Anda di halaman 1dari 3

New Austrian Tunneling Method di Indonesia

Proyek pembangunan ruas jalan tol Cisumdawu yang akan menghubungkan daerah Cileunyi-Sumedang-
Dawuan sedang dalam proses pengerjaan. Jalan tol Cisumdawu yang direncanakan akan memiliki panjang
total sepanjang 60 km dan akan terhubung dengan Jalan Tol Padaleunyi dan Jalan Tol Palimanan-Kanci.

Sumber: Majalan Tempo

Yang menarik dari proyek pembangunan jalan tol ini adalah dengan adanya pembangunan dua
terowongan (dual tunnel) yang masing-masing sepanjang 472 meter dan berdiameter 14 meter yang
berada di Dusun Cilangsar Desa Cigendel Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Dengan panjang
total mencapai 944 meter, terowongan ini nantinya akan menjadi satu-satunya terowongan di jalan tol di
Indonesia.

Pembangunan terowongan di ruas Jalan Tol Cisumdawu ini menggunakan New Austrian Tunneling
Method (NATM) atau kerap pula dikenal sebagai Sequential Excavation Method (SEM). Metode ini sendiri
merupakan metode umum yang banyak digunakan pada tiap pembangunan terowongan. Pada prinsipnya,
metode ini lebih memaksimalkan ketahanan dan kapasitas pendukung struktur tanah di bagian atasnya.

Keunggulan yang disuguhkan oleh metode ini juga disebabkan oleh penggunaan teknik konstruksinya yang
ekonomis. Metode NATM ini memberikan penghematan yang signifikan dalam mendukung biaya
material, personil, dan pengurangan jadwal proyek. Pada metode ini pun menunjukkan hasil ketahanan
yang besar terhadap tekanan geologi di area rawan gempa. Berbeda dari metode lainnya seperti metode
pendekatan Belgia dan Jerman, dimana terowongan segera didukung tanpa membiarkan batuan
diatasnya berubah bentuk atau berdeformasi secara alami. Sebaliknya, dengan NATM batuan diatas
terowongan dibiarkan untuk berdeformasi dengan bantuan temporal support atau pengaku sementara
yang fleksibel sebelum akhirnya terowongan akan distabilkan dengan support permanen. Dengan
memberikan waktu untuk batuan agar berdeformasi secara alami maka batuan dan structure tanah diatas
terowongan pada akhirnya dapat men-support beban massanya sendiri.

Dikarenakan penggunaan support sementara yang membolehkan adanya deformasi dalam struktur tanah
diatasnya, bukan berarti perubahan bentuk yang terjadi dibiarkan begitu saja. Setiap perubahan yang
terjadi akan diukur dan diamati menggunakan sebuah alat yang dipasang di sekitar lubang bor.
Pengukuran dilakukan sebagai data tambahan yang akan mendukung proses pemberian penyokong
permanen.

Pengaplikasian support sementara ini diawali dengan pemasangan tulangan di sekitar lubang bor
kemudian dilakukan penyemprotkan lapisan campuran beton tipis atau shotcrete ke permukaan
terowongan segera setelah terowongan digali. Cara ini dianggap lebih cepat dan mudah daripada
penggunaan bekisting tradisional. Penggunaan shotcrete ini, selain dapat memperkuat proses
penyokongan batuan, meminimalkan deformasi batuan, juga dapat meningkatkan nilai kohesi dalam dari
massa batuan.

Perlu diingat bahwa terowongan sesegera mungkin harus ditutup dan disokong oleh ring penahan beban.
Hal ini sangat penting mengingat kondisi struktur tanah diatasnya yang lembut sehingga tidak boleh ada
bagian dari terowongan yang dibiarkan terbuka.
Segera setelah proses deformasi batuan dianggap sudah selesai, maka tahap selanjutnya adalah
memberikan pengaku permanen. Pengecoran campuran beton dilakukan langsung di tempat proyek
dengan menyemprotkan campuran beton ke dinding terowongan yang telah diberikan tulangan.

Anda mungkin juga menyukai