Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak sekali organisme mikroskopis yang dalam hidupnya tidak pernah


melalui stadium multisel. Tubuh organisme semacam ini merupakan suatu massa
protoplasma tunggal yang berupa sel saja, hanya terbagi menjadi sitoplasma dan
nukleus. Organisme-organisme ini disebut organisme uniseluler, yaitu sel tunggal
yang hidup sendiri dengan bebas. Organisme ini dapat berupa tumbuhan maupun
hewan, dengan tanda-tanda spesifik sebagai pembeda. Ada kalanya organisme
uniseluler tertentu sukar ditentukan penggolongannya, kadang dapat digolongkan
ke dalam tumbuhan, dan kadang digolongkan ke dalam hewan.

Saat ini terdapat kesamaan pendapat, bahwa istilah tumbuhan dan hewan
sukar digunakan bagi organisme uniseluler, karena adanya kesamaan-kesamaan di
dalam semua organisme tersebut. Timbullah gagasan untuk menyebut organisme
uniseluler tersebut dengan Protista.

Protista terbagi menjadi 3, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa), Protista


mirip tumbuhan (Algae) dan Protista mirip jamur.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini membahas rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa pengertian protozoa?

2. Bagaimana karakteristik dari organisme Protozoa?

3. Bagaimana klasifikasi dari Protozoa ?

1
C. Tujuan Penulisan

Makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Mengetahui apa itu Protozoa.

2. Mengetahui karakteristik dari organisme Protozoa.

3. Mengetahui pengelompokan atau klasifikasi dari Protozoa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Protozoa

Protozoa termasuk dalam kingdom protista yang tidak mempunyai


kemampuan untuk berfotosintesis. Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu
“protos” ( pertama atau awal/mula-mula) dan “zoon” ( hewan). Jadi protozoa
adalah hewan yang pertama dan paling rendah dalam kingdom animalia.
Ukurannya antara 3 – 1000 mikron dan merupakan organisme mikroskopis
bersifat heterotrof. Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang
merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya
dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain
membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.1[2] Protozoa merupakan Protista
yang ciri-cirinya menyerupai hewan. Nama protozoa itu sendiri berasal dari
bahasa Latin, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon/zoion yang artinya
hewan. Sampai sekarang, sekitar 50.000 spesies protozoa telah dideskripsikan.

B. Karakteristik Protozoa

a. Ciri -ciri Protozoa :

1.Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

2.Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu
getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel).

3.Hidup bebas, saprofit atau parasit

3
4.Organisme bersel tunggal

5.Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati

6.Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

7.Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan


bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip
dengan endospora yang terjadi pada bakteri

8.Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun


basah.

9.Protozoa tidak mempunyai dinding sel

10.Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot

b. Habitat Protozoa

Menurut Brum et al. (1994: 813), lebih dari 40.000 spesies


protozoa hidup di berbagai tempat, di perairan, tanah yang lembap
atau di dalam organisme lain (parasit). Protozoa merupakan
organisme uniselular.

Protozoa mendapatkan makanan dengan cara mengabsorpsi


molekul organik, yang terjadi secara intrasel. Protozoa mampu
bergerak bebas Pernapasan protozoa berlangsung secara difusi.
Protozoa merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan.
Protozoa hidup di air tawar (selokan, parit, sungai, dan waduk), air
laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam
tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati. Protozoa
merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis.
Segala aktivitas hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan
tertentu, Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista.

4
c. Reproduksi Protozoa

Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.


Secara aseksual protozoa dapat mengadakan pembelahan diri menjadi
2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata pembelahan terjadi secara
longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis
protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada
pembelahan schizogony, inti membelah beberapa kali kemudian
diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan
secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.

Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat
mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies
Plasmodium dapat melakukan schizogony secara aseksual di dalam
sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi
perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam
bentuk diploid.

Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki


selnya yang rusak atau terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki
selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli asalkan inti selnya tetap
ada.

d. Ukuran dan Bentuk Protozoa

Ukuran dan bentuk Protozoa beragam, beberapa jenis bersifat


polimorfik (bentuknya berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam
daur hidupnya). Protozoa mikroskopis panjangnya hanya sekitar 10
mikrometer, sedangkan Protozoa yang besar mencapai panjang 2 mm
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel Protozoa dibungkus

5
oleh membran sitoplasma tanpa adanya dinding sel. Umumnya
nukleus berjumlah satu, namun banyak ditemukan Protozoa yang
multinukleat hampir di sepanjang siklus hidupnya. Pada Ciliata
terdapat nukleus yang berukuran besar (makronukleus) yang
mengendalikan metabolisme dan pertumbuhan dan nukleus berukuran
kecil (mikronukleus) yang berperan dalam reproduksi.

Sitoplasma mengandung granula glikogen, bermacam-macam


minyak, dan vakuola. Selain vakuola makanan, beberapa jenis
mempunyai vakuola kontraktil untuk mengeluarkan kelebihan air.
Beberapa jenis mempunyai lapisan ektoplasma yang dapat
membentuk butir-butir pasir yang terikat pada zat kitin, kalsium
karbonat, dan silika. Protozoa berkembang biak dengan aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel.
Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi, misalnya pada
Ciliata. Beberapa Protozoa parasit mempunyai daur hidup yang rumit,
melibatkan berbagai jenis inang yang berbeda.

C. Klasifikasi Protozoa

Protozoa dibagi ke dalam 6 filum, yaitu Zoomastigophora, Rhizopoda,


Apicomplexa, Ciliophora, Foraminifera, dan Actinopoda. Berikut adalah tabel ciri
umum sebagian filum yang termasuk Protozoa.
Tabel 3.2 Perbandingan Protista Mirip Hewan
Filum Ciri Umum Contoh Spesies
Zoomastigophora Zooflagellata, menggunakan flagel untuk Triconympha sp. dan
bergerak dan memangsa, umumnya Trypanasoma sp.
uniseluler, beberapa berkoloni
Rhizopoda Pseudopodia untuk bergerak dan Amoeba proteus
memangsa
Actinopoda Memangsa dengan axopodia Helizoa dan

6
(pseudopodia yang runcing
Apicomplexa dan menyebar), memiliki rangka silika Radiozoa
Ciliophora Cilia digunakan untuk bergerak dan Stylonychia sp.,
memangsa, umumnya
Foraminifera uniseluler, beberapa sesil dan berkoloni Paramaecium sp.

Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas;


1. Mastigophora atau Flagellata, bergerak menggunakan bulu cambuk
(Flagela) contohnya Trypanosoma gambiense.
2. Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu
(pseudopodia), contohnya Amoeba proteus.
3. Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar (silia),
contoh: Paramaecium, Didinium, Stentor, Vorticella.
4. Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang biak
dengan spora, contohnya Plasmodium.
Berikut akan diulas satu per satu.

A. Mastigophora atau Flagellata


1. Klasifikasi Flagellata
Flagellata (dalam bahasa Latin diambil dari kata “flagell” yang
berarti cambuk) atau Mastigophora (dari bahasa Yunani,”mastig”
yang berarti cambuk, dan “phora” yang berarti gerakan), dalam
taksonomi kuno Flagellata merupakan salah satu kelas dalam filum
protozoa atau protista yang mirip hewan, namun dalam taksonomi
modern menjadi superkelas yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu
fitoflagelata dan zooflagelata.
Alat gerak Flagellata adalah flagellum atau cambuk getar, yang
juga merupakan ciri khasnya, sehingga disebut Flagellata (flagellum =
cambuk). Letak flagel berada pada ujung depan sel (anterior),
sehingga saat bergerak seperti mendorong sel tubuhnya, namun ada
juga letak flagel di bagian belakang sel (posterior). Selain berfungsi

7
sebagai alat gerak, flagela juga dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera
karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat
bantu untuk menangkap makanan.
Berdasarkan alat bantu untuk menangkap makanan. Kelompok
Flagellata dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.
Contohnya Euglena viridis, Noctiluca mliliaris, volvox globator.
2. Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas), tidak dapt
berfotosintesis. Contohnya Trypanosoma gambiense, Leishmania.
Sebagian besar hidup bebas dan ada pula yang sebagai parasit pada
manusia dan hewan, atau saprofit pada organisme mati.

Dilihat dari bentuknya, Flagellata dikelompokkan menjadi dua,


yaitu berbentuk seperti tumbuhan yang dinamakan Fitoflagellata, dan
yang berbentuk seperti hewan yang dinamakan Zooflagellata.
1. Fitoflagellata
Fitoflagelata adalah flagellata yang mirip dengan tumbuhan
karena memiliki kromotafora, sehingga dapat melakukan fotosintesis
(fotosintetik). Fitoflagellata mencernakan makananya dengan berbagai
cara, menelan lalu mencernakan didalam tubuhnya (holozoik),
membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencernakan
organisme yang sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah
diperairan bersih dan diperairan kotor. Fitoflagellata bergerak
menggunakan flagella. Fitoflagellata diklasifikasikan menjadi 3 kelas,
yaitu:
a. Euglenoida
Tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel.
Contoh dari kelas Euglenoida yaitu Euglena viridis.
b. Noctiluca miliaris

8
Tubuhnya berukuran besar dan biasanya hidup di habitat air laut.
Noctiluca miliaris kebanyakan hidup di air laut dengan ciri – ciri
memiliki satu pasang flagella yang berukuran satu panjang dan
satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang
tertentu. Noctiluca miliaris dapat memancarkan sinar
(bioluminense) apabila tubuhnya terkena rangsangan mekanik.
2. Zooflagellata
Adalah flagellata yang tidak berkloroplas dan menyerupai hewan.
Ada yang hidup bebas namun kebanyakan bersifat parasit.
Mempunyai :
a. Struktur tubuh
Bentuk tubuh mirip dengan sel leher porifera. Mempunyai flagella
yang berfungsi untuk menghasilkan aliran iar dengan
menggoyangkan flagella, selain itu flagella juga berfungsi sebagai
alat gerak.
b. Reproduksi
Dilakukan secara aseksual dengan membelah biner secara
longitudinal , sedangkan reproduksi seksual belum diketahui.

2. Ciri Umum flagelata


1. Mempunyai alat gerak yaitu bulu cambuk.
2. Eukaryotic
3. Uniseluler atau berkoloni
4. Bersifat mikroskopis ( hanya bias dilihat dengan mikroskop).
5. Hidup di air tawar maupun air laut.
6. Berkembang biak secara seksual dan aseksual, secara seksual di
lakukan dengan konjugasi sedangkan secara aseksual di lakukan dengan
pembelahan diri.
7. Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan
tumbuhan

9
8. Bentuk tubuh lebih tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi olah
suatu selaput yang fleksibel yang disebut pellicle, di sebelah luarnya
terdapat selaput plasma.).

3. Morfogenesis Flagellata
Bentuk tubuh Flagellata sangat beragam, ada yang berbentuk
lonjong, menyerupai bola, memanjang, dan polimorfik (memiliki
berbagai bentuk morfologi). Hidup secara soliter dan ada yang
berkoloni.
Fitoflagellata mempunyai tubuh yang diselubungi oleh membrane
selulosa, misalnya volvox. ada pula yang memiliki lapisan pelikel,
misalnya euglena. pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari
selaput plasma yang mengandung protein.
Bentuk tubuh zooflagelata mirip dengan sel leher porifera.
Zooflagelata mempunyai flagel yang berfungsi untuk menghasilkan
aliran air dengan menggoyangkan flagel. Selain itu, flagella juga
berfungsi sebagai alat gerak.
Koloni Volvox dapat terdiri dari ribuan sel dan diselubungi oleh
membrane selulosa. Salah satu spesies Fitoflagellata yang mudah
ditemukan dan diamati morfologinya yaitu Euglena viridis. Euglena
viridis berbentuk seperti gelendong dengan bagian anterior tubuh
tumpul dan bagian posterior meruncing. Struktur tubuh Euglena viridis
terlindungi oleh pelikel dan dilengkapi dengan satu flagel yang terletak
dibagian anterior. Flagel berfungsi sebagai alat gerak untuk berpindah
tempat dan berfungsi untuk mengumpulkan makanan.
Pada ujung anterior tubuh juga terdapat celah sempit yang
memanjang ke arah posterior dan melebar membentuk kantong
cadangan atau reservoir. Pada Euglena terdapat bintik mata atau
stigma. Stigma merupakan kumpulan pigmen yang sangat peka
terhadap cahaya, sehingga berfungsi sebagai penentu arah gerak aktif
yang berhubungan dengan intensitas cahaya di lingkungan. Di dalam

10
sitoplasma terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas,
nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil. Vakuola dapat
berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel,
atau untuk mengatur tekanan osmosis.
4. Fisiologi Flagellata
Pada umumnya Flagellata membutuhkan suhu optimum antara
16-25°C, sedangkan pH antara pH 6-8. Flagellata memperoleh
nutrisi dengan beberapa cara yaitu bersifat holozoik (heterotrof),
apabila makanannya berupa organisme lain yang berukuran lebih
kecil, bersifat holofilik (autotrof), dapat mensintesis makanannya
sendiri dari zat organic yang berasal dari lingkungan karena
memiliki kloroplas, bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa
bahan organic dari organisme yang telah mati dan bersifat parasitik
dengan cara menempel pada inang untuk mendapat nutrisi.
Fitoflagellata bersifat aerobik fotosintetik, karena sebagian
besar spesies ini memiliki kloroplas, sehingga dapat menghasilkan
makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Euglena viridis
dapat menghasilkan makanan sendiri (holofilik) dan mencerna
organisme lain (holozoik). Euglena dapat menghasilkan makanan
sendiri karena pada lapisan entoplasma terdapat kloroplas yang
mengandung klorofil a dan b. Pada keadaan lingkungan cukup
cahaya, terjadi fotosintesis yang menghasilkan zat tepung
(amilum). Amilum ini disimpan didalam sitoplasma dalam bentuk
butir-butir paramilum.

D. Habitat Flagellata
Air merupakan faktor penting keberaan Flagellata selain
ketersediaan makanan, pH dan suhu. Flagellata dapat ditemukan di
lingkungan air tawar, di danau, sungai, kolam, atau genangan air,
misalnya Euglenoida dan Volvocida, maupun air laut, misalnya
Dinoflagellata. Spesies zooflagellata sebagian besar bersifat

11
parasit, namun adapula yang bersimbiosis dengan organisme lain,
misalnya Myxotrica didalam usus rayap.

5. Reproduksi dan Daur Hidup Flagellata


1. Reproduksi Flagellata

Reproduksi pada Flagellata ada 2 macam, yaitu vegetatif dan generatif.


Reproduksi vegetatif dengan cara pembelahan biner secara longitudinal,
misalnya pada Euglena.

Reproduksi generatif terjadi karena persatuan antara ovum dan


spermatozoid, misalnya pada Volvox. Reproduksi secara generatif
berfungsi untuk memperkaya variasi genetik, sehingga menghasilkan
individu mutan yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan. Pada Volvox
terdapat koloni jantan yang menghasilkan sperma dan koloni betina yang
menghasilkan ovum, namun ada juga koloni yang bersifat hermafrodit
yang dapat menghasilkan sperma serta ovum. Meskipun koloni yang
bersifat hermafrodit dapat menghasilkan sperma dan ovum dalam satu
koloni, kematangan sperma dan ovum tidak pada saat yang bersamaan,
sehingga tidak dapat terjadi pembuahan diri. Ovum dihasilkan oleh
oogonium, sedangkan Volvox jantan menghasilkan spermatozoid oleh
spermatogonium. Setelah terjadi fertilisasi akan menghasilkan zigot, zigot
akan menghasilkan empat spora, yang kemudian akan menjadi individu
baru.

2. Daur Hidup Flagellata


Flagellata memiliki tahapan trofozoit dan kista. Pada tahapan trofozoit
merupakan waktu aktif untuk mencari makan dan tumbuh. Sedangkan
dalam bentuk kista, Flagellata dapat bertahan hidup kondisi yang sulit,
seperti terpapar pada suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau
waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka
waktu tertentu. Pada Zooflagellata, menjadi bentukan kista memungkinkan

12
untuk bertahan hidup di luar tubuh inang, dan memungkinkan terjadinya
transmisi dari satu host ke host yang lain. Proses dimana terjadi perubahan
menjadi bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses
mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.

E. Peranan Flagellata
Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perairan.
Flagellata berperan sebagai predator karena memangsa organisme
uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi, sehingga populasi
organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai pengendali,
Flagellata yang bersifat saprofitik berperan sebagai dekomposer dalam
rantai makanan.
Di lingkungan perairan flagellata berperan sebagai phytoplankton dan
zooplankton sebagai sumber pakan alami ikan dan udang. Euglena viridis
dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST), karena
memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Trichonympha dan
Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap dapat menghasilkan enzim
selulosa, sehingga membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan
dapat dicerna rayap.

Euglena viridis

Selain itu flagellata juga memiliki peranan yang merugikan diantaranya:

13
1. Tripanosoma lewisi parasit pada darah tikus

2. Tripanosoma cruci penyebab penyakit cagas (anemia anak)

3. Tripanosoma evansi sakit sura (malas) pada ternak, vector lalat


tabanidae

4. Tripanosoma brucei penyakit nagano pada ternak

5. Tripanosoma gabiense sakit tidur, vektor lalat tsetse

6. Tripanosoma rhodosiense sakit tidur, vektor lalat tsetse

7. Tripanosoma vaginalis keputihan pada vagina

8. Leishmania donovani penyebab sakit kalaazar (demam dan anemia)

9. Leishmania tropika penyakit kulit

14
B. Rhizopoda
1. Rhizopoda
Rhizopoda tersusun dari segumpal protoplasma (sitoplasma) dan berisi
sebutir nukleus. Membran sel sangat tipis dan elastis dikenal dengan
plasmolemma. Plasma disebelah luar disebut ektoplasma yang non
granuler berfungsi memberi bentuk tubuh sel. Plasma yang granuler dan
meruboakan bagian pokok terletak disebelah dalam disebut endoplasma
yang mempunyai fungsi untuk pergerakan. Endoplasma terdiri dari dua
lapisan, sebelah luar adalah plasmasol dan yang disebelah dalam adalah
plasmagel.

Organela yang dijumpai dalam sel antara lain nukleus, vakuola kontraktil
(berisi cairan yang secara periodik berkontraksi untuk mengeluarkan
isinya dan terbentuk kembali berfunsi emngatur kandungan air dalam
tubuh), vakuola non kontraktil (untuk mencernakan makanan dan
mengedarkan sekaligus keseluruhan tubuh.

Bila mencapai pertumbuhan ,aksimal, maka akan terjadi reproduksi


dengan cara pembelahan biner yang dimulai dengan adanya pemanjangan
bagian nukleusnya yang diikuti pelekukan bagian dalam dari membran
plasmanya dan akhirnya protoplasma terbagi menjadi dua bagian masing-
masing dengan satu nukleus dan terbentuklah dua individu.

Pergerakan disebabkan oleh perubahan susunan endoplasma yaitu dari


bentuk gel ke bentuj sol; ektoplasma dialirkan hingga terjadi penjuluran
dan kemudian endoplasma mengalir kedalamnya. Perubahan strukturil
terjadi pada ujung depan dan belakang dari heawan tersebut. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pergerakan antara lain pelekatan terhadap dasat,
perubahan dari gel ke sol dan meningkatnya kekuatan elastispada
plasmagel.

Makanan diambil dari permukaan mana saja dari tubuhnya, namun


biasanya diambil dari daerah pseudopodianya yang dibentuk cekungan
yang mengelilingi makanan dan makanan akan dicernakan didalam

15
vakuola makanan secara enzimatis, kemudian sari makanan dengan enzim
pencerna diabsorbsi oleh sitoplasma secara difusi.

Repirasi dilakukan secara difusi, oksigen dari lingkungan diambil secara


difusi dan sebaliknya karbon dioksida dikeluarkan melalui vakuola
kintraktil ke lingkungan juga.
Eskresi dilakukan oleh vakuola kontraktil yang juga berfungsi sebagai
pengatur kadar air dalam tubuh. Zat yang tidak berguna bagi tubuh
diekskresikan melalui seluruh permukaan tubuh ke lingkungan.

Behavior rhizopoda yaitu menjauhi stimulus jika membahayakan atau


merugikan dan mendekari stimulus jika menguntungkan.

Contoh-contoh rhizopoda :
1. Entamoeba histolyca

Sebagai parasit yang hidup di usus manusia dan penyebab sakit


disentri amoeba
2. Entamoeba gingivalis

Sebagai parasit yang hidup di rongga mulut dan penyebab sakit pada
gigi/gusi
3. Entamoeba colli

16
Hidup di usus besar untuk membantu proses oencernaan, tapi dalam
jumlah banyak dapat menimbulkan diarhea
4. Foraminifera

Tubuhnya tersusun dari zat kapur, hidup di laut dan endapannya dapat
berupa lapisan batuan membenruk globigerina sebagai petunjuk tempat
timbunan lapisan minyak bumi.
5. Radiolaria

Tubuh tersusun dari zat kersik, hidup di air tawar dan ada juga di laut,
endapan rangka membentuk lapisan radiolarisa yang dapat
dipergunakan sebagai bahan penggosok.
6. Heliozoa

17
Mempunyai banyak juluran halus pseudopodia yang menjari.
7. Difflugia

Hidup di air tawar, rangka tubuh tersusun dari zat kapur


8. Arcelia

Hidup di air tawar, rangka tubuh tersusun dari zat khitin.

18
C. Sporozoa

a. Pengertian Sporozoa (Apicomplexa)


Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista
uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya
dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan
dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari
satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh
inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap
inti sel secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing –
masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat farasit dan
dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi
dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat
makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative.
Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum,
Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles
betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau
vertebrata lainnya. selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase,
yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh
nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh
manusia.

b. Morfologi Sporozoa
1. Sporozoa tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya
dilakukan dengan mengubah-ubah kedudukan tubuhnya.
2. Mempunyai spora berbentuk lonjong
3. Ukuran spora : 8 – 11 mikron pada dinding kitin
4. Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan bentuk labu,
berukuran sama, terletak pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung
posterior
5. Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior
6. Dinding katub tidak jelas

c. Struktur Anatomi Tubuh


Tubuhnya berbentuk bulat panjang, ukuran tubuhnya hanya beberapa micron,
tetapi didalam usus manusia atau hewan yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh dari
kumpulan tropozoid berbentuk memanjang dan dibagian anterior kadang – kadang
terdapat kait pengikat atau filament sederhana untuk melekatkan diri pada inang.

e. Sistem Pencernaan
Sporozoa mendapatkan makanan dengan cara menyerap zat makanan dari
tubuh hopesnya.

19
f. Sistem Respirasi Dan Ekskresi
Respirasi dan ekskresi sporozoa dilakukan dengan cara difusi.

g. Sistem Reproduksi
Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Pergiliran
reproduksi aseksual dan seksualnya komplek, dengan beberapa perubahan bentuk
serta membutuhkan dua atau lebih inang. Reproduksi aseksual dilakuka
denganpembelahan biner. Reprodusi seksual dilakukan dengan pembentukan
gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.

1. Reproduksi Aseksual
Sporozoit yang terdapat dalam kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah
manusia pada saat nyamuk menghisap darah, yang selanjutnya masuk dalam
system retikuloendotelial.
Setelah beberapa hari berada dalam system retikuloendotelial, barulah sporozoit
ini menyerang eritrosit dan berubah menjadi trofozoit yang mempunyai bentuk
seperti cincin. Selanjutnya, trofozoit berubah menjadi schizont, yang kemudian
membelah diri berulang-ulang menjadi 6-36 merozoit yang akan tumbuh menjadi
sporozoit-sporozoit baru,pembentukan merozoit-merozoit ini disebut sporulasi.
Sporozoit yang terbentuk akan menyerang eritrosit baru sehingga terulanglah
pembiakan vegetatif ini. Di antara sporozoit yang terdapat dalam eritrosit ada
yang membentuk gametosit. Gametosit jantan disebut mikrogamet, sedang
gametosit betina disebut makrogamet.
2. Reproduksi Seksual
Gametosit yang terisap ketika nyamuk mengisap darah penderita malaria, akan
berubah menjadi mikrogamet dan makrogamet.
Perkawinan antara mikrogamet dan makrogamet menghasilkan zigot. Selanjutnya
zigot akan berubah menjadi ookinet di dalam dinding usus nyamuk. Inti ookinet
membelah berulang-ulang, kemudian masing-masing inti baru membungkus diri
dengan sedikit protoplasma dan berubah menjadi sporozoit-sporozoit baru.
Selanjutnya sporozoit menyebar di dalam alat pencernaan nyamuk, sebagian ada
yang sampai di kelenjar ludah dan siap untuk dikeluarkan.

h. Klasifikasi Sporozoa
Kelas Sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu
dengan genus yang lain, perbedaan itu berupa :
1. Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan
vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium.
2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan
vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie.
3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan
tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya,
sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma.
Parasit yang termasuk dalam kelas sporozoa berkembangbiak secara aseksual
(skizogoni) dan seksual (sporogoni) secara bergantian. Kedua cara berkembang

20
biak ini dapat berlangsung dalam satu hospes, seperti yang terjadi pada subkelas
Coccidia, sedangkan berlangsung dalam dua hospes yang berbeda terdapat pada
sub kelas haemosporidia (plasmodium).
Sporozoa terbagi dalam sub class:
1. Sub class Telesporidia
Terbagi dalam 3 ordo:
a) Ordo Hoemosporidia, misalnya Plasmodium.
Hidup di dalam darah, jaringan parenkim pada burung dan mamalia.
b) Ordo Gregarinida, misalnya Gregarina.
Parasit intra dan ekstra pada inver lain, monocytst spec hidup dalam
kencing cacing tanah.
c) Ordo Coccidia, misalnya Coccidium.
Hidup di sel epitel hewan vertebrate dan beberapa Myriaphoda atau
invertebrata.
2. Sub class Acnidosporidia
Terbagi dalam 2 ordo:
a) Ordo Haplosporidia, misalnya Haplosproridium.
b) Ordo Sarcosporidia, misalnya Sarcocystis.

3.Sub class Cnidosporidia


Terbagi dalam 4 ordo:
a) Ordo Myxosporidia, misalnya Sphaeromyxa
b) Ordo Actinomyxidia , misalnya Triactinomyxon
c) Ordo Microsporidia , misalnya Nosamabombycis
d) Ordo Helicosporidia , misalnya Heliosporidium

Sporozoa dibagi dalam beberapa genus yaitu:


1. Plasmodium
Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya
terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah
digigit, Plasmodiumlangsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di
dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.
Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit
malaria.Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri
pada tubuh penderitanya.
1) Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat
tidak ganas, gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti
setiap 2 hari sekali (48 jam).
2) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas,
gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.
3) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas,
gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
4) Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas,
gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan.

Prosesnya hidup Plasmodium dalam tubuh manusia :

21
1) Bila seekor nyamuk anopheles menghisap darah , maka dikeluarkanlah zat
anti pembekuan darah agar darah korban tidak membeku . zat ini disebut
dengan anti kougulan. Bersamaan dengan zat anti kogulan maka keluarlah
sporozoit –zporozoit dari mulut nyamuk dan masuk melalui luka gigitan di
tubuh korban.
2) Setelah tiga hari sporozoit keluar dari inti, kemudian menyerang sel-sel
darah merah dan memasukinya. Fase ini disebut fase eritrositer.
3) Sporozoit di dalam sel darah merah disebut tropozoit. Setelah sel-sel darah
merah pecah, merezoit keluar dan mencari sel-sel darah merah yang baru .
kejadian ini berulang beberapa kali. Bersama dengan pecahnya sel-sel
darah merah itu, penderita merasa demam (panas).
4) Setelah beberapa waktu mengalami skizogami, beberapa merezoit berubah
menjadi gametogenesit yaitu persiapan untuk menjadi gamet jantan dan
betina.
5) Jika saat itu sel darah manusia ini dihisap oleh nyamuk anopheles betina,
maka di dalam tubuh nyamuk , gametosit akan berubah menjadi gamet
jantan dan betina, dua gamet ini kemudia melebur menjadi satu
membentuk zigot. Zigot ini akan menjadi ookinet, dan pengisap makanan
dari nyamuk.
6) Ookinet berubah menjadi bulat disebut oosita. Menghasilkan beribu-ribu
sporozoit dengan cara sporozoit. Dari tahapan inilah kemudian sporozoit
akan sampai pada kelenjar liur nyamuk untuk ditularkan .
2. Suctoria
Suctoria yang sudah dewasa tidak mampunyai tetapi mempunyai tentukel
(sungut) dan protoplasma, dengan teratur tetapi atau cytostoma. Suctoria yang
masih muda dalam kehidupannya mempunyai persamaan dengan Ciliata, dan juga
mempunyai silia, hidup bebas berenang. Suctoria muda ini berenang-renang
beberapa waktu untuk kemudian melepaskan silia-silianya dan selanjutnya
berubah ke tingkat dewasa.

22
1.Bentuk tubuhnya
Berbentuk bola panjang. Bercabang-cabang dan diantaranya mempunyai
tangkai atau kaki untuk melekat pada suatu obyek dan ditutup oleh pelick (pada
species yang berbeda).

2.Bentuk tentakel
a) Seperti mantel yang berbulu dan dikelilingi oleh sinyal yang dapat
bergerak. Fungsinya untuk menangkap dan membawa makanan yang
berupa ciliata-ciliata kecil.
b) Runcing
Fungsinya untuk menusuk mangsanya dan membawanya ketempat yang
baik. Dengan bantuan orus dan melalui tentakel ini maka mangsa tersebut
sampai ke dalam sel-sel tubuh.
3.Contoh
a) Podophyra, hidup bebas dalam air yang sejuk
b) Dendrosoma, bercabang-cabang sampai 2,5 mm panjangnya
c) Sphaerophrya, berbentuk bola, parasit pada Paramaeuom dan Stentor
d) Trichophrya Micropteri, hidup pada insang ikan laut
e) Allantosoma, hidup pada usus besar kuda.

3. Eimeria
Eimeria merupakan parasit pada hewan. Hidup di dalam jaringan epitel
usus, saluran empedu, ginjal, testes, pembuluh darah, dan coelom. Beberapa
spesies dari Eimeria banyak merugikan usaha pe ternakan karena menimbulkan
penyakit. Misalnya :
1) E. stiedae dan E. perforans hidup dalam jaringan epitel usus kelinci.
2)E. clupearum hidup dalam hti ikan haring.
3)E. sardinae hidup dalam hati ikan sardin.

4. Isospora
Parasit ini hidup dalam jaringan epitel usus manusia, dan menimbulkan
isosporiasis. Contoh : I. belli dan I. hominis.Habitat sporozoa adalah pada tanah
yang lembab. Ada juga yang hidup di tubuh manusia atau makhluk hidup melalui
perantara nyamuk Anopheles betina, yaitu Plasmodium.

Gregarina

23
Coccidium

plasmodium

D. Cilliata

a. Pengertian
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliophora/Infosoria bergerak
dengan cilia (rambut getar). Cilia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya
pada bagian tertentu. Cilia membantu pergerakan makanan ke sitostoma.
Makanan yang terkumpul di sitostoma akan dilanjutkan ke sitofaring. Apabila
telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola
makanan. Sel Ciliata memiliki dua inti: makronucle dan mikronuclei.
Makronukleus memiliki fungsi vegetatif. Mikronukleus memiliki fungsi
reproduktif, yaitu pada konjugasi. Ciliata hidup bebas dilingkungan berair, baik
air tawar maupun laut. Ciliata dapat hidup secara baik parasit maupun simbiosis.
Contoh dari Ciliata adalah Balantidium coli,Vorticella, dan paramecium

b.Morfologi
2
Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm. Tubuh tertutup silia
pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian anterior
terdapat cekungan dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak
memiliki usus namun dibagian posterior memiliki anus (cy;cytoyge). Terdapat 2
inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus

24
(miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada cekungan makronukleus.
Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit, erithrosit, dll)
dan vakuole kontraktil (cv)
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis, sitoplasma
bergranul, terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit
hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum
bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia.
Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama
beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk infektif.
Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang
dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.

c.Siklus Hidup

Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes.
Hospes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista
infektif tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di
lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak
diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan
berubah menjadi kista.

Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan


balantidiasis (1). Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan
air (2). Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit
berkoloni di usus besar (3)Tropozoit dalam lumen usus besar binatang dan
manusia, dimana memperbanyak diri dengan cara pembelahan binary fission (4).
Tropozoit menjadi kista infektif (5). Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding
usus besar dan berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri.
Kista matang keluar bersama tinja (1). (lihat siklus hidup)

d.Reproduksi
Berlangsung secara binary transverse fission (belah diri melintang), yaitu
tropozoit melakukan pembelahan diri dan secara konjugasi, dimana 2 tropozoit
membentuk kista bersama, dan kemudian bertukar material dari inti dan berpisah
kembali menjadi 2 tropozoit baru.

Ciri lain dari ciliata adalah adanya 2 inti sel, yaitu makronu kleus
dan mikronukleus. Makronukleus merupakan inti sel berukur an besar
berfungsi dalam reproduksi aseksual (vegetatif), sedangkan
mikronukleus merupakan inti sel berukuran kecil diperlukan untuk
bereproduksi secara seksual dengan cara konjugasi. Selain bereproduksi secara
seksual, Ciliata juga bereproduksi secara aseksual dengan cara membelah
diri. Reproduksi salah satu anggota Ciliata secara konjugasi dapat kalian
lihat pada Gambar 1.

25
Gambar 1. Reproduksi secara konjugasi pada Paramaecium caudatum

Ciliata pada umumnya hidup di tempat-tempat berair. Mereka mengambil


makanan dengan menyapu aliran air yang berisi partikel makanan ke dalam
organel yang menyerupai mulut dan kerongkongan. Barisan silia yang berada di
sepanjang celah mulut yang berbentuk corong, berfungsi untuk
menggerakkan makanan ke mulut sel. Selanjutnya, makanan ditelan melalui
proses fagositosis. Bahan yang tidak tercerna dalam vakuola makanan akan
dikeluarkan melalui pori yang berfungsi sebagai lubang anus. Proses ini disebut
sebagai eksositosis.

Salah satu contoh anggota Ciliata yang terkenal adalah Paramaecium.


Paramaecium merupakan anggota Ciliata yang hidup bebas, bentuk tubuhnya
seperti sandal dan tubuhnya diselubungi oleh pelikel. Sistem organela
Paramaecium dapat kalian lihat pada Gambar 2.

26
Gambar 2. Sistem organela Paramaecium.

Contoh anggota Ciliata yang lain adalah:

a. Stentor, mempunyai bentuk tubuh seperti terompet.


b. Didinium, merupakan predator Paramaecium.
c. Vorticella, mempunyai bentuk tubuh seperti lonceng.
d. Stylonichia, mempunyai bentuk tubuh oval dengan silia yang berkelompok
disebut cirri.

Gambar 3. Beberapa anggota Ciliata (a) Stentor, (b) Vorticella, (c) Stylonichia,

27
(d) Didinium

BAB III

28
PENUTUP

A. SIMPULAN menjawab dari rumusan masalah

Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas;


1. Mastigophora atau Flagellata, bergerak menggunakan bulu cambuk
(Flagela) contohnya Trypanosoma gambiense.
2. Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu
(pseudopodia), contohnya Amoeba proteus.
3. Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar (silia),
contoh: Paramaecium, Didinium, Stentor, Vorticella.
4. Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang biak
dengan spora, contohnya Plasmodium.

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
Dwiastuti,Sri.2003.Keanekaragaman Dan Klasifikasi Hewan I.Surakarta: UNS Press.

Dwidjoseputro.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta:Djambatan.

29
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/ciliata-filum-ciliophora-
pengertian-ciri-ciri-reproduksi-struktur-sel.html#ixzz2vdED6kJg
diakses pada tanggal11 Maret 2014 pukul 13.48
http://www.e-jurnal.com/2013/04/pengertian-protozoa.html diakses pada 11 maret
2014pukul13.08
Isnaini, wiwi.2006.Fisiologi hewan.Yogyakarta:Kanisius.
Sumiati Sa’adah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata. Bandung.

30

Anda mungkin juga menyukai