Fenomena Fisika Dalam Al Qur An
Fenomena Fisika Dalam Al Qur An
i
MOTTO:
Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepa ALLAH dan taatlah kamu
kepada Rasul dan kepada pemangku kekuasaan (pemimpin,guru) di antaramu.
Maka jika kamu berselisih dalam suatu (urusan), kembalikanlah ia pada (Kitab)
ALLAH dan (Sunah) Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada ALLAH dan
hari kemudian. Itulah yang lebih baik dan lebih bagus kesudahannya.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena Dia-lah Tuhan yang telah
memberikan rahmat dan inayahnya yang tidak terhingga kepada kita semua
sehingga penulis dapat menyelesaikan BUKU yang berjudul ”FENOMENA
FISIKA DALAM ISLAM”.
Buku ini merupakan proses yang cukup panjang dan melelahkan bagi
penulis. Melalui buku ini diharapkan seluruh kalangan bisa mengerti bahwa
banyak kejadian-kejadian alam yang berkaitan dengan Islam.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. A.
Sofyan, M.Pd yang telah memberikan bimbingannya selama ini kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang
berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan buku
ini. Serta untuk sahabat-sahabat kami di Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah jakarta terkhusus untuk teman-teman jurusan Pendidikan Fisika
angkatan 2005.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, oleh sebab itu penulis
menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu kritik dan saran yang membangun sangan penulis harapkan.
Penulis berharap buku ini berguna dan bermanfaat bagi para pendidik,
calon pendidik dan mahasiswa serta siswa/i baik SMP maupun SMA. Akhirnya,
semoga ALLAH SWT berkenaan menerima amal bhakti yang diabdikan oleh kita
semua. Ammin.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
MOTTO............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
iv
21.Fungsi Gunung...............................................................................37
22.Pembentukan Hujan.......................................................................39
23.Menghitung Kecepatan Terbang Nabi Sulaeman...........................42
24.Menghitung Kecepatan Terbang Malaikat dan Jibril.....................42
25.Kegelapan dan Gelombang Lautan................................................46
26.Rahasia Besi...................................................................................48
27.Nano Teknologi..............................................................................50
28.Energi yang Terkecil......................................................................51
29.Lapisa-lapisan Atmosfer.................................................................52
30.Pengetahuan Al-Quran...................................................................54
31.Penciptaan yang Berpasang-pasangan...........................................55
32.Mengembangnya Alam Semesta....................................................56
33.Relativitas Waktu...........................................................................57
34.Atap yang Terpelihara....................................................................58
35.Fisika di Balik Keindahan Bulu Merak..........................................72
36.Garis Edar.......................................................................................75
37.Langit yang Mengembalikan..........................................................77
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................79
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Bukhari meriwayatkan dalam kitab sahihnya dari Utsman r.a. bahwa Nabi
Muhammad Saw bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan
mengajarkannya".
Seorang guru besar/ahli bedah kenamaan Prancis, Prof.Dr.Maurice Bucaille,
masuk islam secara diam-diam. Sebelumnya, ia membaca dalam Al-Quran, bahwa
Fir'aun itu mati karena tenggelam di laut(dengan shock yang berat) dan jasadnya
oleh Allah di selamatkan(Yunus:92). Dicarinya mumi Fir'aun itu;dan setelah
ketemu, dilakukannya bedah mayat. Hasilnya membuat terheran-heran, karena
sel-sel syaraf Fir'aun menunjukkan bahwa kematiannya benar akibat tenggelam di
laut dengan shock yang hebat. Menemukan bukti ini, ia yakin kalau Al-Qur'an itu
wahyu Allah. Prof.Dr.Maurice Bucaille mengatakan bahwa semua ayat-ayat Al-
Qur'an masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Ia pun lantas masuk islam.
Lain lagi halnya yang dialami oleh Jacques Yves Costeau. Ia adalah seorang
ahli kelautan (oceanografer) dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Mr.Costeau
sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia, dan
membuat film dokumenter tentang keindahan alam bawah laut untuk ditonton
jutaan pemirsa di seluruh dunia melalui acara "Discovery".
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, ia
menemukan fenomena yang sangat ganjil, yaitu adanya air tawar di tengah lautan
yang tidak bercampur dengan air laut seolah-olah ada dinding atau membran yang
membatasi keduanya. Apa yang disaksikannya ini benar-benar kejutan besar
selama kariernya yang panjang di kelautan. Bagaimana mungkin hal ini dapat
terjadi ? Pertanyaan ini menghantui hidupnya, sampai akhirnya ia bertemu
seorang profesor yang kebetulan Muslim. Profesor yang Muslim ini
menyampaikan kepadanya bahwa fenomena ganjil tersebut sebenarnya sudah
diinformasikan oleh Al-Qur'an empat belas abad yang lalu, yaitu pada surat Al-
Furqan ayat 53 ; "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi". Serta pada surat
Ar-Rahman ayat 19-20.
2
Mendengar hal ini Mr.Costeau terkejut, bagaimana mungkin Muhammad
yang hidup di abad ketujuh, yaitu di suatu zaman dimana pasti belum ada
peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh di kedalaman
samudera , mengetahui akan hal ini, ia pun akhirnya berkesimpulan, bahwa Al-
Qur'an mustahil buatan Muhammad, pastilah Al-Qur'an itu buatan Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi ini. Dan akhirnya ia pun memutuskan menjadi
seorang Muslim.
3
BAB II
FENOMENA FISIKA DALAM ISLAM
4
Menurut fisika atom atau fisika inti, telah diketemukan pasang-pasangan yang
sangat menggemparkan para ahli, seperti elektron dan positron, proton dan anti
proton, neutron dan anti neutron dan berbagai-bagai zarah dan anti zarah lainnya.
Dengan demikian terbukalah kemungkinan adanya anti materi di samping materi
yang biasa, atau adanya anti atom disamping atom-atom yang biasa. Kesemuanya
itu menguatkan (membenarkan) apa yang telah difirmankan dalam Al-Qur'an;
Maha suci Tuhan yang telah menjadikan semua pasang-pasangan dari yang
ditumbuhkan bumi, dan dari diri mereka sendiri serta dari hal-hal yang tidak
mereka ketahui. Yaasiin (36):36 Lebih tegas lagi Allah berfirman:
Dan dari segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, mudah-mudahan
kamu ingat. Adz-Dzaariyaat(51):49
5
Dan,Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun
menurut perhitunganmu. Al-Hajj(22).
Prof.Dr.M.Quraish Shihab dalam bukunya "Mukjizat Al-Qur'an"
memaparkan antara lain hal-hal sebagai berikut
Pemisahan Langit dan Bumi
Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi
mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan.
Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun
sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna
menentangnya, namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang
diterima secara penuh oleh masyarakat ilmiah. Satu ayat lagi tentang penciptaan
langit adalah sebagaimana berikut:
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Al Qur'an, 21:30)
Kata "ratq" yang di sini diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan
untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan
"Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan
bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau
6
pemecahan struktur dari "ratq". Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari
dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan
kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat
tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu
terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-
tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh
materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan
bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal
yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini meledak sangat
dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa"
(terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan
keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan
ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain.
Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum
abad ke-20.
7
mukjizat Allah SWT secara khusus dan tidak usah dipertanyakan mengenai api
yang bisa menjadi dingin, sebab tidak ada penjelasan dalam Al Qur'an dan akal
manusia tidak akan menjangkaunya.
Betulkah hal itu tidak bisa djelaskan secara ilmiah ? Michel Talbot dalam
bukunya Mysticism and The NewPhysics menjelaskan fenomena ajaib tersebut.
Pada 16 Juli 1967, Arthur paul mantan direktur Foregn Ecomomy administrating
menyaksikan upasacara tradisional seorang pendeta Tamil diikuti ratusan
pendiduk setempat, orangtua dan anak-anak berjalam bolak-balik diatas batu baru
pijar tanpa terluka dan tidak merasa kesakitan. Sebelumnya di Surrey, Inggris
pada tahun 1935, English Society for phisical research melakukan serangkain tes.
Para fisikawan dan psikolog dari Ozford turut hadir menyaksikan dua orang India
berjalan diatas api sepanas 500 C tanpa luka.
Ada apa gerangan ? Penjelasannya adalah api dan panas merupakan bentuk
energi yang dampaknya dihasilkan akselerasi vibrasi molekul yang akseleratif.
Menurut teori fisika baru, kesadaran manusia bisa mempengaruhi materi.
Fisikawan Jack Sarfatti berpendapat bahwa perilaku acak partikel-partikel dalam
gerak Brown dapat dipengarui oleh aktivitas manusia atas kemauannya sendiri.
Kesadaran dapat menghasilkan sebuah medan biogravitasi yang dapat berinteraksi
dan mengubah medan gravitasi pengendali materi. Maka, kesadaran pendeta
Tamil dan orang India tadilah yang mengintervensi vibrasi molekul-molekul
akselerasi dan menahan peroses nyala api yang normal. Persis seperti dalam ayat
69 Surat Al Anbiya diatas.
Subhanallah, ternyata bukan hanya Nabi Ibrahim saja yang selamat dari api.
Dan memang tidak ada ayat dalam Al Qur'an melarang manusia lain
mengalaminya. Fenomena alam fisika yang aneh dalam Al Qur'an jangan terlalu
8
cepat disebut mukjizat, yang mustahil dilakukan manusia biasa, sehingga tidak
usah dipikirkan. Bukankah kita harus mentadabburi ayat-ayat Al-Qur'an? Siapa
tahu ayat-ayat tersebut adalah tantangan Allah SWT untuk diwujudkan dam ilmu
pengetauan. Wallau a'lam.
5. Semesta
Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini mula-
mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja hu-kum-hukum
yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu merupakan topik yang
menarik. Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hing-ga
awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas,
tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini,
yang disebut “model alam semesta yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal
maupun akhir. Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini
menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini
adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah.
9
menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) al-Qur’an
yang terdapat di alam semesta.
Sesuai dengan ayat “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu
tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
(QS. Fushshilaat, 41: 53), banyak informasi yang ada dalam al-Qur’an ini sesuai
dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah yang telah menciptakan alam
semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Allah juga
yang telah menurunkan al-Qur’an. Bagi orang-orang beriman yang teliti,
sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam al-Qur’an
yang dapat mereka lihat dan pelajari.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa al-Qur’an bukanlah buku ilmu
pengetahuan. Tujuan diturunkannya al-Qur’an adalah sebagaimana yang
diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
“Alif lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang-benderang dengan
izin Tuhan Yang Mahakuasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim, 14: 1) !
“… untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.”
(QS. Al Mu’min, 40: 54) !
Singkatnya, Allah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang
beriman. al-Qur’an menjelaskan kepada manusia cara men-jadi hamba Allah dan
mencari ridha-Nya.
Betapapun, al-Qur’an juga memberi informasi dasar mengenai bebe-rapa hal
seperti penciptaan alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan
keseimbangan di langit dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam al-Qur’an
tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal
penting, karena kesesuaian ini mene-gaskan bahwa al-Qur’an adalah “firman
Allah”. Menurut ayat “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an?
Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisaa’, 4: 82), terdapat
10
keserasian yang luar biasa antara pernyataan di dalam al-Qur’an dan dunia
eksternal.
Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar
biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam al-Qur’an dan dalam
ilmu pengetahuan.
11
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Al Qur'an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur'an ini bersesuaian penuh dengan
penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat
ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu,
muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam
sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan
alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan
sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern
menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan
yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam
semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi
ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya
mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini,
yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al
Qur'an 1.400 tahun lalu.
Sensor sangat peka pada satelit ruang angkasa COBE yang diluncurkan
NASA pada tahun 1992 berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang.
Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang merupakan
penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan.
12
akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari
bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-
bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya: Bintang
dan galaksi bukan hanya bergerak men-jauhi kita, namun juga saling menjauhi.
Satu-satunya kesimpulan yang dapat dibuat tentang alam semesta yang semua
isinya bergerak saling menjauhi adalah bahwa alam semesta itu senantiasa
memuai.
Agar lebih mudah dimengerti, bayangkan alam semesta seperti permukaan
balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada per-mukaan balon akan
saling menjauhi karena balon-nya mengembang, benda-benda di angkasa saling
menjauhi karena alam semesta terus memuai. Sebenarnya, fakta ini sudah pernah
ditemukan secara teoretis. Albert Einstein, salah seorang il-muwan termasyhur
abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada mulanya menyim-
pulkan bahwa persamaan yang dibuatnya me-nunjukkan bahwa alam semesta
tidak mungkin statis. Namun, dia meng-ubah persamaan tersebut, dengan
menambahkan sebuah “konstanta” un-tuk menghasilkan model alam semesta yang
statis, karena hal ini merupa-kan ide yang dominan saat itu. Di kemudian hari
Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai “kesalahan terbesar dalam
kariernya”.
Jadi, apakah pentingnya fakta pemuaian alam semesta ini terhadap
keberadaan alam semesta?
Pemuaian alam semesta secara tidak langsung menyatakan bahwa alam
semesta bermula dari satu titik tunggal. Hasil perhitungan menun-jukkan bahwa
“satu titik tunggal” yang mengandung semua materi alam semesta ini pastilah
memiliki “volume nol” dan “kepadatan tak terbatas”. Alam semesta tercipta akibat
meledaknya titik tunggal yang memiliki vo-lume nol tersebut. Ledakan hebat
yang menandakan awal terbentuknya alam semesta ini dinamakan Dentuman
Besar (Big Bang), dan teori ini di-namai mengikuti nama ledakan tersebut.
Harus dikatakan di sini bahwa “volume nol” adalah istilah teoretis yang
bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu mendefi-nisikan konsep
13
“ketiadaan”, yang melampaui batas pemahaman manu-sia, dengan menyatakan
titik tunggal tersebut sebagai “titik yang memi-liki volume nol”. Sebenarnya,
“titik yang tidak memiliki volume” ini ber-arti “ketiadaan”. Alam semesta muncul
dari ketia-daan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.
Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah
diberitakan al-Qur’an empat belas abad yang lalu:“Dia Pencipta langit dan bumi.”
(QS. Al An’aam, 6:101)
Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan
Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan
sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.
Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam
semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada
abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam al-
Qur’an 1.400 tahun yang lalu:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya
Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyaat, 51: 47) !
Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan lain me-ngenai
teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta
dari ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat surplus radiasi, yang
tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu, radiasi ini seharusnya tersebar merata
di seluruh alam semesta.
Bukti “yang seharusnya ada” ini segera ditemukan. Pada tahun 1965, dua
orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson, menemu-kan gelombang
ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut “radiasi latar belakang” ini tampaknya
tidak memancar dari sumber tertentu, tetapi meliputi seluruh ruang angkasa.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gelombang panas yang memancar
secara seragam dari segala arah di angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal
Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer
(COBE) ke angkasa untuk melakukan penelitian mengenai radiasi latar belakang.
Pemindai sensitif pada satelit hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk
14
menegaskan perhitungan Penzias dan Wilson. COBE telah menemukan sisa-sisa
ledakan hebat yang mengawali terbentuknya alam semesta.
Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar adalah jumlah hidrogen
dan helium di ruang angkasa. Pada penghitungan terbaru, diketahui bahwa
konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan penghitungan teoretis
konsentrasi hidrogen-helium yang tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam semesta
tidak memiliki awal dan jika alam semesta ada sejak adanya keabadian (waktu
yang tak terhingga), seharusnya hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah menjadi
helium.
Semua bukti kuat ini memaksa komunitas ilmiah untuk menerima teori
Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai oleh para ahli
kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam semesta.
Dennis Sciama, yang membela teori keadaan ajeg (steady-state) bersa-ma
Fred Hoyle selama bertahun-tahun, menggambarkan posisi terakhir yang mereka
capai setelah terkumpulnya semua bukti tentang teori Ledakan Besar. Sciama
mengatakan bahwa ia telah ambil bagian dalam perdebatan sengit antara para
pembela teori keadaan ajeg dan mereka yang menguji dan berharap dapat
menyangkal teori tersebut. Dia me-nambahkan bahwa dulu dia membela teori
keadaan ajeg bukan karena menganggap teori tersebut benar, melainkan karena
berharap bahwa teori itu benar. Fred Hoyle bertahan menghadapi semua keberatan
terha-dap teori ini, sementara bukti-bukti yang berlawanan mulai terungkap.
Selanjutnya, Sciama bercerita bahwa pertama-tama ia menentang bersama Hoyle.
Akan tetapi, saat bukti-bukti mulai bertumpuk, ia mengaku bahwa perdebatan
tersebut telah selesai dan teori keadaan ajeg harus dihapuskan.
Prof. George Abel dari University of California juga mengatakan bahwa
sekarang telah ada bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta ber-mula
miliaran tahun yang lalu, yang diawali dengan Dentuman Besar. Dia mengakui
bahwa dia tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima teori Dentuman Besar.
Dengan kemenangan teori Dentuman Besar, konsep “zat yang kekal” yang
merupakan dasar filosofi materialis dibuang ke tumpukan sampah sejarah. Jadi,
apakah yang ada sebelum Dentuman Besar, dan kekuatan apakah yang
15
menjadikan alam semesta ini “ada” melalui sebuah dentum-an besar, jika
sebelumnya alam semesta ini “tidak ada”? Pertanyaan ini jelas menyiratkan,
dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta “yang tidak menguntungkan
secara filosofis” (tidak menguntungkan bagi materialis), yaitu adanya Sang
Pencipta. Athony Flew, seorang filsuf ateis terkenal, berkomentar tentang hal ini
sebagai berikut:
Semua orang tahu bahwa pengakuan itu baik bagi jiwa. Oleh karena itu,
saya akan memulai dengan mengaku bahwa kaum ateis Strato-nician telah
dipermalukan oleh konsensus kosmologi kontemporer. Tampaknya ahli kosmologi
memiliki bukti-bukti ilmiah tentang hal yang menurut St. Thomas tidak dapat
dibuktikan secara filosofis; yaitu bahwa alam semesta memiliki permulaan.
Sepanjang alam semesta dapat dianggap tidak memiliki akhir maupun permulaan,
orang tetap mudah menyatakan bahwa keberadaan alam semesta, dan segala
sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan terakhir.
Meskipun saya masih percaya bahwa hal ini tetap benar, tetapi benar-benar sulit
dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan cerita Dentuman Besar.
Banyak ilmuwan, yang tidak secara buta terkondisikan menjadi ateis, telah
mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta dalam penciptaan alam semesta. Sang
Pencipta pastilah Dia yang menciptakan zat dan ruang/ waktu, tetapi Dia tidak
bergantung pada ciptaannya. Seorang ahli astro-fisika terkenal bernama Hugh
Ross mengatakan:
Jika waktu memiliki awal yang bersamaan dengan alam semesta, seperti
yang dikatakan teorema-ruang, maka penyebab alam semesta pastilah suatu wujud
yang bekerja dalam dimensi waktu yang benar-benar independen dari, dan telah
ada sebelum, dimensi waktu kosmos. Kesimpulan ini sangat penting bagi
pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan siapa atau apakah yang bukan
Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, dan
Tuhan tidak berada di dalamnya
Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia yang
terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia adalah Raja di
surga dan di bumi.
16
Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang Dia
turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menun-jukkan
keberadaan-Nya.
17
Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih enam kali lebih
cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat
kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi
dalam waktu 22 menit.)
Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bah-kan lebih
menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika
manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh
meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar mengitari pusat galaksi dengan
kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri atas 200
miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang angkasa.
Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di
ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit, kecela-kaan besar
sangat sering terjadi. Namun, seperti diungkapkan Allah da-lam ayat di atas,
sistem ini tidak memiliki “cacat” atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti
juga segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini
bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah ditentukan Allah.
18
sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi
menyim-pang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi
sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi
tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan
kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan
2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku.
Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati. (Bilim
ve Teknik, Juli 1983)
11. Matahari
Berjarak 150 juta km dari bumi, matahari menyediakan energi yang kita
butuhkan secara terus-menerus. Pada benda angkasa yang berenergi sangat besar
ini, atom hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar
ton hidro-gen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu, energi
yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.
Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari.
Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi yang dibutuhkan un-tuk
kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini kasatmata dan berbentuk
cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet, yang tidak kasatmata, dan
berbentuk panas.
Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala seperti lonceng. Hal
ini berulang setiap lima menit dan permukaan matahari bergerak mendekat dan
menjauh 3 km dari bumi dengan kecepatan 1.080 km/jam.
Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam Bimasakti.
Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari merupakan salah satu
bintang kecil yang terdapat di alam semesta. Matahari berjarak 30.000 tahun
cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter 125.000 tahun cahaya. (1 tahun
cahaya = 9.460.800.000.000 km.)
19
“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah kete-tapan
Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasin, 36: 38) !
Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitas galaksi kita,
matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu
tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega. (Ini berarti
matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000×24 = 17.280.000 km dalam sehari,
begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
20
Lapisan keenam EKSOSFER: Karena berada di antara 500 dan 1000 km,
karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas matahari.
Lapisan ketujuh MAGNETOSFER: Di sinilah letak medan magnet bumi.
Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong. Partikel subatom yang
bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang disebut sabuk radiasi Van
Allen.
21
terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Mi-salnya, meskipun Laut Tengah dan
Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara fisik saling
bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di antara keduanya terdapat
batas. Batas ini adalah gaya yang disebut “tegangan permukaan”.
22
memisahkan diri dari Afrika dan membentuk Laut Merah. Sekitar daerah Somalia
sepanjang pantai timur ke selatan saat ini berada proses pemisahan yang lamban
dan telah membentuk "Lembah Belah" yang membujur ke selatan melalui deretan
danau Afrika.
Malam dan siang
QS Ali-Imran 27
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan
yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki
tanpa hisab (batas)."
Sekali lagi ayat mengenai pergantian malam dan siang, dan sekarang
menjelaskan tentang "Star occultation" atau diindonesiakan menjadi okultasi
bintang seperti tercantum pada situs
http://www.sciencedaily.com/release/2007/11/071105103936.htm. Teknik ini
digunakan untuk menguak apa yang tersembunyi dibalik ketebalan atmosfir suatu
planet, termasuk atmosfir bumi. Okultasi ini adalah teknik untuk mengukur
cahaya atau gelombang dari suatu bintang yang dilenturkan oleh atmosfir suatu
planet, pada waktu bintang tersebut sudah terbenam pada planet yang
bersangkutan. Sebagaimana yang diketahui, pada waktu masih di atas ufuk maka
seluruh cahaya dari bintang tersebut akan mengarah ke bawah, yaitu kearah
planet. Tapi ketika terbenam dibawah ufuk, walaupun masih memancarkan
cahayanya, tetapi cahaya yang mengarah ke bawah semuanya hilang ditelan
kegelapan angkasa luar, sebagian kecil cahaya yang mengarah ke planet tentu saja
akan diserap oleh planet yang bersangkutan. Yang tersisa adalah gelombang atau
cahaya yang dilenturkan ke arah sebaliknya tepat seperti ketika malam tiba di
bumi, dan malam permukaan paparan (exposure) enersi yang dilenturkan oleh
23
permukaan bumi dari matahari yang sudah terbenam. Paparan ini mengarah ke
angkasa, dan karena sudah mengalami atau melalui ketebalan atmosfir planet
tersebut, maka paparan gelombang tersebut sudah mengalami penapisan (filtering)
dari atmosfir planet yang bersangkutan. Gelombang tersebut akan mengalami
penyerapan (absorption), emisi (emission) atau radiasi kembali (re-radiation),
pada panjang-gelombang yang relevan dengan bahan yang terkandung dalam
atmosfir dalam planet yang bersangkutan. Dengan menggunakan teknik
spektroskopi yang biasa dipakai dalam gelombang-gelombang yang dipancarkan
dari tata-surya atau dari galaksi atau dari alam yang lain di dalam alam semesta
ini. Dengan deteksi ini dapat diketahui bahan atau zat kimia apa saja yang ada di
suatu bintang dan bahan apa saja yang ada diantaranya yang dilewatinya.
Teknik okultasi ini digunakan untuk meneliti atmosfir suatu planet yang
semuanya berada di tata surya kita, termasuk planet bumi. Sejak tahun 2002 tidak
kurang dari 400 bintang menjadi objek okultasi tiap hari pada berbagai posisi di
atmosfir bumi untuk mempelajari efek material bercahaya dan dampaknya
terhadap planet ybs. Material-material itu bisa saja merupakan produk baru
industri yang laku secara komersial akan tetapi dampaknya tehadap lapisan ozon
belum diketahui dengan pasti.
Para ahli menggunakan instrumen yang bernama GOMOS (Global Ozone
Monitoring by Occultation of Star), atau Pemantauan ozon secara Global dengan
Teknik Okultasi Bintang yang dipasangkan di atas sateliti Envisat. Terlalu dini
untuk menilai bahwa ozon telah kembali ke keadaan semula, sebab data yang
terkumpul dari instrumen juga menemukan fenomena lain yang berkontribusi
terhadap jumlah ozon di atmosfir. Pada bulan Januari dan Pebruari 2004, GOMOS
melihat akumulasi Nitrogen dioksida pada ketinggian 65 km. Nitrogen dioksida
adalah gas yang penting untuk dilacak keberadaannya di atmosfir bumi sebab dia
bisa merusak ozon. Dalam dua bulan berikutnya lapisan gas ini menyusut sampai
45 kilometer, jelaslah dia telah membinasakan ozon tapi selama menurun ia
memberikan teka-teki lainnya bagi para peneliti. Di pihak lain, sebuah instrumen
okultasi bintang diinstalasi dalam satelit MarsExpress. Sejak kendaraan ruang
angkasa datang di Planet Merah pada tahun 2003, SPICAM (Spectroscopy for
24
Inverstogation of Characteristics of Athmosphere of Mars). atau Spektroskopi
untuk menyelidiki karakteristik atmosfir Mars, dan sejauh ini telah mengamati
lebih dari 1000 okultasi bintang. Pekerjaan ini menyediakan deskripsi yang lebih
rinci dari atmosfir Mars bagian atas dan membuka tabir misteri dari lapisan,
terlepas dari pertimbangan ilmu sains dasar untuk misi eksplorasi yang akan
datang. Profil atmosfir Mars penting untuk merancang payung (parachute) untuk
keperluan pendaratan.
Perkembangan terbaru dari instrumen okultasi ini ialah SPICAV
(Spectroscopy for Investigation of Characteristics of Athmosphere of Venus) atau
Spektroskopi untuk Menyelidiki Karakteristik Planet Venus pada kendaraan ruang
angkasa Venus Express. Terdapat perbedaan karakteristik antara bumi, Mars dan
Venus. Atmosfir di planet ini, jauh lebih pekat dan SPICAV mengungkapkan
profil temperatur dan kepadatan dari atmosfir yang sudah ditunggu peneliti bumi
untuk menerbitkan makalah penelitiannya. Demikian salah satu kemanfaatan
peralihan siang ke malam. Ini juga masih sangat jauh kurang dahsyat
dibandingkan dengan dari terciptanya alam semesta. Wallahu a'lam bishshawab.
25
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) seakan-akan kamu
mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang
(hari Kiamat) itu pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya."
Keniscayaan terjadinya kiamat juga diamini oleh Fisika. Model Alam
Semesta menyaratkan adanya terjadi kiamat (kehancuran), hanya saja dalam
Fisika setidak-tidaknya ada tiga jenis kiamat: kiamat di Bumi, kiamat di Tata
Surya, dan kiamat di Alam Semesta. Pada tulisan pertama ini akan dibahas tentang
kiamat di Bumi.
Bumi sampai sekarang adalah satu-satunya planet yang dihuni oleh makhluk
hidup dari level rendah (seperti amuba) sampai tinggi (seperti manusia). Dari luar
angkasa Bumi terlihat biru (disebut juga planet Biru), tenang dan damai —
walaupun polusi sudah sangat parah terjadi di Bumi. Tidak seorang astronotpun
yang pergi ke angkasa tidak rindu untuk balik ke Bumi.
Berdasarkan model yang ada, Bumi kita sudah berumur sekitar 4,54 biliun
tahun (1 biliun adalah 109). Radiusnya ~6x106 meter dengan massa ~6x1024 kg
yang memberi Bumi potensial gravitasi yang kuat untuk tetap berjalan diorbitnya
mengelilingi Matahari dan pada waktu bersamaan memegang Bulan untuk
mengorbit mengelilinginya.
Ada air yang menutupi ~70% permukaan Bumi yang menjadikan Bumi satu-
satunya planet yang memungkinkan untuk ditinggali. Bumi juga memiliki
atmosphere yang berlapis-lapis dan sebagian besar dari nitrogen dan oksigen
dengan komposisi yang sangat mengagumkan — jika komposisi penyusun
atmosfir tidak seperti yang kita punya sekarang, atmosfir bisa meracuni paru-paru
kita. Atmosfir selain untuk cadangan udara bernapas, juga untuk melindungi Bumi
26
dari hempasan batu-batu meteor. Bumi juga mengeluarkan medan magnet yang
juga menjadi tameng dari efek-efek radiasi yang berasal dari luar angkasa.
Lapisan Bumi
Lempeng Bumi
Lapisan terluar adalah kulit bumi tempat kita "menempel" berupa
lempengan-lempangan (plates). Lempengan kulit ini pada dasarnya "mengapung"
27
di atas magma — gunung-gunung yang berada di kulit Bumi berfungsi seperti
paku untuk menancapkan lempengan tersebut untuk tidak bergerak terlalu drastis.
Lempeng Bumi memberikan wajah Bumi seperti yang kita miliki sekarang.
Tapi karena lempeng Bumi terus bergerak — karena pergerakan magma — wajah
Bumi pun terus-menerus berubah, memang tidak dalam waktu yang sebentar.
Dulunya Bumi hanya punya satu benua besar, sebelum akhirnya terurai menjadi
lima benua seperti yang kita miliki sekarang. Dan mungkin, dalam ratusan tahun
ke depan ada pulau yang hilang atau muncul, atau malah mungkin ada benua yang
berubah.
Lempengan ini tidak satu utuh seperti kulit bola, tapi terpecah-pecah seperti
kulit jeruk yang sudah dikupas dan ditempelkan lagi satu sama lain. Pecahan-
pecahan lempengan disebut tektonik. Sambungan lempengan-lempangan
membentuk semacam garis di permukaan Bumi, antara lain lempengan Afrika,
Antartika, Australia, Eurasia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan lempengan
Pasifik.
Sambungan lempengan tersebut ada yang membentuk garis (lihat gambar),
di mana pada daerah ini sangat rawan gempa — 90% gempa di Bumi terjadi
berasal dari pertemuan lempeng di garis ini. Garis ini disebut juga "cincin api"
(ring of fire), dan Indonesia dilewati oleh garis-cincin ini!
Gempa Bumi
Lempengan tektonik tertahan sedemikian rupa sehingga sanggup melawan
pergerakan magma di bawahnya. Namun sangat memungkinkan jika kemudian
lempengan tersebut bergerak relatif terhadap lempengan yang lain, sehingga dua
lempeng bisa saling mendekat (sampai berbenturan), menjauh, atau bergesekan
28
dengan arah paralel. Ini semua menimpulkan getaran keras yang merambat sampai
ke permukaan tanah yang kemudian disebut gempa.
Gempa mungkin diikuti oleh empat hal: terbuatnya lembah atau gunung
baru, meletusnya gunung, keluarnya magma dari perut Bumi (magma yang sudah
keluar dari perut Bumi disebut lava), dan terakhir jika terjadi di dasar laut
mengakibatkan tsunami.
Pergerakan magma yang terus menerus membuat kulit Bumi selalu dalam
proses evolusi. Konsekuensinya potensi gempa selalu tinggi untuk terjadi. Gempa
sudah terjadi semenjak Bumi terbentuk dan akan terus terjadi. Gempa-gempa kecil
selalu terjadi di sepanjang cincin-api, gempa besar memang jarang tapi terjadi
secara berulang (berperiodik).
Kerusakan gempa pada sebuah kota tidak hanya bergantung pada kekuatan
gempa (biasanya diukur oleh satuan Skala Richter, SR), tapi juga seberapa jauh
kota tersebut dari pusat gempa (episentrum) dan bagaimana tanah itu bergetar.
Karena alasan itu gempa di Jogja pada Mei 2006 yang "hanya" berskala ~5.5 SR
relatif lebih menghancurkan daripada gempa di Bengkulu September 2007
kemarin.
Bahaya sekunder gempa (seperti gunung meletus dan tsunami) juga tidak
kalah berbahayanya. Masih jelas ingatan kita kedahsyatan tsunami di Aceh akhir
tahun 2005 dan kemudian di Pangadaran di awal tahun 2006. Atau bagaimana
dahsyatnya (walau kita hanya mendapatkan ceritanya saja) letusan gunung
Krakatau pada tahun 1889, menyemburkan batu-batu besar baik berupa cair (lava)
dan padat. Di kampung ayah saya, Pasir laweh (Batu Sangkar, Sumatera Barat),
masih bisa disaksikan bongkahan-bongkahan batu sebesar rumah tipe 45
bertingkat dua yang berasal dari letusan gunung Merapi pada tahun 1975.
Gempa dan bahaya sekunder gempa lainnya sangat berpotensi
menghabiskan umat manusia dan segala peradabannya. Kita tahu tapi sampai
sekarang kita tidak mampu berbuat apa-apa. Kalau sekarang kita sudah sanggup
dengan baik memprediksi iklim dan cuaca (termasuk memperkirakan kedatangan
angin topan) dan juga sudah punya cara meminimalisir kerugian badai, tapi tidak
ada yang bisa kita lakukan terhadap gempa. Ilmu dan teknologi kita belum
29
sanggup untuk memprediksi gempa, apa lagi mengatasi gempa. Jika gempa
terjadi, hanya diam yang bisa kita lakukan. Jelas sekali ketidakberdayaan manusia
di sini.
30
terjadi kepanikan seluruh manusia dari seluruh alam (termasuk dari bumi). Di
akhirat kelak masih ada matahari dan planet yang masing-masing merupakan
tempat surga dan neraka. Mungkinkah pada waktu itu hanya ada matahari tunggal
dengan planet tunggal yang ukurannya maha besar karena berkumpulnya semua
materi alam?
Pergerakan Gunung
Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam
sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.
"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang
membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)
31
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang
masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua
raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan
India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika
Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana
dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak
pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun.
Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah
daratan dan lautan di Bumi. Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah
penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan
peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km,
terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan
utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng
tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa
benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan
berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-
menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara
perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar.
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and
Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut
Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental
drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National
Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta
ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan
dalam Al Qur’an.
Kadar Hujan
32
Fakta lain yang diberikan dalam Al Qur’an mengenai hujan adalah bahwa
hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Surat Az
Zukhruf sebagai berikut;
"Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu
Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan
dikeluarkan (dari dalam kubur)." (Al Qur'an, 43:11)
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian
modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton air menguap dari bumi.
Angka ini menghasilkan 513 trilyun ton air per tahun. Angka ini ternyata sama
dengan jumlah hujan yang jatuh ke bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air
senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut "ukuran atau
kadar" tertentu. Kehidupan di bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan
sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka
tidak akan mampu membuat siklus seperti ini.
Per tahunnya, air hujan yang menguap dan turun kembali ke Bumi dalam
bentuk hujan berjumlah "tetap": yakni 513 triliun ton. Jumlah yang tetap ini
dinyatakan dalam Al Qur'an dengan menggunakan istilah "menurunkan air dari
langit menurut kadar". Tetapnya jumlah ini sangatlah penting bagi
keberlangsungan keseimbangan ekologi dan, tentu saja, kelangsungan kehidupan
ini,..
Bahkan satu penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera
mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di
bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun setiap tahun
dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan dalam Al Qur’an.
33
Fisika adalah salah satu jalan untuk mengenal-Nya
Bumi yang kita tempati, sampai kapankah akan bertahan? Adalah kewajiban
kita untuk menjaganya. MAHA BESAR ALLAH PENCIPTA SEMUA INI.
34
untuk dibahas. Misalnya, bagaimana proses meluncurnya roket yang diluncurkan
NASA keluar angkasa sehingga bisa mencapai luar atmosfer bumi? Bagaimana
atom-atom bereaksi sehingga terjadi reaksi inti yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai Pembangkit Tenaga Nuklir? Kenapa ketika kita menaiki kendaraan lalu
berhenti dengan tiba-tiba, kita akan terjungkal kedepan? Bagaimana lampu
dirumah bisa menyala terang? Semua pertanyaan ini sangat mengasyikkan untuk
dibahas, tetapi kenapa fisika bisa terlalu menjemukan? Pasti ada yang salah disini!
Manusia adalah makhluk yang memiliki tujuan dibumi ini untuk beribadah
kepada Allah, ibadah ini dalam pengertian yang luas dan bukan hanya ibadah yang
sifatnya khusus belaka. Untuk memaksimalkan ibadah dan penghambaan manusia
pada Sang Pencipta Itu, manusia harus mengenal Ayat-Ayat Kauniyah dan
Qur'Aniyah yang telah diturunkan sebagai kebenaran bagi manusia. Salah satu
Ayat Kauniyah itu adalah Fisika. Jadi, Fisika seharusnya menyenangkan, karena
dengan jalan demikian -yang merupakan salah satu dari banyak jalan- kita dapat
lebih memaksimal potensi religiousitas kita. Ketika kita belajar fisika, kita melihat
fenomena-fenomena alam yang begitu menakjubkan dihadapan kita, kita tahu
mengenai black hole, hukum archimedes untuk menentukan massa jenis, hukum
bernoulli yang diusahakan dapat meminimalisir lumpur lapindo, dan lain
sebagainya. Lalu, kita mulai bertasbih, memuji-Nya atas kekomplekan penciptaan
dihadapan kita, dan merenungi diri kita, bahwa kita kecil setelah dihadapkan
dengan alam semesta yang luas ini.
Jadi Fisika, bukanlah kumpulan rumus-rumus rumit yang kita tidak paham
mengenai perjanjian simbol yang ada didalamnya sehingga kita tidak bisa
memahami isi didalamnya. Dan juga bukan hitung-menghitung yang menjemukan
untuk dilakukan karena menghitung bukanlah tujuan utama dalam mengkaji alam.
Kerangka matematis digunakan dalam fisika hanya untuk membuktikan kepastian
ukuran atau kuantitas secara logis dalam suatu kasus fisis. Karena sebenarnya
banyak kasus dalam fenomena fisika yang dicoba untuk diselesaikan merupakan
bentuk model, yaitu dengan mengabaikan beberapa faktor lain untuk
menyederhanakan.
35
20. Lautan yang Tidak Bercampur Satu Sama Lain
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah
berkaitan dengan ayat Al Qur’an sebagai berikut:
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing." (Al
Qur'an, 55:19-20)
Terdapat gelombang besar, arus kuat, dan gelombang pasang di Laut Tengah
dan Samudra Atlantik. Air Laut Tengah memasuki Samudra Atlantik melalui selat
Jibraltar. Namun suhu, kadar garam, dan kerapatan air laut di kedua tempat ini
tidak berubah karena adanya penghalang yang memisahkan keduanya.
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain
ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika
yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling
bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan
permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat
dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of
Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak
memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun
ilmu kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an.
36
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari
gunung.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya
bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung
berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
37
Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton,
Massachusetts, 1985, s. 305)
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah
perumpamaan sebagai "pasak":
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan
gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan
kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-
titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka
memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas
lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat
menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu
tetap menyatu.
Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan
istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi
bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth
Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan
penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai
suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya
bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)
38
Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang
lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan,
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan
dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-
celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk
dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-
partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam,
lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini,
yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di
sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme
yang disebut "perangkap air".
39
TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel
-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang
menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah
sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-
Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar.
Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur’anlah yang
menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah
mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum
ditemukan oleh ilmu pengetahuan.
Dalam sebuah ayat, informasi tentang proses pembentukan hujan dijelaskan:
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-
tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah
(juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-
gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran)
es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang
dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan." (Al Qur'an, 24:43)
Para ilmuwan yang mempelajari jenis-jenis awan mendapatkan temuan yang
mengejutkan berkenaan dengan proses pembentukan awan hujan. Terbentuknya
awan hujan yang mengambil bentuk tertentu, terjadi melalui sistem dan tahapan
tertentu pula. Tahap-tahap pembentukan kumulonimbus, sejenis awan hujan,
adalah sebagai berikut:
TAHAP - 1, Pergerakan awan oleh angin: Awan-awan dibawa, dengan
kata lain, ditiup oleh angin.
TAHAP - 2, Pembentukan awan yang lebih besar: Kemudian awan-awan
kecil (awan kumulus) yang digerakkan angin, saling bergabung dan membentuk
awan yang lebih besar.
40
TAHAP - 3, Pembentukan awan yang bertumpang tindih: Ketika awan-
awan kecil saling bertemu dan bergabung membentuk awan yang lebih besar,
gerakan udara vertikal ke atas terjadi di dalamnya meningkat. Gerakan udara
vertikal ini lebih kuat di bagian tengah dibandingkan di bagian tepinya. Gerakan
udara ini menyebabkan gumpalan awan tumbuh membesar secara vertikal,
sehingga menyebabkan awan saling bertindih-tindih. Membesarnya awan secara
vertikal ini menyebabkan gumpalan besar awan tersebut mencapai wilayah-
wilayah atmosfir yang bersuhu lebih dingin, di mana butiran-butiran air dan es
mulai terbentuk dan tumbuh semakin membesar. Ketika butiran air dan es ini telah
menjadi berat sehingga tak lagi mampu ditopang oleh hembusan angin vertikal,
mereka mulai lepas dari awan dan jatuh ke bawah sebagai hujan air, hujan es, dsb.
(Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky,
1981, The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975,
Elements of Meteorology, s. 141-142)
Kita harus ingat bahwa para ahli meteorologi hanya baru-baru ini saja
mengetahui proses pembentukan awan hujan ini secara rinci, beserta bentuk dan
fungsinya, dengan menggunakan peralatan mutakhir seperti pesawat terbang,
satelit, komputer, dsb. Sungguh jelas bahwa Allah telah memberitahu kita suatu
informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.
41
yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan
siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan
kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Kemudian Kami tundukkan
kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang
dikehendakinya. QS Shaad (38:36) Berdasar petunjuk Al Qur’an tersebut dapat
dihitung kecepatan terbang Nabi Sulaiman. Bila pada catatan kaki terjemahan Al
Qur’an oleh Depag RI bahwa kecepatan yang ditempuh Nabi Sulaiman dari pagi
sampai sore hari sama dengan yang ditempuh onta yang cepat dengan perjalanan 2
bulan. Penjelasan tersebut berdasar asumsi bahwa di Palestina (tempat kerajaan
Nabi Sulaiman) pada waktu itu perjalanan menggunakan onta. Apabila
menggunakan kecepatan onta sebagai acuan maka dapat diketahui bahwa
kecepatan onta balap bisa mencapai 40 MPH (64,37 km/jam), bila kecepatan ini
yang digunakan untuk perhitungan tidak tepat karena untuk perjalanan jauh onta
hanya mampu menempuh jarak 48 km/hari bahkan dengan karavan hanya mampu
menempuh jarak 25 MPH/hari.
Berdasar petunjuk dalam Al Qur’an, pada waktu itu Nabi Sulaiman senang
memelihara kuda dan lebih banyak menggunakan kuda, seperti dalam Al Qur’an
Surat Shaad (38:30-33): 30. Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia
adalah sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya), 31.
(ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu
berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, 32. maka ia berkata:
"Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)
sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan."
33. "Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku." Lalu ia potong kaki dan leher
kuda itu. Dengan demikian untuk menghitung jarak perjalanan darat selama 2
bulan lebih sesuai berdasarkan kecepatan kuda. Rata-rata kecepatan kuda berlari
sedang untuk perjalanan jauh yaitu 40 MPH (64,37 km/jam).
Seperti disebutkan pada QS Shaad ayat 31 di atas, bahwa kuda mampu
berlari dalam perjalanan sejak pagi sampai sore dan lebih cepat pada sore hari.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menempuh perjalanan, kuda
kadang berjalan kadang berlari. Untuk memperoleh perkiraan dapat dirata-rata
42
antara kuda berjalan dengan kuda berlari sedang. Dari data yang ada kecepatan
kuda berjalan yaitu 4 MPH. Dengan demikian kecepatan rata-rata kuda untuk
perjalanan yaitu: (4 + 40)/2 = 22 MPH atau 35,4 km/jam. Apabila dalam sehari
perjalanan sejak pagi sampai sore adalah 12 jam maka jarak yang ditempuh
selama satu hari dengan kuda yaitu: 12 X 22 MPH = 264 Mile/day atau 424,87
km/hari Jarak yang ditempuh selama 2 bulan atau 60 hari dapat dihitung: 264 X
60 = 15.840 Mile atau 25.492 km Bila waktu dihitung sejak pagi sampai sore
adalah 12 jam maka kecepatan terbang Nabi Sulaiman yaitu jarak yang ditempuh
kuda selama 2 bulan dibagi dengan waktu tempuh Nabi Sulaiman terbang sejak
pagi sampai sore: 25.492/12 = 2.124,33 km/jam Kecepatan tersebut hampir sama
dengan 2 kali kecepatan suara, sebagai perbandingan pesawat jet mampu terbang
3.000 km/jam atau 3 kali kecepatan suara. Sungguh luar biasa karunia Allah yang
diberikan kepada Nabi Sulaiman. Apakah mungkin pada jaman itu sudah ada
eknologi untuk terbang dengan kecepatan itu? Sangat mungkin dan ada yang lebih
cepat lagi yaitu dari negeri Saba’ ke Palestina degan jarak 2.000 km dapat
dipindahkan singgana ratu Bilqis dalam waktu hitungan sepersekian detik
(sebelum mata berkedip).
Tentu kita akan bertanya, dengan apa Nabi Sulaiman terbang? Berdasar hasil
perhitungan tersebut dapat diduga bahwa ada suatu wahana yang diciptakan oleh
anak buah Nabi Sulaiman yang terdiri dari jin dan syetan. Wahana tersebut bisa
saja berupa pesawat terbang canggih karena pada jaman itu teknologi sudah
sangat maju. Disebutkan dalam Al Qur’an Al Anbiyaa' (21: 81-82): 81. Dan (telah
Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang
berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan
adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. 82. Dan Kami telah tundukkan
(pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam
laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami
memelihara mereka itu. Juga pada ayat lain dijelaskan: Para jin itu membuat untuk
Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-
patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap
(berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada
43
Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. QS Saba’
(34:13) Apabila ada pertanyaan: Semaju apa jaman Nabi Sulaiman itu? Kebesaran
dan kemajuan jaman Nabi Sulaiman tidak akan dapat disamai oleh generasi
berikutnya. Seperti dalam doa Nabi Sulaian seperti yang tercantum pada Al
Qur’an Surat Shaad (38:35): Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan
anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun
sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." Semoga semakin
menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Maha benar Allah dengan segala
FirmanNya. Sragen, 8 Syawal 1428 H L.
Maksudnya bila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah
hari maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat
dalam sebulan. Begitu pula bila ia mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai
sore, maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan.
44
dengan kencang Juga pada QS Al Mursalat ayat 1-2 dijelaskan bahwa malaikat
terbang dengan kencang atau cepat: 1. Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk
membawa kebaikan, 2. dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya
[1537], Bagaimana malaikat terbang? Malaikat dapat terbang karena memiliki
sayap, ada yang mempunyai 2, 3 atau 4 sayap. Disebutkan pada QS Faathir ayat 1:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dari penjelasan tersebut dapat lebih jelas bahwa
yang mampu terbang dengan kecepatan tinggi adalah malaikat. Seberapa cepat
terbangnya? Apakah sama dengan kecepatan cahaya atau berapa kalinya? Dalam
QS Al M a´aarij ayat 4 secara jelas disebutkan: Malaikat-malaikat dan Jibril naik
(menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.
Petunjuk dalam ayat tersebut sangat jelas bahwa perbandingan kecepatan
terbang malaikat adalah dalam sehari kadarnya 50.000 tahun. Berdasarkan metode
penghitungan yang dilakukan DR. Mansour Hassab El Naby seperti dalam
tulisannya bahwa untuk satu hari yang berkadar 1.000 tahun sama dengan
kecepatan cahaya (299.792,4989 km/detik). Berdasar rumus-rumus dan cara yang
sama untuk perbandingan sehari sama dengan 50.000 tahun dapat diperoleh hasil
perhitungan sama dengan 50 kali kecepatan cahaya (14.989.624,9442 km/detik).
Kesimpulannya adalah berdasarkan informasi dari Al Qur’an dapat dihitung
kecepatan terbang malaikat dan Jibril yaitu 50 kali kecepatan cahaya! Masya
Allah! Sampai saat ini pengetahuan manusia belum menemukan sesuatu pun yang
mempunyai kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Berdasarkan petunjuk Al
Qur’an sangat jelas disebutkan bahwa malaikat dan Jibril mempunyai kemampuan
terbang 50 kali kecepatan cahaya.
Hal tersebut bisa dimaklumi karena penciptaan malaikat berasal dari unsur
cahaya (nuur). Suatu saat diharapkan ilmuwan muslim dapat meneliti petunjuk
tersebut dan menjadi penemu yang selangkah lebih maju karena berdasarkan Al
Qur’an, kitab suci yang merupakan satu-satunya kitab yang eksak, berisi
45
kepastian karena merupakan Firman Allah SWT. Maha benar Allah dengan segala
Firman-Nya.
46
Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa
bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra
yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah,
para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci
tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam"
digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu
keajaiban Al Qur’an, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat
yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.
Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur "Atau seperti gelap gulita
di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya awan…"
mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Qur’an yang lain.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar
lautan, yang "terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki
kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan
gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan
samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih
tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti
gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana
gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia,
tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar
garam di tempat-tempat tertentu.
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan
penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat
gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan
gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah
mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman
samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini
memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
47
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an.
Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Kata "anzalnaa" yang berarti "kami turunkan" khusus digunakan untuk besi
dalam ayat ini, dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi
diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita
mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni "secara bendawi diturunkan
dari langit", kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang
sangat penting.
48
tersebut: Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad
ke-7 ketika Al Qur'an diturunkan.
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
49
pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen
utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah
organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti
sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom
yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi
genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia.
Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang
merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang
membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.
50
ilmu Fisika, Teori kuantum yang awalnya adalah mekanika kuantum merupakan
teori gelombang dari partikel (materi). Pertama kali dinyatakan dalam bentuk
persamaan gelombang oleh seorang fisikawan Austria, Erwin Schroedinger,
persamaan yang kemudian dikenal sebagai persamaan Schroedinger ini
didasarkan pada teori Louis de Broglie yang menyatakan bahwa partikel memiliki
sifat gelombang. Dengan menggunakan persamaan ini fenomena sifat diskrit
energi atom Hidrogen muncul secara natural, yang selanjutnya juga teramati pada
molekul, atau partikel terikat dalam suatu potensial. Fenomena ini merupakan
salah satu fenomena yang tidak teramati di alam makro, tempat fisika klasik
terbukti dominan.
51
dengan ilmu kita. Dengan demikian maka dengan bertambahnya ilmu dan
teknologi kita, diharapkan bahwa keimanan kita akan juga bertambah dalam
sejalan dengan bertambahnya ketakjuban kita akan luas dan dalamnya alam yang
diciptakan oleh Allah rabbul alamien. Inilah salah satu dari tolok ukur ilmu yang
bermanfaat menurut sunnah Rasul, yaitu bermanfaat untuk menambah keimanan
kita, disamping tentu saja ilmu yang menghasilkan manfaat langsung bagi
kesejahteraan sesama makhluk Allah rabbul alamien. Wallahu a'lam bishshawab.
(SFR)
52
Persis sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur’an, atmosfir terdiri dari tujuh
lapisan. Ini pastilah salah satu keajaiban Al Qur’an.
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-
lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana
dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber
ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan.
Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis
gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia
membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas
troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer
di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut
MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi
membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian
terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini
dinamakan EKSOSFER.
Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah
tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti
dinyatakan dalam ayat tersebut.
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat
ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain,
Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit
tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap
lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan
53
umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki
fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi
sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan
terhadap dampak meteor yang berbahaya.
Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut:
Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir.
Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir. Adalah sebuah keajaiban
besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih
abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.
54
"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)
Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang
ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)
"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu
adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia
memperhatikannya." (Al Qur'an, 80:11-12)
55
"…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan …
… dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan
berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat,
di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi,
melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar
angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis sebagaimana dinyatakan dalam
ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad
ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan.
56
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun
1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom
Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling
menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak
menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus
“mengembang”. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya
memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini
diterangkan dalam Al Qur’an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini
dikarenakan Al Qur’an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur
keseluruhan alam semesta.
57
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara
berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat
sebagai sesuatu yang lama:
"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka
menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah
kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di
bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al
Qur'an, 23:122-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al
Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al
Qur'an adalah Kitab Suci.
58
ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari
spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga
melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai
sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
59
dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka
kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet
berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius -
tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan
Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-
Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.
Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat
baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan
yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut,
teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250
kilometer di atas atmosfir bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga
mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas
bumi. Ia melingkupi bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar
angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad
lampau, kita telah diberitahu dalam Al Qur'an tentang atmosfir bumi yang
berfungsi sebagai lapisan pelindung.
60
Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang
mengatur matematika tata letak dan tata gerak semesta. Pertama adalah
gravitasi yang membuat materi bermassa saling tarik. Kedua adalah
elektromagnetika yang bekerja pada muatan listrik yang diam dan bergerak,
termasuk antara inti atom dan elektron. Ketiga adalah interaksi lemah yang
mengikat inti atom. Dan keempat adalah interaksi kuat yang mengikat partikel
yang menyusun inti atom. Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah
berbagai macam benda angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan
sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun meski semua benda-benda
angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia tetapi masingmasingnya
mempunyai daya tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada jarak sesuatu
planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari.
Semakin dekat suatu planet pada matahari semakin kecillah daya tarik
magnetnya dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu.
Sebaliknya bila suatu planet jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya
lebih besar dan atmosfirnya lebih tipis. Demikian pula susunan bintang-
bintang yang mengorbit dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai
tariknya. Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang
dinamakan Simple, untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri: Dari
utara keselatan membujur. Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi
ini 3600 dalam waktu 24 jam atau tepatnya 23 Jam 56 menit. Hal itu berlaku
berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan magnet
negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang
dimiliki matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan
adanya tarik menarik antara bumi dan matahari disepanjang jaman. Bumi
berputar disumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu
yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.
Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari
sembari membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahri. Kutub
selatan bumi menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang
ditarik oleh kutub selatan matahari. Unsur magnet yang dikutub utara dan
61
selatan bumi berpapasan dalam perut bumi dan perantukannya bisa
menimbulkan gempa dan letusan gunung. Jadi magnet bumi ini hanya keluar
dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini membeku praktis
dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian kita namakan
dengan sistem Simple.
Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan
di selatan,terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah
tempat sejauh maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100
kilometer. Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut : “Dan Dia tempatkan
Rawasia di bumi untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang dan garis
edaran agar kamu mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan
matahari atau bintang-bintang mereka akan mendapat petunjuk.” (QS. 16:15-
16) Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah
equator bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika
pada kedua tanggal itu orang memperhatikan kompas akan kelihatanlah kedua
jarumnya tepat menunjuk kearah utara dan selatan kutub putaran bumi. Ini
memperlihatkan bahwa antara kedua ujung Rawasia bumi terbentuk segitiga
sama kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga. Adakalanya matahari itu
miring keselatan, penanggalan waktu itu mencatat tanggal 22 Desember,
berlakulah puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan puncak musim
dingin dibelahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari berada
maksimal diutara dan berlakulah siang yang panjang dibelahan utara bumi dan
malam yang panjang dibelahan selatan.
Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum
kompas berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagai
dikatakan tadi : Ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama
kaki dengan matahari. Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh
pada matahari karena daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit,
sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya
jatuhnya gravitasi pada matahari sebagai pusat orbit. Daya lanting bumi dan
daya jatuhnya sama besar disebut orang dengan Equillibrium, karena itu
62
sampai sekarang bumi yang kita diami ini senantiasa berputar beredar
mengelilingi matahari.
AlQur'an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda
angkasa, tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan
bebas terapung. Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal
dan gaya tarik universal yang menyebabkan setiap planet itu berputar
disumbunya sembari membawanya berkeliling matahari. Kini kita misalkan
saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan daya jatuhnya
ditiadakan ? Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan
matahari sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35:41 diatas. Jadi
tenaga centrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga
gravitasi dihilangkan. Akhirnya kita terbentur kepada : Bagaimana cara
menghilangkan daya jatuhnya itu ? Suatu cara adalah dengan memutar bagian
pesawat secara horizontal, bila putaran itu semakin cepat akan semakin
besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah daya gravitasi, akhirnya daya
jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan
mudah tanpa pengaruh tarikan bumi. Tentu orang akan heran : bagaimana pula
pesawat dapat berputar terus menerus tanpa tumpuan ? Dari itulah kita
namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat berupa piring
dempet yang ditengahnya tempat penumpang :
1. Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin
kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
2. Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin
kepinggir massanya lebih tebal dan berat.
3. Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta
perlengkapan dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus. Perlu ada
satu mesin yang memutar dua piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi
masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara
ataukah yangmengangkat roket Apollo dari bumi.
Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak
udara
63
sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak kekiri oleh Negatif
disambut tolakan kekanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur begitu rupa
hingga hal itu jadi tenaga untuk mengangkat pesawat yang bebas gravitasi
atau pinggiran itu boleh pula licin saja maka tenaga naiknya harus
ditimbulkan oleh ledakan dari dalam seperlunya.
Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah
ditimbulkan oleh satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang
Neutral. Semakin cepat putarannya akan semakin hilanglah bobot pesawat itu
untuk jatuh kebumi, karenanya pesawat itu dapat turun naik dengan mudah
atau berhenti diudara. Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana
ada mesin yang memutar Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat
itu tidak goncang. Kecepatan putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral
itu sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif harus lebih berat. Bagian
Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif dan Negatif.
Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk terdapat
dipusat Positif, yaitu diatas pesawat. Pinggiran yang tipis dari Neutral diberi
saluransaluran penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan serta untuk
keperluan lainnya.
Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang kebal peluru, tak
membutuhkan
landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, water proff, dapat
leluasa untuk berbagai keperluan didarat dilaut dan diangkasa bebas tanpa
bobot. Baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, efektif,
tidak memerlukan bantuan dan pengawasan dari pangkalannya. Pesawat
seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini terlihat dari
ayat AlQur'an berikut : Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya. Setiap
orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama
Daud gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burungburung yang bertasbih. Dan
Kamilah yang melakukannya. (QS. 21:79) Dan bagi Sulaiman angin; yang
perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan dan diwaktu
sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki baginya sumber logam.
64
Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin Tuhannya; dan siapa
yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan
kepadanya siksaan api yang menyala. Mereka mengerjakan untuknya apa yang
dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta
piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai
keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang
berterima kasih. (QS. 34:12-13)
Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu
pengetahuan
yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami
hukum-hukum alam termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan
aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi dan lain sebagainya
sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks disini khususnya
adalah angin sehingga dengan tekhnologinya beliau mampu melakukan
perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi lamanya dengan
perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan.
Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia
tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak,
makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita
dongeng Abrakadabra layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca meskipun
jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan
hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis. Tentunya sang
Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat cepat
itu. Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat AlQur'an
diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada
bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari
pengaruh gravitasi bumi. Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman
ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai
gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga
memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan
umatnya dari ketinggian. Ingat selain berpangkat sebagai Nabi Allah Sulaiman
65
juga berkedudukan sebagai seorang raja waktu itu. Apa yang sudah dicapai
oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang waktu itu, belumlah
bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa ini, kita baru bisa
memotong kompas yang amat sederhana, jika sebelumnya perjalanan dari
Palembang ke Jakarta ditempuh berkendaraan darat memakan waktu 1 hari
penuh tanpa berhenti, dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1
jam. Namun Nabi Sulaiman Perjalanannya di waktu pagi sama dengan
sebulan perjalanan manusia biasa Bayangkan berapa kecepatan yang dapat
ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini bahkan hingga naik keluar
angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman. Disini kita kembali berurusan
dengan masalah ruang dan waktu yang selalu menjadi salah satu topik utama
Qur'an.
1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47). Dan mereka meminta
kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan
menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti
seribu menurut perhitunganmu. 1 hari malaikat = 50.000 tahun manusia (QS.
70:4). Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam
sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. Maksudnya: malaikat-malaikat
dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan
oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun. 1 hari Nabi Sulaiman =
2 bulan manusia (QS. 34:12). Dan kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman,
yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan
perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan dan kami alirkan
cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di
hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang
menyimpang di antara mereka dari perintah kami, kami rasakan kepadanya
azab neraka yang apinya menyala-nyala.
maksudnya bila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah
hari Maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang
cepat dalam sebulan. begitu pula bila ia mengadakan perjalanan dari tengah
hari sampai sore, Maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan.
66
Bandingkan dengan waktu tempuh Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin
selaku Nabi penutup dalam perjalanannya ke Muntaha melewati garis tengah
bima sakti yang dalam perhitungan sekarang = 10 milyard tahun cahaya dalam
waktu 1 malam atau 1/2 hari manusia untuk menghadap Allah. Sungguh Allah
maha besar dan maha berkuasa atas segala sesuatunya. Pada bahagian yang
lain, AlQur'an juga menyatakan bahwa tekhnologi yang dimiliki oleh Nabi
Sulaiman juga telah mencakup tekhnologi tranformasi, ingat pada peristiwa
pemindahan singgasana ratu Saba' yang dilakukan oleh seorang manusia yang
mempunyai ilmu dari kitab dari kerajaan Nabi Sulaiman. Dia berkata: "Wahai
masyarakat, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa
singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-
orang yang muslimin ?". Berkatalah 'Ifrit dari golongan Jin: "Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak
dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi
dapat dipercaya". Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari
kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata:"Ini karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah
aku bersyukur atau mengingkari ? Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS.
27:38-40). Dr. Yahya Sa'id al-Mahjari, seorang sarjana Muslim Arab dari
Mesir yang sekarang bertugas sebagai konsultan utama tentang keadaan energi
dan lingkungan pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia mengatakan
bahwa apa yang dilakukan oleh orang tersebut dipandang dari sudut ilmu
pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu
langkah maju sekali. Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba'
menjadi semacam energi tidaklah penting apakah energi itu berupa panas
seperti yang kita dapatkan dari peralatan atomik model sekarang yang
berkapasitas rendah namun suatu energi yang menyerupai listrik atau cahaya
dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik. Kedua, ia berhasil mengirim
67
energi itu dari negri Saba' di Yaman kenegri Nabi
SUlaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik
magnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka
waktu yang ditempuh energi itu untuk sampai kenegri Nabi Sulaiman adalah
kurang dari satu detik, meskipun jarak antara Saba' dan kerajaan Nabi
Sulaiman mencapai 3.000 kilometer. Ketiga, ia mampu mengubah energi itu,
ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman, menjadi materi sama persis seperti
gambaran materi sebelumnya atau proses materialisasi, artinya, setiap benda,
bagian dan atom kembali kebentuk dan tempat asalnya semula. Sesungguhnya
energi atau at-thaqqah dan materi atau al-maddah adalah dua bentuk berbeda
dari benda yang sama. Materi bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya.
Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi dalam
berbagai perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom
antara lain melahirkan atau memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan
peradaban manusia banyak. Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam
mengubah materi menjadi energi masih berada dalam tahap perbaikan serta
pengembangan. Demikian pula, manusia telah berhasil kendatipun dalam
kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi menjadi materi dengan alat
yang disebut Akselerator partikel (particel accelerator). Walaupun demikian,
kadar kemampuan dalam hal itu masih terus ditingkatkan dan disempurnakan,
sehingga kita akan sampai pada satu kesimpulan, pengubahan materi menjadi
energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan secara
ilmiah dan praktis. Jika manusia kelak bisa melakukan perubahan antara
materi dan energi dengan mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan
total dan mendasar. Bahkan, boleh jadi manusia melahirkan revolusi besar-
besaran dalam kehidupan modern sekarang. Salah satu sebab yang
memungkinkan pengiriman energi adalah menggunakan kecepatan cahaya
pada gelombang mikro ketempat mana saja yang kita inginkan, yang
kemudian kita ubah kembali menjadi energi. Dengan cara itu, kita bisa
mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja, bahkan rumah berikut isinya
bisa dipindahkan kedaerah mana saja dimuka bumi ini menurut pilihan kita
68
atau malah dipindahkan kebulan atau Mars sekalipun hanya dalam beberapa
detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita tonton dalam
serial televisi StarTrex. Tetapi satu hal yang masih diakui sebagai kendala
utama oleh para sarjana fisika untuk membuktikan mimpi ini adalah
menggabungkan dan merangkaikan bagian-bagian atau atom-atom partikel
dalam bentuk aslinya secara sempurna sehingga setiap atom diletakkan pada
tempat semula sebelum atom itu diubah menjadi energi guna melakukan tugas
pokoknya.
Masih ada kesukaran lain yang harus dihadapi oleh Sains modern, yaitu
kemampuan menghimpun gelombang elektro magnetik yang ada sekarang,
yang tampaknya hanya 60% saja. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu
diudara.
Mengubah materi menjadi gelombang mikro telah tercapai sekarang ini
dengan
metode yang ditempuh manusia dalam bentuk aslinya yang memerlukan
pengubahan materi menjadi energi panas, lalu energi mekanik kemudian
energi listrik dan terakhir dikirimkan lewat gelombang mikro. Itulah sebabnya
kita mendapatkan bahwa bagian terbesar dari materi yang kita dahulukan
membuatnya itu tercerai-berai dicelah-celah perubahan tersebut, dan sisanya
hanya bagian kecil-saja yang dapat kita kirimkan lewat gelombang mikro.
Kemampuan pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik tidak akan
lebih dari 20%. Meskipun kita telah melewati kelemahan teknologi sekarang
dalam mengubah uranium menjadi energi, maka yang berubah menjadi energi
itu hanyalah bagian kecil dari uranium. Sementara sisanya ada pada panas
nuklir yang memancarkan energinya pada ribuan dan jutaan tahun dan
berubah menjadi anasir lain sehingga akhirnya menjadi timah. Jika saja kita
bisa memanfaatkan sebagian lagi dari materi yang tercerai-berai itu, tentulah
berarti jika kita mulai membuat singgasana Ratu Saba', lalu kita ubah menjadi
energi melalui suatu metode tertentu dan kita kirimkan energi ini via
gelombang mikro kemudian gelombang ini kita terima lagi lalu kita ubah
sekali lagi menjadi energi atau diubah menjadi materi, maka kita tidak akan
69
mendapatkan lebih dari 5% dari singgasana Ratu Saba' itu. Sisanya tercerai-
beraikan dicelah-celah perubahan-perubahan itu jika kita lihat kemampuan
paling minimal dalam praktik ini. Yang 5% dari materi asli itu tidak akan
cukup untuk membangun satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba',
baik kakinya maupun tangannya. Namun hasil yang dicapai oleh prajurit Nabi
Sulaiman itu adalah 100% sehingga sang Nabi sendiri berkata sebagaimana
disebutkan dalam AlQur'an, Ia berkata: Ubahlah singgasananya itu; Akan kita
lihat apakah dia mengenalinya ataukah tidak. Maka tatkala ia datang
ditanyakanlah kepadanya:"Serupa inikah singgasanamu ?" Dia
menjawab:"Seakanakan singgasana ini adalah singgasanaku. kami telah diberi
pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".
(QS. 27:41-42). Sayangnya, sebagaimana yang umum terjadi disetiap negri
yang makmur, akan selalu ada kelompok-kelompok tertentu yang iri dan
dengki dengan keberhasilan orang lain, begitupula halnya dengan
pemerintahan Nabi Sulaiman, ada orang-orang yang ingkar kepada Allah dan
kenabiannya mengatakan hal-hal yang mereka buat-buat : Dan mereka
mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan tentang kerajaan Sulaiman
padahal Sulaiman tidaklah kufur, melainkan setan-setan itu yang kufur.
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan yang diturunkan atas dua
orang berkuasa di Babilon bernama Harut dan Marut. Padahal tidaklah
keduanya mengajar seseorang sebelum mengatakan: "kami tidak lain hanya
ujian, karenanya jangan kamu kufur". (QS. 2:102) Sulaiman, adalah seorang
yang cerdas dan mumpuni serta mendalam ilmunya, baik dibidang tekhnologi
maupun psikologi, dia juga mengetahui bahwa betapa kekuasaan yang telah
diberikan oleh Allah kepadanya adalah suatu hal yang berat dan penuh
tanggung jawab, ia pesimis bahwa sepeninggalnya kelak kerajaannya akan
tetap langgeng, aman sejahtera sebagaimana sewaktu dia masih ada, selain itu
ia juga khawatir bahwa ketinggian tekhnologi kerajaannya itu akan
menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi manusia jika sampai jatuh
ketangan yang tidak bertanggung jawab. Karenanya Sulaiman dengan
kedudukannya sebagai seorang Nabi telah berdoa kepada Allah : Ia
70
berkata:"Ya Tuhanku, berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau
sungguh Yang Maha pemberi". (QS. 38:35).
Sungguh besar perhatian Nabi Sulaiman bagi peradaban manusia,
melalui doanya itu, beliau bukan ingin menghalangi orang lain mencapai
peradaban yang tinggi melampui apa yang dicapainya, melainkan malah ingin
menghindarkan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kemajuan itu sendiri.
Apa yang telah dicapai oleh Nabi Sulaiman, sebuah kerajaan yang besar dan
megah, beristanakan kaca serta dipenuhi dengan berbagai gedung yang
menjulang tinggi dan pesawat udara canggih berbentuk piring yang
kecepatannya dalam sehari dua bulan perjalanan manusia biasa disertai pula
kemampuannya berbahasa binatang sekaligus mampu mengendalikan prajurit
dan buruh tangguh yang terdiri dari Jin dan manusia serta pasukan burung
yang dapat ia perintah menurut apa yang dikehendakinya lengkap dengan
segala kemajuan tekhnologinya, termasuk transformasi. Bagi Sulaiman angin
yang berpusar dan berhembus dengan perintahnya kenegeri yang telah Kami
berkati. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 21:81). Dan
dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu
mereka itu diatur dengan tertib. (QS. 27:17). Juga segolongan syaitan-syaitan
yang menyelam untuknya serta mengerjakan pekerjaan selain daripada itu;
dan Kami peliharakan mereka bagi Sulaiman. (QS. 21:82). Dikatakan
kepadanya: "Masuklah ke dalam istana itu." Maka ketika dia melihat lantai
istana itu, dikiranya kolam, dan disingsingkannya dari kedua kakinya.
Berkatalah dia Sulaiman:
"Sungguh itu adalah istana licin yang terbuat dari kaca". Berkata dia : "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku
berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS.
27:44). Apa jadinya jika kekuasaan yang dicapai oleh Nabi Sulaiman itu
dipegang oleh orang lain dan dibuat untuk kerusakan sesama manusia?
Sungguh sukar untuk dibayangkan. Dengan tidak mempersempit
pemikiran mengenai fenomena UFO, ETI, dan hal-hal lainnya yang berbau
71
makhluk luar angkasa, ada satu kemungkinan yang prosentasenya berbanding
sama, bahwa apa yang kita lihat selama ini dengan UFO dan berbagai
fenomena mengelilinginya tidak lain adalah sisa-sisa peradaban yang
dilestarikan oleh para Jin & Setan hingga hari ini dan diajarkan kepada
beberapa orang manusia tertentu atau Dajjal untuk membuat keributan didunia
ramai.
72
Alhasil, terungkap bahwa ukuran dan bentuk ruang di dalam tatanan kristal
tersebut menyebabkan cahaya dipantulkan dengan beragam sudut yang memiliki
perbedaan sangat kecil, dan dengannya memunculkan aneka warna. "Ekor merak
jantan memiliki keindahan yang memukau karena pola-pola berbentuk mata yang
berkilau, cemerlang, beraneka ragam dan berwarna," kata Zi, yang kemudian
mengatakan, "ketika saya memandang pola berbentuk mata yang terkena sinar
matahari, saya takjub akan keindahan bulu-bulu yang sangat mengesankan
tersebut." Zi menyatakan bahwa sebelum pengkajian yang mereka lakukan,
mekanisme fisika yang menghasilkan warna pada bulu-bulu merak belumlah
diketahui pasti. Meskipun mekanisme yang mereka temukan ternyata sederhana,
mekanisme ini benar-benar cerdas. Jelas bahwa terdapat desain yang ditata
dengan sangat istimewa pada pola bulu merak. Penataan kristal-kristal dan ruang-
ruang (celah-celah) teramat kecil di antara kristal-kristal ini adalah bukti terbesar
bagi keberadaan desain ini. Pengaturan antar-ruangnya secara khusus sungguh
memukau. Jika hal ini tidak ditata sedemikian rupa agar memantulkan cahaya
dengan sudut yang sedikit berbeda satu sama lain, maka keanekaragaman warna
tersebut tidak akan terbentuk.
Sebagian besar warna bulu merak terbentuk berdasarkan pewarnaan
struktural. Tidak terdapat molekul atau zat pewarna pada bulu-bulu yang
memperlihatkan warna struktural, dan warna-warna yang serupa dengan yang
terdapat pada permukaan gelembung-gelembung air sabun dapat terbentuk. Warna
rambut manusia berasal dari molekul warna atau pigmen, dan tak menjadi soal
sejauh mana seseorang merawat rambutnya, hasilnya tidak akan pernah
secemerlang dan seindah bulu merak. Telah pula dinyatakan bahwa desain cerdas
pada merak ini dapat dijadikan sumber ilham bagi rancangan industri. Andrew
Parker, ilmuwan zoologi dan pakar pewarnaan di Universitas Oxford, yang
menafsirkan penemuan Zi mengatakan bahwa penemuan apa yang disebut sebagai
kristal-kristal fotonik pada bulu merak memungkinkan para ilmuwan meniru
rancangan dan bentuk tersebut untuk digunakan dalam penerapan di dunia industri
dan komersial. Kristal-kristal ini dapat digunakan untuk melewatkan cahaya pada
73
perangkat telekomunikasi, atau untuk membuat chip komputer baru berukuran
sangat kecil.
Jelas bahwa merak memiliki pola dan corak luar biasa dan desain istimewa,
dan berkat mekanisme yang sangat sederhana ini, mungkin tidak akan lama lagi,
kita akan melihat barang dan perlengkapan yang memiliki lapisan sangat
cemerlang pada permukaannya. Namun, bagaimanakah desain memesona, cerdas
dan penuh ilham semacam ini pertama kali muncul? Mungkinkah merak tahu
bahwa warna-warni pada bulunya terbentuk karena adanya kristal-kristal dan
ruang-ruang antar-kristal pada bulunya? Mungkinkah merak itu sendiri yang
menempatkan bulu-bulu pada tubuhnya dan kemudian memutuskan untuk
menambahkan suatu mekanisme pewarnaan padanya? Mungkinkah merak telah
merancang mekanisme itu sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan desain
yang sangat memukau tersebut? Sudah pasti tidak. Sebagai contoh, jika kita
melihat corak mengagumkan yang terbuat dari batu-batu berwarna ketika kita
berjalan di sepanjang tepian sungai, dan jika kita melihat pula bahwa terdapat pola
menyerupai mata yang tersusun menyerupai sebuah kipas, maka akan muncul
dalam benak kita bahwa semua ini telah diletakkan secara sengaja, dan bukan
muncul menjadi ada dengan sendirinya atau secara kebetulan. Sudah pasti bahwa
pola-pola ini, yang mencerminkan sisi keindahan dan yang menyentuh cita rasa
keindahan dalam diri manusia, telah dibuat oleh seorang seniman. Hal yang sama
berlaku pula bagi bulu-bulu merak. Sebagaimana lukisan dan desain yang
mengungkap keberadaan para seniman yang membuatnya, maka corak dan pola
pada bulu merak mengungkap keberadaan Pencipta yang membuatnya. Tidak ada
keraguan bahwa Allahlah yang merakit dan menyusun bentuk-bentuk mirip kristal
tersebut pada bulu merak dan menghasilkan pola-pola yang sedemikian memukau
bagi sang merak. Allah menyatakan Penciptaannya yang tanpa cacat dalam sebuah
ayat Al Qur'an: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang
Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik Bertasbih
KepadaNya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa
lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Hasyr, 59:24
74
36. Garis Edar
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan
bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. "Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi
bergerak dalam garis edar tertentu. "Dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui
pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per
jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini
berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari.
Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya,semua bintang di alam semesta berada
dalam suatu gerakan serupa yang terencana. Keseluruhan alam semesta yang
dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an
sebagai berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing
terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai
planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda
langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat
teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis
edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang
lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang
ditetapkan baginya.
75
Semua benda langit termasuk planet, satelit yang mengiringi planet, bintang,
dan bahkan galaksi, memiliki orbit atau garis edar mereka masing-masing. Semua
orbit ini telah ditetapkan berdasarkan perhitungan yang sangat teliti dengan
cermat. Yang membangun dan memelihara tatanan sempurna ini adalah Allah,
Pencipta seluruh sekalian alam.
76
Ayat ke-11 dari Surat Ath Thaariq dalam Al Qur'an, mengacu pada fungsi
"mengembalikan" yang dimiliki langit.
"Demi langit yang mengandung hujan." (Al Qur'an, 86:11)
Kata yang ditafsirkan sebagai "mengandung hujan" dalam terjemahan Al
Qur'an ini juga bermakna "mengirim kembali" atau "mengembalikan".
77
DAFTAR PUSTAKA
Anthes, Richard A.; John J. Cahir; Alistair B. Fraser; and Hans A. Panofsky, 1981,
The Atmosphere, s. 269; Millers, Albert; and Jack C. Thompson, 1975,
Elements of Meteorology. 141-142
Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley
Publishers, s. 27
78
Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood
Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205
Kanginan, Marthen.2006.Fisika Untuk SMA Kelas XI Jilid 2B. Jakarta: Erlangga
Zemansky, Sears. 1994. Fisika untuk Universitas 1. jakarta: Binacipta
http://www.sciencedaily.com/release/2007/11/071105103936.htm.
http://elfarid.multiply.com/
http://www.infonuklir.com/modules/news/article.php?storyid=22
http://www.jps.net/bygrace/index. html Taken from Big Bang Refined by Fire by
Dr. Hugh Ross, 1998. Reasons To Believe, Pasadena, CA.
http://www.islamicity.org/Science/960703A.htm
http://www.divshare.com/download/2296456-ec6
http://elfarid.multiply.com/journal/item/276/
79