuh tepat pada retina
Alat
 Kartu Snellen
 Gagang lensa coba
 Satu set lensa coba

9
Teknik
 Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter
 Pada mata dipasang gagang lensa coba
 Satu mata ditutup, biasanya mata kiri ditutup terlebih dahulu untuk memeriksa mata kanan
 Pasien diminta membaca kartu Snellen mulai huruf terbesar (teratas) dan diteruskan pada
baris bawahnya sampai pada huruf terkecil yang masih dapat dibaca
 Lensa positif terkecil ditambah pada mata yang diperiksa dan bila tampak lebih jelas oleh
pasien lensa positif tersebut ditambah kekuatannya perlahan-lahan dan diminta membaca
huruf-huruf pada baris lebih bawah
 Ditambah kekuatan lensa sampai terbaca huruf-huruf pada baris 6/6
 Ditambah lensa positif +0.25 lagi dan ditanyakan apakah masih dapat melihat huruf-huruf
diatas.

Nilai
 Beda dengan S+2.00 tajam penglihatan 6/6, kemudian dengan S+2.25 tajam penglihatan 6/6
sedang
 Dengan S +2.50 tajam penglihatan 6/6-2 maka pada keadaan ini derajat hipermetropia yang
diperiksa S+2.25 dan kacamata dengan ukuran ini diberikan pada pasien
 Pada pasien hipermetropia selamanya diberikan lensa sferis positif terbesar yang
memberikan tajam penglihatan terbaik.

Catatan
Kurangnya kekuatan lensa positif pada hipermetropia disebabkan:
 diameter anterposterior bolamata lebih pendek atau mata kecil, hipermetropia aksial
 kurang lengkungnya kornea atau lensa, hipermetropia kurvatur (lengkungan)
 kurangnya indeks refraksi media penglihatan, hipermetropia refraktif

10
PEMERIKSAAN ASTIGMAT

Tujuan
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui derajat lensa silinder yang diperlukan dan sumbu silinder
yang dipasang untuk memperbaiki tajam penglihatan menjadi normal atau tercapai tajam
penglihatan terbaik.

Dasar
Pada mata dengan kelainan refraksi astigmat didapatkan 2 bidang utama dengan kekuatan
pembiasan pada satu bidang lebih besar dibanding dengan bidang lain. Biasanya kedua bidang
utama ini tegak lurus satu dengan lainnya. Pada mata astigmat lensa silinder yang sesuai akan
memberikan tajam penglihatan yang maksimal.

Alat
 Kartu Snellen
 Bingkai percobaan
 Sebuah set lensa coba
 Kipas astigmat

Teknik
 Pasien duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter
 Pada mata dipasang bingkai percobaan
 Satu mata ditutup
 Dengan mata yang terbuka pada pasien dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan dengan lensa
(+) atau (-) sampai tercapai ketajaman penglihatan terbaik, dengan lensa positif atau negatif
tersebut
 Pada mata tersebut dipasang lensa + (positif) yang cukup besar (misal S+3.00) untuk
membuat pasien mempunyai kelainan refraksi astigmat miopikus
 Pasen diminta melihat kartu kipas astigmat
 Pasien ditanya tentang garis pada kipas yang paling jelas terlihat

11
 Bila belum terlihat perbedaan tebal garis kipas astigmat maka lensa S+3.00 diperlemah
sedikit demi sedikit sehingga pasien dapat menentukan garis mana yang terjelas dan mana
yang terkabur
 Lensa silinder negatif diperkuat sedikit demi sedikit dengan sumbu tersebut hingga pada satu
saat tampak garis yang mula-mula terkabur sama jelasnya dengan garis yang sebelumnya
terlihat terjelas
 Bila sudah tampak sama jelas garis pada kipas astigmat, dilakukan tes melihat kartu Snellen
 Bila penglihatan belum 6/6 sesuai kartu Snellen, maka mungkin lensa positif (+) yang
diberikan terlalu berat, sehingga perlu secara perlahan-lahan dikurangi kekuatan lensa positif
tersebut atau ditambah lensa negatif
 Pasien diminta membaca kartu Snellen pada saat lensa negatif (-) ditambah perlahan-lahan
sampai tajam penglihatan menjadi 6/6.

Nilai
Derajat astigmat sama dengan ukuran lensa silinder negatif (-) yang dipakai sehingga gambar kipas
astigmat tampak sama jelas.

Catatan
Pemeriksaan ini disebut cara pengaburan (fogging technigue of refraction).
Pemeriksaanini dianggap cukup teliti.
Ditemukan Otto Heinrich Enoch Becker.

12
UJI PRESBIOPIA

Tujuan
Pemeriksaan bertujuan mengukur derajat berkurangnya kemampuan seseorang berakomodasi
akibat bertambahnya usia. Biasanya dilakukan pada pasien berusia lebih dari 40 tahun.

Dasar
Gangguan akomodasi pada usia lanjut terjadi akibat kurang lenturnya lensa disertai melemahnya
kontraksi badan siliar. Pada presbiopia pungtum proksimum (titik terdekat yang masih dapat dilihat)
terletak makin jauh di depan mata dibanding dengan keadaan sebelumnya. Gejala presbiopia atau
sukar melihat pada jarak dekat yang biasanya terdapat pada usia 40 tahun, dapat diatasi dengan
bantuan kacamata untuk melihat dekat.

Alat
 Kartu Snellen
 Kartu baca dekat
 Sebuah set lensa coba
 Bingkai percobaan

Teknik
Pasien diperiksa akan penglihatan sentral untuk jauhnya dan diberikan
kacamata jauh sesuai yang diperlukan (dapat lensa positif, negatif ataupun
astigmat)
Ditaruh kartu baca dekat pada jarak 30-40 cm (jarak baca):
Pasien diminta membaca huruf terkecil pada kartu baca dekat
Diberikan lensa positif mulai S+1 yang dinaikkan perlahan-lahan sampai
terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini
ditentukan.
Dilakukan pemeriksaan mata satu persatu

13
Nilai
Ukuran lensa yang memberikan ketajaman penglihatan sempurna merupakan ukuran lensa yang
diperlukan untuk adisi kacamata baca
Hubungan lensa adisi dan umur biasanya:
40-45 tahun – 1.0 dioptri
45-50 tahun – 1.5 dioptri
50-55 tahun – 2.0 dioptri
55-60 tahun – 2.5 dioptri
60 tahun – 3.0 dioptri

Catatan
 Hasil pemeriksaan ini, bila dilakukan pemeriksaan ulang dengan kedua mata, biasanya lebih
rendah. Hasil ukuran binokuler ini diberikan pada pasien untuk kacamatanya

14
SKILL LAB 3 LAPANGAN PANDANG

1. Uji Donders confrontation test (Kompetensi 4A)


Teknik Pemeriksaan

15
1. Pemeriksa dan penderita duduk berhadap-hadapan, posisi lutut pemeriksa dan penderita
sejajar. Tinggi posisi mata pemeriksa dan penderita sejajar.
2. Pasien diminta untuk menutup mata kiri dengan cara tidak menekan (gunakan penutup mata
jika perlu). Pemeriksa menutup mata kanan (gunakan penutup mata jika pemeriksa tidak bisa
menutup sebelah mata).
3. Tangan pemeriksa ditempatkan di daerah titik imajiner (a b c d) yang berada diantara lutut
pemeriksa dan pasien; jarak antara daerah titik imajiner ke mata pemeriksa akan sama
dengan jarak ke mata pasien.
4. Pada bagian ini, lapang pandang keduanya baik pemeriksa (p o’ q) dan pasien (p o q) akan
muncul, dan sampai terjadi overlap seluruhnya.
5. Gerakkan kedua tangan ke arah samping, sehingga pemeriksa bisa melihat. Lalu, gerakkan
secara melingkar ke daerah sekitar batas dari lapang pandang dengan kedua tangan, tiap
menggerakkan tangan dilakukan sedikit lebih panjang dari batas. Selama pemeriksaan, buat
pilihan gerakan dengan jari atau tangan yang lain atau kedua tangan secara simultan, dan
tanyakan kepada pasien tangan yang mana yang bergerak.
6. Letakkan tangan pemeriksa kira-kira pada pertengahan dari batas kuadran temporal atas dari
lapang pandang, dan tangan yang lain pada pertengahan dari kuadran nasal bawah. Dari
posisi ini, gerakkan kedua tangan, baik jari dari tangan yang lain, atau gerakkan kedua
tangan secara simultan menuju pertengahan dari lapang pandang. Akhirnya, ulangi prosedur

16
tapi sekarang dimulai dari kuadran temporal bawah dan kuadran nasal atas. Garis vertikal
dan horizontal diperiksa dengan cara yang sama.
7. Jika pemeriksaan mata kiri sudah selesai, lanjutkan dengan mata kanan, dengan
memindahkan penutup mata pada mata sebelahnya.

2. Uji Lapangan Pandang Amsler Panes/ (Amsler Grid). (Kompetensi 4A)


Tujuan: Tes ini untuk memeriksa fungsi penglihatan sentral.

Dasar
Gangguan kuantitatif makula akan mengakibatkan makropsia, mikropsia dan metamorfopsia.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat keadaan penglihatan sentral atau makula.

Alat
Kartu Amsler terdiri atas garis putih dengan dasar hitam.Garis terletak sejajar dengan jarak 1 (satu)
derajat bila dilihat pada jarak 30 cm.
Obyek kecil yang dipakai untuk pemeriksaan lapang pandangan.

Teknik
 Pasang Kaca mata jauh atau dekat yang biasa dipakai.
 Pegang kertas kisi Amsler pada jarak 30 cm.
 Kedua mata terbuka dan dilihat titik pusat dari kartu kisi-kisi.
 Tutup mata kiri, dengan memperhatikan kartu tersebut pasien ditanyakan:
 Apakah dapat melihat keempat sudut kartu.
 Apakah ada garis yang kabur, bergelombang, berbentuk lain, berwarna abu-abu ataupun
hilang atau putus.

Nilai
Apabila pasien menemuan kelainan pada garis Amsler atau kelainan pada lapang pandangan
sentral, berarti ada kelainan organik pada retina sentral.
Kadang-kadang dengan obyek kecil dapat diperiksa lapang pandangan sentral dengan
menggerakkan obyek dari perifer ke sentral.

17
Catatan
Karena jarak pemeriksaan terlalu dekat maka kelainan kecil pada lapang pandangan sukar
ditemukan.
Pada pasien dengan kelainan makula sebaiknya pemeriksaan dilakukan sendiri di rumah dan
dianjurkan 3 kali seminggu untuk mengetahui perubahan makula.

Gambar Amsler Grid NormalContoh Pada Kelainan di Makula

SKILL LAB IV.


Test Pengelihatan Warna (Uji Ishihara) Kompetensi 4A.

UJI ISHIHARA
Tujuan
Tes ini dilakukan untuk memeriksa adanya buta warna pada seseorang.
Dasar
Buku tes Ishihara berupa gambar-gambar pseudoisokromatik yang disusun oleh titik dengan
kepadatan warna berbeda sehingga orang normal dapat mengenal gambar yang dibentuk oleh titik
tersebut. Gambar titik terdiri atas warna primer dengan dasar warna yang hampir sama atau abu-

18
abu. Titik disusun akan menghasilkan pola clan bentuk tertentu oleh orang tanpa kelainan persepsi
warna.
Tes Ishihara terutama dipakai untuk mengenal adanya cacat merah dan hijau, dan ticlak dipakai
untuk gangguan biru dan kuning.
Kerusakan retina mulai sel bipolar sampai ganglion genikulatum lateral akan mengakibatkan
gangguan melihat warna terutama warna merah dan hijau, sedang kerusakan neurosensoris
mengakibatkan gangguan melihat warna terutama biru dan kuning.
Pada retina (macula) terdapat 3 jenis kerucut yang rentan terhadap salah satu warna primer,
sehingga bila terdapat gangguan kerucut tersebut akan terjadi gangguan penglihatan warna.

Alat
1. Gambar pseudoisokromatik Ishihara.

Teknik
 Dengan penerangan tertentu (tidak menyilaukan) kartu Ishihara disinari.
 Pasien diminta melihat kartu dan menentukan gambar yang terlihat.
 Pasien diminta melihat kartu dan menentukan gambar yang terlihat.
 Pasien diminta melihat dan menyebut gambar dalam warna tidak lebih, dari 10 detik.

Nilai
 Ditentukan ada atau tidak adanya buta warna merah hijau.
 Dikenal dalam waktu 3-10 detik.
 Bila lebih dari 10 detik berarti terdapat kelainan penglihatan warna.
 Buta warna merah hijau terdapat pada atrofi saraf optik, toksik optik neuropati, dengan
pengecualian
 Neuropati iskemi, glaukoma atrofi optik yang memberikan gangguan penglihatan warna biru
kuning.
 Buta warna biru kuning terdapat retinopati hipertensif, retinopati diabetik, dan degenerasi
makula senil dini.
 Degenerasi makula Stargardts dan fundus flavimakulatus memberikan gangguan penglihatan
warna merah hijau. Pada keadaan normal warna gambar tersebut.

19
Dr.Riani Erna,Sp.M
.trial frame
.trial lens
.luv kepala
.snelen
.isihara
.penlight
.mistar 30cm

Mata 2
.Funducopi
.penlight
.tonometri
.kapas n alkohol
.cottenbud
.obat mata

20

Anda mungkin juga menyukai