Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MANAGERIAL ECONOMICS AND BUSINESS STRATEGY

Sumber : Baye and Prince.2013. Managerial Economics and Business Strategy. 8 th edition.
McGraw-Hill Education

BAB 1. The Fundamentals of Managerial Economics

Disusun Oleh : Dian Haryati


Kelas Reguler Angkatan 42

Bab ini akan membahas mengenai dasar-dasar managerial economics, tetapi sebelum
membahas mengenai managerial economics, maka mari kita mendefinisikan terlebih dahulu kata
manager dan economics secara terpisah.

Manager adalah seseorang yang mengarahkan atau mengunakan sumber daya yang tersedia
untuk mencapai suatu tujuan. Economics adalah ilmu mengenai pengambilan keputusan dalam
keadaan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, managerial economics adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana mengarahkan atau mengunakan sumber daya yang terbatas secara efisien
untuk mencapai suatu tujuan. Contoh dari penerapan managerial economics adalah ketika seorang
manager harus memutuskan bagaimana penggunaan lahan pabrik secara efisien dalam menunjang
kegiatan produksi sebuah sepatu. Dalam membuat keputusan tersebut, sangat diperlukan informasi
yang terkait secara akurat.

Berikut akan dibahas mengenai prinsip dasar manajemen yang efektif, yaitu :

1. Identifikasi tujuan dan keterbatasan


Manajemen yang efektif harus mendefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai.
Tujuan yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda dalam menggunakan
sumber daya yang terbatas.

2. Mengenal arti dan pentingnya laba


Umumnya tujuan sebuah perusahaan adalah memaksimalkan laba atau nilai
perusahaan. Laba dibedakan menjadi dua arti, yaitu laba akuntansi dan laba ekonomi.
Laba akuntasi adalah selisih dari pendapatan yang diterima dari penjualan suatu barang
atau jasa dengan biaya yang terkait langsung dengan pengadaan barang atau jasa
tersebut. Laba ekonomi adalah selisih dari pendapatan yang diterima dari penjualan
suatu barang atau jasa dengan total semua biaya yang eksplisit (biaya akuntansi) dan
biaya implisit yang merupakan kesempatan untuk menerima pendapatan akibat
pemilihan alternatif terbaik. Dengan demikian laba ekonomi lebih kecil dibandingkan
laba akuntansi. Contoh adalah ketika saya memilih untuk kuliah S2, maka biaya yang
saya keluarkan tidak hanya biaya kuliah dan biaya buku, tetapi juga kesempatan saya
mendapatkan penghasilan jika saya memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan.
Laba dihasilkan dari pengalokasian sumber daya yang terbatas secara efisien ke dalam
sebuah kegiatan produksi menjadi sebuah barang yang berguna bagi konsumen. Laba ini

1
akan dilihat oleh produsen atau pemilik sumber daya lainnya sehingga akan bertambah
jumlah produsen di dalam pasar.

The Five Forces Framework menujukkan variable yang mempengaruhi laba sebuah
industry. Berikut adalah bagan yang menjelaskan hal tersebut :

Gambar 1. The Five Forces Framework

a. Entry
Jika sebuah industry mudah dimasuki oleh produsen baru, maka kestabilan laba
perusahaan yang sudah ada akan menjadi berkurang.
b. Power of input suppliers
Jika kekuatan supplier dalam mempengaruhi sebuah industry sangat besar, maka
kestabilan laba industry akan lemah. Kekuatan supplier akan menjadi rendah jika
jenis barang input produksi tersebut terstandarisasi atau memiliki barang
subsitusinya di pasar dan terdapat kebijakan pemerintah mengenai harga maksimal
atau jenis kebijakan lainnya.
c. Power of buyers
Hampir sama dengan variabel supplier, laba industry akan berkurang ketika
kekuatan pembeli besar. Hal ini dapat terjadi ketika konsumen dapat beralih ke
barang lain dengan sangat mudah.
d. Industry rivalry
Kestabilan laba sebuah industry juga dipengaruhi oleh persaingan antar perusahaan
di dalam industry tersebut. Semakin besar persaingan yang terjadi maka akan
berdampak pada laba.

2
e. Substitutes and complements
Kestabilan laba sebuah industry juga dipengaruhi oleh harga dan nilai produk yang
terkait, baik barang subsitusi maupun barang komplementer. Semakin banyak
ketersediaan barang subsitusi, maka kestabilan laba industry akan semakin rendah.
Semakin dekat keterkaitan dengan barang complementer, maka semakin rendah
stabilitas laba industry.

3. Memahami insentif
Seorang manager harus memahami pentingnya peran insentif dan bagaimana
menempatkan insentif sebagai alat pemacu karyawan untuk memberikan usaha yang
terbaik dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain menentukan jumlah insetif, maka
perlu ada pengawasan atas kinerja karyawan sehingga insentif ini berlaku secara efisien.

4. Memahami pasar
Di dalam pasar terdapat tiga jenis persaingan, yaitu :
a. Consumer – Producer Rivalry
Persaingan ini terjadi antara konsumen dan produsen dimana konsumen
menginginkan harga yang rendah, sedangkan produsen menginginkan penjualan di
harga tinggi.
b. Consumer – Consumer Rivalry
Persaingan ini terjadi antar konsumen. Hal ini terjadi akibat keterbatasan produk
yang tersedia di pasar. Konsumen yang bersedia membayar dengan harga tinggi
akan mendapatkan barang tersebut.
c. Producer – Producer Rivalry
Persaingan ini terjadi antar produsen. Hal ini terjadi ketika barang yang
diperdagangkan sangat identik. Produsen yang dapat memberikan service terbaik
kepada konsumen akan mendapatkan konsumen lebih banyak. Contohnya adalah
dua persaingan pom bensin yang berlokasi berdekatan.

5. Mengenal arti nilai waktu uang


Mendapatkan uang sebesar $1 hari ini akan lebih baik dibandingkan mendapatkannya
satu bulan kemudian. Hal ini karena ada kesempatan investasi atas uang yang diterima
hari ini dan investasi tersebut menghasilkan pendapatan. Dengan kata lain, kita akan
mendapatkan uang yang lebih besar dari $1 di bulan berikutnya. Present value adalah
nilai sekarang atas uang yang dimiliki. Future value adalah nilai uang di masa depan atas
uang yang dimiliki sekarang.

Berikut adalah rumus perhitungan present value dan fair value :


PV = FV
(1 + i)n

FV = PV (1+i)n

3
Implikasi dari nilai waktu uang adalah ketika manajer akan memutuskan membeli
sebuah mesin produksi. Manajer harus mengetahui berapa nilai yang akan dihasilkan
mesin tersebut di masa depan.
Contoh implikasi :
Manajer PT X sedang mempertimbangkan keputusan untuk membeli suatu mesin yang
memiliki nilai $300,000 dengan masa ekonomis selama lima tahun. Mesin ini akan
menmberikan pegembalian sebesar $50,000 di tahun pertama, $60,000 di tahun kedua,
$75,000 tahun ketiga, dan $90,000 di tahun keempat dan kelima. Haruskah manajer
membeli mesin tersebut jika suku bunga di pasar adalah 8%?
Manajer dapat membandingkan nilai sekarang dari total pengembalian yang diberikan
mesin tersebut selama lima tahun dengan biaya yang dikeluarkan pada saat membeli
mesin tersebut.
PV = (50,000/(1.08))+ (60,000/(1.082))+ (75,000/(1.083))+ (90,000/(1.084))+
(90,000/(1.085))
= $284,679
NPV = $300,000 - $284,679 = -$15,321

Karena nilai NPV adalah negative, maka manajer sebaiknya tidak membeli mesin
tersebut karena nilai pengembalian yang dihasilkan lebih kecil daripada biaya yang
dikeluarkan pada saat membeli mesin.

6. Menggunakan analisa marginal


Keputusan manajer yang optimal mencakup analisa marjinal, yaitu keputusan yang
membandingkan penambahan biaya dengan penambahan hasil yang didapat. Jika
penambahan hasil lebih besar daripada penambahan biaya, maka keputusan tersebut
masih layak, namun jika penambahan hasil lebih kecil daripada penambahan biaya,
maka keputusan tersebut tidak layak dijalankan.
Marginal benefit adalah perubahan hasil yang dihasilkan dari setiap perubahan unit
produksi. Marginal cost adalah perubahan biaya yang dihasilkan dari setiap perubahan
unit produksi
a. Discrete Decision
Seorang manajer harus mengambil keputusan berapa jumlah barang yang
diproduksi. Tujuan keputusan adalah memaksimalkan keuntungan dimana bisa kita
liat di table 1 dibawah ini bahwa keuntungan (N(Q)) maksimal terjadi ketika
perusahaan memproduksi sejumlah lima unit. Kita perhatikan lebih lanjut bahwa
dengan memproduksi lima unit tersebut maka keuntungan marjinal bersih
perusahaan (MNB(Q)) bernilai nol, yaitu keuntungan marjinal bernilai sama dengan
biaya marjinal.

4
Tabel 1 Tabel Marginal Net Benefits
Marginal
Control Total Total Net Marginal Marginal
Net
Variable Benefit Cost Benefits Benefit Cost
Benefits
Q B(Q) C(Q) N(Q) MB(Q) MC(Q)
MNB(Q)
0 0 0 0 0 0 0
1 90 10 80 90 10 80
2 170 30 140 80 20 60
3 240 60 180 70 30 40
4 300 100 200 60 40 20
5 350 150 200 50 50 0
6 390 210 180 40 60 -20
7 420 280 140 30 70 -40
8 440 360 80 20 80 -60
9 450 450 0 10 90 -80
10 450 550 -100 0 100 -100

b. Continuous Decision
Seorang manajer yang harus mengambil keputusan berapa jumlah produk yang
diproduksi dimana produk tersebut bersifat continuous, juga dapat menggunakan
keputusan marjinal. Dari data Tabel 1 kita dapat melihat bahwa keuntungan bersih
(N(Q)) maksimal terjadi ketika keuntungan marjinal sama dengan biaya marjinal dan
bukan saat total keuntungan yag maksimal (B(Q)).

c. Incremental Decision
Keputusan marjinal juga digunakan oleh seorang manajer ketika mengambil
keputusan menerima atau menolak suatu proyek. Proyek diterima jika
pengembalian yang didapat melebihi dari biaya yang dikeluarkan. Dalam kasus ini,
maka pengembalian yang diterima akibat keputusan manajer disebut dengan
pengembalian tambahan atau incremental revenue, sedangkan biaya yang
dikeluarkan akibat keputusan manajer disebut dengan biaya tambahan atau
incremental cost.

Anda mungkin juga menyukai