Anda di halaman 1dari 8

Analisis Saham PT Kimia Farma Tbk dan Saham Kalbe Farma Tbk

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Pasar Uang dan Modal

Disusun oleh :

Nadya Septiani (0218101490)


A. Latar Belakang

Analisis fundamental mikro pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas
kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai
analisis perusahaan (company analysis). Data historis mencerminkan keadaan keuangan
yang telah lalu yang digunakan sebagai dasar untuk memproyeksikan keadaan keuangan
perusahaan dimasa depan. Dalam company analysis para investor (pemodal) akan
mempelajari laporan keuangan perusahaan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja
perusahaan dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengidentifikasi
kecenderungan dan mengevaluasi efisiensi operasional serta memahami sifat dasar dan
karakter operasional perusahaan.

Analisis teknikal adalah analisis instrumen yang menggunakan data-data historis


perdagangan mengenai harga saham, volume dan beberapa indikator pasar yang lain
untuk memprediksi pengeluaran harga saham dan menentukan rekomendasi keputusan
investasi. Analisis teknikal menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-
pola tertentu dan pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan
memperbandingkannya dengan hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga pola-pola
tersebut memberikan suatu indikasi 2 pergerakan harga saham. Informasi keuangan
berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang dihasilkan perusahaan
pada periode akhir akuntansi yaitu beruapa laporan keuangan yang terdiri dari laporan
neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan modal dan laporan perubahan posisi
keuangan (Heni Krissiani,2004 : 3).

Fluktuasi nilai tukar suatu mata uang juga dapat mempengaruhi kegiatan dan nilai
pasar atas pasar lokal, jika perusahaan pada taraf persaingan internasional, hal ini berarti
return saham perusahaan dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang karena
berdampak 3 terhadap laporan perdagangan dan modal atas keseimbangan pembelian
dalam negeri. Selain itu nilai dolar akan mendorong peningkatan ekspor dan dapat
mengurangi laju pertumbuhan impor. Nilai tukar rupiah yang rendah juga akan
mendorong melemahnya daya beli masyarakat yang dapat memicu kurang menariknya
tingkat investasi dalam rupiah.

B. Laporaan Analisis Saham Kimia Farma Dan Kalbe Farma

 Grafik Saham Kimia Farma Tbk

 Tabel Data Histori Kimia Farma (KAEF)


 Grafik Saham Kalbe Farma

 Tabel Data Histori Kalbe Farma ( KLBF)


ANALISIS FUNDAMENTAL

Perhatikan beberapa parameter perbandingan analisa Fundamental kedua saham berikut :

Dari segi ukuran perusahaan, Kalbe Farma memiliki asset total yag lebih besar ( Rp 20,3 triliun)
dibadingkan Kimia Farma (Rp 18,3 triliun). KLBF juga mampu meraih laba bersih secara nominal juga
jauh lebih dibandingkan KAEF (Rp2,5 triliun & Rp15,8 miliar)

KLBF juga memiliki ROE jauh diatas KAEF. Hal ini menujukan pengembalian ekuitas KLBF jauh lebih tinggi
dibandingkan KAEF, serta kemampuan KLBF untuk memuaskan pemegang saham dari segi deviden lebih
besar.

DER KLBF juga jauh lebih rendaah dibawah 1 kali sedangkan KAEF 1,47 kali. Dari segi DER, hal ini
mennunjukan KLBF lebih mampu menjaga rasio utang yang sehat.

PER KLBF dibandingkan rata-rata sektornnya cukup tinggi sekitar 30 kali, namun PER KAEF jauh lebih
besar sekitar 1.171 kali. Hal ini dikarenakan salah satunya penurunan laba bersih KAEF, sehingga
berpengaruh pada EPS dan EPR.

Kita juga bisa perhatikan EPS KLBF yang jauh lebih besar dibandingkan KAEF yaitu Rp53,48 per saham vs
Rp2,86 per saham. Lalu kita lihat dari segi kapitalisasi pasar, KLBF juga jauh lebih besar (Rp76,17 triliun)
dibandingkan (Rp18,61 triliun)
ANALISIS TEKNIKAL

 SAHAM KAEF

 SAHAM KLBF

Kalau kita amati kedua saham ini saat jam trending, kita pasti menemukan perbedaan volatiles
harga yang signifikan. Hal ini sebenarnya sudah bisa terlihat dari pola-pola grafiknya dimana
saham KAEF memiliki volalitas harga yang sangat tinggi.

Harga Saham seringkali turun tajam, lalu sideways lama, dan kemudian harganya bisa naik
puluhan ratusan persen dalam waktu singkat. Saham KLBF pergerakan harga lebih stabil, dan
volalitasnya tidak secepat KAEF.

Pada grafik KAEF diatas pada tanda lingkaran misalnya, dimana harga saham nya naik 1.500 ke
3.500 hanya dalam kurun waktu sekitar 2 minggu. Sebuah kennaikan yang sangat fantaastis .

Namun disaat bersamaan, hal ini tidak terjadi pada saham KLBF, karena KLBF “hanya” naik
dari 1.500 ke 1.700 Jadi bisa di bandingkan sendiri berapa selisih profit jangka pendek dari
KAEF dan KLBF jika kita mentrandingkan sahamnya saat itu.
 Naik turun nya Saham Kimia Farma dan Kalbe Farma

KIMIA FARMA
Penurunan laba Kimia Farma lebih disebabkan kenaikan pada beban usaha dan beban
keuangan. Penjualan bersih sebenarnya Farma naik 2,4 persen dari Rp6,87 triliun menjadi
Rp7,04 triliun.

Namun, kenaikan penjualan diiringi dengan kenaikan pada beban usaha sebesar Rp23
miliar dan beban keuangan Rp90 miliar. Alhasil, laba sebelum pajak bekurang dari Rp61
miliar menjadi Rp45 miliar.

Meski demikian, beban keuangan itu berasal bunga atas penggunaan fasilitas pinjaman.
Per 30 September, Kimia Farma memiliki utang jangka pendek sebesar Rp2,8 triliun
dengan kreditur terbesar Bank BRI Rp1 triliun. Adapun utang jangka panjang perseroan
mencapai Rp1,9 triliun dengan kreditur terbesar Bank BNI Rp1,6 triliun.

KALBE FARMA

ada penurunan dividen payout ratio dari tahun sebelumnya di kisaran 45-55% dari laba bersih karena
perseroan mengalokasikan dana untuk belanja modal dan meningkatkan arus kas dan kebutuhan
operasional sebagai mitigasi keuangan dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19).

Kendati mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Januari hingga September


tahun ini, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin mengamati,
penjualan dan laba bersih KLBF cenderung tertekan di kuartal III 2020. Tercatat,
pendapatan KLBF menurun 2,8% yoy dan laba bersihnya menurun 2,7% yoy
selama kuartal III 2020 saja.

Mengutip riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Minggu (1/10), KLBF


mengantongi penjualan hingga Rp 5,5 triliun di kuartal III 2020. Jumlah ini turun
2,8% secara yoy dan turun  5,5% secara quartal on quartal (qoq)

Sementara itu, laba bersih KLBF di kuartal III 2020 mencapai Rp 639,9 miliar.
Jumlah tersebut turun 2,7% secara yoy dan turun 10,9% secara qoq.

Walaupun cenderung melemah, laba bersih KLBF masih sejalan dengan


proyeksi sepanjang tahun 2020. Laba bersih yang dikantongi KLBF hingga
kuartal III tahun ini mencerminkan 77% dari proyeksi Mirae Asset Sekuritas dan
75,1% dari konseus proyeksi laba KLBF yang ada.

Asal tahu saja, berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, hingga kuartal III biasanya
laba bersih yang diperoleh perusahaan dikisaran 73,4% hingga 76,4%

Melihat kondisi sejauh ini, Mimi memutuskan untuk memangkas perkiraan


pendapatan dan laba bersih KLBF dengan propsek jangka panjang yang tetap.
Mimi memang masih yakin, akan ada beberapa pemulihan di kuartal IV 2020,
namun tidak akan sekuat yang dipikirkan sebelumnya.

Hingga akhir tahun 2020, diprediksi penjualan KLBF akan mencapai Rp 23,5
triliun. Angka ini sudah dipangkas dari sebelumnya Rp 24,09 triliun. Sementara
untuk laba bersihnya, diperkirakan mencapai Rp 2,61 triliun. Angka ini juga
dipangkas dari sebelumnya Rp 2,63 triliun.

"Di tengah situasi yang menantang karena pandemi Covid-19, kami percaya
pertumbuhan laba bersih KLBF berpotensi positif untuk tahun ini menunjukkan
ketahanan perusahaan secara keseluruhan," jelas Mimi dalam risetnya.

Kendati kinerja KLBF cenderung lebih rendah dari perkiraan, Mirae Asset
Sekuritas masih berpandangan positif terhadap emiten farmasi ini. Secara
jangka panjang, KLBF memiliki prospek yang baik seiring dengan semakin
tingginya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan. Oleh karenanya,
investor tetap disarankan trading buy saham KLBF dengan target harga Rp
1.760 per saham.

Anda mungkin juga menyukai