PMR
Pedoman PMR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Palang Merah Indonesia berkomitmen untuk menyebarluaskan dan mendorong
aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah Internasional, melaksanakan kesiapsiagaan di
dalam penanggulangan bencana yang berbasis masyarakat, memberikan
bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat, berperan
aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan
NAPZA, serta menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam
tugas-tugas kemanusiaan.
Amanat ini menjadi bagian tugas anggota remaja PMI, yang tercakup dalam Tri
Bhakti PMR:
Untuk dapat melaksanakan Tri Bhakti PMR yang berkualitas, maka diperlukan
anggota remaja PMI yang berkarakter kepalangmerahan yaitu mengetahui,
memahami, dan berperilaku sesuai prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah. Selain itu mereka juga berperan sebagai ”peer educator” atau
pelatih sebaya, yaitu yang dapat berbagi pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap kepada teman sebayanya, sehingga terjadi peningkatan
ketrampilan hidup atau ”life skill” untuk mendorong terjadinya
perubahan perilaku positif pada remaja. Hal ini telah tercemin dalam
kebijakan PMI dan Federasi bahwa:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun
kegiatan kepalangmerahan
2. PMR berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan
3. PMR calon pemimpin Palang Merah masa depan
4. PMR adalah kader relawan
Oleh karenanya anggota remaja PMI, yang terhimpun dalam PMR, perlu
dibina. Dalam pembinaan PMR, tentu saja diperlukan persamaan persepsi dan
komitmen oleh semua unsur yaitu pengurus, pegawai, pembina PMR,
pelatih PMI, serta pihak terkait dalam pembinaan remaja atau anggota
PMR. Untuk itu diperlukan suatu Pedoman Pembinaan PMR, yang
menggambarkan proses pembinaan anggota PMR dan semua unsur yang terlibat
didalamnya, serta peran dan tanggung jawab masing-masing pihak.
B. TUJUAN
Buku ini bertujuan sebagai pedoman pengurus dan pegawai PMI disemua tingkatan
yang menangani PMR, pembina PMR, pelatih PMI, serta instansi terkait, untuk
melaksanakan pembinaan PMR
Bab 1 - Pendahuluan
1
Pedoman PMR
C. DASAR
1. AD/ART PMI hasil Munas PMI XVIII tahun 2005
2. Kebijakan IFRC tentang Remaja
3. Kebijakan PMI tentang PMR
4. Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Perjanjian kerja sama PMI dengan Diknas RI tanggal 24 Mei
1995 No. 118/U/95 dan No. 0090-KEP/PP/V/95 tentang pembinaan dan
pengembangan Kepalangmerahan di sekolah
6. Perjanjian kerja sama PMI dengan Depag RI tanggal 26
September 1995 No. 459 tahun 1995 dan No. 0185-KEP/PP/IX/95 tentang
pembinaan dan pengembangan Kepalangmerahan di Madrasah
D. PENGERTIAN
1. Pedoman PMR
Adalah pedoman bagi pengurus dan pegawai PMI disemua tingkatan yang
menangani PMR, pembina PMR, pelatih PMI, serta instansi terkait. Pembinaan
PMR mencakup: perekrutan, pelatihan, pengembangan individu,
pengembangan organisasi, Tri Bakti PMR, pelaporan, monitoring, dan evaluasi
2. PMR
a. Anggota PMI terdiri dari anggota remaja, biasa, luar biasa, dan kehormatan
(AD Bab VI, Pasal 11)
b. Yang dapat diterima sebagai anggota remaja adalah mereka yang berusia
10 – 17 tahun atau mereka yang seusia sekolah lanjutan tingkat atas dan
belum menikah (ART Bab VI, Pasal 11, Ayat (1))
c. Hak dan kewajiban anggota remaja dilaksanakan melalui wadah Palang
Merah Remaja, disingkat PMR (ART Bab VI, Pasal 13, Ayat (1))
d. Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Palang Merah Remaja
ditetapkan oleh Pengurus Pusat (ART Bab VI, Pasal 13, Ayat (2))
e. Anggota Remaja mendaftarkan diri kepada unit Palang Merah Remaja di
wilayah domisili yang bersangkutan (ART Bab VI, Pasal 15)
f. PMR adalah wadah pembinaan anggota remaja PMI
g. PMR berada di sekolah atau luar sekolah, dan disebut kelompok PMR. Tiap
kelompok PMR terdiri dari minimal 10 orang.
h. Tingkatan dalam PMR: Mula, Madya, Wira
i. Kelompok PMR terdiri dari:
1) Kelompok PMR berbasis sekolah, disebut kelompok PMR sekolah
2) Kelompok PMR berbasis masyarakat, disebut kelompok PMR luar
sekolah
j. Penjenjangan anggota PMR terdiri dari:
1) Anggota Remaja PMI berusia 10 – 12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat
dapat bergabung sebagai anggota PMR Mula
2) Anggota Remaja PMI berusia 12 – 15 tahun/setingkat
SMP/MTS/sederajat dapat bergabung sebagai anggota PMR Madya
3) Anggota Remaja PMI berusia 15 – 17 tahun/setingkat
SMU/SMK/MA/sederajat dapat bergabung sebagai anggota PMR Wira
Bab 1 - Pendahuluan
2
Pedoman PMR
4. Pembina PMR
a. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, atau guru yang ditunjuk oleh
sekolah untuk melakukan pembinaan kelompok dan anggota PMR di
sekolah ybs
b. Seseorang yang ditunjuk oleh PMI Cabang/Ranting untuk melakukan
pembinaan kelompok dan anggota PMR luar sekolah
c. Pembina PMR secara fungsional adalah anggota Tenaga Sukarela (TSR)
PMI Cabang
5. Pelatih PMI
Pelatih adalah individu (Pengurus/staff/relawan) yang memenuhi kualifikasi
pelatih sesuai dengan Pedoman Pelatih PMI. Lihat pedoman pelatih dan
pelatihan
6. Instansi terkait
Pihak-pihak baik pemerintah, swasta, ataupun organisasi non pemerintah yang
secara aktif mendukung pembinaan dan pengembangan PMR, a.l. departemen
pendidikan, departemen agama, departemen kesehatan, departemen sosial,
komite sekolah, UNICEF, UNFPA
7. Pembinaan PMR
a. Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan PMR, mencakup:
perekrutan, pelatihan, pengembangan individu, pengembangan organisasi,
Tri Bhakti PMR, pelaporan, monitoring, dan evaluasi
b. Pembinaan PMR diarahkan pada pengembangan karakter
kepalangmerahan
c. Pengembangan karakter kepalangmerahan yaitu mengarahkan anggota
PMR agar mengetahui, memahami, dan berperilaku sesuai prinsip dasar
gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
d. Pembinaan berbasis pengembangan karakter dilaksanakan dengan
pendekatan Ketrampilan Hidup, yaitu proses pembinaan interaktif yang
bertujuan memaksimalkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (PKS)
anggota PMR sehingga terjadi perubahan positif. Kemudian anggota PMR
juga dapat berperan sebagai ”peer educator” atau pelatih sebaya, yaitu
yang dapat berbagi PKS kepada teman sebaya sehingga mendorong
Bab 1 - Pendahuluan
3
Pedoman PMR
Bab 1 - Pendahuluan
4
Pedoman PMR
8. Orientasi
a. Orientasi kepalangmerahan adalah proses pengenalan Gerakan
Palang Merah/Bulan Sabit Merah dan PMI
b. Orientasi kepalangmerahan diperuntukkan bagi setiap anggota
PMI, termasuk anggota PMR dan Pembina PMR
Bab 1 - Pendahuluan
4
Pedoman PMR
BAB II
KEANGGOTAAN PMR
A. PENGERTIAN
C. PENGESAHAN ANGGOTA
Lihat Pelantikan Anggota PMR, Hal.
D. ANGGOTA PMR
1. PMR Mula : 10 – 12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat
2. PMR Madya : 12 – 15 tahun/setingkat SMP/MTS/sederajat
3. PMR Wira : 15 – 17 tahun/setingkat SMA/SMK/MA/sederajat
G. BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan PMR dinyatakan berakhir jika yang bersangkutan:
a. Berakhir masa keanggotaan
b. Mohon berhenti
c. Diberhentikan
d. Meninggal dunia
2. Anggota PMR dapat diberhentikan oleh Pengurus PMI Cabang, apabila
yang bersangkutan mencemarkan nama baik PMI dan atau dijatuhi hukuman
pidana yang telah berkekuatan hukum tetap.
3. Mekanisme penghentian anggota PMR ditetapkan oleh kelompok PMR
yang bersangkutan, yang dikoordinasikan dengan PMI Cabang
BAB III
ORGANISASI PMR
A. SEKOLAH
1. Tim Pembina Pengembangan Kepalangmerahan
a. Sesuai perjanjian kerja sama PMI – Depdikbud RI tanggal 24
Mei 1995 No. 0118/U/1995 dan No. 0090/KEP/PP/95, dibentuk Tim
Pembina Pengembangan Kepalangmerahan di kalangan siswa, warga
belajar, dan mahasiswa, disingkat TP PMI
b. PMI dibentuk di tingkat Pusat, Propinsi, Kota/Kabupaten
c. TP PMI disetiap tingkatan terdiri dari unsur PMI, Departemen
Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan, dan Departemen Agama
d. TP PMI Pusat bertugas:
1) Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan
kepalangmerahan ditingkat siswa, warga belajar, dan mahasiswa
secara nasional
2) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pembinaan
kepada TP PMI Propinsi
3) Menerima laporan dari TP PMI Propinsi
e. TP PMI Propinsi bertugas:
1) Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan
kepalangmerahan di kalangan siswa, warga belajar, dan mahasiswa di
tingkat propinsi, secara terinci dan mengacu pada program nasional
2) Menyiapkan dan melaksanakan pembinaan TP PMI
Kota/Kabupaten
3) Menerima laporan dari hasil TP PMI Kota/Kabupaten
f. TP PMI Kota/Kabupaten bertugas:
1) Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan
kepalangmerahan di kalangan siswa, warga belajar, dan mahasiswa di
tingkat Kota/Kabupaten, secara rinci dan mengacu pada program
Nasional dan Propinsi
2) Menyampaikan laporan dan hasil kerja kepada TP PMI
Propinsi, dengan tembusan kepada PMI Pusat
2. Organisasi PMR di sekolah
a. Pembinaan PMR dilaksanakan oleh TP PMI
b. Di lingkungan PMI Pusat/Daerah/Cabang, pembinaan PMR
dilaksanakan oleh Bidang SDM/PMR/Diklat
c. PMR di sekolah disebut kelompok PMR, yang beranggotakan
minimal 10 orang
d. Kegiatan PMR di sekolah merupakan bagian dari kegiatan
ekstra kurikuler, dibawah pembinaan Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan
e. Struktur organisasi PMR disekolah
B. LUAR SEKOLAH
1. Nama kelompok PMR disesuaikan dengan nama
desa/kecamatan/instansi tempat kelompok PMR tersebut dibentuk, atau
sebutan lain yang dapat meningkatkan pembinaan PMR
2. Anggotanya terdiri dari anggota remaja PMI yang berbasis masyarakat
3. Penanggung jawab adalah Kepala Desa/Kecamatan/Instansi/organisasi
4. Struktur organisasi PMR luar sekolah, terlampir
5. Pembina PMR
a. Melaksanakan pembinaan PMR dikelompok PMR masing-masing
b. Mengembangkan kegiatan kepalangmerahan, a.l. melakukan sosialisasi
dan advokasi ke sekolah/lembaga, memfasilitasi pembentukan kelompok
PMR baru, meningkatkan jaringan komunikasi dan koordinasi antar
Pembina PMR maupun sekolah/lembaga
c. Membantu PMI Cabang memfasilitasi pembentukan kelompok PMR baru
d. Memfasilitasi komunikasi dan koordinasi antara kelompok PMR dan PMI
Cabang
e. Memberikan masukan kepada PMI dan Pelatih PMI terkait pelaksanaan
standarisasi pelatihan PMR, kualitas pelatih, perkembangan metode dan
media pelatihan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi pada setiap tahap pembinaan PMR
6. Instansi terkait
a. Mendukung upaya pembinaan PMR, sesuai 7 Prinsip Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional
b. Memfasilitasi penyediaan kebutuhan kegiatan operasional PMR
D. SUMBER DANA
PMI Daerah, PMI Cabang, Sekolah/lembaga Kelompok PMR, dan instansi lain
yang tidak mengikat Sumber dana pembinaan dan pengembangan PMR dapat
berasal dari PMI Pusat,
BAB IV
PEMBINAAN PMR
A. PEREKRUTAN
Monitoring
Dan
Evaluasi
3. Pengembangan
Kapasitas 2. Pelatihan
1. Tujuan
Meningkatkan kuantitas kelompok dan anggota PMR secara berkesinambungan
2. Sasaran Perekrutan
PMR Mula : 10 – 12 tahun/setingkat SD/MI/sederajat
PMR Madya : 12 – 15 tahun/setingkat SMP/MTS/sederajat
PMR Wira : 15 – 17 tahun/setingkat SMA/SMK/MA/sederajat
3. Pelaksana Perekrutan
Kegiatan perekrutan di laksanakan oleh kelompok PMR (sekolah maupun luar
sekolah) dan PMI Cabang, yang selanjutnya dilaporkan kepada Dinas
Pendidikan/Departemen Agama Kota/Kabupaten dan PMI Cabang
4. Pembentukan Kelompok dan Perekrutan Anggota PMR
Pengajuan Permohonan
Proses Administrasi
Pembentukan
Pemenuhan Orientasi
Persyaratan dan perangkat Kepalangmerahan
Pembentukan Perangkat Organisasi
Peresmian
Kegiatan dan Pelatihan Rutin Pembentukan Kelompok
PMR
Sosialisasi – Publikasi Kegiatan
PMR
Pengajuan Permohonan
Orientasi
Pelaksanaan Orientasi
Calon Anggota PMR
Anggota Baru
Pendataan
1) Memperkenalkan
kegiatan PMR sebagai wadah pembinaan kepalangmerahan bagi
generasi muda
2) Menyosialisasikan peranan PMR dalam mendukung kegiatan
kepalangmerahan
3) Menarik minat generasi muda untuk bergabung dalam kegiatan PMR
4) Memotifasi anggota PMR untuk tetap bergabung dalam kegiatan
kepalangmerahan
2) Waktu Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi
Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi dilaksanakan minimal 1 tahun sekali
sebelum dilaksanakan perekrutan.
3) Media dan Metode Sosialisasi dan Publikasi
Media:
a) Majalah Dinding
b) Foto/Dokumentasi kegiatan PMR
c) Leaflet
d) Poster
e) Buletin
f) Merchandise
Metode:
a) Presentasi, audiensi
4) Sasaran:
a) Siswa
b) Orang Tua murid
c) Sekolah/luar sekolah (panti asuhan, Kejar paket) dan management
d) Masyarakat
e) Instansi terkait
i. Dinas Pendidikan
ii. Department Agama dan Dinas Pendidikan Agama
iii. Dinas Kesehatan
iv. Pemerintah Daerah (desa,kecamatan, Kabupaten, Propinsi)
v. Swasta dan organisasi non pemerintahan
5) Strategi:
a) Media presentasi
dan dialog melalui forum pertemuan siswa baru atau orang tua
siswa
b) Memanfaatkan
masa penirimaan siswabaru sebagai tempat memperkenalkan dan
mempromosikan kegiatan PMR dan kepalangmerahan
8. Pendataan
a. PMI Cabang melakukan pendataan anggota baru dalam sebuah system data
base PMR
b. System data base anggota PMR sama dengan penomoran anggota
B. PELATIHAN
Monitoring
Dan
Evaluasi
3. Pengembangan
2. Pelatihan
Kapasitas
1. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anggota PMR sehingga
dapat melaksanakan kegiatan sesuai Tri Bakti PMR
2. Sasaran
a. Anggota PMR
b. Pembina PMR
c. Pelatih PMI
3. Jenis Pelatihan
a. Untuk Anggota PMR
1) Orientasi
Kepalangmerahan
Orientasi untuk calon anggota PMR
Orientasi ini dilaksanakan oleh Cabang dan diikuti oleh calon anggota
sebagai syarat wajib seorang calon anggota PMR sebelum dilantik
secara resmi sebagai seorang anggota PMR
Materi Orientasi dititikberatkan pada materi kepalangmerahan dan
pengenalan kegiatan-kegiatan PMR.
2) Pelatihan Rutin
a) Pelatihan yang dilaksanakan secara rutin oleh kelompok PMR,
minimal 1 x dalam 1 minggu, sesuai dengan program
b) Diikuti oleh anggota PMR setelah dilantik menjadi anggota PMR
c) Dilaksanakan dengan mengacu pada kurikulum yang ditetapkan PMI
Pusat, dengan materi:
2. Pertolongan Pertama 10 15 22
3. Perawatan Keluarga 12 16 18
4. Kesehatan remaja 8 8 8
5. Kesiapsiagaan bencana 7 10 15
6. Kepemimpinan kepalangmerahan 12 19 35
7. UKTD: Doras 0 0 4
TOTAL 58 82 117
C. PENGEMBANGAN KAPASITAS
Monitoring
Dan
Evaluasi
3. Pengembangan 2. Pelatihan
Kapasitas
a. Tujuan:
Meningkatkan kualitas anggota PMR, Pembina PMR, Pelatih PMI, pegawai
dan pengurus PMI yang membidangi PMR
b. Sasaran:
a. Anggota PMR
b. Pembina PMR
c. Pelatih PMI
d. Pegawai PMI yang membidangi PMR
e. Pengurus PMI yang membidangi PMR
c. Cara mengembangkan
kapasitas:
1) Anggota PMR
a) Pelatihan untuk anggota PMR
b) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan sesuai Tri
Bhakti PMR, baik ditingkat Kelompok PMR, PMI Cabang, Daerah,
Pusat, atau Internasional (misal: pertukaran PMR, lomba, Jumbara
tingkat Cabang, Daerah, atau Pusat). Jumbara disetiap tingkatan
dilaksanakan minimal 1 x setiap periode kepengurusan. Untuk Tri
Bhakti PMR, lihat bagian E. Tri Bhakti PMR
c) Mendapatkan akses menerapkan hasil pelatihan
d) Mendapatkan penghargaan dari sekolah, PMI, atau lembaga lainnya
2) Pembina PMR
1) Orientasi pembinaan PMR
2) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan ditingkat PMI
Cabang, Daerah, Pusat, atau Internasional (misal: pelatihan,
lokakarya)
3) Diberi kesempatan mengikuti pelatihan teknis PMI dan Pelatihan
Pelatih (untuk menjadi Pelatih PMI)
4) Mendapatkan akses menerapkan hasil pelatihan dan lokakarya
5) Mendapatkan penghargaan dari sekolah, PMI, atau lembaga lainnya
3) Pelatih PMI
1) Pelatihan teknis PMI, Pelatihan Pelatih, dan Pelatihan penyegaran
2) Pelatihan lain yang mendukung tugas sebagai pelatih (misal:
pelatihan kepemimpinan)
3) Mengikutsertakan dalam kegiatan kepalangmerahan ditingkat PMI
Cabang, Daerah, Pusat, atau Internasional (misal: pelatihan,
lokakarya)
4) Mendapatkan akses menerapkan hasil pelatihan dan lokakarya
5) Mendapatkan penghargaan dari sekolah, PMI, atau lembaga lainnya
4) Pegawai yang membidangi pembinaan dan pengembangan PMR
1) Pelatihan pembinaan PMR
2) Pelatihan lain yang mendukung tugas sebagai pegawai yang
membidangi PMR (Misal: pelatihan monitoring – evaluasi, Proses
Perencanaan Proyek, Kepemimpinan)
4) PMI Pusat
1) Advokasi, sosialisasi, kerja sama dengan diknas/depag tingkat Pusat,
organisasi non pemerintah
2) Menyelenggarakan kegiatan tingkat Nasional antara lain: jumbara,
pelatihan, bakti masyarakat, kunjungan persahabatan, kelompok
PMR berprestasi
3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembinaan dan
pengembangan kegiatan di tingkat Daerah
Monitoring
Dan
Evaluasi
3. Pengembangan
2. Pelatihan
Kapasitas
Mempertinggi
Mempererat
Berbakti pada ketrampilan dan
persahabatan nasional
masyarakat memeliharan kebersihan
dan internasional
dan kesehatan
1) Dapat 1) Tahu cara 3) Menjalin
menyanyikan lagu gosok gigi, mencuci persahabatan
Mars PMI dan Bakti tangan dan kaki dengan anggota
Remaja 2) Dapat PMR dari sekolah
2) Dapat melakukan lain:
membuat bagan Pertolongan Pertama Saling berkunjung
struktur organisasi untuk diri sendiri untuk latihan
PMR 3) Tahu bersama
3) Tahu makanan 4 sehat 5 Saling berkirim
b. PMR Madya
Mempertinggi
Mempererat
Berbakti pada ketrampilan dan
persahabatan nasional
masyarakat memeliharan kebersihan
dan internasional
dan kesehatan
1) Dapat 1) Dapat menjaga 1) Menjalin
menyanyikan lagu kebersihan dan persahabatan
Mars PMI dan Bakti kesehatan diri dan dengan anggota
Remaja keluarga, serta PMR dari PMI
2) Dapat kerindangan Cabang, atau
bencana
15) Melaksan
akan kegiatan bakti
masyarakat, misal
sosialisasi
pencegahan
penyakit/bencana
dilingkungan
sekolah dan
keluarga
16) Melaksan
akan lomba
lingkungan sekolah
sehat
c. PMR Wira
Mempertinggi
Mempererat
Berbakti pada ketrampilan dan
persahabatan nasional
masyarakat memeliharan kebersihan
dan internasional
dan kesehatan
1) Dapat 1) Menjadi Pelatih 1) Menjalin
menyanyikan lagu Remaja Sebaya persahabatan
Mars PMI dan Bakti 2) Dapat menjaga dengan anggota
Remaja kebersihan, PMR dari PMI
2) Dapat kesehatan diri dan Daerah, PM/BSM,
membuat bagan keluarga, serta atau organisasi
struktur organisasi kerindangan remaja lain:
PMR lingkungan Saling berkunjung
3) Tahu 3) Mengenal oabt- untuk latihan
alamat PMI Cabang, obatan ringan dan bersama
PMI Daerah serta manfaatnya Saling berkirim
Markas Pusat PMI 4) Dapat melakukan surat atau album
4) Tahu pertolongan pertama persahabatan
susunan pengurus kepada keluarga, dan Berkirim hasil
PMI Cabang dan teman sebayanya kerajinan daerah,
PMI Daerah serta 5) Dapat melakukan informasi pariwisata
PMI Pusat perawatan keluarga
5) Tahu di rumah
kegiatan dan tanda 6) Mengikuti kegiatan
pengenal PMR kesehatan remaja
6) Tahu 7) Dapat melakukan
tempat puskesmas, kegiatan
rumah sakit, bidan, kesiapsiagaan
dan dokter bencana untuk diri
dilingkungannya sendiri, keluarga, dan
7) Tahu masyarakat
cara menghubungi 8) Melaksanakan
tenaga kesehatan kegiatan pelayanan
dilingkungannya kesehatan di sekolah
8) Menengo
posyandu
diwilayahnya
20) Melaksan
akan kegiatan bakti
masyarakat, misal
sosialisasi
pencegahan
penyakit/bencana
dilingkungan
sekolah, keluarga,
dan masyarakat
BAB V
MONITORING, EVALUASI,
PENDATAAN DAN PELAPORAN
Monitoring
Dan
Evaluasi
4. Pengembangan
2. Pelatihan
Kapasitas
Monitoring dan evaluasi dapat membantu mengkaitkan antara apa yang telah
dilakukan dengan apa yang diharapkan di dimasa yang akan datang.
Tanpa dilakukannya monitoring dan evaluasi, kita tidak bisa mengatakan bahwa
pembinaan yang kita laksanakan telah berjalan lancar sebagaimana mestinya, telah
mengalami perkembangan, berhasil, efektif dan efisien atau dapat ditingkatkan di
masa yang akan datang.
Tujuan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pembinaan PMR secara umum adalah
pengukuran dan penilaian kinerja pembinaan, sehingga dapat mencapai hasil
yang diharapkan baik secara kualitas dan kuantitas dengan efektif. Pada
dasarnya fokus dari monitoring dan evaluasi adalah masukan dan proses
pelaksanaan sekaligus kontribusi faktor-faktor terkait terhadap hasil pembinaan
secara kualitas dan kuantitas, kerjasama, proses pengambilan keputusan dan
kebijakan, advokasi dan koordinasi.
1. Monitoring
a. Pengertian
1) Monitoring adalah penilaian yang terus menerus terhadap fungsi
kegiatan-kegiatan program di dalam hal jadwal pelaksanaan dan
penggunaan input/masukan oleh kelompok sasaran berkaitan dengan
harapan-harapan yang telah direncanakan.
2) Monitoring merupakan kegiatan program yang terintegrasi, bagian
penting dari praktek manajemen yang baik dan karena itu merupakan
bagian yang integral dari manajemen sehari-hari (Casely & Kumar 1987)
3) Monitoring dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengukur,
mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan
informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen
program/proyek (Calyton & Petry 1983)
4) Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa
bahwa semua “berjalan untuk direncanakan” dan memberi kesempatan
agar penyesuaian dapat dilakukan secara metodologis ( Oxfam 1995)
5) Monitoring adalah penilaian yang sistematis dan terus menerus
terhadap kemajuan suatu pekerjaan (SCF 1995)
b. Monitoring yang baik
1) Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan
instansi terkait, dan fokus pada perkembangan pencapaian tujuan.
2) Monitoring pada pembinaan PMR sebaiknya bukan hanya sekedar
melihat bagaimana pelaksanaan pembinaan, namun juga
perkembangan pembinaan, program pembinaan dan kerjasama. Dalam
hal ini monitoring memiliki fungsi yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan, pembelajaran dan sebagai
bahan evaluasi
3) Monitoring yang baik juga tergantung pada kualitas perencanaan
pembinaan.
4) Monitoring yang baik menuntut kunjungan secara berkala didukung
dengan analisis perkembangan dan laporan
c. Waktu Monitoring
Monitoring dapat dilakukan kapan saja baik secara formal maupun informal
yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Monitoring
merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam keseluruhan tahapan
manajemen pembinaan. Minimal monitoring dilakukan pada saat proses
penyusunan rencana, pelaksanaan pembinaan dan proses penyusunan
laporan.
d. Pelaksana
Pelaksana monitoring adalah
1) Penanggung jawab PMR, Pembina PMR, pelatih PMI
2) Staf PMI yang membidangi pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan
Pusat)
3) Pengurus PMI pada semua tingkatan (Cabang, Daerah dan Pusat)
4) Instansi/pihak terkait lainnya
Monitoring pembinaan PMR dapat dilakukan secara individu maupun
berkelompok. Dalam hal ini tiap individu memiliki kewajiban untuk
2. Evaluasi
a. Pengertian
1) Evaluasi adalah penilaian berkala terhadap relevansi, penampilan,
efisiensi dan dampak dari program/proyek didalam konteks tujuan yang
sudah ditetapkan. Evaluasi biasanya menggunakan perbandingan yang
membutuhkan informasi dari luar program/proyek – tentang waktu,
daerah atau populasi (Casely & Kumar 1987)
2) Evaluasi adalah penilaian pada waktu tertentu terhadap dampak dari
sebuah pekerjaan dan sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan telah
dicapai (SCF 1995)
b. Waktu
Evaluasi dapat dilakukan kapan saja baik secara formal maupun informal
yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Sebagaimana
monitoring, evaluasi merupakan kegiatan yang terintegrasi dalam
keseluruhan tahapan manajemen pembinaan. dilakukan pada saat proses
penyusunan rencana, pelaksanaan pembinaan dan pasca Pembinaan.
c. Pelaksana
1) Kelompok PMR (Anggota, Pembina dan Sekolah)
2) Pembina PMR
3) PMI Cabang
4) PMI Daerah
5) PMI PUsat
d. Alat dan Methode Evaluasi
e. Bagaimana Melakukan Evaluasi
f. Persiapan Evaluasi
Untuk melaksanakan evaluasi yang terstruktur dan terdokumentasi
diperlukan pengalokasian waktu dan pemikiran untuk persiapan. Hal ini
dikarenakan tujuannya bukan semata-mata untuk evaluasi jalannya
pembinaan melainkan lebih pada prioritas hasil pembinaan.
a) Pencapaian Tujuan
Apakah Tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan jika tidak, apakah
ada perkembangan-perubahan dari kondisi awal, sekaligus dilakukan
analisa mengapa tidak tercapai dan alternatif solusi pencapaian lebih
baik.
Kelompok PMI
PMR Cabang
PMI
Daerah
PMI
B. PENDATAAN Pusat
1. Tujuan:
a. mengetahui jumlah anggota
PMR
b. mengetahui identitas
anggota PMR
2. Proses sedang dikembangkan
oleh tim IT PMI Pusat, terintegrasi dengan bidang lain
C. PELAPORAN
1 Tujuan dan manfaat laporan
a. Bentuk
Pertanggungjawaban tertulis secara naratif dan keuangan
b. Informasi atas kualitas
pelaksanaan kegiatan
c. Bahan informasi Monitoring
evaluasi terkait kinerja manajemen, operasional serta proses informasi dan
koordinasi pihak-pihak terkait
d. Bahan perbaikan kualitas
kegiatan dan kinerja
e. Bahan pengambilan
keputusan
2 Jenis Laporan
a. Laporan Perkembangan
1) Kwartal (per 3 bulan)
2) Laporan Semester
3) Laporan Tahunan
b. Laporan kegiatan
3 Bentuk laporan
a. Naratif
b. Finansial
4 Pelaksana
a. PMI Pusat
b. PMI Daerah
c. PMI Cabang
d. Kelompok PMR
5 Isi laporan
a. Pendahuluan
b. Tujuan umum dan khusus
c. Proses pelaksanaan kegiatan/program/proyek (sebelum –
selama), termasuk hambatan yang dihadapi
d. Hasil yang diharapkan
e. Rekomendasi tindak lanjut (setelah kegiatan/program/proyek)
f. Pelaksana
g. Anggaran
6 Waktu
a. Laporan Perkembangan:
1) Laporan Kuartal: pertiga bulan
2) Laporan Semester: per enam bulan
3) Laporan tahunan: pertahun
b. Laporan Kegiatan : dengan tujuan untuk memudahkan proses
tindak lanjut hendaknya laporan kegiatan disampaikan maksimal 1 bulan
setelah tanggal pelaksanaan kegiatan
7 Alur Pelaporan
Kelompok PMI
PMR Cabang
PMI
Daerah
PMI
Pusat
BAB VI
ATRIBUT PMR
A. SERAGAM
Terdiri dari 2 macam seragam:
1. Seragam Harian
a) Pakaian seragam sekolah, yang diberi kelengkapan atribut
b) Digunakan oleh anggota PMR Kelompok Sekolah
2. Seragam Lapangan
a) Pakaian seragam lapangan berupa kaos berlambang PMI dan
bertuliskan ”Palang Merah Remaja” di bagian punggung
b) Pakaian yang digunakan oleh anggota PMR kelompok Sekolah
dan Luar Sekolah
B. LENCANA
1. Bertujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas peran serta
anggota PMR dalam kegiatan Tri Bakti PMR
2. x diberikan kepada seorang anggota PMR yang telah melaksanakan Tri
Bakti PMR minimal 1 tahun
3. Dipakai pada dada sebelah kiri/diatas saku kiri baju pakaian seragam
PMR
4. Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok
PMR, dan ditetapkan oleh PMI Cabang
C. BADGE
1. Dibuat dari kain dengan disablon atau dibordir. Warna dasar sesuai
pada warna jejang PMR: Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru, Wira
berwarna kuning
2. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dilengan kiri pada pakaian
seragam PMR. Dapat juga dikenakan pada jas untuk acara-acara tertentu
D. TANDA LOKASI
Dipakai sebagai tanda pengenal wilayah kota/kabupaten dan kelompok PMR yang
bersangkutan, dijahit pada lengan kanan atas pakaian seragam PMR
E. TANDA JENJANG
1. Disebut kalung leher (slayer), dibuat dari kain dengan warna dasar
sesuai pada warna jejang PMR: Mula berwarna hijau, Madya berwarna biru,
Wira berwarna kuning
2. Dipakai sebagai tanda pengenal jenjang Mula, Madya, Wira.
Dikalungkan dileher dan diikat dengan ring
F. TOPI
1. Dibuat dari kain katun berwarna biru untuk seluruh jenjang anggota
PMR
2. Dipakai sebagai tanda pengenal PMR dan juga sebagai tutup kepala
pada saat berada diluar ruangan misal: upacara, latihan, dan kegiatan lainnya.
G. TANDA KECAKAPAN
1. Tujuan memberikan penghargaan dan pengakuan atas kemampuan dan
pengabdian anggota PMR dalam melaksanakan kegiatan kepalangmerahan.
2. Bentuk:
a) h diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan
lulus pelatihan Pertolongan Pertama, Perawatan Keluarga, dan Pengetahuan
Dasar Bencana
b) i diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan
lulus pelatihan Kepemimpinan dan Kepalangmerahan
c) j diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan
lulus pelatihan Kesehatan Remaja
d) k diberikan kepada anggota PMR yang telah mengikuti dan
lulus materi Usaha Kesehatan Tranfusi Darah: Donor darah siswa
3. Dipakai pada dada sebelah kiri/diatas saku kiri baju pakaian seragam
PMR
4. Anggota PMR yang berhak menerima lencana diusulkan oleh kelompok
PMR, dan ditetapkan oleh PMI Cabang
H. SERTIFIKAT PENGHARGAAN
Kelompok PMR Sekolah dan Luar Sekolah yang telah melakukan pembinaan dan
pengembangan kegiatan Tri Bakti PMR minimal 1 tahun, diberi sertifikat
penghargaan oleh PMI
BAB VIII
PENUTUP
Buku ini merupakan pedoman bagi pengurus, pegawai PMI, pelatih PMI, dan Pembina
PMR dalam mengembangkan pembinaan PMR disekolah maupun luar sekolah.
Titik berat pembentukan PMR di sekolah dan luar sekolah adalah pembentukan
karakter generasi muda dan kaderisasi dilingkungan PMI.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada
kita. Amin
Bab 7 – Penutup
34
LAMPIRAN
Pedoman PMR
Nomor :
Perihal : Pembentukan Kelompok PMR
Kepada
Yth Pengurus Palang Merah Indonesia
PMI Cabang ………………….
Jl. …………………………………
Dengan hormat,
Demikian permohonan kami, atas perhatian Ibu/Bapak, kami ucapkan terima kasih.
---------------------------------------
Tembusan:
1. Kepala Dinas Pendidikan
2. Kepala Kantor Departemen Agama
FORMULIR PENDAFTARAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK PMR
1. NAMA SEKOLAH/LEMBAGA :
2. NOMOR KELOMPOK PMR : II. 02. 03. Wira. No registrasi kelompok PMR
3. ALAMAT SEKOLAH/LEMBAGA :
5. PEMBINA PMR :
7. JUMLAH SISWA :
--------------------------- ------------------------------
Keterangan:
II : kode regional (Jawa)
02 : kode PMI Daearah (DKI)
03 : Kode PMI Cabang (Jakarta Barat)
Wira : Kode jenjang PMR
F. PERNYATAAN
…………………………………..….
Menyetujui
Orang Tua/Wali Calon Anggota
-------------------- --------------------
PMI CABANG…………………….
JLN………………………………………..
....................... .................
Kepala sekolah/Pembina PMR
...........................................
PENANGGUNG JAWAB
KETUA LEMBAGA/INSTANSI
PEMBINA PMR
KETUA PMR
SEKRETARIS BENDAHARA
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA
SEKOLAH/MADRASAH
PEMBINA PMR
KETUA PMR
SEKRETARIS BENDAHARA
Dibentuk oleh :
- Mendiknas, Menag dan ketua umum PMI
PALANG MERAH INDONESIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN
TP – PMI PUSAT
PUSAT NASIONAL
Terdiri nama unsur :
- DIKNAS
- PMI PUSAT
- MENAG
Dibentuk oleh :
- DikNas Propinsi
- Kantor Wilayah Dept Agama Propinsi
TP – PMI - PMI Daerah DINAS PENDIKNAS
PALANG MERAH INDONESIA
PRPINSI / DATI I PROPINSI
DAERAH Terdiri nama unsur :
- Kepala DikNas Propinsi
- Kepala Kantor Wilayah Dept Agama
- Ketua PMI Daerah
Dibentuk Oleh :
- Kantor Dinas Pendidikan Dasar Kota/ Kabupaten
- Kantor Dinas Pendidikan Agama
- PMI Cabang
TP – PMI PUSAT KANTOR WILATYAH DIKNAS
PALANG MERAH INDONESIA
KABUPATEN/KODYA DATI II KABUPATEN / KODYA
CABANG Terdiri nama unsur :
- Kepala Kantor Dinas Dikdas Kota/ Kabupaten
- Kepala Dinas Pendidikan Agama
- Ketua PMI Cabang
KEPALA SEKOLAH
ANGGOTA PEMBINA
PEMBINA PMR
OSIS
PERWAKILAN KELAS
KETUA OSIS
KETUA PMR
SEKRETARIS BENDAHARA
SEKRETARIS SEKRETARIS BENDAHARA
UNIT KESEHATAN
SEKSI KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA SEKOLAH
ANGGOTA PEMBINA
PEMBINA PMR
OSIS
PERWAKILAN KELAS
KETUA OSIS
KETUA PMR
SEKRETARIS BENDAHARA
SEKRETARIS SEKRETARIS BENDAHARA
UNIT KESEHATAN
SEKSI KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA