Nama Kelompok:
Sumiati (041524253001)
Shabrina Farahiya (041614253005)
Pandhu Widyanza (041614253010)
Rizki Mega Arini (041614253018)
Nanang Arifin (041614253015)
M
MC
PM
AC
AC M
DM
Q
QM
MR
Strategi limit pricing yang utamanya dengan menekan harga yang ditawarkan di
pasaran tidak selamanya menjadi strategi yang menguntungkan atau menjadi strategi satu-
satunya. Hal tersebut terjadi karena tidaklah mudah untuk menetapkan harga yang lebih
rendah dari pada harga yang ditawarkan di pasar. Perusahaan monopoli akan berubah
menjadi pasar duopoly jika perusahaan pesaing diasumsikan memeiliki pengetahuan yang
lebih dan informasi pasar yang lebih dibandingkan dengan perusahaan monopoli tersebut.
Perusahaan akan menetapkan harga yang lebih rendah
Gambar 13-3 Nilai dari komitmen
Entrant's residual
demand curve
M
P
PL
AC
P = AC DM
Q Q
M
QL Quantity
Pertimbangan Dinamis
Kondisi yang diperlukan agar limit pricing menjadi strategi yang optimal adalah
nilai sekarang dari laba dibawah kondisi limit pricing melebihi laba dalam kondisi terdapat
pesaing. Limit pricing lebih menarik dalam situasi ketika tingkat bunga rendah, laba dibawah
kondisi limit pricing mendekati harga monopoli dan laba duopoly secara signifikan lebih rendah
dibandingkan laba dibawah kondisi limit pricing.
Predatory pricing adalah statergi yang mana suatu perusahaan untuk sementara waktu
menetapkan harga di bawah biaya marginalnya untuk mendorong pesaing keluar dari pasar. Saat
limit pricing mengubah lingkungan bisnis dengan mencengah pesaing potensial memasuki pasar,
predatory pricing mengurangi persaingan dengan menghilangkan pesaing yang sudah ada. Secara
formal, predatory pricing terjadi saat perusahaan menetapkan harga dibawah biaya marginalnya
untuk mendorong pesaing keluar dari bisnis. Setelah “pesaing” meninggalkan pasar, “predator”
dapat menaikkan harga ke tingkat yang lebih tinggi, berkat persaingan yang tidak ketat. Dengan
demikian, predatory pricing melibatkan trade-off antara laba saat ini dan laba masa depan. Hal
tersebut menguntungkan hanya jika nilai sekarang dari laba masa depan yang lebih tinggi
mengimbangi kerugian yang dipersyaratkan untuk mendorong pesaing keluar dari pasar.
Saat bisnis yang berada dalam predatory pricing rentan terhadap tuntutan, predatory pricing
biasanya sulit untuk dibuktikan dipengadilan. Kebanyakan ekonom dan hakim percaya bahwa
sejumlah praktik yang kemungkinan dianggap melakukan “predatory pricing” dibawah definisi
hukum, pada kenyataannya merupakan praktik bisnis yang sah. Masuknya pesaing umumnya
mempertinggi persaingan dan menghasilkan harga yang lebih kompetitif. Dalam situasi saat
terdapat biaya tetap yang cukup besar, hasil akhir dari persaingan harga yang sengit akan
menyebabkan keluarnya perusahaan terlemah, dan perusahaan yang dapat bertahan akan
menaikkan harga. Upaya untuk mencengah persaingan tersebut, akan mendorong masuknya
perusahaan yang tidak efisien. Lebih buruk lagi, penegak hukum secara tegas untuk mengatur
predatory pricing dapat menyebabkan situasi kolusi sehingga perusahaan takut bersaing karena
tindakan tersebut kemungkinan ditafsirkan sebagai tindakan melakukan predatory pricing dan
dibawa ke pengadilan.
Kesimpulannya dengan mencatat bahwa secara teknis berdasarkan hukum definisi predatory
pricing mensyaratkan pelaku predatory pricing untuk menetapkan harga dibawah biaya
marginalnya (dan dengan demikian mempertahankan kerugian untuk menyebabkan kerugian
terhadap persaingan). Meskipun demikian, strategi yang sama dapat digunakan saat pelaku
predatory pricing memiliki keuntungan biaya di atas pesaingnya. Dalam hal ini, pelaku predatory
pricing tidak harus menetapkan harga dibawah biaya marginalnya untuk mendorong pesaing
yang kurang efisien keluar dari pasar, pelaku predatory pricing hanya perlu menetapkan harga
dibawah biaya pesaing. Seperti halnya dalam predatory pricing, perusahaan yang lebih efisien
dapat menaikkan harga setelah perusahaan yang kurang efisien keluar dari pasar.
Suatu perusahaan juga dapat meningkatkan biaya pesaingnya dengan membuatnya lebih
mahal bagi perusahaan lain untuk mendistribusikan produk mereka melalui jaringan ritel.
Misalnya, dalam kasus Microsoft yang terkenal, pemerintah menuduh bahwa Microsoft
menandatangani kontrak eksklusif dengan pemasok PC, menghalangi mereka untuk memuat
Netscape Internet browser pada PC yang telah memuat sistem operasi windows. Strategi ini
kemungkinan meningkatkan biaya Netscape terkait pendistribusian perangkat lunak browser-nya
secara relatif terhadap biaya Microsoft untuk mendistribusikan browser-nya sendiri.
Suatu perusahaan juga dapat memperoleh keuntungan dengan menaikkan biaya tetap pesaingnya.
Mungkin terdengar mengejutkan, manfaat tertentu dapat diperoleh suatu perusahaan bahkan saat
strategi yang digunakan juga meningkatkan biaya perusahaan. Untuk melihatnya, perimbangkan
perusahaan monopoli yang memperoleh laba monopoli sebesar $200 jika tidak ada perusahaan
lainnya yang memasuki pasar. Namun, jika pesaing memasuki pasar, persaingan yang terjadi
menurunkan laba perusahaan monopoli menjadi $70, dengan pesaing juga memperoleh laba
sebesar $70. Karena pesaing memperoleh laba sebesar nol jika tidak memasuki pasar,namun
memperoleh $70 dengan memasuki pasar, perusahaan monopoli tidak akan mampu
mempertahankan laba monopolinya kecuali jika berhasil mengubah lingkuan bisnis.
Skenario ini digambarkan dalam bentuk yang lebih luas seperti yang ditunjukkan dalam
Figur 13-5. Di sini, perusahaan monopoli memiliki dua strategi: mendukung biaya lisensi sebesar
$90, atau tidak mendukung. Pesaing potensial melakukan observasi apakah terdapat biaya lisensi
sebelum membuat keputusan untuk memasuki pasar.dengan tidak adanya biaya lisensi, pesaing
memiliki insentif untuk memasuki pasar dan dengan demikian perusahaan monopoli memperoleh
laba hanya sebesar $70. Jika perusahaan monopoli mendukung biaya lisensi sebesar $90, strategi
terbaik pesaing adalah untuk keluar dari pasar (karena $0 > -$20). Dalam situasi ini, perusahaan
monopoli memperoleh laba sebesat $110. Ini merupakan strategi terbaik bagi perusahaan
monopoli, dan kita melihat bahwa perusahaan monopoli memperoleh laba sebesar $110 dalam
Sebuah perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dengan kekuatan pasar berada di pasar
industri hulu (masukan-input) kemungkinan dapat memanfaatkan kekuatan pasar untuk
meningkatkan biaya pesaing di pasar industri hilir (keluaran-output). Secara khusus, tindakan
yang diambil oleh perusahaan yang terintegrasi secara vertikal untuk meningkatkan harga
masukan di pasar industri hulu (masukan-input) akan meningkatkan biaya pesaing yang bersaing
dipasar industri hilir (keluaran-output). Dalam uraian berikut ini, dibahas kedua strategi dalam
bentuk: vertical foreclosure dan price-cost squeeze.
Vertical Foreclosure
Bentuk yang ekstrem terkait meningkatkan biaya pesaing, disebut vertical foreclosure, yang
terjadi ketika sebuah perusahaan yang mengontrol masukan yang esensial di pasar industri hulu
bersaing dengan perusahaan lain di pasar industri hilir. Dengan menolak untuk menjual kepada
perusahaan industri hilir lainnya yang membutuhkan masukan, memaksa pesaing untuk mencari
substitusi yang kurang efisien. Hal ini meningkatkan biaya produksi pesaing. Jika tidak ada
substitusi yang tersedia, pesaing benar-benar keluar dari pasar industri hilir karena pesaing tidak
dapat memperoleh masukan yang esensial.
Price-Cost Squeeze
Dalam keadaan tertentu, sebuah perusahaan yang terintegrasi secara vertikal berpotensi
memperoleh manfaat dengan meningkatkan biaya pesaing melalui price-cost squeeze. Di sini,
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal meningkatkan biaya pesaing melalui sisi masukan,
dengan tetap menaga harga yang ditetapkan untuk produk akhir konstan (atau bahkan
diturunkan). Hal tersebut menekan laba pesaing di pasar industri hilir. Efek utama yang paling
parah dari price-cost squeeze adalah mirip dengan yang terjadi di bawah situasi predatory
pricing. Keduanya membuat pesaing keluar dari pasa. Karena taktik ini mensyaratkan
perusahaan yang terintegrasi secara vertikal untuk menetapkan harga yang tidak memaksimalkan
laba saat ini di psar industri hulu dan industri hilir, perusahaan melakukan trade off antara laba
jangka pendek yang lebih rendah terhadap potensi laba masa depan yang lebih tinggi setelah
pesaing keluar dari pasar industri hilir. Tergantung pada besarnya trade off dan tingkat suku
bunga, price-cost squeeze kemungkinan menguntungkan.
Price-cost squeeze juga dapat digunakan oleh perusahaan berskala besar yang terintegrasi
secara vertikal untuk “menghukum” pesaing yang tidak berpartisipasi dalam pembagian pasar
dan pengaturan kolusi lainnya di pasar industri hilir. Saat perusahaan yang terintegrasi secara
vertikal kemungkinan kehilangan laba jangka pendek dengan menggunakan price-cost squeeze
untuk menghukum pesaing, investasi dalam reputasi yang terlihat “sulit” kemingkinan dapat
menghasilkan laba masa depan yang lebih tinggi di pasar yang terdapat interaksi berulang.
Dalam kebanyaan industry (termasuk penerbangan, listrik dan pasar lelang online),
fonemena yang dikenal sebagai efek jaringan memberikan perusahaan monopoli keunggulan
menjadi yang pertama sehingga menyulitkan pesaing potensial untuk mengatasinya. Mengingat
semakin pentingnya jaringan dalam cakupan ekonomi global, kita menyimpulkan dengan suatu
tinjauan tentang jaringan dan menjelaskan mengapa eksternalitas jaringan menyebabkan
keuntungan menjadi yang pertama secara signifikan.
Jenis paling sederhana dari jaringan adalah jaringan satu arah yang mana layanan
mengalir hanya dalam satu arah. Pelayanan air dalam suatu wilayah merupakan contoh paling
umum yang menggunakan jaringan satu arah. Air biasaaya mengalir satu arah dari perusahaan air
minum kerumah-rumah warga. Maka jaingan satu arah dapat menyebabkan keunggulan menjadi
yang pertama karena skala ekonomi atau ruang lingkup ekonomi. Karena penyedia jaringan
menciptakan jaringan untuk memberikan layana kepada pelanggannya, dan pesaing baru
biasanya mengalami kesulitan untuk membangun jaringan yang menggantikan jeringan layanan
dari perusahaan monopoli yang telah mapan. Fitur yang membedakan satu arah adalah nilai bagi
setiap pengguna tidak secara langsung tergantung pada berapa banyak orang lain yang
menggunakan jaringan baru.
Seperti yang akan kia lihat, hal tersebut tidak terjadi pada jaringan dua arah seperti
system telepon, surel, atau beberapa aspek dalam internet termasuk pesan instan. Dalam jaringan
dua arah nilai setiap aspek pengguna tergantung secara langsung pada berapa banyak orang lain
yang menggunakan jaringan. Hal ini memungkinkan penyedia jaringan dua arah yang ada untuk
memperoleh keunggulan menjadi yang pertama secara signifikan bahkan saat tidak terdapat
skala ekonomi yang signifikan. Contoh dari jaringan dua arah adalah jaringan bintang.
Eksternalias Jaringan
Karena terdapat eksternalitas jaringan, biasanya sulit bagi jaringan baru untuk
menggantikan atau bersaing degan jarinan yang telah ada, bahkan meskipun jaringan yang baru
disertai dengan teknologi yang lebih tinggi dari pada yang sudah ada. Karena jaringan yang
sudah ada memiliki banyak pengguna dan layanan pelengkap, nilai total dari jaringan yang telah
ada akan lebih besar lagi setiap pengguna daripada jaringan baru dengan relative sedikit
pengguna atau layanan pelengkap.
Contoh, angaplah terdapat jaringan dua arah sederhana yang menyediakan layanan
kondisi antara pengguana C1 dan C2. Bayangkan jika perusahaan dimiliki oleh perusahaan
monopoli yang diidentifikasi sebagai hubungan H1 dan setiap pengguna membayar layanan
jaringan ini sebesar $10 perbulan.
Sekarang, anggaplah perusahaan lain memutuskan memasuki pasar untuk bersaig dengan
jaringan monopoli yang telah ada. Kita anggap perusahaan yang baru memiliki teknologi yang
unggul, degan kapasitas penuh, dan setiap pengguna membayar layanan jaringan baru sebesar
$20 perbulan. Setelah jaringan baru dibangun, situasinya terlihat berbeda dengan H1 dn H2
terlihat hubungan perusahaan duopoly. Dalam hal ini kedua jaringan terlihat eksklusif. Hal ini
berarti kedua konsumen harus berlangganan kejaringan yang sama sehingga layanan jaringan
menjadi berguna.
Saat consumer lock-in hanya ada dua pengguna kemungkinan dengan mudah dapat
diselesaikan dengan melakukan komunikasi diantara dua pengguna (setiap consumen setuju
untuk beralih kejaringan lain), biaya transaksi dan strategi tersebut membuatnya menjadi tidak
memungkinkan saat terdapat ratusan atau jutaan potensi pengguna yang tidak mengetahui satu
sama lain.
Salah satu srategi yang disebut penatapan harga penetrasi mensyaratkan penetapan harga
awal yang sangat rendah, bahkan berpotensi memberikan produk secara gratis atau membayar
pelanggan untuk mencoba produk baru untuk mendapatkan sejumlah pelanggan. Tindakan ini
melidungi pengguna dari resiko bahwa pengguna lainnya tidak akan beralih keteknologi baru,
pengguna dapat mempertahankan untuk menggunakan jaringan yang ada sambil melakukan
eksperimen terhadap jaringan yang baru.
Untuk melihat bagaimana strategi penetapan harga penetrasi dapat membantu perusahaan
2 menarik pengguna pada jaringannya, perhatikan bahwa nilai bagi pengguna yang memiliki
akses terhadap kedua jaringan setidaknya sama besar dengan nilai menggunakan jaringan lainnya
secara individual. Akibatnya jika penyedia jaringan baru secara akrual membayar pengguna
sejumlah kecil ($1) untuk mencoba layanannya, maka selama peride percobaan ini, permainan
yang akan dihadapi konsumen akan berubah dari salah satu yang terdapat pada table dibawah
menjadi salah satu yang terdapat table selanjutnya. Dalam hal ini setiap konsumen memiliki
intensif untuk mencoba jaringan baru jika pilihan “H1 dan H2” merupakan strategi dominan
untuk setiap pengguna.
Setelah konsumen mencoba kedua jaringan, mereka akan segera menyadari bawa H2 lebih baik
dan pada akhirnya berhenti menggunakan H1, setelah sejumlah pengguna mulai menggunak H2,
pemilik H2 dapat menghilangkan pembayaran sebesar $1 (dan pada akhirnya menaikkan biaya
yang dikenakan unttuk mengakses jaringan) karena setiap konsumen sekarang menerima $20
sebagai manfaat dari H2, dibandingkan dengan $10 sebagai manfaat ketika kedua konsumen
menggunakan H1. Dengan cara ini pesaing baru dapat menggunakan penetapan harga penetrasi
untuk megatasi persoalan monopoli yang memperoleh keunggulan manjadi yang pertamayang
berasal dari eksteralitas jaringan tersebut.