Anda di halaman 1dari 6

1

Perencanaan Slipway Di Desa Tabung Anen


Sungai Barito Kota Banjarmasin
Provinsi Kalimantan Selatan
Muhammad Zaini Gani, Dyah Iriani W, Ir., M.Sc
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
e-mail : muhammadzainigani@gmail.com , dyah1961@gmail.com

Semakin meningkatnya kebutuhan distribusi akan Oleh karena itu, diperlukan sarana dan fasilitas-
barang di Indonesia, maka dibutuhkan pula sebuah fasilitas fasilitas pendukung sistem transportasi seperti pelabuhan,
penunjang yang cukup memadai. Salah satu fasilitas dermaga, galangan kapal dll. Galangan kapal adalah Suatu
penunjang yang utama adalah transportasi melalui jalur laut. bangunan atau tempat yang terletak di tepi laut atau sungai
Untuk Indonesia yang merupakan sebuah Negara maritim, yang berfungsi sebagai tempat untuk membangun dan
2/3 dari seluruh wilayahnya merupakan perairan, sehingga memperbaiki (reparasi) kapal dan alat-alat apung lainya.
untuk kebutuhan transportasi laut, Indonesia sangat Salah satu dari jenis galangan kapal adalah Slipway.
memadai. Namun, untuk kebutuhan kapal serta fasilitasnya Slipway merupakan salah satu jenis sarana pokok untuk
di Indonesia masih sangat minim pekerjaan docking kapal yang paling sederhana untuk
Sehingga diperlukan fasilitas pendukung sistem menaikan dan menurunkan kapal yang akan direparasi.
transportasi seperti pelabuhan, dermaga, galangan kapal dll. Konstruksi slipway terdiri dari rel yang dipasang pada
Galangan kapal adalah Suatu bangunan atau tempat yang landasan beton seperti pada building berth, dan kereta
terletak di tepi laut atau sungai yang berfungsi sebagai (cradle) di atasnya. Cradle dapat bergerak di atas rel
tempat untuk membangun dan memperbaiki (reparasi) dengan bantuan kabel baja (slink) yang ditarik mesin
kapal. Salah satu dari jenis galangan kapal adalah Slipway. Derek (winch).
Konstruksi slipway terdiri dari rel yang dipasang pada
landasan beton seperti pada building berth, dan kereta Adapun tujuan perencanaan dalam Tugas Akhir ini
(cradle) di atasnya. Cradle dapat bergerak di atas rel dengan adalah :
bantuan kabel baja (slink) yang ditarik mesin Derek (winch). 1. Dapat Merencanakan layout serta kebutuhan dimensi
Mengingat Slipway ini akan dibangun di tepi Slipway di Desa Tabung Anen Sungai Barito Kota
muara Sungai Barito Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Selatan yang daratannya didominasi oleh tanah rawa,, maka 2. Dapat mengevaluasi layout terhadap pengaruh alur
permasalahanya adalah bagiamana merencanakan struktur sungai Barito.
Slipway tersebut dengan struktur pondasi yang dapat stabil 3. Dapat Merencanakan detail struktur Slipway (rel,
di daerah bertanah rawa. landasan, beton.cradle, winch dan struktur bawah ).
Pada Tugas Akhir ini, Kapal 10.000 DWT lah yang akan 4. Dapat merencanakan sistem penarikan winch
dijadikan sebagai data perencanaan. Adapun aspek yang (kapasitas penarikan).
akan dijadikan sebagai faktor pembanding dalam penelitian 5. Tabung Anen Sungai Barito Kota Banjarmasin
ini adalah aspek teknis yang mencakup aspek pelaksanaan, Kalimantan Selatan.
operasional dan kapasitas. Dari aspek tersebut diharapkan 6. Merencanaakan metode pelaksanaan pembangunan
dapat merencanakan dimensi slipway yang paling optimum Slipway.
untuk dibangun di tepi Sungai Barito, Desa Tabung Anen, 7. Menghitung anggaran biaya pembangunan Slipway.
Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Adapun lingkup pekerjaan dalam Tugas Akhir ini
Kata kunci : Banjarmasin, Galangan Kapal, Slipway, Cradle. adalah :
1. Perencanaan Layout dan dimensi Slipway dan

s
I. PENDAHULUAN dermaga.
2. Evaluasi layout terhadap pengaruh pergerakan kapal
emakin meningkatnya kebutuhan distribusi akan di alur sungai barito.
barang di Indonesia, maka dibutuhkan pula sebuah 3. Perencanaan detail struktur Slipway(rel, landasan,
fasilitas penunjang yang cukup memadai. Salah satu beton.cradle, winch dan struktur bawah ).
fasilitas penunjang yang utama adalah transportasi melalui 4. Sistem penarikan winch (kapasitas penarikan).
jalur laut, karena distribusi melalui jalur laut dengan jumlah 5. Metode pelaksanaan.
barang yang cukup besar memiliki kelebihan tersendiri dari 6. Menghitung Rencana Anggaran Biaya.
segi biaya dibandingkan dengan transportasi jalur darat
maupun udara. Untuk Indonesia yang merupakan sebuah
Negara maritime, 2/3 dari seluruh wilayahnya merupakan
perairan, sehingga untuk kebutuhan transportasi laut,
Indonesia sangat memadai. Namun, untuk kebutuhan kapal
serta fasilitasnya di Indonesia masih sangat minim.
2

5. Kriteri Perencanaan Slipway


Membahas kriteria perencanaan pembangunan
Slipway dengan data yang sudah diperoleh,
meliputi :
a. Kriteria kapal rencana
b. Kualitas bahan dan material
c. Kriteria pembebanan
6. Perencanaan Struktur Slipway
- Perhitungan Struktur atas
a. Layout pembalokan
b. Rel
c. Kereta (Cradle)
d. Kebutuhan Mesin Derek (Winch)
e. Dudukan Kapal (Keelblock)
f. Detail gambar
- Perhitungan Struktur Bawah
a. Perencanaan pondasi
Gambar 1. Lokasi Slipway b. Detail gambar
II. METODOLOGI 7. Metode Pelaksanaan
1. Pendahuluan Dari sekian banyak bidang yang harus
Membahas mengenai latar belakang, diselesaikan, perlu juga direncanakan mengenai
permasalahan, tujuan, batasan masalah, metode pelaksanaan yang akan digunakan.
manfaat, dan metodologi dari penulisan tugas Adapun metode-metode yang direncanakan
akhir. adalah metode pelaksanaan struktur slipway ini
2. Tinjauan Pustaka yaitu untuk pelaksanaan pemancangan,
Menjelaskan tentang dasar-dasar teori, pengecoran poer, pengecoran balok melintang
peraturan dan perumusan yang dipakai. dan memanjang pemasangan rel, pemasangan
3. Pengumpulan dan Analisa Data cradle, dan lain-lain.
Data teknis yang digunakan adalah data 8. Perhitungan RAB
sekunder yang diperoleh dari instansi terkait, Analisa ini dilakukan sesuai dengan standar dan
berupa : kebutuhan yang ada. Hal ini terutama perlu
a. Data Hidro-oseanografi memperhatikan adanya pengaruh inflasi dan
 Data pasang surut, digunakan untuk faktor resiko. Tahapan dari analisa ini yaitu :
menentukan pedoman untuk mengetahui a. Harga material dan upah
elevasi muka air tertinggi dan terendah b. Analisa harga satuan
 Data arus laut, digunakan untuk c. Rencana total anggaran biaya
mengetahui kecepatan arus laut. 9. Penutup
 Data bathymetri, digunakan untuk  Menampilkan kesimpulan dari hasil
mengetahui kedalaman dasar laut. perencanaan struktur Slipway, penentuan
 Data angin, digunakan untuk metode pelaksanaan, dan perhitungan rencana
menentukan bangkitan gelombang yang anggaran biaya dalam pelaksaan tugas akhir ini.
berpengaruh dalam perencanaan
slipway, dan tekanan angin pada kapal. II. HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Data topografi
c. Data tanah, digunakan untuk mengetahui 1.PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA
daya dukung tanah dan karakteristik dari A. Hasil AnalisaData Bathymetri
tanah Peta Bathymetri merupakan peta yang menunjukkan
d. Data kapal kontur permukaan dasar laut dari posisi 0.00 mLWS.
4. Perencanaan Layout Kegunaan dari peta ini adalah :
Membahas analisa layout dengan data yang sudah Mengetahui kedalaman perairan dan bentuk dasar laut
diperoleh, meliputi : sehingga dapat dipergunakan untuk merencanakan
a. Analisa layout perairan.
kedalaman perairan yang aman bagi kapal.
Evaluasi Layout perairan ini memperhatikan
kedalaman perairan. Kedalaman perairan Dari peta bathymetri yang bisa dilihat pada gambar
pada prinsipnya harus lebih dalam dari draft 1.1 terlihat bahwa kondisi kedalaman di sekitar
penuh kapal terbesar. Oleh karena itu ukuran wilayah perairan pantai selatan Kalimantan Sungai
kapal sangat menentukan kedalaman Barito rata - rata -13 mLWS.
perairan yang memperhatikan draft kapal.
b. Analisa layout Slipway.
 Panjang Slipway
 Lebar Slipway
 Elevasi Slipway
3

maka gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi akan


saling mengurangi sehingga tinggi pasang surut kecil
B. Data Klimatologi (Neap Tide).
a) Hasil Analisa Data Angin Perilaku pasang surut diambil dari stasiun Karang
Data angin yang diperoleh dari Badan Jamuang yang memiliki letak geografis 06° 55’ 50” LS
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan 112° 43’ 10”BT kemudian di analisis sebagai berikut:
Maritim Perak II Surabaya adalah data angin
tahun 2008 – 2010. Penyajian dapat diberikan - Type pasang surut bersifat harian tunggal (Diurnal
Wind Rose agar karateristik angin bisa dibaca Tide)
dengan cepat. . Angin dominan dari arah tenggara - Beda pasang surut 2.7 m diatas mLWS
dengan kecepatan angin dengan kecepatan 7-11
- Elevasi HWS (High Water Spring) pada +2.9 mLWS
knot.
- Elevasi LWS (Low Water Spring) pada +0.2 mLWS

C. Hasil Analisa Data Tanah


Survey data tanah bertujuan untuk merencanakan
struktur bagian bawah slipway. Beberapa pengambilan
data tanah yang dilakukan adalah dengan pengeboran
dengan mesin bor dan pompa dengan tenaga diesel.
Kedudukan titik bor dilakukan dengan bantuan alat
teodolit. Kemudian contoh dari hasil pemboran ini
b) Hasil Analisa Data Arus disajikan dalam bentuk booring log.
Data arus pada daerah perairan pantai Selatan Kalimantan,
Muara Sungai Barito bisa diambil berdasarkan hasil
pengukuran dan pengamatan tanggal 11-12 januari 2011 di
sungai barito kalimatan selatan, gambar 1.2.

Gambar 1.2 – Data Arus Perairan pantai selatan kalimantan,


Muara Sungai Barito
Secara umum, dari data pengamatan arus laut dapat
disimpulkan bahwa:
- kecepatan arus antara 0.65 – 1.03 m/s dengan arah arus ke D. Data Kapal
tenggara. Data kapal mencakup ukuran baik berat maupun
- pada kondisi neap tide arah arus secara dominan menuju dimensinya. Struktur Slipway direncanakan untuk kapal
tenggara (SE) dengan kecepatan maksimal 1.03 m/s . tongkang dengan kapasitas 10.000 DWT. Mengacu pada
- pada kondisi spring tide arah arus secara dominan menuju “Design of marine facilities for the berthing, mooring, and
tenggara (SE) dengan kecepatan maksimal 0.73 m/s. repair of vessels, John Gaythwaite,2004” spesifikasi kapal
- kecepatan arus relatif tenang dengan kondisi nyaman tongkang yang disarankan untuk kapasitas 10.000 DWT.
karena maksimum adalah 1.03 m/s, jauh lebih kecil Spesifikasi Kapal Tongkang :
dibandingkan dengan kecepatan arus maksimum untuk Vessel type = Flat Top Deck Cargo Barge
kapal bermanuver, yaitu 1.5 m/s (3 knot), sehingga besar (400 ft. x 92 ft. x 20 ft.)
kecepatan arus ini tidak menjadi masalah. LOA (Length of Overall) = 400ft. (122 m)
Breadth = 92 ft. (28 m)
c) Hasil Analisa Data Depth = 20 ft. (6.1 m)
Pasang surut merupakan fenomena alam yang berupa DWT = 10,000 tons
rangkaian pola pergerakan permukaan air laut yang terjadi GRT = 5,809 tons
akibat gaya tarik-menarik antara bumi, bulan dan NRT = 1742 tons
matahari. Rangkaian pola ini bersifat berulang-ulang Deck strength = 15 tons/m2
karena pada saat bulan mengitari bumi pada orbitnya 2. PERENCANAAN LAYOUT
dengan jarak yang paling dekat dengan bumi maka akan Panjang Area kerja slipway (Lr) ; 130 m
menyebabkan air pasang (High Water Spring). Sebaliknya Lebar Area kerja slipway (Br) : 30 m
jika berada pada posisi terjauh maka akan air surut (Low Kedalaman air diujung landasan(Hp): -7.3 m
Water Spring). Pada saat posisi bumi, bulan dan matahari Panjang landasan yang tercelup air (Lw) : 210 m
berada pada satu garis lurus maka akan terjadi serangkaian Panjang total slipway : 365 m
pasang surut yang perbedaannya sangat besar (Spring Elevasi ujung slipway : -4.4 mLWS
Tide) sebab gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi Elevasi area kerja : 5.4 m
saling mendekat. Akan tetapi jika membentuk sudut siku
4

Panjang satu segmen cradle :


Panjang = 10 m
Lebar = 32 m
Jumlah roda = 30 roda

Gambar Dimensi Cradle dan Denah Keelblock


3. KRITERIA DESAIN 4.2 Perhitungan Struktur Slipway
Mutu beton yang direncanakan memiliki kuat tekan Struktur Slipway terdiri dari balok memanjang
karakteristik (K) sebesar K350. Berikut kualifikasi dari beton melintang pada struktur atasnya dan Pile Cap serta tiang
yang digunakan: pancang pada sruktur bawah. Struktur ini memiliki
 kuat tekan karakteristik K350 = 350kg/cm2 (benda uji kemiringan tertentu yang berakibat perbedaan elevasi di
kubus 15x15cm) = 35 Mpa ,konversi ke benda uji
ujung dan pangkal slipway.
silinder :
f’c= kuat tekan beton yang disyaratkan (silinderØ15cm)
:
f’c= [0,76 +0,2 log (35Mpa/15)]35Mpa
= 0,8336 x 35 Mpa = 29,176 Mpa
Mutu baja tulangan yang digunakan adalah baja tulangan
U-39. Berikut ini data mutu baja berdasarkan PBI 1971:
 au = Tegangan leleh karakteristik = 3900 kg/ cm2
 Ea = 2,1 x 106 kg/cm2
 a = 2250kg/cm2
 *au = 3390kg/cm2
Diameter Tulangan = 16 mm ( untuk pelat ) Gambar – Model Struktur Slipway dari SAP2000
= 22 mm (untuk balok )
Tiang pancang yang digunakan = tiang pancang baja JIS A Bagian-bagian dari struktur slipway yang direncanakan
5525 STK41 Ø609,6mm t =16mm. Dengan spesifikasi : adalah (Preliminary Design) :
Fy = 2350 kg/cm2 ; Fu = 4100 kg/cm2  Panjang Slipway : 360m
 Lebar Slipway : 28 m
4. PERENCANAAN STRUKTUR SLIPWAY  Tinggi Pile Cap :1m
 Dimensi Pile Cap Tunggal : 1,2 m x 1,2 m
4.1 Perencanaan Cradle  Dimensi Pile Cap Ganda : 2,4 m x 1,2 m
- Keelblock melintang kapal : 2 m dan 3 m  Dimensi Balok Beton Bertulang
- Keelblock memanjang kapal : 2.5 m (melintang) : 0,6 m x 0,9 m
 Dimensi Balok Beton Bertulang
(memanjang) : 0,9 m x 1,2 m
 Spesifikasi Tiang Pancang : Steel Pipe Pile
Ø609,6 mm t = 16 mm
 Elevasi dasar slipway
ujung slipway : - 3.1 mLWS
pangkal slipway : +7.0 mLWS
 Tinggi Struktur (dari river bed) : 2.8 m
 Tinggi Struktur (dari Zf ) : 8 m
 Point of Virtual Fixity (Zf) : 5.2 m (dibawah seabed)
Keelblock Melintang Keelblock Memanjang Hasil Analisa Struktur
Panjang rangkaian cradle = 125.5 m (12 segmen) Tabel – Output SAP2000 v14.2.2 Slipway
Lebar = 32 m
Tabel 3 – Rekap penulangan balok melintang (l = 7 m)
5

5. METODE PELAKSANAAN
Dalam bab ini, akan direncanakan metode
pelaksanaan dari hasil perencanaan pada bab-bab
sebelumnya yang meliputi:
Tabel 4 – Rekap penulangan balok memanjang (l = 10 m)
1. Metode pelaksanaan pembangunan Slipway
2. Metode pelaksanaan Cradle dan Sistem Winch
Dalam pelaksanaan struktur Slipway, perencanaan
dibagi menjadi 3 tahap :
 Tahap prakonstruksi
 Tahap konstruksi
 Tahap pasca konstruksi
Pekerjaan tahap konstruksi dapat dibagi menurut urutan
pengerjaannya. Adapun tahap-tahap konstruksi adalah
sebagai berikut :
a. Pemancangan tiang pancang
b. Metode pelaksanaan poer
c. Metode pelaksanaan balok
Pekerjaan yang dilakukan pada tahap pasca konstruksi
adalah sebagai berikut :
 Pemasangan Rel dan Bantalan Rel
Setelah beton mengeras dengan sempurna, Rel
ditempatkan pada posisinya lalu dipasangkan
bantalan dan dibaut.
 Pemasangan Utilitas
Gambar 9 – Penampang balok melintang dan memanjang Karena Slipway yang direncanakan mengunakan Cradle
dan winch untuk penarikan kapal maka dibutuhkan beberapa
perlengkapan diantarnya roller, dan sling .

6. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Prosedur perhitungan anggaran biaya meliputi :
1. Penentuan harga material, alat dan upah. Besarnya
harga material didasarkan pada harga satuan
pokok di kota Sintang
2. Analisis harga satuan tiap pekerjaan.
3. Perhitungan volume pekerjaan dan rencana biaya
setelah dilakukan perhitungan terhadap besarnya
volume pekerjaan, didapat anggaran biaya total
sebesar Rp.249,156,101,195.00

7. KESIMPULAN
Berdasarkan pada bab – bab sebelumnya diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
Gambar 10 – Detail Penulangan balok melintang dan memanjang

Perencanaan Pile Cap 1. Spesifikasi kapal rencana:


Dimensi poer : Vessel Type: Flat Top Deck Cargo Barge
Poer tunggal = 1200 x 1200 x 1000 mm
(400 ft. x 100 ft. x 20ft.)
Tulangan Tarik = 12 D22
Tulangan Samping =2 D22 DWT (Dead Weight Tonnage): 10.000 tons
Tulngan Tekan : =13 D22 GRT (Gross Registred Tonnage): 5809 tons
Perencanaan Pondasi Tiang Pancang NRT (Netto Registred Tonnage): 1742 ton
Tiang pancang baja JIS A 5525 : Panjang kapal (LOA): 122 m (400 ft)
Diameter = 609,6 mm Lebar kapal (B): 30 m(100 ft)
Tebal = 16 mm D (depth): 6.1 m (20 ft)
Luas penampang = 298,4 cm2
Draft kapal: 4,5 m
Berat = 243 kg/ m
Momen Inersia = 132 x 103 cm4 Deck strength: 15 tons/m
Section Modulus(elastis) = 4314,813 cm3 2. Struktur Slipway yang direncanakan terdiri dari
Jari-jari Girasi = 21 cm Struktur Slipway, dan Cradle.
Luas selimut surface = 1,19 m2/m’ 3. Struktur Slipway direncanakan beton bertulang cast
Young modulus(baja) = 2100000 kg/cm2 in situ dengan spesifikasi:
Pemancangan Tiang PAncang hingga kedalaman 22.00 m =  Dimensi struktur : 360 x 28 m2
-27 mLWS
 Kemiringan Slipway : 2 derajat
6

 Dimensi balok melintang : 60 x 90 cm2


 Dimensi balok memanjang : 90 x 120 cm2
 Selimut beton : 8cm
 Mutu beton : K-350
 Mutu baja : U-39
 Poer pancang tunggal : 120 x 120 x 100 cm3
 Tiang pancang : Steel Pipe Pile
- 609,6mm t = 16mm
- Kedalaman tiang tegak : -27 m LWS
4. Struktur Cradle direncanakan Rangkaian Frame Baja
dengan spesifikasi:
 Jumlah Cradle : 12 segmen
 Panjang Cradle : 32 m
 Lebar Cradle : 10 m
 Dimensi Profil Balok : WF 700x300x13x24
 Dimensi Profil Bracing : WF 350x350x19x19
 Mutu Baja : BJ 41
 Diameter Roda : 60 cm
 Jumlah Roda Persegmen : 30 roda
5. Rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk
pembangunan Slipway di Desa TabungAnen Kota
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan adalah
sebesar : Rp.249,156,101,195.00
DAFTAR PUSTAKA

British Standard BS 6349-3. 1988. Maritime Structures –


Part 3 Design of dry dock, locks, slipway and
shipbuilding berths, shiplifts and dock and lock gates.
Henry, F Cornick. 1968. Dock and Harbour Engineering -
Volume 1 The Design of Dock.
Gregory P. Tsinker. 1995. Marine Structures Engineering :
Specialized Application.
John W. Gaythwaite. 2004. Design of Marine Facilitiesfor
the berthing, Mooring and Repair of Vessels.
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik Direktorat
Jendral Cipta Karya. 1971. Peraturan Beton Indonesia
1971. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan, Bandung
Iriani, Dyah. 2000. Diktat Pelabuhan. Surabaya. Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
ITS.
Sutami. 1971. Konstruksi Beton Indonesia. Badan Penerbit
Pekerjaan. Jakarta.
Wahyudi, Herman. 1999. Daya Dukung Pondasi Dalam.
Surabaya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan ITS.
Wangsadinata, Wiratman. 1979. Perhitungan Lentur
Dengan Cara “n”. Yayasan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan. Bandung.
The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan
(OCDI).2002. Technical Standards and Commentaries
for Port and Harbour Facilities in Japan. Japan:
Daikousha Printing Co.,Ltd..

Anda mungkin juga menyukai