INDONESIA
Disusun oleh :
Kelas : PA.103
NIM : 1821123
Jurusan : Akuntansi
I. Latar Belakang
Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar atau industri di mana terdapat
banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun pembeli tidak dapat
mempengaruhi keadaan di pasar.
Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan
saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang
pengganti yang sangat dekat.
1. Skala ekonomi
𝐶𝑅𝑛 = ∑ 𝑆𝑖
𝑖=0
𝐼𝐻𝐻 = ∑ 𝑆𝑖 2
𝑖=0
[1]
J.P. Morgan adalah institusi data keuangan Internasional dari Amerika Serikat yang
sudah berdiri sejak 200 tahun yang lalu.
Struktur Pasar Kisaran IHH
Pasar Persaingan Sempurna Di bawah 0,2
Pasar Monopolistik Di bawah 0,2
Pasar Oligopoli 0,2 sampai dengan 0,6
Pasar Monopoli Lebih dari sama dengan 0,6
1.1%
1.6%
2.9%
1.8% 1%
2.6%
14.9%
72%
Indofood Wings
Mayora Nissin
𝐼𝐻𝐻 = ∑ 𝑆𝑖 2
𝑖=0
IHH = 0,542919
𝐶𝑅𝑛 = ∑ 𝑆𝑖
𝑖=0
CR4 = 92,4%
1200
1000
800
600
400
200
0
a. Skala ekonomi
Karena pasar mi instan memiliki market leader dengan pangsa pasar
terbesar 72%, yaitu Indofood yang sudah bertahun-tahun menguasai
pasar mi instan, hal ini membuat kesulitan bagi perusahaan baru
untuk merebut persentase bagian dalam pangsa pasar mi instan.
b. Perbedaan biaya produksi
Karena perusahaan seperti Indofood, Wings dan lainnya sudah lama
berkembang dalam pasar mi instan. Mereka dapat mengetahui
dengan jelas bagaimana menekan biaya produksi dan strategi-
strategi dalam pasar mi instan, kemudian didukung dengan
kemampuan manajerial yang baik sehingga dapat menghasilkan
produk dengan harga murah. Sedangkan untuk perusahaan baru akan
sulit untuk memasuki pasar mi instan karena sulit untuk menekan
biaya produksi bagi perusahaan baru. Sehingga produk mi instan
yang dihasilkan perusahaan baru akan lebih mahal daripada
perusahaan lama. Produk mi instan perusahaan baru akan sepi
konsumen karena lebih mahal dan belum memiliki nama besar.
c. Keistimewaan hasil produksi
Seperti halnya Indofood dan Wings serta produsen mi instan lainnya,
mereka memiliki keistimewaan produk mi instan dengan rasa,
kemasan, maupun dari harga. Keistimewaan ini mengundang
konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka. Bagi perusahaan
baru yang ingin memasuki pasar mi instan akan sulit karena harus
mengalahkan keistimewaan produksi perusahaan-perusahaan lama.
V. Kesimpulan
Kotler, Philip. (2006). Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas. Jakarta : PT. Indeks
Gramedia.
McEachern, William A.. (2000). Ekonomi Mikro (terj). Jakarta : Penerbit Salemba
Empat.
Sarnia, Pamela. “15 Merk dengan Belanja Iklan Terbesar di Indonesia” (artikel).
(diunggah di https://industri.kontan.co.id/news/inilah-15-merek-dengan-
belanja-iklan-terbesar pada 18 November 2015 pukul 21.39 WIB dan diunduh
pada tanggal 23 November 2018 pukul 19.18 WIB)
Sukirno, Sadono. (1994). Teori Pengantar Ekonomi Mikro Edisi Ketiga. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo. (2006). Aspek Dasar Ekonomi
Mikro. Jakarta: PT Grasindo.
WINA. “Global Demand for Instant Noodles”(article). (diunggah di
https://instantnoodles.org pada tanggal 7 Mei 2018 dan diunduh tanggal 18
November 2018 pukul 17.49 WIB).