Anda di halaman 1dari 2

Kitab Aqidatul Awam adalah kitab kecil yang menjelaskan ilmu tauhid.

Dikemas dalam bentuk syair, kitab ini begitu akrab di kalangan para
santri, bahkan hampir setiap pesantren menggunakan kitab ini.

Pengarang kitab ini adalah Syaikh Ahmad al-Marzuqi al-Maliki al-


Makki. Beliau dilahirkan di Mesir, kemudian mengajar di Mekkah dan
diangkat menjadi mufti mazhab Maliki di sana.

Kitab nadzom kecil ini memiliki beberapa penjelasan atau syarh, di


antaranya adalah kitab Tahshil Nail al-Maram Libayani Mandhumah
‘Aqidah al-‘Awam yang beliau karang sendiri, Nurudh Dhalam ‘alaa
Mandhumah ‘Aqidah al-‘Awam karya Syaikh Nawawi al-Bantani
dan Tashil al-Maram liDaarisil Aqidatil Awam gubahan Syaikh Ahmad
al-Qaththa’aniy al-‘Aysawiy, juga Jala’u al-Afham Syarh Aqidatul
Awamyang dikumpulkan oleh kyai Muhammad Ihya Ulumuddin asal
Malang.

Dikisahkan dalam kitab Jalau al-Afham, bahwa para Ulama mengutip


cerita yang menakjubkan tentang sebab digubahnya Aqidatul Awam dari
pengarang nadzom ini. Sesungguhnya Syaikh Ahmad Al-Marzuqi, sang
pengarang, melihat Nabi Saw dan para sahabatnya beridiri mengelilingi
beliau dalam mimpinya.

Rasulullah Saw mengatakan pada beliau: “Bacalah syair tentang tauhid,


jika seseorang menghafalnya maka ia akan masuk surga, juga akan
mendapatkan sesuatu yang ingin dicapainya berupa kebaikan yang
sesuai dengan Al-Quran dan hadis”.

Syekh Al-Marzuki kemudian bertanya kepada Rasulullah Saw:


“Bagaimana syair itu wahai Rasulullah?”

Para Sahabat kemudian berkata: “Dengarkanlah apa yang diucapkan


oleh baginda Nabi Saw!”

Maka Rasulullah berkata: “Katakanlah, ‫من‬ َّ ‫ أ َ ْبدُ بِاس ِْم هللا َو‬sampai akhir
ِ ‫الر ْح‬
bait, yaitu ‫ فِ ْي َها َك ََل ُم ْال َح َك ِم ْال َع ِلي ِْم‬# ‫ف ْال َخ ِل ْي ِل َو ْال َك ِلي ِْم‬ ُ ‫ص ُح‬ ُ ‫و‬,
َ Rasulullah mendengar
Al-Marzuqi menyebutkan syair tersebut sampai selesai. Ketika bangun
dari tidurnya, beliau langsung membaca kembali apa yang telah
didapatkannya dalam mimpi, spontan beliau menghafalnya dalam
keadaan utuh dari awal bait hingga akhir.

Kemudian beliau melihat baginda Nabi untuk yang kedua kalinya di


waktu sahur dalam keadaan tidur. Nabi Saw berkata kepadanya:
“Bacalah apa yang telah kau himpun di dalam hatimu”.

Al-Marzuki pun membacanya dari awal hingga akhir dalam keadaan


berdiri di hadapan Rasul, dan para sahabat mengelilinginya sambil
mengucapkan “‫ ”آمين‬di setiap akhir baitnya.

Tatkala beliau mengkhatamkan bacaannya, Rasulullah Saw berkata,


“Allah telah memberikan taufik kepadamu pada keridhaanya, dan
menerima nadzom itu, memberkahimu dan orang-orang mukmin, dan
para hamba Allah Swt dapat memanfaatkannya, Amiin”.

Setelah itu Al-Marzuqi ditanya orang-orang tatkala mereka mengetahui


nadzom tersebut, ia pun menjawab pertanyaan mereka, sekaligus
menambahkan nadzom tersebut:

‫ فَ َحقُّهُ الت َّ ْس ِل ْي ُم َو ْالقَب ُْو ُل‬# ‫س ْو ُل‬ َّ ‫َو ُك ُّل َما أَتَى ِب ِه‬
ُ ‫الر‬

(wa kullu ma ata bihi ar-rosulu # fahaqquhu at-taslimu wal qobulu)

hingga selesai yaitu sampai pada bait,

‫ُج َّم ِل‬ ) ‫غ ِّر‬ ُ ‫ي‬ُّ ‫َح‬ ‫ار ْي ُخها ( ِل ْي‬ ِ َ ‫ ت‬: ‫ْال ُج َّمل‬ ِّ‫ِبـ َع ِد‬ ) ٌ ‫َمـي‬
‫ْـز‬ ( ‫أ ْبيَات ُ َها‬
‫اجب فِي ال ِدِّي ِْن بِالت َ َم ِام‬
ِ ‫ـن َو‬ ْ ‫ ِم‬: ‫عـ ِقـ ْيدَة َ ْالـعَ َوام‬
َ ‫سـ َّمـيْـتُـ َها‬
َ .
Begitulah asal mula al-Marzuqi mengarang kitab ini. Awalnya nadhom
ini berjumlah 26 bait. Karena kecintaannya kepada baginda Nabi Saw, ia
pun menambahkan 31 bait lagi, sehingga jumlah keseluruhannya
menjadi 57 bait.

Anda mungkin juga menyukai