Anda di halaman 1dari 14

11.

3 Diskriminasi Harga
Antarwaktu dan Penetapan
Harga Beban Puncak
Diskriminasi Harga Antarwaktu dan Penetapan Harga
Beban Puncak

• Diskriminasi harga • Penetapan harga beban


antarwaktu adalah praktik puncak adalah praktik
memisahkan konsumen mengenakan harga yang
dengan fungsi permintaan lebih tinggi selama periode
yang berbeda ke dalam beban puncak ketika
kelompok yang berbeda- kendala kapasitas
beda dengan mengenakan menyebabkan biaya
harga yang berbeda pada marginal menjadi tinggi.
waktu yang berbeda pula.
Tujuan diskriminasi harga antarwaktu
Tujuan dari diskriminasi harga antarwaktu adalah
membagi konsumen ke dalam kelompok dengan permintaan
tinggi dan permintaan rendah melalui pengenaan harga yang
tinggi pada awalnya tetapi kemudian menurun.
Contoh diskriminasi harga antarwaktu

Contoh dari diskriminasi harga antarwaktu adalah


mengenakan harga tinggi untuk film yang tayang perdana dan
kemudian menurunkan harganya setelah film tersebut tayang
selama setahun. Contoh lainnya, yang dilakukan oleh hampir
seluruh penerbit, adalah mengenakan harga tinggi untukbuku
edisi sampul keras dan kemudian menerbitkan versi sampul
biasa pada harga yang jauh lebih rendah setahun kemudian.
DISKRIMINASI HARGA ANTARWAKTU

DISKRIMINASI HARGA ANTARWAKTU

Konsumen dibagi ke dalam


kelompok dengan cara mengubah
harga selama periode waktu
tertentu. Pada awalnya, harga
cukup tinggi. Perusahaan meraup
surplus konsumen yang memiliki
permintaan tinggi atas barang
tersebut dan bersedia menunggu
untuk membelinya. Kemudian,
harga diturunkan untuk menarik
pasar yang lebih luas

GAMBAR 11.7
Penetapan Harga Beban Puncak
Peak Load pricing adalah Prinsip pembebanan harga yang
lebih tinggi untuk produk-produk tertentu (yang tidak dapat
disimpan) pada waktu permintaannya berada pada tingkat
maksimum, untuk mencerminkan biaya marginal yang lebih tinggi
dari penawaran produk pada waktu puncak.
Penetapan harga dengan beban maksimum
didisain untuk mendorong konsumen menyebarkan
permintaan mereka secara lebih merata, untuk
menghindari kebutuhan investasi dalam pabrik yang
kemudian tidak dapat digunakan secara penuh setelah
masa puncak dilalui.
Penetapan Harga Beban Puncak
Penetapan harga beban puncak (Peak-load pricing) ini
dapat dipakai bila jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan sangat terbatas, dan permintaan pembeli cenderung
berubah di kemudian hari. Sebagai contoh perusahaan telepon
telah menggunakan kapasitas untuk melayani 97 % langganannya
selama periode ramai meskipun pada akhir pecan dan malam hari
sering menganggur.
Dengan peak load pricing ini, perusahaan dapat
menaikkan tarif diatas biaya rata-rata selama periode permintaan
tinggi dan mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode
ramai. Tarif rendah yang dikenakan pada jam-jam /hari-hari tidak
ramai kemungkinan dapat meningkatkan pendapatan dengan
menarik langganan yang jarang menggunakan telepon.
Perusahaan telepon sering menggunakan peak load
pricing dalam penentuan tariff untuk hubungan langsung jarak
jauh
Keuntungan peak load pricing
Contoh lain dari penggunaan teknik ini adalah pada
pertunjukan bioskop dimana tariff yang lebih rendah dikenakan
pada jam-jam siang hari (permintaan relatif sedikit). Jadi peak
load pricing memiliki keuntungan, antara lain :
 Menekan permintaan pada periode ramai
 Meningkatkan permintaan pada periode tidak ramai
 Meningkatkan efisiensi penggunaan fasilitas yang ada.
Contoh peak load pricing
1) PLN membebankan tarif yang tinggi antara jam 18.00- jam
22.00 dibandingkan larut malam sampai jam 03.00 pagi.
2) Tarif pesawat terbang dibebankan tinggi pada hari biasa
dibandingkan dengan weekend.
Mengapa? Karena pada waktu sibuk /beban puncak perusahaan
tidak bisa menampung /memenuhi permintaan semua konsumen,
sehingga harus dibebani harga tinggi pada waktu jam sibuk, dan
perusahaan pun bisa mendapat laba yang lebih tinggi, dengan
demikian semua konsumen dapat dilayani dan perusahaan untung
besar.
Ada tiga kesimpulan yang dapat diambil dari analisa
kebijaksanaan harga peak load, yaitu:
1. Harga pada periode off-peak sama dengan biaya marginal
jangka pendek.
2. Harga pada periode peak lebih tinggi daripada biaya marjinal
pada jangka panjang.
3. Pada kapasitas optimum penerimaan total sama dengan biaya
total sehingga para konsumen pada periode peak menanggung
seluruh biaya kapasit
Peak-Load Pricing
Peak-Load Pricing Gambar 11.8

Permintaan atas sebagian barang


dan jasa meningkat tajam selama
waktu-waktu tertentu.
Mengenakan harga P1 yang lebih
tinggi selama periode beban
puncak akan lebih menguntungkan
bagi perusahaan ketimbang
mengenakan harga tunggal untuk
seluruh periode waktu. Strategi ini
juga lebih efisien karena biaya
marginal lebih tinggi selama
periode beban puncak.
CONTOH 11.3 BAGAIMANA MENETAPKAN HARGA NOVEL TERLARIS
Sebagia contoh, sebagian konsumen ingin
membeli buku populer (bestseller) begitu
diterbitkan, sekalipun harganya mencapai $25.
Namun, konsumen lain akan menunggu setahun
hingga buku tersebut tersedia dalam versi
sampul biasa seharga $10. Tetapi bagaimana
penerbit memutuskan bahwa $25 adalah harga
yang tepat untuk edisi sampul keras dan $10
untuk karga sampul biasa? Dan berapa lama
waktu yang dibutuhkan sebelum menerbitkan Jika konsumen mengetahui
edisi sampul biasa? bahwa edisi sampul biasa akan
Kuncinya adalah membagi konsumen ke dalam tersedia dalam kurun beberapa
dua kelompok, sehingga konsumen yang bulan saja, mereka tidak
bersedia membayar harga lebih akan langsung memiliki insentif untuk
membeli dan konsumen yang tidak bersedia membeli edisi sampul keras.
membayar harga lebih akan menunggu edisi Biasanya, penerbit menunggu
sampul biasa. Ini berarti harus memberikan 12 hingga 18 bulan sebelum
cukup banyak waktu sebelum akhirnya akhirnya menerbitkan edisi
menerbitkan edisi sampul biasa. sampul biasa.
Bagaimana dengan harga? Menetapkan harga
edisi sampul keras juga sulit; terkecuali bagi
segelintir penulis yang bukunya selalu sukses
terjual, penerbit tidak memiliki banyak data
mengenai estimasi permintaan atas suatu
buku yang akan diterbitkan. Sering kali,
mereka hanya bisa menilai dari penjualan di
masa lalu atas buku-buku serupa. Tetapi
biasanya hanya data agregat yang tersedia
untuk setiap kategori buku. Oleh karena itu,
sebagian besar novel baru diterbitkan dengan
harga yang hampir seragam. Namun, jelas
bahwa konsumen yang bersedia menunggu
edisi sampul biasa memiliki permintaan yang
jauh lebih elastis ketimbang para penggemar
berat novel. Tidak mengherankan memang
bahwa edisi sampul biasa harganya jauh lebih
murah ketimbang sampul keras.

Anda mungkin juga menyukai