Anda di halaman 1dari 43

Case Report Session

Anestesi Regional PCNL Operatif pada Pasien


dengan Hidronefrosis ec Batu Cetak Ginjal
Sinistra

Oleh:
Esty Gusmelisa

Company
Pembimbing:
dr. Sulistyowati, Sp.An LOGO
PENDAHULUAN

Anestesi regional adalah tindakan analgesia


yang dilakukan dengan cara menyuntikan
obat anastetik lokal pada lokasi serabut saraf
yang menginervasi regio tertentu  hambatan
konduksi impuls aferen yang bersifat temporer

Pada umumnya, PCNL dilakukan dengan


anestesi umum, akan tetapi komplikasi post
operasi dan biaya pengobatan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan anestesi spinal.

COMPANY LOGO
LAPORAN KASUS

Tanggal : 14 September 2018


Nama : Ny. K
Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
TB/BB : 155 cm/52 kg
Alamat : Kabupaten Merangin
No. RM : 893289
Ruangan : Kelas III (Bangsal Bedah)
Diagnosa : Hidronefrosis grade III
ec batu cetak ginjal sinistra
Tindakan : PCNL sinistra

COMPANY LOGO
LAPORAN KASUS
• KUNJUNGAN PRA ANESTESI
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri
RPP:
• ± 1 tahun yang lalu pasien sering mengalami nyeri pi
nggang yang dirasakan hilang timbul, nyeri timbul bil
a terlalu lelah beraktivitas lalu nyeri menghilang deng
an sendirinya dan dirasakan menjalar ke perut bagian
depan, keluhan disertai keluhan BAK terputus-putus
• ± 3 bulan SMRS nyeri pinggang sering kambuh bahka
n saat pasien sedang tidur dan disertai dengan keluha
n saat BAK yang semakin memberat BAK terputus pu
tus- dan mulai tidak lampias
• Dalam sehari pasien hanya minum air putih sebanyak
2-3 gelas, dan pasien mengaku lebih suka minum air
teh serta kopi
COMPANY LOGO
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu:


Riwayat Hipertensi : (+)
Riwayat Asma : (-)
Riwayat DM : (-)
Riwayat Batuk Lama : (-)
Riwayat Operasi : (-)
Riwayat Penyakit lain : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada keluarga yang menderita sakit
yang sama

COMPANY LOGO
PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Vital Sign
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan Darah : 150/90 mmHg
• Nadi : 90 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,68̊C

Kepala : Normochepal, CA(-/-), SI(-/-), Pupil


Isokor, RC (+/+)

THT : Nyeri tekan (-) nyeri tarik (-) rinore (-),


otore (-)

Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kel.


Tiroid (-)
COMPANY LOGO
www.themegallery.com
Thoraks
• Inspeksi : Bentuk dbn, Gerak dinding dada
simetris, sikatrik (-)
• Palpasi : Vokal Fremitus +/+, krepitasi
(-), nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : Cor : BJ I/II reguler, Gallop
(-), Murmur (-)
Pulmo: Vesikuler +/+,
Wheezing -/-, Rhonki -/-
Abdomen
• Inspeksi : Kontur datar, bekas operasi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-),
hati & lien tidak teraba
• Perkusi : Timpani (+), nyeri ketok
CVA -/+
• Auskultasi : Bising usus (+) normal.
COMPANY LOGO
• Genital : tidak diperiksa
• Ekstremitas : Akral hangat, udem (-),
CRT < 2 detik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (01-09-2018 )
Darah Rutin
• WBC : 7.72 x103/mm3
• RBC : 4.54 x106/mm3
• HGB : 11.8 gr/dL
• HCT : 35.4 %
• PLT : 333x103/mm3
• GDS : 96 mg/dl
• Masa Pendarahan : 2’ ( 1 - 3 menit )
• Masa Pembekuan : 4’ ( 2 – 6 menit )

COMPANY LOGO
Kimia Darah
• SGOT/PT : 19/11
• Ur/Kr : 21/1,7
• Asam Urat : 8,2

CT Scan Abdomen
• Batu ginjal kiri dengan hidronefrosis grade 2-3
• Tampak batu ukuran 2,2cm di ginjal kiri

COMPANY LOGO
X-Ray Thoraks :Cor dan Pulmo dalam batas
normal

EKG: Sinus Rhythm

STATUS FISIK ASA


• 1/2/3/4/E

Puasa mulai jam 02.00 WIB

COMPANY LOGO
LAPORAN ANESTESI
Diagnosa pra bedah : Hidronefrosis grade III
ec batu cetak ginjal sinistra
Tindakan bedah : PCNL sinistra
Status fisik ASA :2
Jenis / tindakan anestesi: Anestesi Regional (Spinal)

Pramedikasi
Ondansentron 4 mg (IV)
Ranitidin 50 mg (IV)

Induksi
Bupivacaine 20mg
Klonidin 45mcg
Morphin 0,1mg

COMPANY LOGO
– Teknik Anestesi : Spinal (intrathecal)
– Lokasi Tusukan : L3-4
– Obat Anestesi Lokal : Bupivacaine 0,5%
Hiperbarik
– Jumlah : 4cc
– Adjuvant
 Klonidin 45mcg
 Morphin 0,1mg
– Tindakan Anestesi Tambahan : (-)
– Cairan/Transfusi
 Ringer Laktat 500 mL
 Ringer Laktat 500 mL
 Ringer Laktat 500 mL + Ketorolac 30mg
+ Tramadol 100mg

COMPANY LOGO
Keadaan Selama Operasi
• Letak Penderita : Litotomi
• Intubasi (LMA) : Tidak Dilakukan
• Penyulit Waktu Anestesi/Operasi : -
• Lama Anestesi : 150 menit (2.5 jam)

Kebutuhan cairan pasien ini;


• BB = 52 Kg
• Maintenance (M) = 2 cc/kgBB
= 2 cc x 52
= 104 cc
• Pengganti Puasa (P)
P = 6 x M Pasien puasa dari jam 02.00, operasi pukul 10.
00 WIB
• = 6 x 104 cc
• = 624 cc
COMPANY LOGO
• Stress Operasi (O)
O = BB x 6 cc (Operasi Sedang)
= 52x6 cc
= 312cc
• EBV : 65 x BB
EBV : 65 x 52  3.380 cc
• EBL : 20% x EBV
EBL : 20% x 3.380 cc  676 cc

Kebutuhan cairan selama operasi


• Jam I = ½ (P) + M + O
= ½ (624) + 104 + 312
= 728 cc
• Jam II = ¼(P) + M + O
= ¼(624) + 104 + 312
= 572 cc
COMPANY LOGO
Pra Anestesi
• Penentuan Status Fisik ASA: 1/2/3/4
2

• Mallampati :1
• Persiapan:
- Pemberian Informed Consent
- Puasa 6 jam sebelum operasi

Monitoring
• TD awal : 130/80 mmHg
• Nadi = 90 x/menit
• RR = 20x/menit

COMPANY LOGO
Jam TD Nadi RR
WIB (mmHg) (x/mnt) (x/mnt)

09.15  Pasien masuk ke kamar operasi, dan dipindahkan ke meja 130/80 88 20


operasi
 Pemasangan monitoring tekanan darah, nadi, saturasi O2 dan
urin bag dikosongkan
 Diberikan cairan RL(1 kolf)
09.30 Diberikan cairan RL 120/80 80 22
(1 kolf) & obat premedikasi

09.45  Obat spinal dimasukkan setinggi L3-L4 (Bupivacaine 4cc) 120/70 77 18

 Pasien diposisikan litotomi

10.00  Operasi dimulai 110/70 76 20


 Kondisi terkontrol

10.15 110/70 78 18

10.30 100/70 80 20

10.45 100/70 80 20

11.00 98/60 78 18

11.15 Diberikan RL 500ml (1 kolf) 97/60 77 20

11.30 100/60 80 20

11.45 100/60 76 18

12.00 100/70 84 20

12.15 90/70 84 22

12.30 100/70 84 22

12.45 100/70 80 20
 Operasi selesai
 Pelepasan alat monitoring COMPANY LOGO
 Pasien dipindahkan ke RR
Ruang Pemulihan
• Masuk Jam : 12.45 WIB
• Keadaan Umum : Kesadaran: CM, GCS: 15

Tanda vital
• TD : 109/57 mmHg
• Nadi : 78 x/menit
• RR : 18x/menit
• Pernafasan : Baik

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Scoring Aldrete
• Aktivitas : 2
• Pernafasan : 2
• Warna Kulit: 2
• Sirkulasi : 2
• Kesadaran : 2
Jumlah : 10

Instruksi Post Operasi:


• Monitoring tanda vital dan perdarahan tiap 15 menit
selama 1 x 24 jam
• Tidur pakai bantal, 24 jam tidak duduk
• Boleh makan dan minum bertahap
• Instruksi lain dan terapi mengikuti dr. Hendra Herman
, Sp.U

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

TINJAUAN PUSTAKA

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

DEFINISI
• Spinal anestesi  pemberian obat anestetik lokal de
ngan cara menyuntikkan ke dalam ruang subarachn
oid

Pembagian Anestesi Regional

• Blok Sentral (blok neuroaksial), yaitu meliputi blok


spinal, epidural, dan kaudal.
• Blok perifer (blok saraf), yaitu meliputi blok pleksus
bracialis, aksiler, analgesia regional intravena dan la
in-lain.

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Indikasi
• Bedah ekstremitas bawah
• Bedah panggul
• Tindakan sekitar rektum-perineum
• Bedah Obgyn
• Bedah Urologi
• Bedah Abdomen bawah
• Pada bedah abdomen atas dan bedah pediatri
biasanya dikombinasikan dengan anestesia
umum ringan

COMPANY LOGO
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif

• Pasien Menolak
• Infeksi pada tempat • Infeksi sistemik
suntikan (sepsis, bakteremi)
• Hipovolemia berat, syok • Infeksi sekitar tempat
• Koagulopati atau suntikan
mendapat terapi • Kelainan neurologis
antikoagulan • Kelainan psikis
• Tekanan intrakranial • Bedah lama
meninggi • Penyakit jantung
• Fasilitas resusitasi minim • Hipovolemia ringan
• Kurang pengalaman/ • Nyeri punggung kronis
tanpa didampingi
konsultan anestesia

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Persiapan Pra Anestesi

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Kebugaran untuk Anestesia
5. Klasifikasi Status Fisik
6. Masukan Oral
7. Premedikasi

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Tujuan Premedikasi

• Meredakan kecemasan
• Memperlancar induksi anestesi
• Mengurangi seksresi kelenjar ludah dan bron
kus
• Meminimalkan jumlah obat-obat anestetik
• Mengurangi mual-muntah pasca bedah
• Menciptakan amnesia
• Mengurangi isi cairan lambung
• Mengurangi refleks yang berlebihan

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Peralatan Analgesia Spinal

• Peralatan monitor
• Tekanan darah, nadi, oksimetri, denyut
(pulse oksimeter) dan EKG
• Peralatan anetesia/resusitasi umum
• Jarum spinal
• Anastetik lokal untuk analgesia spinal

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Teknik Analgesia Spinal

• Setelah dimonitor , Duduk atau berbaring lateral


dengan punggung fleksi maksimal

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Cara tusukan median atau paramedian, yaitu :


• Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2cm agak se
dikit kearah sefal,
• masukkan jarum spinal berikut mandrinnya ke luba
ng jarum tersebut.
• Setelah resistensi menghilang, mandarin jarum spin
al dicabut dan keluar likuor
• pasang semprit berisi obat dan obat dapat dimasuk
kan pelan-pelan (0,5ml/detik) diselingi aspirasi sedi
kit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik
• Kalau ujung jarum spinal pada posisi yang benar da
n likuor tidak keluar, putar arah jarum 90º biasanya l
ikuor keluar. Untuk analgesia spinal kontinyu dapat
dimasukan kateter.
COMPANY LOGO
www.themegallery.com

PEMBAHASAN

COMPANY LOGO
• Kunjungan pra anestesia  dilakukan kurang
dari 24 jam sebelum operasi, untuk memberi
penjelasan mengenai masalah pembedahan
dan anestesi yang dilakukan  penilaian tent
ang keadaan pasien secara umum
• Dimana didapatkan keadaan pasien secara
umum baik.

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Untuk menilai kebugaran seseorang sesuai The Americ


an Society of Anesthesiologists (ASA) yaitu:1,2
• Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik
, biokimia
• Kelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan
atau sedang, tanpa pembatasan aktivitas.
• Kelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat,
sehingga aktivitas rutin terbatas.
• Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat ta
k dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya me
rupakan ancaman kehidupannya setiap saat.
• Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan
atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dar
i 24 jam

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

• Berdasarkan The American Society of Anesth


esiologists (ASA), pasien Ny.K merupakan
ASA II, yaitu terdapat penyakit sistemik
berupa hipertensi

COMPANY LOGO
• Operasi PCNL  butuh efek analgesi setinggi
T10 jenis anestesi yang dipilih adalah anest
esi spinal. Anestesi spinal diindikasikan untuk
pembedahan daerah tubuh yang dipersarafi c
abang T4 ke bawah (daerah papila mammae
ke bawah)

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

• Adapun beberapa keuntungan spinal anestesi d


ibandingkan general anestesi yaitu
– jumlah perdarahan yang lebih sedikit,
– angka kejadian thrombosis vena dalam lebih
kecil,
– menghindari efek samping general anestesi
seperti mual, tenggorokan kering, gangguan
kesadaran, dan sebagainya,
– serta kontrol nyeri yang lebih baik

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Premedikasi

• Ranitidine 50 mg (golongan antagonis reseptor


H2 Histamin)  untuk mencegah pneumonitis
asam yang disebabkan oleh cairan lambung ya
ng bersifat asam dengan PH 2,5
• ondansetron 4mg (golongan antiemetik)  unt
uk mengurangi mual dan muntah pasca pembe
dahan

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

• Dalam pemberian obat premedikasi pada pas


ien ini terdapat kesalahan waktu pemberian
obat. Obat premedikasi seharusnya diberikan
di ruangan rawat 1-2 jam sebelum dilakukan
induksi, namun pada pasien diberikan sekitar
15 menit sebelum induksi spinal

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Induksi Anestesi

• Induksi menggunakan Bupivacaine HCL hiper


barik 20mg dan dikombinasikan dengan kloni
din 45 μg serta morphin 0,1 mg
• Bupivacain (anestesi lokal golongan amida)
 menghilangkan rasa sakit atau sensasi pa
da daerah tertentu dari tubuh.
• Cara kerjanya yaitu memblok proses konduk
si syaraf perifer jaringan tubuh, bersifat reve
rsibel

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

• Klonidin (agonis adrenoseptor α2)  mensti


mulasi reseptor adrenergik α2 presinaps dan
menghambat pengeluaran norepinefrin di sen
tral maupun perifer.
• Stimulasi reseptor α2 di pusat vasomotor me
dulla oblongata mengakibatkan klonidin mem
iliki efek antihipertensi.
• Penambahan klonidin dapat pula menambah
durasi anestesi epidural atau intratekal yang
menggunakan obat anestesi lokal.

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

• Golongan opioid  memperpanjang durasi anes


tesi tanpa secara nyata menambah blokade sar
af motorik dan simpatis, serta menjaga efek an
algesia post operasi

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Monitoring Intraoperatif

• Pada pasien dengan anestesi spinal, maka per


lu dilakukan monitoring tekanan darah serta
nadi setiap 15 menit sekali untuk mengetahui
penurunan tekanan darah yang bermakna.

• Untuk mencegah hipotensi -> kristaloid secar


a cepat 10-15 ml/kgBB -> tidak respon ->vas
opresor berupa efedrin dengan dosis 10 mg in
travena yang dapat diulang tiap 3-4 menit sa
mpai tekanan darah yang dikehendaki.

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Terapi Cairan

• Terapi cairan parenteral diperlukan untuk me


ngganti defisit cairan saat puasa sebelum da
n sesudah pembedahan, mengganti kebutuh
an rutin saat pembedahan, mengganti perdar
ahan yang terjadi dan mengganti cairan yang
pindah ke ruang ketiga.

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

• Pasien ini selama operasi telah diberikan cair


an infus RL sebanyak 1500 ml (3 kolf) sebag
ai cairan fisiologis untuk mengganti cairan da
n elektrolit yang hilang karena pasien sudah
tidak makan dan minum ± 7 jam.

• Kebutuhan total cairan pada pasien ini, yaitu


1300 cc selama operasi  Kebutuhan cairan
pada pasien ini sudah terpenuhi, karena sela
ma operasi telah diberikan 1500 cc.

COMPANY LOGO
www.themegallery.com

Daftar Pustaka
• Latief SA, Suryadi KA, dan Dachlan MR, Eds. Petunjuk Praktis Anest
esiologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Inten
sif FKUI; 2009.
• Sjamsuhidajat R dan Jong WD. Saluran kemih dan alat kelamin lela
ki. Dalam Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-dua. Jakarta: EGC; 2005.
Hal 756-63.
• Nahdi T. Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra dengan Infeksi Sal
uran Kemih Atas. Jurnal Kedokteran Medula (Universitas Lampung).
2013;1(4):45-46
• Matlaga B, Lingerman J. 2012. Surgical management of Upper Urina
ry Tract Calculi. In: Kavoussi L, Novick, A. Campbell-Walsh Urology.
10th ed. New York: Elsevier Saunder; 2012;1399-1404.
• Dahlan MR, Soenarto RF. Buku Ajar Anestesiologi. Jakarta: Departe
men Anestesiologi dan Intensif Care FKUI. 2009.
• Silbernagl S dan Lang F. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jaka
rta: EGC; 2007.
• Sudoyo, W, Setiohadi, B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dala
m, Jilid I,Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
2006
COMPANY LOGO
LAPORAN ANESTESI

Text Here Text Here

COMPANY LOGO

Anda mungkin juga menyukai