Anda di halaman 1dari 30

METODE PEMANCANGAN KONSTRUKSI JETTY

DENGAN SISTEM PENGENDALIAN JANGKAR DAN


GARPU SEBAGAI SOLUSI PEMANCANGAN PADA
GELOMBANG BESAR di PROYEK CHIP PLANT ,
ALLE-ALLE

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


PEMBAHASAN

1. LOKASI DAN KONDISI PROJECT


2. FUNGSI DAN TUJUAN PROYEK
3. LATAR BELAKANG PENULISAN
4. PEMBATASAN MASALAH & TUJUAN PENULISAN
5. DATA TEKNIS
6. METODE PEMANCANGAN KONVENSIONAL
7. ALTERNATIF TIM PROYEK
8. KESIMPULAN DAN SARAN
9. FOTO-FOTO

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


LOKASI & KONDISI
PROYEK

1. Proyek berjarak ± 250 km


dari Banjarmasin
2. Proyek Berada di Desa Ale-
ale, Kec. Pulau Laut Selatan,
Kab. Kotabaru Kalsel.
3. Lokasi Rencana Jetty
merupakan tanjung dengan
permukaan laut landai dan
permukaan dasar laut adalah
karang dengan permukaan
yang tidak rata.
4. Gelombang laut cukup besar
± 3 meter pada bulan mei –
September.

Lokasi Project

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


FUNGSI &
TUJUAN PROYEK

Pemilik proyek adalah United Fiber System Ltd, (PMA


dari Singapore) yang bergerak dalam industri kertas.
Pembangunan jetty ini bertujuan untuk menerima
bahan mentah berupa kayu Akasia gelondongan
dengan menggunakan Ponton 3000 DWT dan 4000
DWT. Jetty juga akan digunakan untuk mengirim hasil
pabrik (Chip) dengan menggunakan ponton 6000 DWT.

DWT = Death Weigth Ton

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


LATAR BELAKANG
PENULISAN

Pekerjaan pembangunan Jetty terkendala pada saat pekerjaan


pemancangan 192 titik. Pekerjaan Pemancangan menjadi
suatu permasalahan karena lokasi proyek yang berada di
semenanjung pulau laut memiliki kondisi ombak yang sangat
besar (± 3 meter). Hal ini dikarenakan pelaksanaan proyek
yang dimulai awal bulan Agustus dimana ombak tenggara
sedang berlangsung. (Juli – November)
Sehingga kendala yang utama pada pekerjaan pemancangan
di Proyek Chip Plant adalah waktu pelaksanaan proyek yang
dilaksanakan disaat kondisi ombak cukup besar baik pada
tengah hari maupun tengah malam mencapai sampai 3 m,
seperti terlihat pada gambar di bawah ini

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


FOTO OMBAK PADA
SAAT PEMANCANGAN

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


BATASAN DAN
TUJUAN PENULISAN

Pembatasan Masalah
“Pekerjaan pemancangan tiang pancang dengan kondisi
ombak yang besar dan kondisi geologi yang berbatu
karang”.

Tujuan Penulisan
“Memberikan solusi untuk pemancangan disaat ombak
besar dengan kondisi geologi lokasi proyek berbatu karang,
menggunakan ponton dengan sIstem Jangkar, winchi dan
garpu sebagai modifikasi crane pancang yang menyatu
dengan pontoon.” sehingga pemancangan tetap bisa
dilaksanakan sesuai dengan schedule yang ditetapkan oleh
owner

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


DATA TEKNIS

1. Tiang Pancang steel pipe dia 600 mm, tebal 14 mm.


2. Pemancangan dilakukan dari arah laut dengan
menggunakan Ponton 180 feet (18x50m), menggunakan
crane pancang 45 ton dengan Hammer K-45.
3. SPT off shore > 50, dan pada kedalaman antara 3-5
ditemukan lapisan konglomerat dengan SPT > 100.
Sehingga Rencana Kedalaman adalah sekitar 2 – 4 meter.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


PEMANCANGAN
KONVENSIONAL

Pada awalnya pemancangan dilakukan dengan cara


konvensional (Seperti Biasa Pemancangan dilakukan pada
lokasi laut)
• Pemancangan menggunakan Ponton 180 feet (18x50m)
menggunakan crane pancang 45 ton dengan hammer K-45.
Pemancangan dilakukan dengan cara biasa menggunakan
support garpu yang terpasang pada crane.
• Menggunakan 4 bh Jangkar di keempat sudut ponton,
menggunakan 2 bh winchi. (@2 drum)
• Menggunakan sling 18 mm dengan panjang untuk masing-
masing jangkar 75 m.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


PEMANCANGAN
KONVENSIONAL

KENDALA YANG DIHADAPI :


• Manuver pontoon dari satu titik ketitik lain mengalami
kesulitan, karena ponton selalu bergerak kearah tenggara
(atau kedarat), dan jangkar keseret kalah dengan tekanan
ponton, sehingga untuk memposisikan ponton pada titik yang
akan dipancang, sangat sulit dilakukan (Ponton mudah larat)
• Ponton dengan goyangan empat arah yang cukup besar
pada saat berhenti, karena ombak cukup besar sehingga
tidak memungkinkan melaksanakan pemancangan.
• Dengan posisi fly, crane sangat berbahaya mengangkat
ladder, hammer dan pipa dengan berat total mencapai 15
Ton dan goyangan sangat besar.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


PEMANCANGAN
KONVENSIONAL

RESIKO JIKA DITERUSKAN :


• Crane akan terbalik, karena ada beban kejut berupa
goncangan ombak.
• Pada saat pipa sudah menancap, dan Ponton bergoyang
cukup kuat, maka hasil pancangan akan miring, bahkan bisa
jadi terlepas atau terhempas.
• Produktifitas sangat rendah,
bisa 1 atau 2 titik per hari
dengan hasil akan melenceng
antara 50 sampai 100 cm.
(Pemancangan sekitar 3 bln)
Foto disamping ketika ponton terdampar kepantai.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF
TIM PROYEK

DENGAN WAKTU YANG TERBATAS (3 BULAN) TIM


PROYEK BERUPAYA MENCARI PEMECAHAN DENGAN
BEBERAPA ALTERNATIF YANG TERSEDIA :
1. Pengisian ponton dengan air tawar.
2. Menggunakan Sand Bag dan Block beton sebagai landasan
ponton.
3. Memberi support (Kaki) pada ponton.
4. Menggunakan sistem table (Plate form).
5. Pemancangan konstruksi jetty dengan system pengendalian
jangkar dan garpu yang dimodifikasi dengan alat pancang
crane sehingga antara alat pancang dan ponton menyatu.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF I

Alternatif pertama adalah mengisi ponton dengan air tawar


dengan tujuan agar pontoon mempunyai beban sehingga
lebih stabil, tidak mudah bergoyang akibat ombak, dan pada
saat air surut ponton kandas sehingga pontoon stabil dan
pemancangan dapat dilakukan.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF I

Alternatif ini tidak dapat dilakukan karena :


1. Dasar Laut mempunyai kelandaian, sehingga kondisi
ponton miring ketika duduk didasar laut.
2. Dampak dorongan ombak pada saat ponton bermuatan air
menjadi sangat besar, sehingga membahayakan alat
pancang.
3. Produktifitas sangat kecil, karena banyak pertimbangan
keselamatan kerja akibat goyangan kapal. (waktu
pelaksanaan akan terlambat)
4. Kesulitan dalam mendapatkan air tawar (lokasi jauh),
sehingga memerlukan waktu untuk mengisi air tawar.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF II

Alternatif Kedua adalah meletakkan Block beton dan sand bag


didasar laut, dengan harapan pada saat surut ponton dapat duduk
stabil diatas sand bag dan block beton.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF II

Alternatif ini tidak dapat dilakukan karena :


1. Penempatan block beton dan sand bag. Pada saat
ombak besar sangat sulit untuk memasang block beton
dan sand bag.
2. Dan jika sudah terpasang, sand back dan block beton
rawan akan terbawa ombak ketepi.
3. Produktivitas pancang akan sangat kecil, selain sangat
tergantung oleh pasang surut, pemancangan untuk satu
penempatan block beton dan sand back hanya dapat
digunakan untuk beberapa titik saja. Untuk selanjutnya
harus memindahkan block beton dan sand bag kembali.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF III

Alternatif Ketiga adalah menggunakan pipa pancang sebagai kaki


ponton. Pipa pancang dimodifikasi dengan H Beam sehingga dapat
memanjang dan memendek dengan membuat sock antara pipa
diameter 50 dan diameter 60. Kaki ini diinstall 6 buah dan di
fungsikan pada saat air pasang, dengan harapan ponton dapat
duduk dengan stabil pada saat air surut.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF III

Alternatif ini tidak dapat dilakukan karena :


1. Kaki ponton yang berjumlah enam buah dimungkinkan untuk
menerima beban vertikal dari ponton, tetapi tidak akan kuat
untuk menahan beban horisontal yang ditimbulkan akibat
dorongan ombak yang menerpa belakang ponton yang rata
dan akan membahayakan alat yang berada diatas ponton.
2. Produktivitas pancang akan sangat kecil, karena sangat
tergantung oleh pasang surut.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF IV

Alternatif Keempat adalah menggunakan system table


(Platform). Sistem table adalah membuat table dari pipa, H
Beam dan Plat sehingga menjadi sebuah table yang dapat
dijadikan pijakan oleh crane untuk memancang.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF IV

Alternatif ini tidak dapat dilakukan karena :


1. Posisi pijakan kaki pancang tidak rata, berbatu dan sangat
labil, sehingga untuk menginstall kaki pancang membutuhkan
waktu yang lama. Jika pijakan kaki pancang labil, akan
membahayakan alat pancang yang akan naik diatasnya.
2. Crane pancang yang digunakan harus dimodifikasi sebagai
leader gantung dan sewaktu-waktu crane dapat difungsikan
sebagai servis crane. Dengan dimodfikasi leader gantung
akan menimbulkan masalah dengan pemancangan miring.
3. Produktifitas pemancangan akan kecil terutama pada
pemancangan yang memiliki jarak jauh seperti Dolphin.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF V

Alternatif Kelima adalah alternatif yang digunakan pada proyek


Chip Plant, Ale-ale yaitu Methode Pemancangan konstruksi
Jetty dengan System Pengendalian Jangkar dan Garpu yang
dimodifikasi dengan alat pancang crane sehingga antara alat
pancang dan poonton menyatu.

Kendala utama pada pekerjaan pemancangan dengan ombak


besar adalah ponton tidak stabil dan jika jangkar tidak kuat
maka bisa jadi ponton akan larat atau kandas ke darat.
Sehingga persoalan yang pertama adalah, Bagaimana
membuat ponton stabil dan dapat dijadikan pijakan untuk alat
crane pancang tanpa membahayakan alat pancang ?

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF V

SOLUSI (dengan kondisi yang ada dilapangan) :


Merencanakan sistem penjangkaran yang lebih baik
termasuk pemasangan sling dan penempatan winchi yang
efektif sehingga permasalahan goyangan terhadap ponton
dapat berkurang serta manuver ponton tidak bergantung
lagi menggunakan tag boot.
Merencanakan pembuatan garpu sebagai alat bantu
pancang yang menyatu pada ponton sehingga beban
ladder dan hammer ditopang oleh garpu, tidak oleh crane
sehingga crane hanya berfungsi sebagai pengarah.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


SISTEM PENJANGKARAN
YANG DIGUNAKAN

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALAT & MATERIAL
YANG DIGUNAKAN

1. Jangkar 1.5 ton : 4 buah


2. Jangkar 2-2.5 ton : 1 Buah
3. Block Beton : 3 Buah
4. Winchi 4 Drum : 1 Buah
5. Winchi 2 drum : 2 Buah
6. Pulli : 11 Buah
7. Kondo Block : 8 Buah
8. Sling 19 mm : 1500 m
9. Sling 22 mm : 2000 m
10.Ponton 180 feet : 1 Buah
11.Crane Pancang 45 ton : 1 Buah
12.Hammer K35 : 1 Buah

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


PENGGUNAAN ALAT
YANG TEPAT

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF V

Setelah ponton diamankan dengan winchi dan jangkar, goyangan


ponton tidak sepenuhnya bisa dihilangkan. Sehingga pengamanan
crane diatas ponton tetap harus diberikan. Pengamanannya adalah
dengan :
Lasing crane.
Dengan membuat kupingan dari baja, merantai trek dengan jarum
keras atau dengan membuat stopper pada trek crane.
Modifikasi garpu.
Dengan modifikasi H beam yang dijadikan garpu dan dilas pada
poonton, sehingga leader dan hammer tidak menumpu pada crane
tapi menumpu pada H beam Garpu. Jadi fungsi crane hanya fungsi
pengarah ketegakan depan belakang dari leader dan fungsi kontrol
sling pancang.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


PENGGUNAAN ALAT
YANG TEPAT

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


ALTERNATIF V

Keuntungan modifikasi H beam.


Modifikasi ini membuat crane aman untuk melakukan
pemancangan baik tegak maupun miring. Karena beban dari
leader dan hammer semua ditumpu pada H Beam, bukan pada
crane.
Kerugian modifikasi H beam.
Dengan modifikasi ini crane diatas ponton dalam posisi yang
tidak dapat bergerak kekiri dan kekanan, sehingga dalam
proses pemancangan untuk menentukan posisi titik pancang
adalah dengan mengandalkan dari pergeseran sling dari winchi.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


EFFISIENSI YANG
DIHASILKAN

WAKTU PELAKSANAAN
‰ Pemancangan bisa diselesaikkan dalam waktu 1.5 bulan
(termasuk waktu yang hilang akibat kerusakan alat
pancang). Sedangkan waktu efektif selama 1 bulan.
‰ Produktivitas per hari dapat mencapai 6 titik
‰ Waktu pelaksanaan secara total bisa diselesaikan lebih
cepat (dari target 5 bulan menjadi 3.5 bulan).

BIAYA
Dengan lebih cepatnya waktu pemancangan juga
berdampak pada berkurangnya biaya sewa alat pancang
dan upah pemancangan sebesar Rp. 400 Juta.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III


KESIMPULAN

Dari pembahasan yang kami tulis, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Perencanaan metode pelaksanaan memegang peranan utama
dalam pelaksanaan pekerjaan sebuah Proyek.
2. Metode pemancangan dengan pengendalian jangkar dan garpu
pada ujung Ponton, merupakan metode yang paling baik
diaplikasikan di lapangan.
3. Penggunaan Garpu sebagai sebagai penyangga kerangka ladder
sangat efektif dan mutlak digunakan pada pemancangan miring
sebagai pengganti adjuster ataupun threefoot pada kasus air laut
yang tidak teduh.
4. Tidak kalah pentingnya adalah penataan Winch yang berfungsi
untuk mengunci posisi ponton dengan Jangkar, sehingga manuver /
berputar dari posisi satu ke posisi lain tidak menjadi masalah.

PROYEK CHIP PLANT - DSU III

Anda mungkin juga menyukai