Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE NUMERIK
(Analisis Galat dan Akar – Akar Persamaan Non Linier)

Oleh :

GUSTI ASMARA
NIM 160120201028

PRORAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode Numerik adalah teknik-teknik yang digunakan untuk


memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan dengan operasi
perhitungan. Metode numerik secara umum merupakan salah satu mata kuliah yang
diajarkan di jurusan pendidikan matematika maupun matematika murni. Metode
Numerik dianggap penting karena mengajarkan mahasiswa memecahkan suatu
kasus dengan memakai berbagai cara dan permodelan. Terlebih, dalam mata kuliah
ini juga mengharuskan mahasiswanya untuk cekatan dan aktif dalam
memaksimalkan teknologi. Yang termasuk program paket numerik, misalnya
MATLAB, Maple, dan sebagainyayang digunakan untuk menyelesaikan masalah
matematika dengan metode numerik tersebut yang dibuat oleh orang yang
mempunyai dasar-dasar teori metode numerik.

Sebelum komputer digunakan untuk penyelesaian komputasi, beberapa


metode telah dilakukan, namun masih memiliki kendala-kendala. Metode yang
digunakan antara lain:

a. Metode Analitik, solusi ini sangat berguna namun terbatas pada masalah
sederhana. Sedangkan masalah real yang kompleks dan nonlinier tidak dapat
diselesaikan.

b. Metode Grafik, metode ini digunakan sebagai pendekatan penyelesaian yang


kompleks. Kendalanya bahwa metode ini tidak akurat, sangat lama, dan
banyak membutuhkan waktu.

c. Kalkulator dan Slide Rules, penyelesaian numerik secara manual. Cara ini
cukup lama dan mungkin bisa terjadi kesalahan pemasukan data.

Dengan mempelajari metode numerik diharapkan mampu menangani


sistem persamaan besar ketaklinieran dan geometri yang rumit, yang dalam
masalah rekayasa tidak mungkin dipecahkan secara analitis. Selain itu, diharapkan

2
mengetahui secara singkat dan jelas teori matematika yang mendasari paket
program, mampu merancang program sendiri
sesuai permasalahan dihadapi pada masalah rekayasa dan dapat menangani
masalah rekayasa yang tidak dapat ditangani secara analitis. Di samping itu,
metode numerik cocok untuk menggambarkan ketangguhan dan keterbatasan
komputer menangani galat (error) suatu nilai hampiran (aproksimasi)
dari masalah serta menyediakan sarana memperkuat pengertian matematika.

Karena salah satu kegunaannya adalah menyederhanakan matematika yang


lebih tinggi menjadi operasi - operasi matematika yang mendasar. Dalam sebuah
laporan yang berjudul “Metode Numerik” oleh Drs. Heri Sutarno tertulis
bahwa metode numerik merupakan alat untuk memecahkan masalah matematika
yang sangat handal. Banyak permasalahan teknik yang mustahil dapat diselesaikan
secara analitik, karena kita sering dihadapkan pada sistem-sistem persamaan yang
besar, tidak linear dan cakupan yang kompleks, dapat diselesaikan dengan metode
numerik.

Menurutnya, banyak masalah matematika yang tidak dapat diselesaikan


dengan memakai program paket atau tidak tercakup dalam program paket. Oleh
karena itu kita perlu belajar metode numerik untuk dapat membuat program paket
(software) untuk masalah sendiri. Metode numerik merupakan suatu sarana yang
efisien untuk mempelajari penggunaan komputer. Belajar pemrograman secara
efektif adalah menulis program komputer. Metode numerik mengandung bagian
yang dirancang untuk diterapkan pada komputer, misalnya membuat
algoritma. Tahap-tahap dalam menyelesaikan masalah matematika secara numerik
dengan memakai alat bantu komputer secara umum adalah : pemodelan,
pemilihan metode (algoritma) numerik, pemrograman (koding), dokumentasi dan
penafsiran hasil.

Pada metode numerik, kita hanya memperoleh solusi yang menghampiri atau
mendekati solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran
(approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat
seteliti yang kita inginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi
sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan

3
galat (error). Semakin kecil galat yang diperoleh berarti semakin dekat solusi
hampiran yang diperoleh dengan solusi sejatinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Analisis Galat ?
2. Apa maksud dari Akar – Akar persamaan non linier ?
3. Apa saja metode – metode tertutup ?
4. Bagaimana cara menggunkan metode – metode tertutup ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengunakan metode – metode tertutup
2. Untuk menambahkan wawasan dan ilmu dalam menggunakan metode –
metode tersebut
3. Untuk mengetahui apa itu analisis galat dan cara mengunakannya
4. Mengetahui secara singkat dan jelas teori matematika yang mendasari paket
program.
5. Mampu merancang program sendiri sesuai persalahan yang dihadapi pada
masalah rekayasa.
6. Metode numerik cocok untuk menggambarkan ketangguhan dan keterbatasan
komputer dalam menangani masalah rekayasa yang tidak dapat ditangani
secara analitis.

1.4 Manfaat

1. Sebagai masukan bagi mahasiswa dalam melakukan analisis suatu metode.


2. Agar mahasiswa dapat mengerti harus menggunakan metode apa untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Sebagai masukan bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan dalam
menganalisis.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Galat


Kesalahan (error/galat) adalah besarnya perbedaan atau selisih antara nilai taksiran
(hampiran/aproksimasi) dengan nilai sesungguhnya (eksak), kesalahan ini biasa timbul karena
proses pengukuran atau penggunaan aproksimasi. Penyelesaian secara numerik dari suatu
persamaan matematis hanya memberikan nilai perkiraan yang mendekati nilai
eksak (yang benar) dari penyelesaian analitis. Penyelesaian numerik akan
memberikan kesalahan terhadap nilai eksak Galat dalam metode numerik
disebabkan oleh dua hal, yaitu galat pembulatan (round off error ) dan galat pemotongan
(truncation error ).

Besarnya kesalahan atas suatu nilai taksiran dapat dinyatakan secara


kuantitatif dan kualitatif. Besarnya kesalahan yang dinyatakan secara kuantitatif
disebut Kesalahan Absolut. Besarnya kesalahan yang dinyatakan secara kualitatif
disebut dengan Kesalahan Relatif.

Nilai eksak dapat diformulasikan sebagai hubungan antara nilai perkiraan dan nilai
kesalahan sebagai berikut :

𝒗 = 𝒗′ + 𝜺

Dimana :
v = nilai eksak,
v’ = nilai perkiraan
𝜺 = nilai kesalahan/eror

2.1.1 Kesalahan Absolut


Kesalahan absolut menunjukkan besarnya perbedaan antara nilai eksak dengan
nilai perkiraan :
𝜀𝑎 = |𝑣 − 𝑣 ′ |

Kesalahan absolut tidak menunjukkan besarnya tingkat kesalahan, tetapi


hanya sekedar menunjukkan selisih perbedaan antara nilai eksak dengan nilai
perkiraan.

5
2.1.2 Kesalahan Relatif
Kesalahan relatif menunjukkan besarnya tingkat kesalahan antara nilai
perkiraan dengan nilai eksaknya yang dihitung dengan membandingkan
kesalahan absolut terhadap nilai eksaknya (biasanya dinyatakan dalam % )
𝜀𝑎
𝜀𝑟 = | | × 100%
𝑣

dimana :
v = nilai eksak
𝜀𝑟 = kesalahan relatif
𝜀𝑎 = kesalahan absolut

Semakin kecil kesalahan relatifnya, maka nilai perkiraan yang diperoleh akan
semakin baik.

Contoh Soal 1:

Gusti membeli kabel listrik 30 meter dari sebuah toko alat-alat elektronika.
Setelah diukur ulang oleh Isna sesampainya di rumah, kabel tersebut ternyata hanya
mempunyai panjang 29,97 meter. Berapa kesalahan absolut dan kesalahan relatif
hasil pengukuran yang dilakukan oleh Gusti?

Diketahui :
V = 30 meter
V’ = 29,97 meter

Kesalahan absolut
𝜀𝑎 =  30 – 29,97 = 0.03 meter

Kesalahan relatif
𝜀𝑟 =  0.03/ 30  * 100% = 0.1%

Contoh soal 2:

Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 9999 cm dan 9 cm.
Apabila panjang yang benar (eksak) adalah 10.000 cm dan 10 cm. Hitung kesalahan
absolut dan relatif!

Jawab
a. Kesalahan absolut
Jembatan : 𝜀𝑎 = v – v’  = │10.000 – 9999 │= 1 cm
Pensil : 𝜀𝑎 = v – v’  = │10 – 9 │= 1 cm

6
b. Kesalahan relatif
𝜀 1
Jembatan : 𝜀𝑟 = | 𝑣𝑎| x 100% = │10000│x 100% = 0.1%

𝜀 1
Pensil : 𝜀𝑟 = | 𝑣𝑎| x 100% = │10│x 100% = 10%

Secara matematis, jika x adalah solusi hampiran x0 dan solusi eksak, galat
dinyatakan oleh

𝑒 = 𝑥0 − 𝑥

Galat Mutlak, dapat bernilai positif dan negatif. Jika tanda galat tidak seimbang
galat mutlak didefenisikan sebagai

|𝑒| = |𝑥0 − 𝑥|

Ungkapan galat menggunakan rumus di atas kurang begitu bermakna karena


tidak menunjukkan secara langsung seberapa besar galat itu dibandingkan dengan
nilai eksaknya. Sebagai contoh, jika nilai eksaknya 𝑥0 = 10 dan nilai hampirannya
x = 7,8. Ketika seseorang melaporkan hasil hitungannya 0,2 tanpa menyebutkan
nilai eksaknya, kita tidak mendapatkan informasi yang lengkap.

Galat Relatif, istilah galat reatif muncul untuk menghindari salah interpretasi
terhadap nilai galat galat relatif didefenisikan sebagai,

𝑒
𝑒𝑟 =
𝑥0

Akan tetapi, dalam metode numerik, kita tidak mengetahui nilai sejatinya
sehingga sulit untuk mendapatkan galat relatif ini. Untuk mengatasi hal tersebut, galat
dibandingkan dengan nilaihampirannya (disebut galat relatif hampiran), yaitu :

𝑒
𝑒𝑟ℎ = × 100%
𝑥

7
2.1.3 Galat pada Taylor

Formula Taylor dengan sisa ditulis sebagai berikut.

𝑓 ′′ (𝑎) 𝑓 𝑛 (𝑎)
𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2 + ⋯ + (𝑥 − 𝑎)𝑛
2! 𝑛!
+ 𝑅𝑛 (𝑥)

= 𝑃𝑛 (𝑥) + 𝑅𝑛 (𝑥)

Dengan 𝑃𝑛 (𝑥) adalah hampiran Taylor untuk fungsi dan 𝑅𝑛 (𝑥) adalah galat atau
sisnya, yakni

′ (𝑎)(𝑥
𝑓 ′′ (𝑎) 2
𝑓 𝑛 (𝑎)
𝑃𝑛 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎) + ⋯ + (𝑥 − 𝑎)𝑛
2! 𝑛!
+ 𝑅𝑛 (𝑥)

𝑓 𝑛+1 (𝑥)
𝑅𝑛 (𝑥) = (𝑥 − 𝑎)𝑛+1
𝑛 + 1!

Galat berasosiasi dengan seberapa dekat solusihampiran terhadap solusi


sejatinya. Semakin kecil galatnya, semakin teliti solusi numerik yg didapatkan.

Kita harus memahami dua hal, yaitu :

 Bagaimana menghitung galat


 Bagaimana galat timbul.

Misalkan, a adalah nilai hampiran terhadap nilai sejati a, maka:


= a-a disebut galat
a = 10,5 ; a=10,45 = 10,45 – 10,5 = -0,05
Galat Mutlak = |𝜀| = | 𝑎 − 𝛼^|
𝜀
Galat Relatif Hampiran = 𝜀𝑟𝑎 = × 100%
𝑎
𝜀
Galat Reatif = 𝜀𝑟𝑎 = 𝑎 × 1 00%

8
Dalam penerapan dunia maya, tentu saja nilai sebenarnya tidak diketahui
sebelumnya, alternatifnya adalah dengan mengambil nilai taksiran (proksimasi). Untuk
menghitung aproksimasi yang lebih baik, galat sering ditaksir dengan selisih aproksimasi
sekarang dan sebelumnya.

2.1.4 Macam-macam galat dalam penghitungan numerik

1. Galat Pemotongan (Truncation Error)


Galat ini mengacu pada galat yang ditimbulkan akibat penggunaan hampiran
sebagai pengganti solusi eksak. Galat pemotongan bergantung pada metode
komputasi yang digunakan, sehingga galat ini juga disebut galat metode. contoh :
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8 𝑥 10
cos(x) = 1 − 2! + 4! − 6! − 8! − 10! Nilai hampiran galat pemotongan
pemotongan

2. Galat Pembulatan
Galat yang ditimbulkan dari keterbatasan komputer dalam menyajikan bilangan real.
contoh :
1
= 0,1666 ….
6
Komputer tidak dapat menyatakan secara tepat jumlah dari digit 6. Komputer hanya
mampu mempresentasikan sejumlah digit atau bit (1 byte = 8 bit)
3. Galat total
Galat akhir pada solusi numerik. Merupakan jumlah galat pemotongan dan galat
pembulatan.
Contoh :
0,52 0,54
cos(0,5) ≈ 1 − + ≈ 0,877604...
2! 4!
contoh soal :
1. Hitunglah error, relative error, dan digit yang signifikan dibawah ini dengan
perkiraan 𝑋𝐴 = 𝑋𝑡
a) diketahui :
𝑋𝑡 = 28,254

9
𝑋𝐴 = 28,271
Jawab :
ε = a-â = 28,354-28,271 = -17
𝜀 17
𝜀𝑅 = =− = −0,000601684717
𝛼 28,254

b) diketahui :
𝑋𝑡 = 0,028254
𝑋𝐴 = 0,028271
Jawab :
ε = a-â = 0,028354-0,028271 = -0,000017
𝜀 −0,000017
𝜀𝑅 = =− = −0,0006016847
𝛼 0,028254

c) diketahui :
𝑋𝑡 = e,
19
𝑋𝐴 =
7
Jawab :
ε = a-â = 2,178281828 – 2,7142857142857 = 0,0039961137143

ε 0,0039961137143
𝜀𝑅 = = = 0,0014700880803
a 2,178281828

d) diketahui :
𝑋𝑡 = 2
𝑋𝐴 = 1,414
Jawab :
ε = a-â = 1,4142135623731 – 1,414 = 0,0002135623731

ε 0,0002135623731
𝜀𝑅 = = = 0,0001510114022
a 1,4142135623731

10
2.2 Akar – Akar Persamaan Non Linier
Persamaan non linier umumnya ditujukan untuk mencari akar persamaan
dalam menyelesaian masalah persamaan tak linier bersifat iteratif, dilakukan
berulang-ulang sehingga konvergensi tercapai. Suatu fungsi f(x) terdefinisi dan
diketahui sebuah range. Fungsi f(x) akan mempunyai akar bila dan berlawanan
tanda atau memenuhi.
Pada saat awal pembuatan program harus didefinisikan terlebih
dahulutoleransi perhitungan yang diperkenankan serta bentuk kriteria konvergensi
yang digunakan. Salah satu dari 2 kriteria konvergensi berikut dapatdigunakan
untuk mengevaluasi roses iterasi :
1. |xi-xi-1| < toleransiii.
2. |f(x)| < toleransi
Bentuk umum persamaan tak linier variabel tunggal adalah :
f(x) = 0
Ada beberapa metode komputasi yang dapat digunakan utuk menyelesaikan
masalah yang melibatkan persamaan tak linier, diantaranya :

2.2.1 Metode biseksi


Pencarian lokasi akar (iii) Tabulasi
( i ) Grafik Tunggal F(x)=x ln (x) →1
y
x f(x)
0,5 -1,34
akar
1 -1
a b x 1,5 -0,39
( ii ) Grafik Ganda 2 0,38
y 2,5 1,29
𝑓1 𝑓2 akar

Untuk mencari akar persamaan linier dengan menggunakan metode bagi dua yaitu
harus dilakukan pertama kali adalah memperkirakan sebuah selang yang didalamnya
mengandung solusi akar.

11
Langkah Algoritma

Misalnya:
f(x) kontinu pada interval (a, b)
Algoritma:
𝑎+𝑏
1. Definisikan c = 𝑎+𝑏 2 𝑐 = 2
2. Jika | b – c | ≤ Ɛ, maka c akar persamaan selesai
3. Jika f(b) f(c) ≤ 0 maka a = c lainnya b = c

Contoh soal :
1. Carilah akar persamaan dari x = e dengan Ɛ = 0,001
Penyelesaian:
f(x) = e-x – x
Ambil sembarang selang (-1, 1)
f(-1) = e + 1 = 3,718
f(1) = e-1 – 1 = 0,632
f = x6 – x – 1 = 0
diambil selang (1, 2)
f(1) = 16 – 1 – 1 = -1
f(2) = 26 – 2 – 1 = 61

N a B c b-c f(c)
1 -1 1 0 1 0
2 0 1 0,5 0,5 0,1065
3 0,5 1 0,75 0,25 -0,2776
4 0,5 0,75 0,75 0,75 -0,897

Untuk menentukan jumlah literasi untuk mencari akar-akar


b−a
ln( )
𝑛≥ Ɛ
= 𝑥6 – x – 1 = 0
ln(2) f(x)
Ɛ = 0,001 pada selang (1, 2), banyak iterasi yang diperlukan untuk mencari akar
b−a
ln( )
0,001
adalah 𝑛 ≥ ln(r)

𝑛 ≥ 9,97 ≈ 10 iterasi.

2.2.2 Metode Regula Falsi (Posisi Palsu)


Metode dibagi 2 ( Bisection ) selalu berhasil dalam menemukan akar tetapi
kecepatan konvergensinya sangat lambat. Kecepatan konvergensinya dapat di
tingkatkan bila nilai 𝑓(a) dan 𝑓(b) juga diperhitungkan. Metode yang memanfaatkan
nilai 𝑓(a) dan 𝑓(b) disebut metode Regulasi-Falsi. Atau metode posisi palsu ( False

12
Position Method). Dengan metode Regulasi-Falsi dibuat garis lurus yang
menghubungkan titik ( a, 𝑓(a) ) dan ( b, 𝑓(b) ). Perpotongan garis tersebut dengan
sumbu x merupakan taksiran akar yang diperbaiki. Garis lurus tersebut seolah-olah
berlaku menggantikan kurva f(x) dan memberikan posisi palsu dari akar.

y ( b, 𝑓(b) )

(x)

(c,0)
a c x
b

( a, 𝑓(a) )
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝐴𝐵 = 𝐺𝑟𝑎𝑑𝑖𝑒𝑛 𝐵𝐶
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎) 𝑓(𝑏) − 0
=
𝑏−𝑎 𝑏−𝑎
𝑓(𝑏) − (𝑏 − 𝑎)
𝑏−𝑐 =
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)
𝑓(𝑏) − (𝑏 − 𝑎)
𝑐=𝑏−
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)
Algoritma

Misalkan dipunyai sebuah interfal [a, b] yang memenuhi 𝑓 𝑎 𝑓(𝑏) < 0 dan sebuah
toleransi galat .
𝜀 maka Regulasi-Falsi dapat dicari dengan langkah-langkah sebagai berikut :
𝑓(𝑏)(𝑏−𝑎)
1. Definisikan 𝑐 = 𝑏 −
𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)
2. Jika 𝑏 − 𝑐 ≤ 𝜀 maka c adalah akar dan proses selesai.
3. Jika 𝑓(𝑏). 𝑓(𝑎) ≤ 0 maka a adalah ( a=c ). Untuk kondisi yang lain (jika kondisi
itu tidak terpenuhi) b adalah akar ( b=c ).

Contoh soal :

Diketahui :
𝑓 𝑥 = 𝑥 6 − 𝑥 − 1 = 0 dengan 𝜀 = 0,001 pada selang (1,2)

13
Iterasi a B C F(a) F(b) F(c) b-c
1 1 2 1.02 -1 61 0,89 0,98
2 1,02 2 1,04 -0,94 61 -0,77 0,96
3 1,04 2 1,06 -0,77 61 -0,64 0,94
4 1,06 2 1,07 -0,64 61 -0,56 0,93
5 1,07 2 1,08 -0,56 61 -0,49 0,92
6 1,08 2 1,09 -0,49 61 -0,36 0,91
dst … … … … … … …

𝑓(𝑏)(𝑏−𝑎)
𝑐=𝑏−
𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)
(61)(1)
=2−
61−(−1)
61
=2−
62
= 2 – 0,983870967
= 1,016129032

2.2.3 Flowchat

1. Biseksi

14
2. Regulasi Falsi

15
2.2.4 Analisis Kelebihan dan Kelemahan Metode Biseksi dan Regula falsi

1. Kelebihan

a. Regula Falsi
Hasil konvergen terjamin, ini dibuktikan dengantitik error yang
diberikan pada insialisasi dan nyatanya padaakhir program error yang dicapai
mendekati error yangdiinginkan. Ini membuktikan bahwa tingkat ke
konvergenanhasil akar tersebut bisa cukup akurat.

b. Biseksi
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan hasil akar cukup simpel
jika dibandingkan dengan rumus lainnya. Jika perhitungan manual
akan memudahkan. Hasil yang didapatkan juga cukup akurat
untuk mencapai konvergen. Ini bisaditunjukkan pada titik error.

2. Kelemahan :
a. Regula Falsi
Untuk mendapatkan akarnya lebih lambatmencapai konvergen, tetapi
jika dibandingkan dengan biseksilebih cepat. Ini dibuktikian pada persoalan
diatas. Tidak hanyaitu , rumus yang digunakan untuk mendapatkan akar
denganmetode ini lebih rumit jika dibandingkan dengan biseksi.

b. Biseksi
Hasil akar yang didapatkan cenderung lebih lambatmencapai titik
konvergen jika dibandingkan dengan metodelainnya. Karena perhitungan
rumus yang cukup simpel jadi kekonvergenan nya cukup lama. Dan metode ini
tidak bisamenggunakan fungsi kompleks.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode Numerik adalah teknik-teknik yang digunakan untuk


memformulasikan masalah matematis agar dapat dipecahkan dengan operasi
perhitungan. Kesalahan (error/galat) adalah besarnya perbedaan atau selisih antara nilai
taksiran (hampiran/aproksimasi) dengan nilai sesungguhnya (eksak), Besarnya kesalahan
atas suatu nilai taksiran dapat dinyatakan secara kuantitatif(absolut) dan
kualitatif (Relatif) Secara umum terdapat tiga sumber utama penyebab galat
dalam perhitungan numerik, yaitu galat pemotongan, galat pembulatan, dan
galat total.
Persamaan non linier umumnya ditujukan untuk mencari akar
persamaan dalam menyelesaian masalah persamaan tak linier bersifat iteratif,
dilakukan berulang-ulang sehingga konvergensi tercapai. Terdapat dua metode
yaitu metode biseksi dan metode regulasi falsi (posis palsu).

3.2 Saran

Dalam mempelajari metode numerik kita harus bisa menganalisis


metode mana yang lebib baik atau lebih tepat perhitunganya. Metode mana yang
lebih mudah dipahami dan simple.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

D. Conte Samuel, Carl D. Boor. “ Dasar-dasarAnalisaNumerik “ : Mc GrawHill . 1980.

Munir Rinaldi,. “ Metode Numerik “ Jakarta : Penerbit Erlangga . 2003

Sumber Internet

http://blog.iain-tulungagung.ac.id/wp-content/uploads/sites/100/2013/11/Metode-Numerik-

3.pdf

https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Buku/Metode-Numerik/BA-2002-Deret-

Taylor-dan-Analisis-Galat.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai