MINI PROJECT
Disusun oleh:
Pembimbing:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Mini Program “Upaya Peningkatan Kunjungan
Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.” Mini Program ini dibuat guna
memenuhi salah satu syarat tugas program dokter internsip di Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II dalam periode Januari - Maret 2019. Tentunya penulis berharap agar mini
program ini dapat dimanfaatkan oleh pihak Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini, penulis juga mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak yang berperan baik dalam persiapan, pelaksanaan kegiatan hingga
penyelesaian makalah ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. dr. Fidya Yuslina Fuady, selaku Kepala Puskesmas Kelurahan Penjaringan II dan
pembimbing dokter internsip.
2. Semua pegawai Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
3. Teman-teman sejawat dokter internsip, dr. Albireza Ruhimat, dr. Karissa Anita,
dr. Suli Intan, dr. Wanti Oktarini, dr. Rahmah Amran, dr. Venny Veronica.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan kritikan
yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
ii
Daftar Isi
iii
4.2.2 Data Khusus ................................................................................................................... 10
4.2.2.1 Masukan.................................................................................................................. 10
4.2.2.2 Proses ...................................................................................................................... 18
4.2.2.3 Keluaran.................................................................................................................. 22
4.2.2.4 Lingkungan ............................................................................................................. 26
4.2.2.5 Umpan Balik ........................................................................................................... 26
4.2.2.6 Dampak ................................................................................................................... 27
Lampiran ......................................................................................................................................
Lampiran 1. Variabel dan Tolak Ukur Keberhasilan
Lampiran 2. Catatan WUS
Lampiran 3. Catatan Deteksi Dini IVA dan SADANIS Penjaringan 2019
iv
Bab I
Pendahuluan
3
1.4 Manfaat Evaluasi Program
1.4.1 Bagi evaluator
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
Melatih serta mempersiapkan diri untuk mengevaluasi program, khususnya
program deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA.
Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis.
4
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari catatan hasil kegiatan bulanan
dan laporan tahunan Puskesmas mengenai program pencegahan dan deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II
periode Januari sampai Maret 2019, yang berisi kegiatan:5
1. Konseling
2. Penyuluhan kelompok
3. Penapisan kanker leher rahim
4. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA
positif
5. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim
6. Penapisan kanker payudara
7. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
2.2 Metode
Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan dan deteksi
dini kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II
periode Januari sampai Maret 2019 yang kemudian dibandingkan dengan tolak ukur
yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat
ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program dan kemudian dibuat usulan
dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan dari unsur-unsur sistem.
5
Bab III
Kerangka Teori
Lingkungan
Umpan Balik
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas.6 Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari
elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan
pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem
pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk
terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai beberapa unsur atau elemen sedemikian
rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-
sama berfungsi untuk mencapai kesatuan.6
Ada 6 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu:6
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari tenaga (man), dana
(money), sarana (material) dan metode (method).
6
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
7
Bab IV
Penyajian Data
8
4.2.2 Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Kelurahan Penjaringan II menurut laporan
Bulan Oktober 2018 yaitu 56.336 jiwa. Terdapat 9 RW dan 118 RT. Jumlah Kepala
Keluarga terbanyak berada di RW 11 sebanyak 4131 dengan jumlah penduduk 8737
jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah RW, RT, Jumlah Penduduk, KK dan Kepadatan Penduduk
menurut Kelurahan Pondok Labu tahun 2018
b. Sarana Pendidikan
10
4.3 Data Khusus
4.3.1 Masukan
A. Tenaga
Dokter Umum (terlatih) : 1
Bidan (terlatih) : 1 orang
Kader (terlatih) : Tidak ada
B. Dana
APBD : Ada
C. Sarana
Medis :
i.Tes IVA
Meja peralatan (trolley) : 1 buah
Wadah peralatan dengan tutup : 2 buah
Meja pemeriksaan : 1 buah
Lampu sorot sumber cahaya : 1 buah
Senter (bila listrik mati) : 1 buah
Baterai kering untuk senter : 2 buah/bulan
Bivalved spekulum : 25 buah
Kain perlak untuk meja ginekologi : 10 buah
Kain penutup perut pasien : 10 buah
Kursi pemeriksa : 1 buah
Gallipots antikarat : 24 buah
Kapas lidi kassa : Jumlah cukup
Sarung tangan disposable : Jumlah cukup
Spatula kayu : Jumlah cukup
Asam asetat 3-5% : Jumlah cukup
Masker : Jumlah cukup
ii. Krioterapi
Unit Krioterapi : tidak ada
Krioterapi tip : tidak ada
Karet penahan untuk krio unit : tidak ada
Tabung CO2 : tidak ada
Kereta dorong untuk tabung CO2 : tidak ada
11
Tang/ spanner : tidak ada
Mur/ baut Washers krio machine : tidak ada
iii. Pencegahan Infeksi
Ember plastik dekontaminasi : 1 buah
Larutan klorin 0,5% : Ada
Sabun bubuk : Ada
Sikat gigi (untuk cuci alat) : Ada
Sarung tangan rumah tangga : Ada
Tempat sampah plastik : Ada
Kantung plastik : Ada
Antibiotik untuk IMS : Ada
Non-Medis :
Pengatur waktu/Timer : 1 buah
Tinta stempel : 1 buah
Leaflet : Ada
Poster : Ada
Atlas IVA : 1 buah
Kartu pemeriksaan : ada
Catatan Medik Pemeriksaan IVA dan Payudara : Ada
Buku acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara : Ada
D. Metode
1. Konseling
Pemahaman yang jelas tentang kanker leher rahim dan kanker payudara
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pencegahan kanker
leher rahim dan payudara. Oleh karena itu, konseling/ anamnesis/ penyuluhan/
edukasi dilakukan perorangan sebelum, semasa dan sesudah menjalani
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat terhadap setiap perempuan yang
menjalani tes IVA ini.2
a. Sebelum tindakan IVA
Sebelum menjalani tes IVA, pasien diberikan wawancara, edukasi dan
konseling perorangan. Pada anamnesis perorangan dicari faktor risiko baik
12
kanker leher rahim atau payudara. Dilakukan sesuai dengan lembar
Catatan Medik Pemeriksaan Panggul/ IVA dan Payudara yang tercantum
dalam lembar dan status pemeriksaan seperti:2
Menstruasi <12 tahun
Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun
Sering keputihan
Merokok
Terpapar asap rokok >1 jam sehari
Kurang konsumsi buah dan sayur
Sering konsumsi makanan berlemak dan berpengawet
Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari)
Pernah pap smear
Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker
KB hormonal (pil >5 tahun atau suntik >5 tahun)
Riwayat tumor jinak payudara
Riwayat operasi kandungan
Menopause >50 tahun
Kehamilan pertama >35 tahun
Pernah atau tidak menyusui
Pernah atau tidak melahirkan
13
Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertamuan yang
perlu.
Pada semua kasus, khususnya jika pengobatan diberikan segera,
konseling harus selengkap mungkin untuk memastikan agar ibu dapat
membuat keputusan berdasarkan informasi yang didapatkan (informed
consent).
2. Penyuluhan Kelompok
Pada sesi penyuluhan kelompok yang diadakan pada kelompok masyarakat
dibahas beberapa topik dengan tujuan memberikan informasi tentang kanker leher
rahim dan kanker payudara. Pada saat penyuluhan dalam kelompok selama 10
hingga 15 menit, topik-topik berikut harus dibahas:2,3
Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA dan
krioterapi
Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai sebuah penyakit
Faktor- faktor risiko terkena penyakit tersebut
Pentingnya penapisan dan pengobatan dini
Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan
Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil test IVA abnormal
Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan menjalani pengobatan
Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu siap menjalani
krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat hasil IVA abnormal
Arti test IVA positif atau negatif
Pentingnya membersihkan daerah genital/kemaluan sebelum menjalani test
IVA
3. Penapisan kanker leher rahim
Upaya penapisan merupakan upaya pemeriksaan atau tes sederhana dan mudah
dilaksanakan pada populasi masyarakat yang sehat yang bertujuan untuk
mengetahui masyarakat yang sakit atau berisiko terkena penyakit di antara
masyarakat yang sehat. Dalam hal ini dilakukan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) untuk pemeriksaan lesi prakanker leher rahim. Tindakan sesuai prosedur
tepat dan etis.
14
Tes IVA dilakukan dengan prosedur pasien berada dalam posisi litotomi,
kemudian dengan penerangan yang cukup, dilakukan inspeksi genitalis eksternal
dan lihat apakah terjadi discharge pada mulut uretra. Setiap abnormalitas yang
ditemukan, bila ada dicatat. Katakan pada pasien spekulum akan dimasukkan dan
mungkin ibu akan merasakan beberapa tekanan. Dengan hati-hati masukan
spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada tahanan lalu secara perlahan buka
bilah untuk melihat serviks. Atur spekulum sehingga seluruh leher rahim dapat
terlihat. Serviks diamati apakah ada infeksi (cervicitis) seperti discharge/ cairan
keputihan (mucopus), ektropion (ectropion), kista Nabothian, nanah dan lesi
‘strawberry’ (infeksi Trichomonas). Kapas lidi yang bersih digunakan untuk
membersihkan cairan yang keluar, darah atau mukosa serviks dan dilakukan
indentifikasi ostium servikalis dan SSK serta daerah di sekitarnya. Kapas lidi
dibasahi dengan larutan asam asetat dan dioleskan pada serviks dan didiamkan
selama kurang lebih 1 menit agar diserap dan memunculkan reaksi. Periksa SSK
dengan teliti dan apakah serviks mudah berdarah dan dicari apakah ada bercak
putih yang tebal atau epitel aceto-white yang menandakan IVA positif. Leher
rahim yang normal akan tetap bewarna merah muda sementara hasil positif bila
ditemukan area, plak atau ulkus yang bewarna putih. Bila pemeriksaan visual pada
serviks telah selesai, gunakan kapas lidi yang baru untuk menghilangkan sisa
asam asetat dari serviks dan vagina. Spekulum dilepaskan secara perlahan.3
15
Bila ditemukan IVA positif, dilakukan krioterapi, elektrokauterisasi atau eksisi
LEEP/LLETZ. Krioterapi dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis osbtetri
dan ginekologi atau konsultan onkologi ginekologi. Elektrokauterisasi,
LEEP/LLETZ dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau
konsultan onkologi ginekologi.2
Proses pembekuan leher Rahim baik menggunakan CO2 terkompresi atau
NO2 sebagai pendingin (pendinginan terus-menerus selama 3 menit untuk
membekukan, diikuti pencairan selama 5 menit kemudian 3 menit pembekuan
kembali). Tindakan sesuai prosedur legeartis.2
16
Lesi aceto-white meluas sampai dinding vagina atau melebihi 2 mm dari tepi
luar prob krioterapi.
Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim juga dilakukan sesuai temuan
IVA seperti tabel dibawah:
Tabel 3. Pelayanan rujukan penapisan kanker leher rahim sesuai dengan temuan IVA2
17
6. Penapisan kanker payudara
Terdiri dari skrining kanker payudara (Clinical Breast Examination) dan edukasi
masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan
sesuai prosedur yang tepat. Penapisan pada kanker payudara yang dilakukan oleh
petugas kesehatan dapat dilakukan dengan pelbagai cara, antara lain adalah
Cinical Breast Examination (CBE). Pada perempuan berumur 20-40 tahun, CBE
dianjurkan untuk dilakukan tiga tahun sekali. Untuk perempuan yang
mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan untuk melaksanakan CBE
sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada kemungkinan keganasan. Pada
perempuan berusia di atas 40 tahun, dilakukan CBE setiap tahun.2,3
4.3.2 Proses
A. Perencanaan
Ada perencanaan tertulis mengenai:
1. Konseling
Dilakukan pada hari pelayanan IVA yaitu selasa dan Jumat oleh bidan di
Puskesmas dengan memberikan sesi konseling perorangan kepada setiap wanita
yang datang untuk menjalani pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di
Puskesmas. Konseling perorangan dilakukan sebelum, semasa dan sesudah
pemeriksaan IVA dilakukan.
2. Penyuluhan Kelompok
Penyuluhan kelompok dilakukan satu kali setiap bulan pada saat IVA keliling.
Bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektor.
18
3. Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari selasa dan Jumat oleh bidan di ruang KIA Puskesmas atau di
tempat lain secara berkelompok oleh bidan serta satu bulan diadakan satu kali di
setiap wilayah RW.
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam program pengawasan deteksi dini kanker leher rahim dan
payudara dibagi berdasarkan jabatan:
Kepala Puskesmas (dr. Fidya Yuslina Fuady)
Dokter terlatih
19
Monitoring pelaksanaan pencegahan dan deteksi dini kanker leher
rahim dan kanker payudara.
Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan kegiatan KIA di wilayah
kerja.
Koordinator IVA (Perawat Dede Sukmalestari)
Koordinator dan Penanggung jawab program IVA Puskesmas
Kelurahan Penjaringan II
Melakukan pencatatan hasil keberhasilan program dan melaporkan
hasil pencatatan kepada Kepala Pusksmas dalam waktu tiap bulan
Bidan terlatih (Bd. Evi Fauzia)
Pelaksanan Pelayanan program IVA
C. Pelaksanaan
1. Konseling
Dilakukan pada hari selasa dan Jumat oleh bidan di Puskesmas dan konseling
dilakukan kepada sasaran perorangan sebelum, semasa dan sesudah pemeriksaan
IVA dilakukan.
2. Penyuluhan Kelompok
Penyuluhan kelompok dilakukan setiap kali pertemuan sebelum dilakukan
pemeriksaan pada saat IVA keliling.
3. Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari selasa dan Jumat di Puskesmas oleh bidan di Puskesmas.
Penapisan kanker leher rahim di tempat lain secara berkelompok oleh bidan satu
bulan satu kali di setiap wilayah RW.
4. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Tidak dilakukan karena alat krioterapi tidak ada.
5. Penapisan Rujukan pada Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan bila ditemukan kasus pada penapisan kanker leher rahim yang harus
dirujuk.
6. Penapisan kanker payudara
Dilakukan pada hari Selasa dan Jumat di Puskesmas oleh bidan yang juga
dilakukan dengan pemeriksaan IVA.
20
7. Pelayanan rujukan kanker payudara
Dilakukan bila ditemukan kasus pada penapisan kanker payudara yang harus
dirujuk.
D.Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan: dilakukan oleh perawat penanggung jawab
program IVA di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II setiap bulan diawasi
oleh Kepala Puskesmas. Laporan tertulis yang telah dibuat dilaporkan oleh
Kepala Puskesmas dan perawat penanggung jawab program IVA ke
Puskesmas Kecamatan setiap bulan.
Rapat: dilakukan setiap bulan. Rapat dipimpin oleh Kepala Puskesmas
Kelurahan Penjaringan II, kemudian perawat penanggung jawab program IVA
melaporkan kejadian atau penemuan selama sebulan tentang deteksi dini
kanker leher rahim dan payudara. Hasil rapat kemudian dilaporkan oleh
Kepala Puskesmas dan perawat penanggung jawab program IVA ke
Puskesmas Kecamatan Penjaringan.
4.3.3 Keluaran
Tabel 4. Perkiraan target sasaran
TARGET
TARGET
No PUSKESMAS WUS
/ bulan / hari
1 Kamal Muara 1556 130 6
2 Kapuk Muara 5322 444 22
3 Pejagalan 16248 1354 68
4 Penjaringan I 10841 903 45
5 Penjaringan II 11790 983 49
6 Pluit 12056 1005 50
7 PKC 57813 4818 241
Jumlah 115626 9637 481
Sumber: Catatan Program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan
Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Tahun 2019, Dinas Kesehatan DKI
Jakarta.
21
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2019, jumlah sasaran penapisan Puskesmas
Kelurahan Penjaringan II, Kecamatan Penjaringan (wanita usia subur) = 11.790 orang
perempuan.
Target yang akan ditapis tiap bulan = 11790 : 12 bulan = 983 perempuan/bulan
Target yang akan ditapis tiap hari = 983 : 20 hari kerja = 49 perempuan/hari
Sumber: Catatan Program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan
Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Tahun 2019, Dinas Kesehatan DKI
Jakarta.
1) Cakupan Konseling
Persentase konseling
Jumlah perempuan yang mendapatkan konseling
= x 100%
Jumlah penapisan Januari−Maret 2019
= **81 X 100%
** 81
= 100%
22
Keterangan:
**) Data diambil dari Catatan Bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Tahun 2019, Dinas
Kesehatan DKI Jakarta.
= **81 x 100%
*11790
= 0,687%
Target cakupan penapisan kanker leher rahim pada bulan Januari – Maret 2019=
100%
Kesimpulan: Cakupan belum mencapai target sebesar 100% jadi besarnya masalah
adalah: 100% - 0,687% = 99,313% : 100 = 0,993 x 100% = 99,3%.
Keterangan:
*) Diambil dari catatan program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Tahun 2019, Dinas Kesehatan
DKI Jakarta.
23
**) Diambil dari catatan bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
= ** 0 x 100%
**0
= 0%
Target cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
persentase penanganan dengan krioterapi pada bulan Januari – Maret 2019 = 100%.
Kesimpulan: Cakupan belum mencapai targer sebesar 100% jadi besarnya masalah
adalah: 100% - 0% = 100% : 100 = 1 x 100% = 100%.
Keterangan:
**) Diambil dari catatan bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
= **0 x 100%
**0
= 100%
Target cakupan pelayanan temuan kasus rujukan penapisan kanker leher rahim pada
bulan Januari - Maret 2019 = 100%
24
Kesimpulan: tidak adanya kasus rujukan kanker leher rahim pada Puskesmas
Kelurahan Penjaringan II, sehingga tidak dapat dinilai cakupan temuan kasus rujukan.
Keterangan:
**) Diambil dari catatan bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
= **0 x 100%
**0
= 100%
Target cakupan pelayanan temuan kasus rujukan penapisan kanker leher rahim pada
bulan Januari – Maret 2019 = 100%
Kesimpulan: tidak adanya pelayanan rujukan kanker leher rahim pada Puskesmas
Kelurahan Penjaringan II, sehingga tidak dapat dinilai cakupan pelayanan kasus
rujukan.
Keterangan:
**) Diambil dari catatan bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
25
Februari 2017 23 0 -
Maret 2017 15 0 -
Total 81 0 -
Sumber: Catatan Bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan
Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan Maret
2019.
= **81 x 100%
*11790
= 0,687%
Target cakupan penapisan kanker payudara pada bulan Januari – Maret 2019= 100%
Kesimpulan: Cakupan belum mencapai target sebesar 100% jadi besarnya masalah
adalah: 100% - 0,687% = 99,313% : 100 = 0,993 x 100% = 99.3%.
Keterangan:
*) Diambil dari catatan program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
**) Diambil dari catatan bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
= **0 x 100%
**0
= 100%
26
b) Cakupan pelayanan rujukan kanker payudara
Persentase pelayanan kasus rujukan kanker payudara
Jumlah temuan kasus rujukan kanker payudara
= x 100%
Jumlah pelayanan kasus kanker payudara yang harus dirujuk
= **0 x 100%
**0
= 100%
Target cakupan pelayanan temuan kasus rujukan penapisan kanker payudara pada
bulan Januari – Maret 2019 = 100%
Kesimpulan: tidak adanya kasus rujukan kanker payudara pada Puskesmas Kelurahan
Penjaringan II, sehingga tidak dapat dinilai cakupan pelayanan kasus rujukan.
Keterangan:
(**) Diambil dari catatan bulanan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
dan Payudara, Puskesmas Kelurahan Penjaringan II Periode Januari sampai dengan
Maret 2019.
4.3.5 Dampak
A. Langsung
Diharapkan menurunkan jumlah kesakitan kanker leher rahim dan kanker
payudara di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
Diharapkan menurunkan jumlah kematian kanker leher rahim dan kanker
payudara di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
A. Tidak Langsung
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
27
Bab V
Pembahasan
28
2 Pelaksanaan Penyuluhan kelompok Penyuluhan kelompok (+)
dilakukan berkelompok dilaksanakan satu kali
satu bulan diadakan satu per bulan untuk satu
kali di setiap RW oleh RW saat IVA keliling.
bidan. Namun, tidak terdapat
data tertulis mengenai
pelaksanaan kegiatan
ini.
29
Bab VI
Perumusan Masalah
30
Bab VII
Prioritas Masalah
Prioritas Masalah:
Masalah
No. Parameter
A B C
1 Besarnya masalah 4 5 4
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 4 5 4
3 Keuntungan sosial yang diperoleh 5 4 5
4 Teknologi yang tersedia 4 2 4
5 Sumber daya yang tersedia 4 3 4
Total 21 19 21
31
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah I:
Cakupan penapisan kanker leher rahim masih kurang sebanyak 0,687% dari
target sebesar 100%.
8.1.1 Penyebab
a. Masukan:
Tenaga (Man)
Masukan tenaga masih kurang. Hal ini disebabkan jumlah bidan terlatih tidak
mencukupi. Untuk setiap RW seharusnya dilantik seorang bidan yang dapat
menjangkau semua RW, yang dikepalai oleh bidan terlatih.
Sarana (Material)
Alat krioterapi tidak tersedia sehingga tidak dapat dilakukan penanganan
dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif.
b. Proses:
Pengorganisasian
Kurang nya kesediaan kader untuk turut serta dalam pelaksanaan program
IVA.
Pelaksanaan
Untuk penyuluhan sudah dilakukan namun tidak ada data tertulis mengenai
kegiatan program tersebut.
Tindakan krioterapi tidak dapat dilakukan karena alat krioterapi tidak tersedia.
8.1.2 Penyelesaian
a. Masukan:
Tenaga (Man)
Diadakan nya pelatihan oleh bidan terlatih kepada bidan – bidan di RW yang
ada, agar terdapat bidan – bidan terlatih sehingga dapat menjangkau semua
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
Sarana (Material)
Dilakukan penyediaan alat krioterapi agar Puskesmas Kelurahan Penjaringan
II dapat menangani secara mandiri temuan kasus IVA positif.
32
b. Proses:
Pengorganisasian
Meningkatkan koordinasi lintas program dan sektoral dengan meminta
bantuan Kepala Puskesmas untuk mendorong kerjasama dengan program lain
seperti Program Promosi Kesehatan atau lainnya dan sektor lainnya seperti
Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang
kesehatan, dan lain- lainnya.
Meningkatkan koordinasi kepada kader dengan memberikan penyuluhan
berulang pentingnya pemeriksaan dini IVA dan bahaya kanker leher rahim
agar dapat terjalin kerjasama yang harmonis dengan bidan pelaksana IVA dan
tercapai nya jumlah cakupan pemeriksaan dini kanker leher rahim.
Pelaksanaan
Dengan melakukan pembuatan data tertulis mengenai perencanaan kegiatan
dalam program pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim.
Tindakan krioterapi dapat dilakukan dengan disediakan alat krioterapi.
33
8.2.2 Penyelesaian
a. Masukan:
Tenaga (Man)
Diadakan nya pelatihan oleh bidan terlatih kepada bidan – bidan di RW yang
ada, agar terdapat bidan – bidan terlatih sehingga dapat menjangkau semua
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
b. Proses:
Pengorganisasian
Meningkatkan koordinasi lintas program dan sektoral dengan meminta
bantuan Kepala Puskesmas untuk mendorong kerjasama dengan program lain
seperti Program Promosi Kesehatan atau lainnya dan sektor lainnya seperti
Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang
kesehatan, dan lain- lainnya.
Meningkatkan koordinasi kepada kader dengan memberikan penyuluhan
berulang pentingnya pemeriksaan dini IVA dan bahaya kanker leher rahim
agar dapat terjalin kerjasama yang harmonis dengan bidan pelaksana IVA dan
tercapai nya jumlah cakupan pemeriksaan dini kanker leher rahim.
Pelaksanaan
Dengan melakukan pembuatan data tertulis mengenai perencanaan kegiatan
dalam program pencegahan dan deteksi dini kanker payudara.
34
Bab IX
Kesimpulan Dan Saran
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II,
Kecamatan Penjaringan periode Januari sampai Maret 2019 didapatkan:
1. Cakupan konseling sebesar 100%.
2. Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok yang dilakukan.
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 0,687%.
4. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar
0%.
5. Tidak terdapat data pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim.
6. Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 0,687%.
7. Tidak terdapat data pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara.
9.2 Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan masalah ini tidak
akan kembali muncul di Puskesmas Kelurahan Penjaringan II, Kecamatan
Penjaringan sebagai pokok masalah, yaitu dengan:
Dapat di tambah tenaga bidan – bidan yang terlatih untuk di setiap wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Penjaringan II.
Penyuluhan yang diadakan harus lebih bersifat interaktif dan dinamis dengan
mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker
leher rahim sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat seiring
peningkatan pengetahuan masyarakat.
35
Perlunya evaluasi cara penyampaian penyuluhan dan konseling diantara
dokter, bidan dan kader sehingga pembaikan dan penuturan bahasa yang benar
dapat membantu menarik minat masyarakat untuk menyertai program
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara.
Perlunya ada bantuan penyebaran informasi mengenai program penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara lintas sektoral dan lintas program
Sosialisasi kepada sasaran mengenai program program penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara bukan hanya di KIA tapi juga dapat di BPU jika
ditemukan wanita sesuai dengan kriteria sasaran untuk pemeriksaan program
penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara ini.
Diharapkan agar dokter melatih kembali para bidan untuk melakukan tindakan
IVA sehingga tindakan IVA dapat dilaksanakan lebih banyak dan lebih sering
lagi.
36
Daftar Pustaka
1. WE, Putri. Pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara.
Universitas Sumatera Utara, 2015. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52135/5/Chapter%20I.pdf pada 28
Maret 2019.
2. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Kanker Payudara. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyeharan Lingkungan. Kementrian Kesehatan RI, 2015.
3. Ferlay J, Shin HR, Bray F, Forman D, Mathers C and Parkin DM. GLOBOCAN
2008v2.0, Cancer incidence and mortality worldwide: IARC CancerBase No 10.
(Internet). Lyon, France: International Agency for Research on Cancer. Diunduh dari
http://globocan.iarc.fr pada 21 Juli 2017.
4. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.
Kepmenkes RI No. 798/Menkes/ SK/ VII/ 2007.
5. Situasi Penyakit Kanker. Kementrian Kesehatan RI, 2015. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletinkanke
r.pdf pada 21 Juli 2017.
6. Susanto DH. Pedoman evaluasi program. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran UKRIDA; 2011. h. 6-9.
37
Lampiran
38
Kereta dorong untuk tabungCO2 1 buah
Tang/spanner 1 buah
Mur/baut Washers krio machine 5 buah
Pencegahan Infeksi
Ember plastic dekontaminasi 3 buah
Larutan klorin 0,5% 12 L/bulan
Sabun bubuk 1 kotak
Sikat gigi (untuk cuci alat) 1 buah
Sarung tangan rumah tangga 2 pasang
Tempat sampah plastik 1 buah
Kantung plastik 60 buah/bulan
Antibiotic untuk IMS Ada
1.4 Metode
1. Konseling Wawancara atau anamnesa perorangan faktor
risiko yang dilakukan perorangan sebelum,
semasa dan sesudah menjalani pemeriksaan
Inspeksi Visual Asam Asetat.
2. Penyuluhan Kelompok Penyuluhan yang diadakan pada kelompok
masyarakat dengan tujuan memberikan
informasi tentang kanker payudara dan
kanker leher rahim, faktor-faktor risiko, serta
pentingnya tindakan skrining.
3. Penapisan kanker leher Rahim Upaya pemeriksaan atau tes yang sederhana
dan mudah dilaksanakan pada populasi
masyarakat yang sehat bertujuan untuk
mengetahui masyarakat yang sehat atau
berisiko terkena penyakit diantara
masyarakat yang sehat, dilakukan Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk
pemeriksaan lesi prakanker leher rahim.
4. Penapisan dengan IVA positif Jika hasil IVA positif jelaskan artinya,
pentingnya pengobatan dan diskusikan
langkah-langkah selanjutnya yang dianjurkan
39
kepada klien.
5. Penanganan kasus IVA positif dengan Proses pembekuan leher rahim baik
krioterapi menggunakan CO2 terkompresi atau NO2
sebagai pendingin (pendinginan terus-
menerus selama 3 (tiga) menit untuk
membekukan, diikuti pencairan selama 5
(lima) menit kemudian 3 (tiga) menit
pembekuan kembali.
6. Pelayanan rujukan kanker leher Rahim Pada setiap kasus berat yang menunjukkan
tanda bahaya yang tidak dapat diatasi serta
pada setiap kasus yang dicurigai adanya
tanda-tanda keganasan.
7. Penapisan kanker payudara Skrining kanker payudara (Clinical Breast
Examination) dan edukasi masyarakat
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI).
8. Pelayanan rujukan kanker payudara Pada setiap kasus berat yang menunjukkan
tanda bahaya yang tidak dapat diatasi serta
pada setiap kasus yang dicurigai adanya
tanda-tanda keganasan.
2 Proses
2.1 Perencanaan
a. Konseling Dilakukan pada hari pelayanan IVA yaitu
selasa dan kamis oleh bidan di Puskesmas
dengan memberikan sesi konseling
perorangan kepada setiap wanita yang datang
untuk menjalani pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat di Puskesmas. Konseling
perorangan dilakukan sebelum, semasa dan
sesudah pemeriksaan IVA dilakukan.
b. Penyuluhan Kelompok Penyuluhan kelompok dilakukan satu kali
setiap bulan pada saat IVA keliling.
40
c. Penapisan kanker leher Rahim Dilakukan pada hari selasa dan kamis oleh
bidan di gedung KIA Puskesmas atau di
tempat lain secara berkelompok oleh bidan
desa serta satu bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
d. Penapisan dengan IVA positif Single Visit Approach yaitu dilakukan
krioterapi untuk IVA positif pada saat itu
juga. Dilakukan pada hari Selasa dan Kamis
oleh bidan di gedung KIA Puskesmas atau di
tempat lain secara berkelompok oleh bidan
desa serta satu bulan diadakan satu kali di
setiap desa.
e. Penanganan kasus IVA positif dengan Bila ditemukan IVA positif, dilakukan
krioterapi krioterapi, elektrokauterisasi atau eksisi
LEEP/LLETZ. Krioterapi dilakukan oleh
dokter umum, dokter spesialis osbtetri dan
ginekologi atau konsultan onkologi
ginekologi. Elektrokauterisasi, LEEP/LLETZ
dilakukan oleh dokter spesialis obstetri dan
ginekologi atau konsultan onkologi
ginekologi.
f. Pelayanan rujukan kanker leher Rahim Dilakukan oleh dokter maupun bidan di
gedung KIA Puskesmas, berupa sistem
rujukan bagi pasien dengan hasil
pemeriksaan IVA yang dicurigai kanker
maupun komplikasi berat yang tidak dapat
ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas.
g. Penapisan kanker payudara Dilakukan pada hari Selasa dan Kamis oleh
bidan di gedung KIA Puskesmas atau tempat
lain secara berkelompok oleh bidan desa
serta satu bulan diadakan satu kali di setiap
desa.
41
h. Pelayanan rujukan kanker payudara Dilakukan oleh dokter maupun bidan di
gedung KIA Puskesmas, berupa sistem
rujukan bagi pasien dengan benjolan yang
dicurigai ke arah tumor/kanker payudara
maupun komplikasi berat yang tidak dapat
ditangani oleh tenaga medis di Puskesmas.
2.2 Pengorganisasian Terdapat pengaturan, pembagian tugas, dan
penanggung jawab yang teratur dalam
melaksanakan tugasnya.
2.3 Pelaksanaan
a. Konseling Sesuai dengan perencanaan
b. Penyuluhan Kelompok Sesuai dengan perencanaan
c. Penapisan kanker leher Rahim Sesuai dengan perencanaan
d. Penapisan dengan IVA positif Sesuai dengan perencanaan
e. Penanganan kasus IVA positif dengan Sesuai dengan perencanaan
krioterapi
f. Pelayanan rujukan kanker leher Rahim Sesuai dengan perencanaan
g. Penapisan kanker payudara Sesuai dengan perencanaan
h. Pelayanan rujukan kanker payudara Sesuai dengan perencanaan
2.4 Pengawasan
a. Laporan Bulanan
b. Rapat Bulanan
3 Keluaran
3.1 Konseling 100%
3.2 Penyuluhan Kelompok 2x/bulan/desa
3.3 Penapisan kanker leher Rahim 100%
3.4 Penanganan kasus IVA positif dengan 100%
krioterapi
3.5 Pelayanan rujukan kanker leher Rahim 100%
3.6 Penapisan kanker payudara 100%
3.7 Pelayanan rujukan kanker payudara 100%
42
4 Lingkungan
Fisik
a. Lokasi Mudah dijangkau
b. Transportasi Tersedia sarana transportasi
c. Fasilitas kesehatan lain Ada, terdapat kerjasama
Non-fisik
a. Pendidikan Tidak menjadi faktor penghambat
b. Social ekonomi Tidak menjadi faktor penghambat
c. Agama Tidak menjadi faktor penghambat
d. Dukungan suami Tidak menjadi faktor penghambat
5 Umpan Balik
Rapat kerja Bulanan
6 Dampak
6.1 Langsung
a. Angka kesakitan dan kecacatan kanker Penurunan jumlah
leher rahim dan kanker payudara
b. Angka kematian akibat kanker leher Penurunan jumlah
rahim dan kanker payudara
6.2 Tidak Langsung
a. Derajat kesehatan masyarakat Meningkat
TARGET
TARGET
No PUSKESMAS WUS
/ bulan / hari
1 Kamal Muara 1556 130 6
2 Kapuk Muara 5322 444 22
3 Pejagalan 16248 1354 68
4 Penjaringan I 10841 903 45
5 Penjaringan II 11790 983 49
6 Pluit 12056 1005 50
7 PKC 57813 4818 241
Jumlah 115626 9637 481
43
Tabel 3. Laporan Deteksi Dini IVA dan SADANIS Tahun 2019
Jumlah Capaian
No Puskesmas Jumlah Skrining IVA dan SADANIS Total Target
Penduduk (%)
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Kamal Muara 1556 12 11 16 39 1556 2.51
2 Kapuk Muara 5322 0 46 6 52 5322 0.98
3 Pejagalan 16248 26 50 5 81 16248 0.50
4 Penjaringan I 10841 15 38 79 132 10841 1.22
5 Penjaringan II 11790 43 23 15 81 11790 0.69
6 Pluit 12056 0 28 204 232 12056 1.92
7 PKC 57813 19 18 31 685 57813 1.18
Sumber: Laporan Program Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara Penjaringan Tahun 2019
44